Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETINDIHAN
Subroto kembali ke kamarnya, di lihatnya anak dan istrinya sudah tertidur lelap, seketika Subroto merasa bersalah terhadap keluarga kecilnya, entah setan apa yang dulu merasukinya, sehingga ia terhanyut arus.
Subroto mengambil selimut untuk ia tidur di sofa, agar keluarganya tidak merasa kesempitan, dan tidak lupa bantal ia bawa.
Dengan tidur terlentang, tangan yang menutupi sebagian matanya, Subroto mencoba untuk memejamkan matanya, namun belum sampai ia terlelap, tiba-tiba ia merasa seperti badanya amat sangat berat.
Ia mencoba menggerakkan badanya, tapi tidak bisa di gerakkan, sekuat tenaga ia membuka matanya, tapi seperti matanya tertutup lem, tidak bisa dibuka juga.
Ia tahu bahwa ia sedang ketindihan, "Apa ini? mengapa badanku susah sekali di gerakkan, mataku susah untuk di buka, siapa yang berada di atasku? berat sekali, aarrrrggh." Monolog Subroto, yang merasakan kesakitan di tubuhnya.
Subroto langsung membacakan surah Al-Fatihah, ia takut bahwa ia sedang di ganggu oleh Jin, Subroto terus membacakan surah-surah pendek, dengan begitu ia berangsur-angsur mulai bisa membuka matanya.
Setelah ia berhasil membuka matanya, meski dengan kondisi tubuh yang masih sangat susah untuk di gerakkan.
Mata Subroto terbelalak, sangking kagetnya, ia melihat sesosok wanita,tepat di atasnya, wanita itu, berwajah hancur dan rata, di wajahnya terdapat darah mengalir, serta berambut gimbal, air liur yang meneteskan ke wajahnya, Ia terus menggerakan tubuhnya, namun tidak bisa bergerak sedikitpun.
Bau amis mulai menyengat di hidungnya, Subroto mulai frustasi, karena ia tidak bisa terlepas dari belenggu Jin, yang mengganggunya.
Subroto mencoba menggerakan mulutnya untuk berbicara, meski sangat berat dan seolah-olah mulutnya terkunci rapat, "Si.. siapa kamu?" Susah payah Subroto mengeluarkan suaranya.
"Aku adalah penunggu dari jimat cincin yang selalu kamu pakai, kamu selalu membawaku kemanapun kamu pergi, bukankah itu tandanya kamu menyukaiku?" Dengan gigi yang hitam, sesosok itu mengelus wajah Subroto.
Mendengar penuturan dari makhluk menyeramkan itu, Subroto mencoba membaca surah yang lain lagi, "Robbi a'uudzubika min hamazaatisy-syayaathiin wa a'udzubika robbi ayyahdhuruun"
Yang artinya "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan dan aku berlindung pula kepada-Mu ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku". ( Al-Mu'minum ayat 97)
Bukanya takut, justru makhluk itu tersenyum, "Apa kamu pikir, dengan hatimu yang percaya dengan kami, ketika mulutmu berucap Ayat suci, kami akan takut? tidak Subroto, kami tidak takut akan bacaan yang engkau baca, kamu harus ingat Iblis lebih Alim dari manusia."
Seakan tertampar atas ucapan wanita itu,Subroto menangis menyesali perbuatannya, "Ya Rabb, ampuni aku, hikss.. hikss.. aku menyesal Ya Allah, tolonglah hambamu ini."
"Ayah, bangun Yah, Ayah kenapa menangis, hemm? Ayah sakit?" Mendengar suara anaknya, Subroto membuka matanya, dan langsung terperanjat bangun, akhirnya dia terbebas dari jeratan Jin itu.
Subroto langsung memeluk Aji, dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya, "Maafin Ayah nak, gara-gara Ayah, Aji harus merasakan akibat dari perbuatan Ayah." Subroto memeluk dan mengusap-usap rambut anaknya.
"Aji tidak apa-apa Ayah, kenapa Ayah tidur sambil menangis?"
"Tidak sayang, tadi Ayah hanya mimpi buruk saja, sekarang Aji tidur lagi yah?"
"Emm.. baik Ayah."
Akhirnya mereka berdua melanjutkan tidurnya, hingga pagi menjelang.
***
Mereka mulai melakukan aktifitas seperti biasa, Subroto akan bekerja di kantor Ayahnya, meskipun dia sudah di usir dari rumah Soedibjoe, namun Ayahnya tidak akan tega memecat anak satu-satunya itu.
Setelah berada di kantor, tempat Subroto bekerja, ia langsung menemui Ayahnya itu, "Ada dimana bapak?" Tanya Subroto terhadap sekertaris Ayahnya.
"Bapak ada di dalam, pak."
Tak menunggu lama, Subroto langsung masuk ke ruangan Ayahnya, Subroto melihat Ayahnya sedang duduk, sambil tangannya memegang tongkat yang membantu untuk menyanggah tubuhnya, meskipun Danu Soedibjoe sudah tua, namun dia masih sangat tampan dan berkharisma.
"Ada perlu apa kamu datang ke ruanganku?" Danu yang tahu maksud anaknya datang, tapi masih berpura-pura menanyakan perihal kedatangan anaknya.
"A.. anu.. anu Ayah, emm." Subroto seperti orang yang takut jika berhadapan dengan Ayahnya.
Danu berdiri dari duduknya, dengan tongkat yang masih di tangannya, seketika Danu mengangkat tongkat itu.
BRUGHHH..
"Arghhhhhh.. Aww sakit Ayah," Subroto terjatuh dan mengaduh kesakitan ketika tongkat Ayahnya mendarat di tubuhnya.
Danu mengangkat kembali tongkatnya, namun belum sempat tongkat itu mendarat ketubuhnya, Subroto langsung menutupi tubuhnya dengan tangan yang sudah di silang, untuk di jadikan tameng.
Namun Danu, urung melakukanya, akhirnya dia menurunkan kembali tongkat itu.
"Sudah kubilang kepadamu, kembalikan kotak itu, kotak itu tidak bisa di miliki oleh sembarang orang."
"Tapi Yah, kotak itu, emmm.. emmm benda itu sudah Subroto masukan ke dalam tubuh Aji."
"Dasar anak bajingan, anak sialan, tidak tahu diri, Ayah mana yang tega menjadikan anaknya sebagai tameng keluarganya," Danu murka, ia menyabetkan tongkatnya, dan menginjak-injak Subroto, karena sangking marah terhadap anaknya.
"Maaf Ayah, maaf.. Broto, tidak tahu akan menjadi seperti ini, Yah, bantu Broto, mengeluarkan benda itu dari tubuh Aji Ayah."
Subroto sudah berlutut di kaki Ayahnya, karena dia tidak tahu bahwa perbuatanya itu, akan berdampak buruk terhadap keluarganya, terutama anak sulungnya.
"Benda itu tidak akan mudah di keluarkan apalagi jika sudah menyatu dengan tubuh anakmu, kecuali anakmu yang tidak menginginkannya, dan mengeluarkan ya sendiri."
"Terus Subroto harus bagaimana Yah?"
"Tunggu anakmu dewasa, dirinya sendiri yang bisa mengeluarkan ya, tapi apakah kamu tahu, akibat benda itu jika masuk ke dalam manusia?"
"Tidak Yah, emang apa yang akan terjadi?"
"Benda itu memiliki kekuatan yang luar biasa, tapi akan menjadikan anakmu kelak seperti monster, tidak memiliki belas kasihan, dia akan menjadi tamak, akan menjadi orang yang angkuh dan jahat."
Mendengar ucapan Ayahnya, Subroto langsung lemas, tubuhnya seperti tidak memiliki tulang, karena begitu terkejutnya, "Bodoh.. bodoh.. hikss.. aku pantas di pukuli Yah, hiks aku tidak tahu Yah."
"Yang harus kamu lakukan, adalah mengajarkan agama yang baik terhadap anakmu, bila perlu masukan anakmu ke pondok pesantren, agar dia kelak bisa melawan hawa nafsu yang di timbulkan oleh benda itu."
"Tolong jangan beri tahu istri Broto Yah, Broto takut dia akan meninggalkanku."
"Dasar anak tidak berguna, sudah tahu semua akan berakibat fatal, tapi kenapa justru kamu masukan benda itu ke tubuh anakmu, HUH," Danu merasakan nyeri di hulu hatinya, karena begitu marah dan emosi, yang membuat penyakit jantungnya kambuh.
"Ayah, kenapa Yah?" Subroto menopang tubuh Ayahnya, yang tiba-tiba tertunduk lemas.
"Kamu harus menjaga, anak istrimu, cepat keluarkan benda itu dari tubuh anakmu, benda i.. itu a.. kan membawa petaka, tujuh turunan."
Danu akhirnya pingsan dan tak sadarkan diri...
Hem.. bukankah benda itu masih ada di kotaknya? entahlah.. jangan lupa terus ikutin alurnya.
***
Note
Iblis adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang dikenal dengan ketaatannya, sebelum Nabi Adam AS diciptakan. Kualitas ibadah yang dilakukan iblis sangat baik, sehingga memiliki gelar al-'abid (ahli ibadah), dan ini membuatnya dihormati oleh para penghuni surga.
Iblis dikisahkan sebagai makhluk yang ahli dalam berbagai ilmu, seperti Al-Qur'an, hadis, dan riwayat. Iblis juga dikisahkan mampu menceritakan kisah para nabi dengan baik karena sudah ada sejak Nabi Adam masih di surga.
"Qaala maa mana'aka allaa tasjuda iz amartuka qaala ana khairum minhu khalaqtanee min naarinw wa khalaqtahoo min teen"
"Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.
( Al-A'raf ayat 12 )
Ingat Iblis itu lebih berilmu, dia pernah berada di surga, jadi kuatkan lagi iman kita.
Dukung aku dengan like, komen dan Vote ya..
semangat
Subroto nampak dilema, entah harus membuang benda itu atau tidak. Tapi, jika di buang, dia sedikit tidak rela.
Kalau seperti kata-kata di atas, mungkin bisa sedikit baik
Itu mungkin sedikit lebih bagus
Setelah tanda titik, awali dengan huruf besar
Spasi
Mungkin ga perlu ada tanda , di kalimat (Ketika Subroto)
Itu bisa di gabung aja (Ketika Subroto mencari kunci lemari itu)
/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/......