NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:608
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Lima belas menit kemudian Verlie keluar dari kamar mandi dengan dress barunya yang berwarna putih tulang. Dengan cemberut ia melewati lemari pakaian dengan Naja yang bersandar di sana. Verlie melengos melewati Naja. Naja mengejarnya.

"Hei... Kenapa merajuk begitu?" tanya Naja sambil tersenyum. Verlie hanya meliriknya sebal. Bagaimana tidak, mereka terjatuh di kamar mandi. Lebih tepatnya Verlie di dalam kamar mandi dan Naja tepat di pintu kamar mandi. Masih terlihat bekas memerah di dahinya namun tidak melunturkan senyum mengejeknya.

"Lain kali apa keinginanmu bisa kan di katakan terlebih dahulu!" protes Verlie yang merapikan bawahannya. Naja menatap gadis itu dengan kagum. Dress itu pas di tubuh Verlie.

"Kaaaannnn... Kamu menatapku begitu!" Verlie menghentakkan kakinya. Naja segera menghilangkan senyumnya dan memasang wajah seriusnya.

"Kamu itu pikirannya terlalu negatif! Sudahlah, ayo kita makan!" ajaknya. Verlie segera meraih tasnya.

"Awas saja kalau kamu berani mesum!" kata Verlie.

"Kamu mau kemana?" tanya Naja tanpa mengindahkan perkataan Verlie.

"Pergi makan kan?" Verlie berbalik menatap Naja. Naja menggeleng dan menunjuk meja di sofa. Sudah berisi beberapa makanan.

"Aku tidak tahu yang mana makanan kesukaanmu, jadi kupesankan beberapa makanan," ucap Naja. Verlie mendengus kesal. Jika tahu mereka akan makan di ruangannya, kenapa repot-repot menyuruh Verlie mengganti bajunya dengan dress pendek ini.

"Maaf! Aku tidak memberitahumu atau menanyakannya padamu. Kamu dari awal sudah curiga denganku. Sudah pasti apapun yang aku katakan kamu tidak akan percaya," ucap Naja.

"Asal bicara yang jelas aku pasti paham Najaaaa. Lain kali apa yang kamu inginkan katakan dengan jelas!" perintah Verlie.

"Jadilah pacarku!" ucap Naja cepat. Verlie segera membeku. Tidak tahu harus merespon bagaimana.

"Najaa..."

"Ehem! Pacar pura-pura. Ingat?" ucap Naja sambil berdehem.

"Oooh itu, yyyaaaa... Baiklah. Aaaah aku tahu! Pantas saja kamu membelikan dress ini dan beberapa pakaian untuk di rumah, rupanya kontrak pacaran kita sudah mulai berjalan," ucap Verlie senang. Naja hanya mengangguk.

Mereka makan sambil membicarakan tentang pacar pura-pura. Naja memberi tahukan tugas Verlie saat ini sampai seterusnya. Verlie hanya mengangguk mengerti sambil mulutnya terus mengunyah makanan. Membuat Naja gemas melihatnya.

"Kenapa aku mengundangmu kemari, salah satu alasannya adalah sekertarisku. Jadilah pacarku, aktinglah yang benar kalau dia kemari," kata Naja. Verlie tergelak mendengarnya.

"Kenapa kamu tertawa?" dahi Naja mengernyit heran.

"Aku rasa sekertarismu cantik, dia cukup memiliki banyak kepercayaan diri kalau dia bisa mendekatimu. Masalahnya apa?" tanya Verlie.

"Lihat aja nanti," ucap Naja.

"Aneh kamu!" ucap Verlie, Naja hanya mengangkat bahunya.

Benar saja, tak lama kemudian sekertarisnya masuk membawa map laporan, dengan rok yang sangat pendek. Memakai tanktop hitam kecil yang membuat dadanya seperti membludak ingin keluar. Ditambah lagi dandanam super dengan rambut tergulung rapi seolah ingin menunjukkan lehernya yang jenjang namun terlihat seperti tante-tante bagi Verlie. Naja mengerling padanya, Verlie langsung paham siapa wanita itu.

"Ini laporan yang bapak minta," ucapnya menyerahkan map tanpa melihat Verlie.

"Terimakasih! Letakkan di meja saya," ucap Naja.

"Bapak akan makan siang? Akan saya temani,"

"Ehem!" Verlie berdehem.

"Maaf Sarah, tapi makan siang kali ini aku ditemani kekasihku," ucap Naja sambil memeluk Verlie.

"Kekasih? Apa tidak salah? Ini anak kecil!" ucapnya meremehkan.

"Apa? Jadi tante bilang aku anak kecil? Asal tante tahu, punyaku tak kalah besar dengan punyamu!" ucap Verlie sebal. Naja tersenyum mendengarnya.

"Apa katamu? Tante? Heiiii umurku belum tiga puluh!"

"Maaf tante, kukira umur tante sudah memasuki empat puluh lima tahun!" ucap Verlie.

"Kau!" ia terdengar marah.

"sayang, sudah ya," ucap Naja sambil memeluk pundak Verlie.

"Tapi kenapa dia mengajakmu makan siang di depan pacarmu?" tanya Verlie dengan nada manja. Naja tersenyum sambil memeluknya, lalu mengecup kening Verlie lembut.

"Jangan ngambek, nanti malam kita nonton yah," kata Naja.

"Aku mau pulang saja!" Verlie pura-pura merajuk.

"Jangan sayang, siapa yang temanin aku nanti malam? Baju dan semua perlengkapanmu sudah kupindahkan ke kamarku," ucap Naja. Si sekertaris membelalak mendengar dan melihat bagaimana manjanya kedua orang dihadapannya.

"Siapa yang memindahkan?" tanya Verlie.

"Kefin tadi kusuruh," kata Naja mengelus kepala Verlie, yang dielus hanya tersenyum dan memeluk Naja.

"Kamu masih di sini? Keluar dari ruanganku!" usir Naja. Dengan sedikit cemberut Sarah keluar ruangan. Mereka segera memisahkan diri. Sejujurnya Verlie merasa gugup dan berdebar dengan akting yang mereka lakukan, dan Verlie tak pernah semanja itu.

"Maaf kalau aku memelukmu tadi," ucap Naja.

"Hanya pelukannya? Kau mencuri menciumku," ucap Verlie.

"Astaga, itu hanya cium singkat!" ucap Naja.

"Tetap saja..."

"Asal kamu tahu, seharusnya kamu lebih marah dengan pelukan" ucapnya.

"Kenapa?" tanya Verlie.

"Ternyata memang lebih besar dari punya Sarah!" bisiknya di telinga Verlie. Verlie segera menghujaninya dengan pukulan, sedangkan Naja diam saja sambil tertawa puas.

Setelah puas memukuli Naja, Verlie mengemas tasnya dan akan pulang.

"Jangan pulang!" ucap Naja yang menahan tangan Verlie.

"Kenapa? Sudah selesaikan?" tanya Verlie, Naja menggeleng. Verlie menarik napasnya lelah.

"Tinggallah beberapa saat, aku akan mengecek laporan yang tadi di bawakan Sarah setelah itu kita pulang " ucap Naja.

"Tapi apa tidak apa-apa kalau aku di sini?" tanya Verlie.

"Ya tidak apa-apa, aneh kamu!" ucap Naja.

"Apa bosmu tidak marah?" tanya Verlie. Naja tersenyum samar.

"Akulah bosnya!" ucap Naja sambil duduk kembali di mejanya dan memeriksa berkas yang ada di mejanya.

"Hmmmh sok keren sekali!" ucap Verlie pelan.

"Aku mendengarmu Ver!" ucap Naja tanpa mengalihkan pandangan dari laporan di hadapannya. Verlie diam saja dan mengeluarkan ponselnya.

Tak lama pintu ruangan di ketuk, seseorang masuk dan menyerahkan sebuah bungkusan.

"Apa ini?" tanya Naja.

"Salad buah pak, kami membeli beberapa cemilan untuk teman-teman sekalian untuk bapak," ucapnya.

"Aaah terimakasih, saya rasa pacar saya menyukainya. Sini sayang, kamu suka ini kan?" Naja beralih bertanya pada Verlie. Dengan cepat Verlie kembali berakting, berjalan mendekati Naja dan duduk di pangkuannya.

 "Hmmmm salad, aku suka. Terimakasih ya, aku akan memakannya. Sepertinya kekasihku ini kurang suka salad," ucap Verlie sambil tersenyum ke arah karyawan kantor Naja.

"Waah syukurlah, selamat menikmati," ucapnya dengan senyum tulus. Verlie mengangguk.

"Apa memang sebanyak ini fansmu?" tanya Verlie tanpa beralih duduknya. Naja hanya mengangkat bahunya.

"Menyingkirlah! Kau berat berat sekali!" ucap Naja. Verlie hanya mendelik kesal. Ia meraih salad itu dan membawanya ke sofa lalu asyik menikmati makanan dingin dengan rasa yang menurut Naja aneh.

Tak lama kemudian Verlie merasa mengantuk, ia tidak dapat menahan matanya dan tertidur. Lalu ia merasa seseorang menggendongnya dan meletakkannya di kasur yang sangat lembut. Verlie hanya menggumam pelan dan melanjutkan tidurnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!