Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Sementara itu, di Indonesia. Siapa yang tidak mengenali dengan sosok wanita cantik bernama Vanessa Mahendra, putri dari pemimpin perusahaan Murphy Group, yaitu Arthur Mahendra.
Sampai kini perusahaan Murphy Group masih bertahta menjadi perusahaan nomor satu di Indonesia. Bukan hanya itu, Murphy Group memiliki banyak cabang di luar negeri. Vanessa telah tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat cantik. Tak heran jika banyak pria yang berdatangan untuk melamarnya. Tapi sayangnya Vanessa sebentar lagi akan menikah dengan seorang pria pilihan ayahnya, pria itu bernama Jerry.
Terlihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibukota. Rupanya saat ini Vanessa sedang mengendarai mobilnya menuju ke sebuah perkampungan.
"Nona, anda dimana? Tuan Arthur sedang mencari mu." Terdengar suara Miss Lusi, asistennya Vanessa. Saat ini Vanessa sedang menyetir mobil dengan headset yang menempel di telinganya.
"Katakan kepada papa, aku ingin menenangkan diri di kampung Z sebentar. Paling lama satu minggu." Jawab Vanessa dengan nada kesal.
Miss Lusi terkejut mendengarnya. "Tapi Nona..."
Vanessa memotong perkataan Miss Lusi. "Aku tidak akan melarikan diri. Aku hanya ingin menenangkan diri. Coba Miss Lusi bayangkan, sebentar lagi aku akan menikah dengan pria yang sama sekali gak aku cintai? Ini semua sangat menyiksaku. Makanya aku membutuhkan waktu untuk menenangkan diri, sebentar saja."
Miss Lusi pun menghela nafas. Memang sangat sulit sekali untuk menjadi asisten sang nona muda yang susah sekali untuk diatur. "Tapi anda tidak membawa bodyguard, Nona."
"Tidak perlu. Aku bisa menjaga diriku sendiri." Jawab Vanessa sambil melirik pistol yang dia simpan di dalam dasbor mobil.
"Tapi..."
Klik!
Vanessa tidak akan ingin mendengarkan perkataan Miss Lusi. Dia langsung mematikan panggilan telepon. Hal tersebut membuat Miss Lusi sangat frustasi.
"Aarrrghh!" Miss Lusi mengacak-acak rambutnya sendiri, untuk melampiaskan kekesalannya terhadap sang nona muda.
Vanessa memang susah sekali untuk diatur. Tapi walaupun begitu, Miss Lusi tidak akan mungkin keluar dari pekerjaannya. Karena dia teringat dengan pesan dari ibunya Vanessa, agar Miss Lusi selalu menjaga Vanessa.
Ibunya Vanessa sudah meninggal 5 tahun yang lalu karena kecelakaan. Mungkin hal tersebut membuat Vanessa sangat merasa kesepian. Karena kehadiran Sean datang ke keluarganya, sang ayah nampak lebih menyayangi Seabn dibandingkan dengan dirinya.
15 tahun yang lalu, Tuan Arthur datang membawa seorang putra yang usianya tiga tahun lebih tua dari Vanessa. Rupanya Tuan Arthur sudah memiliki anak haram sebelum menikah dengan Bu Savira. Anak laki-laki itu bernama Sean.
Dulu Tuan Arthur meninggalkan kekasihnya yang sedang mengandung, karena Tuan Arthur lebih memilih menikah dengan wanita kaya raya seperti Bu Savira. Walaupun diam-diam Tuan Arthur sering membiayai Sean dan mantan kekasihnya.
Pada awalnya Bu Savira sangat terpukul dengan kenyataan pahit dengan masa lalu suaminya. Tapi hari demi hari silih berganti, akhirnya dia bisa menerima kehadiran Sean. Dan berusaha untuk menyayangi Sean, menganggap Sean seperti anak kandungnya sendiri.
Tapi setelah Bu Savira meninggal dunia. Tuan Arthur mulai memperlihatkan ketidakadilan nya, mungkin karena Sean adalah anak laki-laki, membuat Tuan Arthur menaruh harapan besar bahwa Sean yang akan menggantikan posisinya sebagai pemimpin perusahaan Murphy.
Sampai kini perusahaan Murphy tidak pernah ganti nama, sesuai kesepakatan para pemegang saham lainnya, agar tidak mencurigakan. Bahkan nama Murphy Group memang sudah dikenal banyak orang. Setelah Tuan Abidzar meninggal, berhubung Tuan Arthur adalah pemegang saham tertinggi kedua, sehingga atas kesepakatan bersama, kini Tuan Arthur yang menggantikan posisi Tuan Abidzar sebagai pemimpin perusahaan.
...****************...
"Maaf Tuan, Nona Vanessa ingin meminta izin kepada Tuan. Nona Vanessa ingin menenangkan diri di kampung Z. Saya pastikan Nona Vanessa tidak akan pernah melarikan diri." Ucap Miss Lusi, setelah dia masuk ke dalam ruangan sang pemimpin perusahaan.
Rupanya disana ada Sean yang sedang berbincang-bincang dengan ayahnya. Sean hanya tersenyum kecut, seakan memiliki rencana.
Tuan Arthur pun menghela nafas dengan kasar. "Anak itu, mengapa susah sekali diatur?"
"Vanessa sebentar lagi akan menikah. Lebih baik papa izinkan dia untuk menikmati masa kesendiriannya. Lagian dia pasti tinggal di panti asuhan." Sean berpura-pura sangat peduli kepada Vanessa.
Tuan Arthur merasa apa yang dikatakan oleh putranya sangat benar. Sehingga dia terpaksa menganggukkan kepalanya. "Hm ya sudah. Kamu harus memastikan dalam satu minggu dia harus kembali ke Jakarta."
Miss Lusi menganggukkan kepala dengan pelan. "Baik, Tuan."
...****************...
Rupanya Vanessa pergi ke sebuah panti asuhan yang telah dibangun oleh ibunya di kampung Z. Kampung Z memang memiliki pemandangan yang sangat indah sekali. Setiap kali Vanessa membutuhkan ketenangan, dia selalu pergi kesana.
Bermain dengan semua anak-anak panti asuhan bisa membuat Vanessa terhibur. Dia mengajari semua anak yang ada disana menggambar.
"Kakak ingin kalian menggambar apapun yang kalian inginkan. Kalau gambarnya bagus, nanti kakak kasih hadiah." Ucap Vanessa.
"Horeeee!" Seru semua anak-anak yang ada disana.
Mereka pun segera menggambar objek apapun sesuka hati mereka. Ada yang menggambar gunung, ada yang menggambar orang, ada yang menggambar kendaraan, dan banyak objek lainnya yang mereka gambar.
Vanessa membagikan beberapa coklat untuk mereka semua satu persatu sambil memeriksa gambar anak-anak itu. Namun, dia nampak tertegun ketika melihat ada seorang anak yang sedang menggambar anak laki-laki dan anak perempuan yang sedang bergandengan tangan.
Gambar tersebut membuat dia teringat dengan kejadian 20 tahun yang lalu, ketika dia sedang menggambar dirinya dengan sosok anak laki-laki yang dianggap sebagai pahlawan untuknya. Pada hari itu, Vanessa harus mendengar kenyataan pahit bahwa anak laki-laki yang selalu melindunginya telah meninggal karena kebakaran di vila.