Seorang pemuda yang berasal dari tanah bawah berpindah menuju ke tanah atas atau Alam Dewa.
Semua itu di lakukan selain karena peningkatan kekuatan nya, juga karena ingin membalas dan menaklukkan para Dewa yang selama ini telah memburu nya.
Pemuda itu berniat membalas para Dewa yang telah membuat nya tersiksa dalam pelarian selayaknya seorang kriminal.
Apakah pemuda itu mampu menaklukkan sembilan tanah Dewa dengan segala penguasa nya? ikuti terus kisah perjalanan pemuda bernama Yuang Fengying.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. jurus Pedang Menari
Yuang Fengying memandang bekas pertempuran nya saat melawan pria dari kelompok Tujuh Pedang Menari.
Tempat itu kini, sudah tak beraturan dengan beberapa cekungan, guratan sayatan senjata dan reruntuhan.
Di bekas Yuang Fengying membombardir lawan hingga di kalahkan, kini hanya tersisa tujuh pedang dan lentera kunang kunang.
Pemuda itu mengulurkan tangannya, dan lentera kunang kunang itu berpindah kepada nya.
Yuang Fengying juga menghampiri tujuh pedang yang tergeletak, bagaimana pun senjata di alam ini pasti jauh lebih kuat jika di banding dengan senjata di alam bawah, dan pemuda itu mengambil nya untuk penelitian jejak dari jurus Tujuh Pedang Menari.
"Mungkin masih ada yang tersisa yang bisa ku pelajari dari senjata senjata itu." gumam nya, lalu meraup tujuh pedang itu lalu di simpan nya di artefak penyimpanan.
Yuang Fengying kembali melanjutkan perjalanan, namun sepanjang perjalanan pemuda itu selalu memikirkan jurus tujuh pedang menari.
Betapa hebatnya jika dirinya mampu memainkan jurus tersebut, meski hanya dengan dua tiga pedang saja.
Remaja itu sedikit berpikir untuk mencari tahu dan jika perlu mungkin mencuri ilmu pengetahuan tentang teknik jurus tersebut.
Bibirnya tersenyum saat tiba tiba pencerahan menghampiri nya.
Yuang Fengying segera mencari tempat yang di perkirakan aman, untuk merenungkan pencerahan tentang cara memainkan pedang ganda, saat pengetahuan itu menerangi pikiran nya.
**
Di tempat lain.
Keluarga Wei yang di pimpin oleh Wei Yun terlihat sedang mengepung seorang peserta.
"Jangan melawan jika tak ingin celaka..!." seru salah satu anggota keluarga Wei, memberikan ancaman.
Namun peserta itu tak mudah menyerah.
Pria itu malah mencabut senjata nya, "Kau pikir dengan sepuluh orang setingkat kalian aku takut?."
Pria itu langsung mengayunkan dua pedangnya, dan mengaktifkan kekuatan ke-Dewa-an nya.
Dengan dua sayap di punggung nya pria itu bergerak kian cepat dan kuat, menerjang orang orang keluarga Wei.
Pria itu mencari sasaran dari orang yang paling lemah, dua pedangnya terayun menciptakan gambaran pedang dan menebas dengan ganas.
Pertarungan langsung pecah dengan begitu meriah.
Keganasan keluarga Wei bukan hanya terjadi pada tim Wei Yun, tapi juga terjadi pada tim tim lain yang sudah terbentuk, seperti tim Wei Shazuang.
Tim Wei Shazuang bahkan lebih menakutkan lagi karena tim itu berisi lebih banyak orang, dan sejauh ini tim tersebut belum menemukan lawan yang seimbang.
Tim Wei Shazuang selalu berhasil mengintimidasi lawan, merebut lentera kunang kunang dan mengusir atau membunuh peserta lainnya dengan mudah.
Terlihat Wei Shazuang memimpin kelompok nya dengan senyuman di bibirnya.
"Ayo cari lagi mangsa yang lebih banyak, dan semoga keluarga Wei bisa mengirimkan wakilnya sebanyak banyaknya di fase kedua."
Ya, dengan mendapatkan lentera kunang kunang yang melimpah, tak salah jika keluarga itu berharap dapat mengirim wakil nya lebih banyak dari peserta lain.
Dengan semakin banyak wakil di fase kedua, tentu saja kemungkinan mendapatkan bendera semakin banyak.
**
Yuang Fengying masih duduk diam dengan mata terpejam, pemuda itu tengah merenungkan pencerahan dari jurus Tujuh Pedang Menari.
Dalam benak pemuda itu gerakan lawan saat memainkan jurus Tujuh Pedang Menari terus di putar dan berulang ulang terjadi.
Kekuatan visualisasi mata ajaib mampu melakukan itu, memberikan pengajaran dan pemahaman dari esensi jurus tersebut.
Setelah beberapa hari duduk merenung tenggelam dalam kultivasi, Yuang Fengying akhirnya membuka matanya.
Pemuda itu seperti sudah mahir dan hafal akan teori dari jurus Tujuh Pedang Menari, meski mungkin apa yang di pahami Yuang Fengying tak benar benar sama dengan jurus dari kelompok Tujuh Pedang Menari itu.
"Saatnya mempraktekkan seni pedang itu." gumam nya pelan dan mengeluarkan tiga pedang hasil rampasan dari anggota kelompok Tujuh Pedang Menari.
Pemuda itu mencoba memainkan tiga pedang tersebut, namun pada percobaan pertama langsung gagal.
Tiga pedang itu hanya bergerak tak beraturan tak sesuai dengan keinginan nya.
"Aah.. Ternyata tak semudah dalam teori dan perenungan." gumam nya dengan wajah lesu.
Yuang Fengying lalu menyimpan satu pedang dan hanya memainkan dua pedang tersebut, itu lebih bisa di kendalikan nya.
Senyum kecil mulai terpancar dari bibir pemuda itu.
Jika yang lain beberapa hari di gunakan untuk mencari poin dengan mengumpulkan lentera kunang kunang dengan mengalahkan lawan, Yuang Fengying malah mempelajari jurus unik yang kebetulan di lihat nya.
Yuang Fengying semakin asyik bermain main dengan dua pedangnya, memainkan dua pedang itu dengan 'tekad pedang' seakan pedang itu perpanjangan tangan dirinya.
Sehari lagi berlalu, Yuang Fengying seperti tenggelam dalam praktek memainkan pedang menari.
Pemuda itu tak menghiraukan apapun, bahkan kini pemuda itu sudah mampu memainkan tiga pedang sekaligus dengan sangat mahir, sungguh luar biasa.
Yuang Fengying istirahat sejenak setelah berlatih tanpa henti selama beberapa hari, baik teori maupun praktek.
Kini pemuda itu tengah duduk, bersila dan menghisap esensi alam untuk memulihkan diri, meski pemulihannya itu juga di bantu kalung Keabadian, meski kini sangat minim fungsi nya untuk ukuran alam ini, serta zirah perang Sembilan Langit.
Saat itulah terlihat tiga sosok menghampiri nya dengan mengendap endap, dari balik rerimbunan.
"Bajingan itu memiliki lima lentera kunang kunang di lengan nya, lumayan untuk tambahan poin." kata salah satu dari tiga orang itu.
"Ya, lumayan setelah beberapa hari tak menemukan mangsa." sahut lainnya.
Merasakan ada ancaman, Yuang Fengying membuka matanya.
Dalam jarak beberapa puluh meter terlihat tiga pria menghampiri nya dengan wajah penuh keserakahan.
"Apakah kau ingin menyerahkan lentera kunang kunang itu secara suka rela, atau dengan kekerasan?."
Tiga orang itu sudah mengurung Yuang Fengying sebagai target sasaran nya.
Namun Yuang Fengying tak menjawab apapun, pemuda itu bahkan mengeluarkan tiga pedang yang kali ini melayang di sekeliling nya.
"Cuiih..! Kau pikir jika kau pamer asal usul kelompok mu kami akan gentar?." salah satu orang itu malah mengira Yuang Fengying anggota kelompok Tujuh Pedang Menari.
"Serang..!!." seru tiga orang itu sambil mengayunkan lengannya.
Tiga serangan dari arah yang berbeda menerjang ke arah Yuang Fengying.
Namun Yuang Fengying segera mengirim tiga pedang untuk menghadapi nya.
Tiga pedang itu melesat dan menerjang lesatan energi lawan.
DAANG..!
DAANG..!!
Suara dentangan benda keras terdengar saat pedang pedang itu menerjang lesatan energi kekerasan yang di ciptakan oleh lawannya.
Dengan kedatangan tiga orang itu, Yuang Fengying benar benar bisa mengaplikasikan ilmu baru yang di pelajari nya.
Entah itu sebuah berkah atau kesialan.
Pedang pedang yang di kendalikan Yuang Fengying benar benar membuat tiga lawannya kerepotan.
Meski baru mempelajari seni pedang itu, namun kekuatan dan daya penghancur nya benar benar mengerikan.
"Hancur..!!." Yuang Fengying menggerakkan tangannya dengan tiba tiba, membuat salah satu pedang itu juga berakselerasi secara cepat, berputar dan menebas lawannya.
Itu sungguh mengerikan, membuat lawannya mati langkah sebelum akhirnya tertebas dadanya, hingga terbelah dan tewas.
Dua lawan sisanya segera panik dan kacau gerakan nya, sementara pedang yang di kendalikan Yuang Fengying semakin merajalela dengan keunggulan satu pedang.
Keunggulan satu pedang itu seperti momok menakutkan bagi dua orang yang tersisa.
"Musnah...!." Yuang Fengying semakin mempercepat gerakan pedang nya.
Pedang pedang itu berputar dengan liar dan penuh tenaga, membuat dua lawan semakin pucat dan ketakutan.
"A..ampuni.. a.aku."
Namun Yuang Fengying hanya tersenyum miring, "Apakah kalian juga akan mengampuni ku jika posisi kita berbalik?."
Tentu saja tidak, maka Yuang Fengying juga tak akan mengampuni lawan nya itu.
Belaku lemah terhadap lawan, sama saja dengan berlaku kejam terhadap diri sendiri.
Lawan yang seperti mereka bisa berbalik sewaktu waktu dan menggigit nya.
Craaakkk..!
Craaakkk..!!
Yuang Fengying membelah tubuh lawannya tanpa sedikit pun mengurangi energi nya.
Dua lawan terbelah dan menyisakan harta serta lentera kunang kunang.
hancurkan semuanya thor
..ambil semua hartanya, ,agar yuang fengying semakin kuat. ...
semangat thor 💪💪