NovelToon NovelToon
Istri Dari Ketua Geng Motor

Istri Dari Ketua Geng Motor

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16.8k
Nilai: 5
Nama Author: Laura Putri Lestari

Air mata terus mengalir dari sepasang bola mata abu-abu yang redup itu. Di dalam kamar sempit yang terasa semakin menyesakkan, Aria meringkuk, meratapi nasib yang menjeratnya dalam belenggu takdir yang tak pernah diinginkannya. Aria, gadis polos nan culun, begitu pendiam dan penurut. Orang tuanya memaksanya untuk menikah dengan anak dari bos ayahnya, sebagai jalan keluar dari kejahatan sang ayah yang telah menggelapkan uang perusahaan. Aria tidak berani menolak, tidak berani melawan. Ia hanya bisa mengangguk, menerima nasib pahit yang seolah tak ada ujungnya.

Tanpa pernah ia duga, calon suaminya adalah Bagastya Adimanta Pratama, lelaki yang namanya selalu dibicarakan di sekolah. Bagastya, si ketua geng motor paling ditakuti se-Jakarta, pemimpin SSH yang tak kenal ampun. Wajahnya tampan, sorot matanya dingin, auranya menakutkan. Dan kini, lelaki yang dikenal kejam dan berbahaya itu akan menjadi suami dari seorang gadis culun sepertinya. Perbedaan mereka bagaikan langit dan bumi—mustahi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laura Putri Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

First Kiss

Sebuah motor telah memasukki perkarangan rumah megah Ibrahim. Aria menuruni motor tanpa harus dibantu oleh Bagastya, jika Bagastya menggendongnya lagi maka dia benar benar akan Baper.

"Assalamualaikum" ucap pasangan suami istri itu saat memasukki rumah megah itu.

"Waalaikumsalam, kalian udah sampe?"

"Ya iya lah ma, masa gak sampe" jawab Bagastya yang kesal mendengar kalimat basa basi dari mamanya

"Ih kamu itu gak tau banget orang lagi basa basi juga" tangan Maudy Tingin mencubit Bagastya tapi laki-laki itu sudah lari terlebih dahulu. Maudy tersenyum saat melihat Aria berdiam diri di depan pintu. Menantunya itu masih saja malu untuk menginjakkan kaki di rumahnya ini.

"Ayo sayang kita kedapur" Aria menatap Maudy lalu mengangguk tersenyum. mereka berjalan ke arah daput, seketika dahi Aria mengernyit saat melihat dapur yang kosong tidak ada orang"

"Ma, Bi Lala kemana?"

"Owh bi Lala izin menginap di rumah sakit, anaknya yang dikampung sedang sakit dan sekaran berada di ICU"

"inalillahi, gimana kabar anak Bi lala sekarang ma?"

"Mama dengar-dengar tadi katanya udah di pindahkan ke ruang rawat inap."

"Alhamdulillah" Maudy tersenyum mendengar ucapan syukur dari Aria, malahan gadis itu sama sekali tidak mengenal anaknya Bi Lala.

"kita doakan semoga anaknya Bi Lala cepat sembuh ya nak"

"aamiiiin" Maudy langsung melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda tadi.

Aria melihat mertuanya bekerja sendirian, dirinya langsung saja membantu mertua nya itu. Setelah semua makanan jadi, aria langsung saja menyusun semua piring dan di letak dengan rapi diatas meja, Maudy berjalan menuju ruang keluarga melihat suami dan anaknya tengah bermain dengan sebuah kartu yang tidak salah namanya kartu UNO.

"Sayang, Bagas Ayo makan" Kedua laki-laki itu mengangguk dan berjalan menuju meja makan

Selama dimeja makan terjadilah keheningan hingga Ibrahim membuka percakapan.

"Malam ini ada pasar malam di taman dekat danau, kita kesitu yuk nanti" Aria tersenyum mendengar Ajakan ibrahim.

"Mager ah, mau tiduran aja di rumah" Maudy mendengus mendengar jawaban anaknya itu.

"ngapain sih mager-mageran terus gak baik untuk tubuh. yang penting nanti kita akan pergi ke pasar malam berempat titik." mendengar ucapan maudy barusan membuat Bagastya mendengus kasar, jika mamanya telah berkata seperti itu makan tidak ada yang namanya penolakan.

Setelah makan Aria izin pergi kekama karena dia belum mandi soreh tadi, dia akan mandi di sini dan untung saja bajunya masih ada yang ditinggalkan di sini. Setelah selesai mandi Aria keluar dengan mengenakan handuk yang hanya sebatas pahanya. betapa terkejutnya Aria saat melihat Bagastya juga berada di dalam kamar dengan bertelanjang dada.

Sedangkan Bagastya tepana dengan bentuk tubuh Aria yang bisa di bilang sangat ideal. wanita itu benar-benar berbeda jika di rumah. dia tidak culun lagi, kaca mata nya bahkan tidak pernah di pakai jika berada di rumah. bahkan wajah gadis itu sangat cantik sekarang dengan bibir yang memiliki warna merah asli tanpa polesan lipstik. Bagastya melangkah mendekati Aria, difikiran Bagastya hanya ada sebuah nafsu dimana dia sangat terpana dengan bibir itu dia ingin menyicipi bibir merah itu. ntah kanapa bibir itu sangat membuatnya tertarik.

Aria yang melihat Bagastya mendekat seketika melangkah mundur. "Ba-Bagas kamu ngapain maju?" tanya Aria bingung

"menurut lo?" ntah apa yang telah membutakan fikiran Bagastya, laki-laki itu tetap melangkah maju hingga punggung aria menabrak pintu kamar mandi yang berada di belakangnya.

Aria memejamkan matanya saat melihat Bagastya memajukan kepalanya. ntah apa yang sedang difikirkan gadis itu sekarang, tapi jantung nya benar-benar berdetak tak normal. dengan mata yang masi tertutup Aria mengernyitkan dahinya. dia tidak merasakan apa yang akan dilakukan suaminya itu dengan dirinya. Aria membuka kelopak matanya dan langsung disuguhi wajah Bagastya yang sedang tesenyum miring.

"Lo pikir gua mau cium lo?" senyumnya makin mengembang melihat Aria yang tergugup.

Aria tersentak saat handuk yang menutupi setangah badannya ditarik oleh Bagastya, lalu laki-laki itu langsung membuka pintu kamar mandi yang berada dibelakang aria dan memasukki kamar mandi tanpa melirik Aria yang tengah berdiri mematung didepan pintu kamar mandi dengan keadaan tubuh tanpa sehelai benang sedikit pun.

Aria tersadar sekarang tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya, dia langsung berlari memasukki Walk in Closet dan dengan cepat memakai pakaiannya, dan tidak lupa dia sudah menyiapi pakaian yang akan digunakan oleh Bagastya. walaupun diperlakukan tidak baik oleh suaminya, aria tetap tidak ingin berdosa karena melepas kewajibanya kepada suaminya.

sedangkan Bagastya tengah berkaca di den wastafel memikirkan apa yang dia perbuat tadi. dia benar-benar seperti sedang dikendlikan oleh fikirannya sendiri. Dirinya hampir saja mencium gadis itu tadi, saat bibirnya dengan bibir Aria hampir bersentukan dirinya seketika tersadar dengan apa yang dirinya laku kan.

--

Searang keempat orang itu yang tak lain Bagastya, Ara, Ibrahim dan Maudy telah bersiap di halaman depan rumah.

"Pa sini kunci mobilnya, biar Bagas yang bawa" Ucap Bagastya

"Dih apaan, gak ya. kamu teta naik motor kamu" Bagastya menaikkan sebelah alisnya, saat Ibrahim memasukki garasi. ntah apa yang akan dilakukan orang tua itu?

"Mama sama papa tuh mau pacaran juga bukan kalian berdua saja."

Vrom...Vrom....

Ibrahim keluar dari garasi sambil menunggangi sepeda motornya, Aria berdecak kagum melihat gaya papa mertuanya itu yang sangat lah keren.

"Bagas ayo kita Double date" Bagastya mendengus mendengar ucapan ibrahim.

"Hmm" Bagastya menarik tangan Aria mengajak gadis itu ke motornya.

Sesampainya dimotor Bagastya memegang pinggang aria ngin mengangkat gadis itu duduk di jok belakang. dan tentu saja aria menolak karena sekarang dia sedag tidak memakai rok. dan penolakan aria itu tidak didengar oleh Bagastya, laki-laki itu tetap mengangkatnya dan menduduk kan dirinya di jok belakag. sedangkan kedua orang lanjut usia yang sialnya masih terlihat awet muda itu tersenyum menyaksikan kemesraan anak dan menantunya.

Melihat Anaknya telah bersiap di atas motor, Ibrahim menjalankan motornya ke arah pasar malam yang mereka maksud. di tengah tengah perjalanan Aria hanya duduk menatap sekitar jakarta yang ntah kenapa sekarang tidk telalu macet. dan ntah apa yang terjadi Bagastya menarik tanganya lalu meletakkannya di pinggang laki laki itu.

"Kita udah ketinggalan jauh sama papa, sekarang peluk erat-erat karena gua mau ngebut. dan kalo gak berani pejamkan mata lo" tanpa menunggu jawaban Aria Bagasty langsung saja menarik pedal gas nya kuat kuat mencari keberadaan motor papa nya jauh didepan sana.

Sedangkan Aria dia tengah memeluk Bagastya dan memejmkan matanya, dadanya berdetak kencang saat ini bukan karena dirinya salting atau baper tapi karena dirinya tengah ketakutan di bawa ngebut olah suaminya ini. tak lama Bagastya telah menemukan keberadaan motor papanya.

Aria melonggarkan peukannya saat merasakan laju motor bagastya telah normal. tapi dia tidak meleaskan pelukannya bukan karena ingin modus tapi untuk jaga-jaga jika laki-laki itu mengebut lagi.

setelah sampai di pasar malam, aria langsung menuruni motor Bagastya dan menghampiri mama mertuanya yang juga baru turun dari motor Ibrahim. mereka berjalan memasukki pasarn malam barengan.

"Mau naik wahana atau main dulua?" Tanya ibrahim dan dengan kompak juga kedua wanita itu mejawab

"Wahana" Maudy dan Aria bersitatap dan tak lama mereka tertawa.

"So, mau wahana apa duluan" kali ini yang bertanya Bagastya.

"Biag lala"

"Komedi Putar" Bagastya mengernyitkan dahi saat mendapatkan jawaban yang berbeda

"JAdi mau yang mana dulu?"

"Biang lala aja deh, nanti baru komedi putar" Ibrahim,Maudy, dan BAgastya menangguk.

Bagastya berjalan duluan menuju kasir pembelian tiket biang lala lalu laki-laki itu kembali dengan membawa empat buah tiket biang lala.

"Nah jadi kita naiknya dua-dua ya" ucap Maudy

"Loh? kok gitu ma? biang lalanya kan besar. bisa muat itu empat orang" Perotes Bagastya

"kami itu mau pacaran, udah lama nih gak pacaran lagi" Ucap Ibrahim sambil merangkul pinggang istrinya.

tak lama megantri, Mereka pun menaiki biang lala itu. Saat di biang lala Bagastya mengernyitkan dahinya yang melihat Aria hanya menatap pemandangan tanpa mengabadikannya, jiak bersama Vanessa pasti cewe itu akan sibuk berfoto ria

"lo gak fotoin pemandangannya?" Aria menggeleng

"HP lu apa gunannya kalo gak pernah di pake foto" Aria mendengus mendengar kata-kata itu

"HP aku tu HP butut. jadi mau bukak kamera aja susah banget. cuamn bisa buka WhattsApp sama dengar lagu" BAgasya tertegun mendengar itu, ternyata di jaman sekarang masih ada anak remaja yang menggunakan HP butut.

Bagastya memperhatikan wajah Aria, jika dilihat-lihat wajah gadis ini memanglah cantik bahkan gadis ini memiliki wajah yang kebarat-baratan walau tidak terlalu kelihatan. Dan sekarang mata laki-laki itu tertuju lagi kepada bibir mungil yang memiliki warna merah alami itu.

Bagastya memajukan kepalanya kepada Aria. Semakin dekat, semakin dekat hingga.

Cup

Aria melebarkan matanya saat merasakan benda kenyal menempel pada bibirnya. Tadi dirinya tengah melihat pemandangan kota jakarta di seklilingnya, saat dia berbalik wajah Bagastya telah berada di depannya dengan bibir mereka yang menyatu.

Aria ingin menjauhkan wajah nya tapi Bagastya menahan tegkuknya, laki laki itu mulai menggerakkan bibirnya merasakan betapa manis bibir istrinya ini. sedangkan Aria hanya terdiam, jantungnya benar-benar rasanya mau copot.

Bagastya melumat bibir itu cukup lama hingga Aria hampir kehabisan asokkan udara dan berusaha mendorong Bagastya. untunglah biang lala yang mereka naiki berhenti dipuncak dan berenti sejenak selama lima menit sehingga tidak ada orang yang melihat perbuatan mereka. Bagastya melepas pungutannya dengan nafas yang terengah-engah dia mengusap bibir gadis itu dengan jempolnya.

"Bibir lu hanya punya gua, gak ada ang boleh menyicipnya selain gua"

--

1
JoddyRizka Permana Putra
baik
Retno Harningsih
up
Neneng Dwi Nurhayati
kak buat Aria pergi jauh dari Bagas,kasian
Nabila
jangan berharap dengan orang yang gak mengerti dengan perasaanmu aria, carilah orang yg benar benar sayang kamu , bagastya pasti akan menyesal menyakiti cewek sebaik kamu
Erma Triwiyatmi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!