Dari dunia nyata menuju dunia lain, sedangkan dari dunia lain menuju dunia nyata?
Itulah yang dirasakan oleh seorang berandal bernama Arip Suhardjo dan seorang Peri kegelapan bernama Sabilia Von Kurayami dimana meski mereka adalah sosok nakal, mereka berkiblat ke arah yg berlawanan setelah mereka pindah dunia! Penasaran dengan kehidupan mereka di dunia yang berbeda? Ayo ikuti terus kisah Arip dan Sabilia!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mz Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Nama baru, peradaban baru, petualangan baru
Melanjutkan kisah Arip sebelumnya setelah Arip bersama dengan peri bunga mawar, Rose, peri api yang merupakan Raja baru para peri bernama Wara bertarung melawan Monster yang tersisa karena dikeluarkan oleh Sabilia dari Gunung yang terdapat sebuah tembok yang mengurung mereka selama berabad-abad. Kini, mereka semua memulai membangun peradaban para Peri. Dibawah kekuasaan Wara, mereka berhasil membangun peradabaan kembali. Mereka juga menciptakan Istana Peri yang baru untuk Wara dan beberapa pelayan, dan tentara untuk Wara.
"Arip Suhardjo." panggil Wara.
"Iya, kenapa War... Eh, maksudnya Raja Wara?" tanya Arip
"Nanti jam 2 siang, temui saya ya. Saya ingin berbicara empat mata denganmu." kata Wara.
Pada jam 2 siang, Arip mengunjungi Wara untuk berbicara empat mata di tempat yang tertutup. Dikarenakan, pembicaraan ini sangat rahasia.
"Selamat datang, Kesatria cahaya Bright Kendoka!" ujar Wara menyambut Arip.
Arip kemudian duduk di depan Wara.
"Sebelumnya, tadi apa maksudmu? Kesatria cahaya Bright Kendoka?" tanya Arip.
"Ya, itu adalah nama barumu sebagai Kesatria cahaya. Daripada cuma Kesatria cahaya, mending tambahin biar tidak hambar." kata Wara.
Arip kemudian mengangguk.
"Jadi, apa tujuan Raja memanggil saya kesini?" tanya Arip.
Wara kemudian serius untuk membahas topik ini.
"Seperti yang kita ketahui, peradaban Peri sudah akan jadi selangkah lagi. Saya sudah ada pelayan dan bala tentara. Nah, maukah kamu menjadi Jenderal bagi tentara-tentara Peri saya?" tanya Wara.
"Kenapa harus saya?" tanya Arip.
"Saya lihat pada dirimu, selain pandai berkelahi, terlalu kuat, kamu mampu memimpin kami saat peperangan. Saya rasa itu memenuhi kriteria sebagai seorang Jenderal. Bagaimana Arip?" tanya Wara.
Arip seketika kaget. Akan tetapi, ia mencoba tenang dan mencoba menjawab dengan jawaban yang matang. Akankah ia menjadi Jenderal Peri untuk Istana Peri dan menjadi Pasukan Pelindung Raja?
Beberapa hari kemudian, jadilah peradaban yang baru. Pada saat momen itu, beberapa Peri kemudian berkumpul di depan Kastil untuk mendengar sambutan dan peresmian dari Desa Peri yang baru dibangun kembali. Wara dikawal oleh beberapa Pasukan Penjaga Raja yang komandannya adalah Arip yang tepat berdiri di samping Wara dan memegang pedang kayu kendonya.
"Selamat pagi rakyat-rakyat yang saya cintai, dan saya banggakan!" sapa Wara.
"RAJA!"
Mereka semua tampak antusias mendengarkan pidato dari sang Raja.
"Seperti yang kita ketahui, beberapa bulan yang lalu, kita dilanda musibah yang membuat kita harus bertarung, meregang nyawa, untuk bertarung melawan para monster yang merebut segalanya dari kita. Tapi, dari kejadian itu, kita makin solid, dan membangun peradaban baru yang akan mengukir sejarah dari hari ini, hingga hari yang akan datang! Saya juga mengapresiasi kerja keras, solidaritas, dan pengorbanan, serta jiwa kesatria kalian sehingga peradaban baru ini, akan lebih makmur, jaya, dan sejahtera!" kata Wara.
Orang-orang bertepuk tangan.
"Dan sekali lagi, MARI KITA BERBAHAGIA, RAKYAT-RAKYATKU!"
Kata-kata Wara diikuti dengan tepuk tangan dan teriakan gembira dari Rakyatnya.
"HIDUP RAJA WARA!"
"HIDUP KEBEBASAN!"
"ENYAHLAH PENINDASAN!"
"HIDUP PARA PERI!"
Setelah semuanya beres, Arip kemudian pergi ke kamar khusus Pasukan Pelindung Raja. Tak lama kemudian, ia di datangi oleh Rose yang memperagakan anak buah yang hormat kepada pemimpinnya.
"Siap Jenderal!" kata Rose.
Melihat tingkah laku Rose, Arip tertawa kecil.
"Hahaha... Bisa aja lo." kata Arip.
"Arip. Apakah kamu melupakan janji saat pesta waktu itu? Setelah kita membangun peradaban Peri kembali, aku dan kau akan berpetualang bersama. Kau tak lupa dengan janjiku waktu itu kan?"
tanya Rose.
"Oh, gue ga akan lupa dengan itu. Kebetulan, hari ini gue kosong dan ga ada jadwal untuk mengawal Raja Wara." kata Arip.
"Jadi kamu bisa dong?" tanya Rose untuk memastikan.
"Pake nanya. Bisalah. Sebentar ya, gue mau ganti baju dulu." kata Arip.
Arip kemudian meninggalkan Rose untuk mengganti bajunya dengan seragam STM 5nya. Pada saat ia mengganti bajunya menjadi STM 5, ia jadi teringat akan masa-masa saat ia masih di Dunia nyata.
"Hhh... Kira-kira, udah berapa lama gue berada disini?" tanya Arip dalam hati.
Seketika, Arip flashback teringat akan sang Ibu, adik, sahabat, dan segalanya terkait dunia yang sebelumnya ia pijak.
"Apa kabar kalian semua? Ibu, Azizah, Nasha, Dwikie, dan temen-temen gw di STM 5?" tanya Arip dalam hati.
Ia malah melamun karena teringat akan semua hal berharga dalam Dunia dia sebelumnya. Ibu, adik, sahabat, semuanya terkait Dunianya. Lamunan ia seketika hilang karena ia ditepuk dari belakang oleh rekannya.
"Arip. Kau dipanggil oleh Peri Tumbuhan Rosalina. Dia menunggumu."
"Iya, gue kesana."
Arip kemudian menghampiri Rose yang sedari tadi menunggu.
"Lama banget." kata Rose.
"Iya maaf. Yuk, jadi pengembara!" ajak Arip.
Petualangan mereka dimulai.
Bagaimana kah petualangan mereka? Rintangan apa yang akan menghampiri mereka selama mereka berpetualang?
Bersambung di bagian kedua.
