Berawal dari sebuah insiden menabrak mobil, Nayra harus terikat oleh sebuah pernikahan yang menjadikannya istri kedua dari seorang pria yang dingin.
Pria yang akan menjeratnya dengan cinta yang sangat besar, yang akan membawanya ke sebuah kehidupan yang tak pernah Nayra bayangkan.
Ada banyak part awal yang banyak kesalahan dalam penulisan yang belum sempat direvisi 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
IG: mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 29
Sementara itu di ruang kerja Dion.
"Maaf, Nayra. Aku tadi bersikap arrogan dan mengancam mu. Aku tidak ingin kau keluar dari cafe ku. Lebih tepatnya lagi, aku tidak ingin kehilanganmu." Gumam Dion.
...🍀🍀🍀...
Perusahaan Kenz. Drc.
"Jim, malam ini apa masih ada pertemuan?" Tanya Kenzo, pada sahabat sekaligus asisten pribadinya.
"Malam ini kita ada pertemuan dengan perusahaan Jaco."
"Kau atur ulang jadwalnya." Perintah Kenzo.
"Tapi tuan, kita sudah mengatur pertemuan dengan perusahaan Jaco. Dari seminggu yang lalu."
"Kau atur ulang jadwal pertemuannya, atau kau batalkan saja. Aku harus pergi ke suatu tempat." Kenzo berbicara dengan tegas.
"Baik, tuan." Jimy tidak bisa menolak perintah tuannya. "Pasti ingin pergi ke tempat Nyonya Nayra." Gumam Jimy, dalam hati. Jimy yang sangat mengenal tuan Kenzo, sudah dapat menebak kemana tuannya itu akan pergi.
...🍀🍀🍀...
Setelah pulang kerja, Nayra berjalan keluar Cafe menuju tempat biasa dia menunggu taxi bersama Novi. Tapi hari ini Nayra, berjalan sendirian karena Novi sedang lembur kerja.
"Tin ..tin ... "
Suara klakson mobil terdengar dari arah belakang. Nayra yang terkejut langsung menolehkan kepalanya, menatap mobil yang berhenti disampaikannya. Dilihatnya Pak Dion, keluar dari dalam mobil.
"Nayra, ayo aku antar pulang!" Dion membuka pintu mobilnya, mempersilahkan Nayra untuk masuk.
"Em, terima kasih Pak. Aku naik taksi saja." Tolak Nayra, dengan sopan.
"Ayolah masuk! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Pinta Dion.
"Bicara apa, Pak? Di sini saja!"
"Ini hal penting, tidak bisa dibicarakan di sini. Jadi ikutlah denganku!" Dion benar-benar memohon pada Nayra.
Nayra yang sebenarnya masih kesal pada Dion, akhirnya mau tidak mau ikut masuk kedalam mobil.
.......
Sementara itu dari kejauhan, ada sebuah mobil mewah yang di dalamnya ada sepasang mata yang menatap tajam pada kedua orang tersebut.
***
Nayra yang masih kesal dengan sikap Dion, tadi siang kepadanya. Lebih memilih diam saja, menatap kearah jendela samping mobil.
"Nayra, kau masih marah dengan sikapku tadi siang?" Dion menatap sekilas pada gadis disampingnya.
"Tidak, aku hanya sedikit kesel saja." Nayra berusaha bersikap jujur.
Dion yang mendengar kejujuran Nayra, hanya tersenyum kecil.
"Aku minta maaf, jika membuatmu kesal. Aku melakukan semua itu, karena aku ingin profesional dalam pekerjaan." Dion kembali menatap Nayra, tanpa menghilangkan konsentrasinya dalam menyetir.
"Iya, Dion. Aku paham."
"Nay, kita mampir ke Cafe deket taman ya! Ada yang ingin aku bicarakan padamu."
"Ingin bicara apa? Kenapa tidak disini saja?"
"Nanti, aku jelaskan. Sekalian aku ingin mentraktirmu." Dion tersenyum pada Nayra.
"Bener nih, mau traktir aku?" tanya Nayra, dengan tersenyum manis.
"Tentu saja." Dion mengacak-acak rambut Nayra, dengan gemas. "Kau boleh pesen makanan dan minuman yang kau inginkan."
"Asik ..." Nayra tertawa bahagia. "Eh, bisa tidak? Traktirannya bayarin uang denda,aku, yang sepuluh kali lipat itu?" tanya Nayra, dengan tersenyum lebar.
"Nayra ..!" Dion pura-pura marah pada Nayra.
"Hehehe, aku bercanda kok." Nayra terkekeh.
Setelah beberapa menit, mobil yang mereka tumpangi telah sampai di sebuah Cafe yang terletak dekat taman kota. Nayra dan Dion memasuki cafe, lalu duduk di kursi yang menghadap ke arah taman.
"Oh ya, tadi ingin bicara apa?" Tanya Nayra, setelah mereka memesan makanan.
"Nanti saja, setelah kita makan." Dion masih gugup, untuk mengatakannya. Makanya ia sengaja mengulur waktu.
"Oke..." Jawab Nayra.
Tak lama kemudian makanan dan minuman yang dipesan oleh mereka datang. Nayra makan dengan sangat lahap, karena sedari tadi perutnya sudah sangat lapar.