Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemanapun bersama ayah
Disekolah Naura akan mengadakan acara makan bersama disebuah pemancingan. Acara syukuran karena kemenangan beberapa lomba kemarin, semua murid diwajibkan hadir. Naura tetap seperti biasanya yang kemana-mana selalu diantar ayah.
"Ayah, besok hari minggu sekolah Naura mengadakan syukuran di pemancingan, apa ayah mau antar Naura?" tanya Naura pada ayah.
"Tentu saja ayah antar sayang" jawab ayah.
Naura sudah nampak rapi dan bersiap berangkat ke pemancingan. Ayah Naura sudah siap juga di motornya untuk antar Naura.
"Ayo yah, Naura sudah siap" ucap Naura.
"Iya nak, jangan lupa pakai helm ya" kata ayah.
Naura dan ayah bergegas menuju lokasi. Sesampainya disana terlihat beberapa teman Naura yang diantar kekasihnya. Ada yang berangkat bersama teman-tema yang lain. Ada pula yang berangkat sendiri menaiki angkutan umum. Hanya Naura yang diantar oleh ayahnya. Namun, tak sedikitpun ada rasa malu di benak Naura. Dia malah merasa bangga karena memiliki ayah yang selalu ada untuknya. Walaupun Naura sudah mulai dewasa, ia tak sungkan untuk pergi kemana-mana bersama ayah.
Naura mulai masuk ke lokasi pemancingan. Ada teman Naura yang menyambut kedatangannya.
"Naura, kamu datang bersama ayahmu ya?" tanya salah satu teman Naura.
"Iya.... memangnya ada apa ?" tanya Naura.
"Apa kamu tidak malu? kan kamu sudah dewasa. Teman-teman yang lain datang bersama pacarnya loh.... apa kamu tidak punya pacar ? " tanya temannya ingin tahu.
"Aku senang datang diantar ayah, karena ayahku selalu meluangkan waktunya untukku. Aku merasa beruntung karena memiliki ayah seperti ayahku" ucap Naura sambil berjalan masuk.
Naura memang anak yang dekat sekali dengan ayahnya. Sampai-sampai dia sering dijuluki sebagai anak ayah. Tapi, apa salahnya ? kan ayah juga ayah kandungnya yang hanya memberikan kasih sayang lebih pada putrinya. Tidak ada hal aneh menurut Naura.
Setelah acara selesai, Naura memesan beberapa makanan untuk dibawa pulang supaya bisa dimakan oleh ibu dan ayahnya. Naura sudah menghubungi ayahnya agar bisa segera menjemputnya pulang.
Tak menunggu lama, ayahnya sudah tiba disana. Naura yang sudah selesai dengan pesanannya segera menaiki motor ayah dan segera pulang.
Saat sampai dirumah, ayah dihubungi bahwa kakek sedang sakit. Ayah diminta agar segera pulang kampung.
"Ibu dan Naura segera bersiap-siap ya. Kita akan pulang kampung karena kakek sakit" kata ayah.
"Iya yah....."ucap Naura dan ibu.
"Karena motor ayah hanya satu, jadi kita naiki ini berempat sampai dirumah paman. Setelah itu, kita ttipkan motor ini lalu kita bersama-sama menaiki bis, bagaimana?'' tanya ayah.
''Iya yah, tidak apa-apa" jawab ibu Naura.
Setelah mereka siap, mereka menaiki motor bersama. Saat dijalan yang begitu ramai, tak sengaja spion motor ayah Naura menyenggol orang disebelahnya. Ayah Naura segera meminta maaf kepada orang tersebut. Orang itu marah-marah menyalahkan ayah Naura yang terlalu banyak membawa penumpang.
Orang itu berniat untuk melaporkan ayah Naura ke polisi. Namun, ayah Naura sekali lagi memohon maaf pada orang tersebut, menjelaskan bahwa ia terburu-buru pulang kampung karena orang tuanya sakit. Bersyukur orang itu memaafkan ayah Naura dan membiarkannya melanjutkan perjalanan
Belum juga sampai dirumah paman, motor ayah tiba-tiba berhenti. Semua turun dan ayah segera mengecek apa yang terjadi pada motornya. Ternyata bensin ayah habis, jadi ayah harus mencari warung yang menjual bensin eceran. Ibu, adik, dan Naura menunggu ayah di pinggir jalan. Ayah mendorong motornya kebelakang mencari warung.
Tak lama kemudian, ayah kembali dan mereka melanjutkan perjalanan sampai rumah paman. Ayah Naura menitipkan motor itu sementara waktu. Mereka melanjutkan perjalanan dan menunggu bis yang menuju kampung halaman ayah lewat. Hampir 2 jam mereka menunggu, akhirnya bis itu datang juga.
"Alhamdulillah akhirnya datang juga bisnya" ucap Naura.
"Naura lelah ya ?" tanya ayah.
"Hehe......enggak kok yah" ucap Naura berpura-pura.
Bus berhenti saat ayah melambaikan tangannya. Mereka menaiki bis tersebut, namun hanya tersisa satu bangku kosong saja. Akhirnya ibu dan adik Naura yang duduk di bangku itu. Naura dan ayah berdiri berpegangan pada tiang di bus.
Naura menikmati perjalanannya menaiki bus walaupun ia harus berdiri. Naura tak bisa berbohong pada ayah bahwa ternyata ia sangat lelah. Naura memejamkan matanya. Padahal ia masih dalam posisi berdiri.
Ayah yang berdiri di belakang Naura tahu bahwa ternyata putrinya tidur sambil berdiri. Ayah sigap menjaga Naura dari belakang supaya tidak terjatuh. Sambil tersenyum ayah terheran-heran kok bisa ya Naura tidur sambil berdiri ?
Saat pak supir menginjakkan rem, bus itu berhenti. Naura yang tertidur kaget, ia membuka kedua matanya dan memegang erat tiang di bus supaya tidak jatuh. Ayah yang siap siaga di belakang Naura selalu memegang Naura.
Akhirnya, mereka sampai dirumah kakek. Mereka bersalaman dan menanyakan bagaimana keadaan kakek. Kakek yang hanya tinggal berdua bersama nenek masih terbaring di tempat tidur. Ayah Naura mengajak kakek untuk periksa di puskesmas terdekat.
Saat sore hari, paman dan putranya ternyata menyusul ayah kerumah kakek untuk mengantarkan motor ayah karena paman akan pergi ke luar kota. Paman meminta maaf karena ia dihubungi oleh rekan kerjanya dadakan. Paman juga menjenguk keadaan kakek dirumah dan membawakan bingkisan buah untuk kakek.
"Karena motor ayah sudah disini, Naura besok bisa pergi ke sekolah seperti biasa. Nanti, biar ayah antar ya.... supaya Naura tidak bolos sekolah" ucap ayah.
"Iya yah, Naura akan tetap sekolah" jawab Naura.
"Tapi, Naura besok harus bangun pagi sebelum subuh ya nak, supaya tidak terlambat sampai di sekolahnya" kata ayah.
"Iya yah" jawab Naura.
Keesokan paginya pukul 03.30 Naura dan ayah akan berangkat ke sekolah Naura. Mereka harus berangkat pagi-pagi karena jarak dari kampung ayah ke sekolah Naura cukup jauh.
"Naura, gunakan buku atau kertas koran dan letakkan di dada Naura ya nak. Setelah itu, Naura jangan lupa memakai jaket karena udara disini sangat dingin" ucap ayah supaya Naura tetap hangat saat di perjalanan.
"iya yah.....(mengangguk)" jawab Naura.
Naura dan ayah memulai perjalanan mereka. Suasana yang begitu gelap melewati banyak pohon dan hanya terlihat lampu-lampu dari atas pengunungan membuat suasana ini tak terlupakan oleh Naura. Kasih sayang ayah tanpa batas untuk Naura begitu membuat Naura sangat bersyukur dan ingin selalu berada di dekat ayah.
Tak pernah sedikitpun ayah mengeluh lelah. Sekalipun di jalan ayah selalu memegang salah satu pundaknya. Naura berinisiatif untuk memijat pundak ayah. Setidaknya sedikit mengurangi lelahnya ayah.
Tak lama kemudian, Naura sampai di sekolah pukul 06.30 WIB. Ayah selalu mengajarkan Naura pentingnya mengelola waktu, sehingga Naura tak pernah terlambat walaupun ada gangguan yang terjadi sebelum berangkat sekolah. Saat Naura datang lebih awal, ia akan lebih siap untuk mengikuti pelajaran daripada anak yang datangnya terlambat berlari-lari ke sekolah saat gerbang ditutup.