NovelToon NovelToon
Obsesi

Obsesi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: khitara

Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah

" WIJAYA GROUP "

Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.

segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.

ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.

namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.

gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.

ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ban 26 absurd

Kayvan memeluk erat perut ramping Zalwa yang polos tanpa sehelai benang itu, seolah ia ingin meyakinkan sesuatu,

Jika apa yang dia inginkan akan menjadi miliknya.

Tak peduli apapun itu.

Termasuk gadis yang saat ini tengah berada dalam dekapannya itu.

Selain itu,

Tak dapat ia pungkiri, ada sesuatu yang berbeda yang ia rasakan kala ia dekat dengan gadis itu.

Jauh di lubuk hatinya.

Entahlah apa itu, ia tak tahu.

Namun yang pasti ia merasa tenang ketika gadis itu berada di dekatnya.

Ia tak merasakan kecemasan atau ketakutan lagi jika mungkin tanpa sepengetahuannya,

Zalwa akan bersama pria lain, atau Zalwa akan pergi bersama pria lain, atau....

Atau masih banyak atau atau lagi yang lain yang memenuhi kepala pria itu tentang gadis itu.

Dan yang pasti, pemikirannya tentang gadis itu membuatnya gila.

Ia terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan, jadi ia pun tak bisa menerima apa yang dia inginkan menjadi milik orang lain.

Sejak melihat Zalwa waktu itu, ada desiran aneh di hatinya yang selalu berbisik.

Kau lihat dia....dia sangat indah, semua yang ada padanya begitu indah.

Tapi sayang, dia bukan milikmu.

Kau tak akan pernah bisa memilikinya, karena dia adalah milik orang lain....

Sakit....

Ya....

Mungkin jiwa Kayvan memang sakit.

Sementara Zalwa,

Sungguh saat ini gadis itu benar benar merasa tak berharga sama sekali.

Kayvan benar benar menghancurkan apa yang sudah dia jaga hampir 23 tahun ini hingga berkeping keping.

Walau pria itu tak merenggutnya semuanya, tapi tetap saja.

Pria itu telah melihat semua yang ia miliki pada dirinya.

Zalwa benar benar telah merasa gagal menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita.

" bagaimana....apa sekarang kau sudah tahu siapa pemilikmu yang sebenarnya ?! " tanya Kayvan di telinga Zalwa.

Wajah pria itu menyusup pada leher Zalwa kemudian meniup telinga gadis itu.

Zalwa menarik nafasnya dalam dalam.

" kau tak memiliki hak atas diriku " jawab Zalwa dingin.

Tak ada lagi kata kata formal penuh hormat yang ia sematkan pada pria itu lagi seperti tadi.

tatapan matanya menatap kosong ke langit langit ruangan.

" aku akan segera membuat diriku berhak atasmu " jawab Kayvan tak kalah dingin.

" tak begini caranya bagi seorang laki laki menginginkan seorang wanita " Zalwa masih mencoba bersuara.

Meski suaranya terdengar bergetar.

" omong kosong, aku tak perduli.....aku menginginkanmu dan itu sudah cukup bagiku "

" tapi aku sudah terikat dengan orang lain " jawab Zalwa.

" apa maksudmu ?! " tanya Kayvan kemudian.

" aku sudah bertunangan, bukan hal yang benar bagiku melakukan ini "

Darah Kayvan kembali berdesir.

Kata kata yang di ucapkan Zalwa cukup melukai egonya sebagai seorang laki laki egois dan sombong.

Tangan Kayvan meremas dengan kuat selimut yang ia gunakan untuk menutupi tubuh polos Zalwa.

" apa kau pikir aku peduli ?! " jawab Kayvan.

Saat ini pria itu sudah meremas dengan kuat jemari tangan Zalwa hingga membuat gadis itu meringis.

" aku tak perduli, kita lihat...bagaimana seseorang itu bisa mempertahankanmu menjadi miliknya dan berada di sisinya jika aku menginginkanmu " lanjut Kayvan dengan sombongnya.

" aku bukan barang tuan...." kata kata Zalwa menggantung, karena ia memang tak tahu siapa nama pria di sampingnya itu.

Kayvan mengangkat kepalanya dan menatap Zalwa dengan dingin.

" namaku Kayvan...Kayvan, kau harus tahu itu.

Sebut namaku dengan bibirmu Zalwa.

Dan kau juga harus ingat...hanya namaku yang harus kau sebut dengan bibirmu ini " sentak Kayvan dengan jemari tangannya menyentuh bibir Zalwa dengan sedikit menekannya.

Saat itu, mata Zalwa menatap luka di sepanjang kedua lengan pria itu.

Mata Zalwa sedikit menyipit melihat luka yang nampak segar itu.

Tapi gadis itu tak berniat untuk bertanya atau sekedar mencari tahu.

Kayvan masih menekan bibir Zalwa, Ia tak terima gadis itu bahkan tak tahu namanya.

Zalwa melempar pandangannya ke tempat lain.

Cukup lama keduanya berada dalam posisi dan kebisuan.

Hingga dering bel di pintu berdering.

Kayvan meraih ponselnya dan melihat siapa tamu yang datang dari ponselnya itu.

Ponsel yang terhubung dengan apartemennya itu dan tentu ponsel itu juga berbeda dengan ponsel yang tadi telah ia banting hingga berhamburan.

Kayvan bangkit dan berjalan dengan langkah lebar ke arah pintu.

Mata Zalwa melirik kearah kedua lengan pria itu.

Luka di kedua lengan pria itu jelas terlihat.

Klek...

Kayvan keluar dari kamar dan pintu kamar menutup otimatis.

Perhatian Zalwa beralih pada kemeja yang teronggok di atas tempat tidur tak jauh darinya terbaring.

Zalwa bangkit dan mendudukkan dirinya.

Gadis itu menyandarkan punggungnya pada hardboard tempat tidur.

Matanya masih setia menatap kemeja Kayvan.

Jelas ada noda darah di kedua lengan kemeja itu.

Klek....

Pintu kamar itu kembali terbuka dan menampilkan sosok Kayvan dengan membawa begitu banyak paperbag berukuran besar.

Zalwa menarik selimut hingga menutupi hampir seluruh tubuhnya dan hanya menyisahkan kepalanya saja.

Kayvan melempar paper bag paper bag itu ke arah Zalwa.

" ganti pakaianmu dengan itu segera..atau kau ingin aku benar benar memakanmu " kata Kayvan dengan suara bassnya.

Saat ini, pria itu telah memakai kemejanya dan kemeja itu sekarang telah berganti warna toska muda.

Zalwa membungkus tubuhnya dengan selimut, meraih satu paper bag dan kemudian ia melangkah ke kamar mandi dengan langkah cepat setengah berlari dan tak lupa membawa paper bag itu.

" cihhh...." Kayvan berdecih lirih melihat tingkah Zalwa yang absurd menurut Kayvan.

Sementara itu, di dalam kamar mandi.

Zalwa melebarkan matanya dengan sempurna ketika ia melihat semua ukuran pakaian bahkan pakaian dalam yang di sediakan oleh Kayvan sesuai dengan ukurannya.

" apa dia semesum itu hingga ia tahu ukuran tubuh ku ?!

Atau mungkin dia sudah terbiasa dengan banyak wanita sehingga ia hafal betul ukuran tubuh wanita ?! " gumam Zalwa pada dirinya sendiri.

Cklek...

" hah....!! " Zalwa menjerit spontan ketika ia membuka pintu dan Kayvan sudah berdiri di sana.

Hampir saja gadis itu jatuh kebelakang jika Kayvan tak cepat meraih satu tangannya.

" kau ceroboh sekali " olok Kayvan.

" kau mengejutkanku " jawab Zalwa ketus menghentak tangan Kayvan yang masih memegang tangannya.

" kau terlalu lama di dalam....hampir saja kau membuatku merusak pintu kamar mandiku sendiri karena aku ingin mendobraknya.

kupikir kau mati di sana " kata Kayvan tak kalah pedas.

" jika mungkin....memang itu yang ku harapkan. Rasanya kematian jauh lebih baik untukku dari pada aku harus terlibat urusan dengan laki laki seperti...empt.....!! " Zalwa tak bisa melanjutkan kata katanya karena Kayvan telah lebih dulu membungkam bibirnya dengan bibir pria itu.

Zalwa memukul mukul dada Kayvan tapi nyatanya itu tak berarti untuk pria.

" hah...hah....hah...." Zalwa terengah ketika Kayvan telah melepas ciumannya.

" jaga bicaramu itu...aku tak suka bahasa yang kau pakai " hardik Kayvan kemudian.

Zalwa menatap penuh kebencian kepada Kayvan.

Gigi gadis itu hingga bergemerutuk menahan marah.

Kayvan benar benar kurang ajar padanya.

Seenaknya pria itu menyentuh dirinya begitu saja.

" cepat selesaikan berpakaianmu...aku menunggumu di bawah " kata Kayvan tanpa menghiraukan tatapan penuh amarah dan penuh kebencian Zalwa kepadanya. kemudian pria itu melangkah ke arah pintu.

" oh ya...semua pakaian itu milikmu.

Pakai...karena aku sendiri yang memilihnya untukmu "

Imbuh Kayvan sebelum ia benar benar keluar dari kamar itu.

Zalwa menarik nafas lega ketika tak ada lagi Kayvan di dalam ruangan itu.

Rasanya paru parunya sedikit plong saat ini.

1
indy
apa ada pilihan buat zalwa, kabur mungkin?
Ninik
cepetan Thor nikahin kayvan dan zalwa
UmmuShafira
ya udah nikahin aj secepatnya Kay, jangan dilecehkan terus
UmmuShafira
wah Zalwa cari gara²😁
Siti Nadiroh
aku juga team kayvan zalwa
indy
sekretarisnya punya julukan monster buat kayvan
Tuti Tyastuti
semangat zal
Tuti Tyastuti
kasihan nasibmu zalwa
Tuti Tyastuti
umi istri ustadz ko sombong ya
Tuti Tyastuti
pingsan zalwa
Tuti Tyastuti
kayra salah kamar thor
Tuti Tyastuti
zack samir dan yogi jadi zalwa juga takut ngadepin sikap bos kalian kaya begitu
Tuti Tyastuti
sabar ya zal🥺🥺
Tuti Tyastuti
dasar kay gx lembut"nya kasihan zalwa
Tuti Tyastuti
sabar ya samir punya bos model begono
Ninik
Thor team kayvan zalwa hadir lanjuuuttt Doble ya thor
UmmuShafira
lanjut thor😘😘😘😘
Tuti Tyastuti
nah ketemu kayvan
Tuti Tyastuti
kasihan zalwa kayvan kamu punya kesepatan tuh buat deketin zalwa🤭
Tuti Tyastuti
nah loh zack singa mo ngamook😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!