Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Arthur tengah menikmati segelas bir sambil mendengarkan laporan dari Kevin mengenai informasi yang disampaikan oleh Cintia. Kevin mengatakan jika apa yang dikatakan mungkin saja benar, sebab Daniel akan bertindak berbagai cara untuk memenangkan lelang tersebut.
" Bos. Aku sudah memeriksa daftar tamunya. Dan sebagian besar daftar tamunya merupakan orang-orang yang berpengaruh." ujar Bagas sambil memberikan data yang sudah dia cari tahu.
" Kayaknya aku harus datang ke acara ini. Jika mereka melawan ku seperti ini, maka Akau harus menghadapi mereka." ujar Arthur memberikan data tersebut kepada Bagas.
Alana tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan tersebut. " Kenapa kamu menghubungi ku? Bukannya tadi kamu bilang kalau kamu ada urusan yang perlu kamu selesaikan." ucap Alana yang nampak kesal karena Arthur sudah mengganggu waktunya ketika ia tengah bekerja.
" Duduk dulu." ucap Arthur.
Dengan wajah cemberutnya, Alana duduk namun dia memilih duduk agak menjauh dari Arthur. " Jadi, ada apa?"
" Apa kamu membawa kartu undangannya?"
Alana mengangguk.
" Bisa berikan kepadaku?"
Alana memandangi Arthur dan jajaran asisten Arthur dengan curiga. " Kenapa?"
" Aku tidak bisa membiarkan kamu menghadiri acara itu. Itu terlalu berbahaya, aku ingin kamu menunggu di dalam rumah. Aku akan kembali ke rumah secepatnya."
Perkataan tersebut membuat Alana merasa kesal. Arthur seolah mengatur dan melarangnya lagi. Entah seberapa bahayanya orang bernama Daniel tersebut bagi Arthur. Akan tetapi, Alana tidak suka hidupnya yang diatur oleh Arthur.
" Aku tahu kamu enggak akan membiarkan ku pergi. Sungguh beruntungnya aku, hidup di rumah ini." ucap Alana dengan kesal menaruh kartu undangan tersebut diatas meja lalu beranjak pergi begitu saja.
Arthur mengambil kartu undangan tersebut. Dia menatap kartu undangan tersebut.
Tak cukup waktu lama, Arthur tiba di acara yang dibuat oleh Daniel. Dia datang membawa dua asistennya Kevin dan Bagas. Memasuki pesta, dia melihat beberapa kolega besar, dia lalu menyambut mereka sambil berbincang-bincang.
Di rumah, Alana sudah bersiap dengan gaunnya. Dia menatap dirinya sendiri di kaca, sambil tersenyum dia memuji kecantikan sendiri.
" Apa nona Alana benar-benar ingin pergi?" tanya Bara bersama dengan Edgar yang berdiri di depan pintu.
" Tolong jangan pergi." pinta Edgar karena tidak mau mendapat masalah dari Arthur.
Alana berbalik memandangi dua asisten Arthur tersebut. " Kalau kalian tidak mau ikut, biar aku yang pergi sendiri kesana. Kalian tinggal memutuskannya saja."
Meski sudah dilarang untuk pergi. Namun Alana bersikeras untuk tetap pergi. Wajah Bara dan Edgar nampak gusar. Mereka sangat jika membuat Arthur mengamuk. Akan tetapi, Alana sangat keras kepala. Dia seolah tidak memikirkan akan resiko dengan keputusannya sendiri.
***
Arthur masih tengah berbincang dengan beberapa kolega yang ia kenal. Sesekali dia juga mengenali dirinya ke beberapa investor ataupun menteri yang hadir, untuk mendapatkan investor ataupun menteri yang mau bekerja sama dengannya. Saat tengah berbincang, Cintia tiba-tiba datang menyentuh lengan Arthur.
" Aku pikir kamu tidak akan datang." ucap Cintia.
Namun Arthur tidak perduli akan adanya Cintia. Hingga dirinya tidak sengaja melihat seorang perempuan menggenakan gaun putih, dari belakang terlihat seperti Alana.
" Maaf, aku permisi dulu." ucap Arthur melepaskan tangan Cintia yang memeganginya. Dia menghampiri perempuan bergaun putih yang tengah berdiri sambil berbincang.
" Alana." tegur Arthur sambil menepuk pundak perempuan tersebut. Namun Arthur terkejut ternyata perempuan tersebut bukanlah Alana.
" Aku minta maaf." ucapnya kepada perempuan tersebut.
" Aku tidak mengira jika pria hebat seperti mu, pak Arthur. mau bergabung dengan pesta kecil seperti ini." ucap Daniel menghampiri Arthur.
" Kamu sendiri yang mengundangku kesini. Bagaimana aku bisa mengatakan tidak? Acaranya cukup kecil, namun terlihat mewah. Tapi menurut ku, ini masih belum cukup untuk membuatmu memenangkan konsesi." ujar Arthur.
" Sialan kau, Arthur." umpat Daniel memandangi Arthur dengan penuh kebencian.
Di tengah perbincangan mereka, Alana datang diikuti oleh Bara. Mereka berdua memasuki pesta.
" Nona Alana, aku akan ambilkan minuman untukmu." ucap Bara.
Alana berdiri sendirian, sambil melihat-lihat banyak tamu yang hadir dalam acara tersebut. Dia melihat Cintia yang berdiri menatapnya.
" Kamu sudah datang kesini. Jadi, tinggallah disini sebentar. " ucap Daniel lalu pergi.