Istri Dari Ketua Geng Motor

Istri Dari Ketua Geng Motor

Perjodohan

Where the North wind meets the sea

There's a river full of memory

Sleep, my darling, safe and sound

For in this river, all is found

⁓⁓⁓⁓⁓

In her waters, deep and true

Lie the answers and a path for you

Dive down deep into her sound

But not too far or you'll be drowned

Nyanyian itu menyelusup lembut ke dalam tenda, membangunkan seorang pemuda dari tidurnya. Pemuda itu keluar matanya menatap hutan yang sunyi, mencari-cari siapa yang menyanyikan lagu indah di tengah malam ini. Dia tidak merasa takut sama sekai, dia yakin jika  suara itu berasal dari seorang manusia.

Saat berjalan mengelilingi tenda-tenda yang berada disana, saat mendekati sungai, ia melihat seorang gadis remaja duduk di bawah pohon rimbun dengan posisi memunggunginya dan menatap ke arah bulan purnama. Ia tak bisa melihat wajah gadis itu, hanya siluet punggung yang dihiasi rambut panjang serta gaun vintage bermotif bunga-bunga, tampak mempesona di bawah sinar rembulan...

Yes, she will sing to those who'll hear

And in her song, all magic flows

But can you brave what you most fear?

Can you face what the river knows?

⁓⁓⁓⁓⁓

Where the North wind meets the sea

There's a mother full of memory

Come, my darling, homeward bound

When all is lost, then all is found

..... Suara yang begitu indah dan mempesona.

--

Kriiing... kriing...

Bel berbunyi, menandakan berakhirnya jam sekolah. Di dalam kelas yang hampir kosong, Aria masih mencari-cari kacamata yang entah kemana perginya.

"dimana sih kaca mata aku" Tasnya sudah diobrak-abrik hingga seluruh isinya tercecer di atas meja, namun kacamata itu tetap tak ditemukan.

Dengan perasaan pasrah, Aria keluar kelas, menyadari waktu yang semakin sore dan tugasnya yang menunggu di tempat kerja. Saat melewati tong sampah dekat gerbang sekolah, ia tak sengaja melihat benda yang dicarinya tergeletak di sana.

"Astagfirullah..." hanya itu yang bisa diucapkannya sambil menghela napas panjang. Aria tahu pasti ini ulah teman-teman kelasnya yang memang suka mengerjainya. Aria lanjut berjalan ke gerbang sekolah.

vroom... vrooom....

suara motor itu ia sangat mengenalinya, motor seorang most wanted yang sudah menjadi primadona di sekolah ini yaitu Bagastya. Seorang yang sudah ia kagumi semenjak kelas 10 dulu. orang yang satu satunya membuat dia terpana pada pandangan pertama. Tapi sayangnya Bagastya sudah memiliki pacar yang mana tentu saja tidak akan dapat disandingi dengan dirinya yaitu Vanessa.

Vanessa juga merupakan mots wanted di sekolah ini, dengan wajah yang cantik dan fisik yang ideal sangat cocok bila disandingkan dengan Bagastya. sedangkan dirinya, hanya seorang gadis culun dengan wajah yang tidak cantik dan fisik yang tidak ideal. Ntah mengapa ia bisa jatuh hati kepada Bagastya, dan pastinya laki-laki itu tidak akan pernah melirik dirinya.

Disana ia melihat Bagastya sedang menunggangi kuda besinya dan Vanessa duduk di jok belakang dengan memeluk erat pinggang Bagastya.

"untuk apa sih ngelihat mereka, kan cari penyakit namanya" dadanya terasa perih setiap melihat kedua most wanted itu berbarengan. apa lagi saat di kelas, ia memilih untuk tidak menolehkan kepalanya ke arah mereka berdua yang sedang bermesraan.

Aria menggelengkan kepala, lalu memutuskan untuk pergi ke caffe tempat dia bekerja. Aria itu sebenarnya bukan berasal dari keluarga yang miskin dan juga bukan yang kaya. ia bekerja untuk mendapatkan uang sakunya sendiri, hanya karena sebuah kesalahan yang tidak sengaja Aria lakukan kepada adiknya Arian. Marco, ayahnya tidak lagi memberikan uang jajan sebagai hukuman. Marco seorang Menejer utama di sebuah Perusahaan yang cukup terkenal yaitu AdiCom yang Dimana pastina Marco mendapatkan gaji yang cukup tinggi.

Dulu disaat bundanya masih ada, Aria hidup dikeluarga yang cemara dimana sat itu Marco sangat menyayanginya. Tapi sangat di sayangkan Marco ternyata berselingkuh dan telah memiliki seorang anak laki laki di saat umurnya 3 tahun.

Hingga tibalah di saat Aria berusia 10 tahun, semua kelakuan Marco terbongkar, wanita selingkuhan ayahnya itu datang ke acara ulang tahunnya dengan membawa serang anak laki-laki yang saat itu berusia 7 tahun,

Bundanya yang saat itu memang sedang kurang sehat langsung terpingsan saat itu juga. Dengan cepat bundanya dilarikan ke UGD dan sangat disayangkan bundanya tidak dapat di selamatkan karena serangan jantung. Dunia Aria terasa akan runtuh seketika, orang yang sangat ia sayangi telah pergi. Tak lama dari kepergian bundanya, Marco telah mengajak anak dan istri simpanannya untuk tinggal di rumah yang ia tempati di bandung. Tanpa di sangka tenyata sikap Marco yang awalnya menyayangi dirinya perlahan mulai berubah menjadi tidak peduli kepadanya dan Aria sangat kecewa akan hal itu.

Tapi Aria ingat, sebelum dinyatakan meninggal, ibunya sempat memberikannya sebuah kalimat yang entah apakah ia bisa melakukan itu

"jangan membenci ayah dan ibu tirimu sayang, jadilah anak yang baik walaupun dalam hatimu sangat membenci mereka. Ingat, bunda pergi bukan karena mereka tapi karena Allah sayang sama bunda."

Kata kata yang cukup panjang dari bundanya itu sangat membuatnya bingung, Dia sangat membenci mereka berdua tapi dia juga tidak mau mengecewakan bundanya.

Aria menghela nafas mengingat hal itu, ia memasukki sebuah Caffe yang cukup ramai dengan pengunjung, dia pergi ke toilet untuk menukar seragam sekolah nya dengan pakaian kerjanya. Ia sudah cukup lama bekerjaa disini dan ia cukup nyaman walaupun pekerja di sini tidak ada yang mau berteman dengannya ntahlah karena apa, dia pun juga tidak tau. Ia akan bekerja dari jam lima soreh hingga jam sebelas malam atau hingga caffe ini tutup.

--

Di ruangan besar terdapat puluhan orang sedang melakukan party atas kemanangan yang mereka rasakan. Disana Bagastya selaku ketua geng sendang menikmati semangkuk Beer ditangannya. Dia terlihat tidak semangat, pikiran nya berkelana memikirkan apa yang ayahnya ucap tadi

Flashback on

“oh ayolah Pa, masa aku dijodohin sama cewe culun itu” Bagastya mengejar ayah nya

“Papa gak mau tau, kamu harus nikah sama dia" ucap mutlak ibrahim

" owh c'mon pa, papa kan sudah tau i have a girlfriend"

"pacar kamu yang beda agam itu?, kamu itu harus sadar, dia itu tidak bisa kamu miliki, kepercayaan aja udah beda, dan papa gak akan rela kalo kamu pindah agama."

" pa dia bisa kok masuk ke islam, dia udah janji itu sama Bagas"

" klo dia bisa, apakah keluarganya rela?" Bagastya terdiam

" gak bisa jawab kan kamu"

Maudya yang melihat itu tersenyum memegang bahu anaknya " Nak, gak baik mengambil seorang wanita dari ayahnya tanpa mendapatkan restu"

Maudya memeluk Bagas menenangkan "ikutilah kemauhan papamu nak, mama yakin wanita yang kamu bilang culun itu adalah wanita yang terbaik untuk kamu.?

" kenapa aku harus di jodohkan?, apa yang mereka perbuat hingga harus dijodohkan dengan aku pa, ma?"

"ayahnya telah memakan uang perusahaan, dan mereka tidak dapat mengganti uang itu, lalu mereka menyerahkan salah satu anaknya untuk bekerja di rumah kita" Ibrahim mendengar itu menghela nafas

"Mama kamu kenal sama cewe itu..."

"iya dia adalah salah satu pekerja di Caffe yang mama buka di dekat sekolah kamu, dia itu baik, dan sangat ramah. mama yakin dia akan membawa pengaruh baik sama kamu. kamu mau kan nak dijodohin sama dia, demi mama sayang" Maudya mencoba membujuk Bagastya

Huft.....

Flashback off

Mengingat nya saja sudah membuatnya kesal, apa yang akan dibilang kawan kawan nya jika dia menikah dengan Aria gadis yang terkenal culun seantero SMA AdiSchool.

“Boss” Bagastya menoleh kearah Farhan yang memanggilnya lalu mengangkat salah satu alisnya sebagai tanda tanya.

“besok kami mau main bolpan, lo mau ikut gak”

“gak deh, kalian aja, gua ada urusan”

“Dih sok sibuk lo boss”

“diem lu ye, gak gua traktir lagi nanti” Farhan yang mendengar itu membulatkan mata.

“jangan gitu dong boss. Kidding aja tadi heheh”

“hmm”

Besok ia harus pergi membeli mas kawin dan fitting baju karena Ibrahim menginginkan dia menikah di hari minggu sedangkan sekarang hari ini kamis itu tandanya tinggal dua hari lagi, emang gila Papanya itu.

--

Aria tersenyum melihat sekeliling Caffe “akhirnya selesai juga”

Dia melihat jam ternyata sudah jam setengah duabelas malam, dia harus cepat cepat pulang sebelum Marco memarahinya, sebenarnya dia sudah izin kepada ayahnya untuk pulang jam sebeas malam karena ia bekerja, Marco memberinya izin tapi jam 12 malam harus sudah ada di rumah. Ituah mengapa ia ingin cepat cepat pulang sekarang.

Saat telah sampai di halaman rumahnya, ia berjalan ke arah samping rumah nya menuju taman belakang, di sana terdapat sebuah kamar yang terhubung langsung dengan dapur, atau dapat di bilang kamar yang dia tempati adalah kamar pembantu. Kamar yang ia tempati dari umurnya 9 tahun yang lalu, dimana saat itu ibunya masih hidup.

Huft…

“Lelah sekali Ya Allah” tanpa Aria sadari ia telah terlelap tanpa mengganti pakaianya.

Keesokan paginya….

“Ariaaa Cepaaat, kamu ingin sarapan atau tidak” Aria berlari dari kamarnnya menuju meja makan saat mendengar panggilan dari Rini ibu tirinya. Cepat cepat ia duduk di dekat adik tirinya ia melihat rini dan marco menatapnya tajam.

“Maaf Yah, Bu aku telat” Aria pun duduk lalu mengambil makanan yang telah di siapkan.

Setelah selesai makan “Aria, ada yang ingin ayah bicarakan sama kamu”

Aria mengikuti Langkah ayahnya ke ruang tamu lalu duduk didepan ayahnya

“ada apa yah?"

“ayah akan menjodohkan kamu dengan anak CEO di Perusahaan ayah bekerja” tentu saja Aria kaget mendengarnya.

“kenapa aku yah”

“Lalu siapa lagi, adikmu laki-laki tidak mungkin menikah dengan laki-laki”

“Maksudku, kenapa ayah menjodohkan aku?”

“karena ayah ketauhan memakai duit Perusahaan” ucap marco santai

“ ayah korupsi?” Aria tidak percaya ini

“Iya dan kamu harus membayar uang itu dengan kamu menikah dengan anak nya”

Aira menolak “aku tidak mau ayah”

Marco menahan amarah nya agar tidak melukai putrinya ini “lalu kamu mau tidur di kolong jembatan?”

“Jadilah anak yang berguna sekali saja Aria, dari dulu hingga sekarang kamu tidak ada gunanya, kenapa aku harus memiliki anak sepertimu”

Kata kata itu sungguh sangat menyakitkan hati Aria. Aria berusaha menahan air mataya agar tidak keluar

“kamu akan menikah aria tidak ada penolakan.” Mutlak marco tidak dapat di ubah.

“ hari ini izin sekolah, kita akan kerumah Pak Ibrahim” Marco meninggalkan Aria sendirian di Ruang tamu.

Tanpa bisa di bendung, air mata dari bola mata berwarna abu abu itu keluar. Ia berlari memasukki kamar nya dan meringkuk. Ia membuka laci nakas lalu mengambil foto yag terdapat dirinya, ibunya dan marco di foto itu. Ia menatap foto itu lalu mengusap muka marco yang ada difoto itu.

“ayah kenapa berubah, dulu ayah sangat sayang kepada Ria. Ria tidak masalah jika ayah juga menyayangi Arian tapi jangan melupakan Ria juga” Aria memeluk Foto itu dengan isak tangis yang senduh.

hiks...hiks....

" Bunda Ria rindu, bunda kenapa gak datang ke mimpi Ria lagi?, bunda masih sayang kan sama Ria. Bunda Ria gak mau di jodohin tapi Ria gak misa nolak perkataan ayah. Ayah jahat bunda, ayah gak sayang lagi sama Ria"

hiks.... hiks....

"Bunda, maafin Ria gak bisa jengukkin bunda lagi, sekarang Ria udah pndah ke jakarta bun, ria gak bisa balik lagi ke Bandung, Ria gak ada uang mau ke sana. Nanti kalo Ria udh ada uang, Ria usahain pergi ke makam bunda. Sekarang Ria hanya bisa doain bunda dari sini, Bunda gak usah hawatir, Ria usahakan untuk menerima takdir Ria"

heks...hiks...

tanpa Aria Sadari, sepasang mata sedang melihat dia dari celah pintu. Dia menatap Aria dengan tatapan dingin tapi tersirat kesedihan, walaupun ia dan Aria berbeda ibu, tapi Aria adalah kakak yang baik untuk nya Arian.

....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!