NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 13.

Aina terkulai lesu dengan tubuh yang sudah basah bermandikan keringat. Rasa sakit itu lenyap seiring tangisan malaikat kecilnya yang sangat lantang.

Begitupun dengan Arhan, tubuhnya bergetar melepas rasa sakit yang ikut menghujam sekujur tubuhnya. Tangisan sang baby membuat hatinya merasa damai.

Aina tersenyum, namun air matanya terus mengalir tiada henti. Dia tidak tau harus sedih atau bahagia menghadapi semua ini.

"Jangan menangis! Baby kalian sudah lahir ke dunia ini, kamu harus bahagia menyambut kedatangannya!" ucap Arhan sembari menyeka pipi Aina.

Aina menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa membendung air matanya. Tangisannya pecah memandangi wajah Arhan yang sangat dekat dengan dirinya.

"Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf." isak Aina, kemudian meraih lengan Arhan dan memeluknya erat.

"Apa yang kamu katakan? Kamu tidak salah, untuk apa meminta maaf?" ucap Arhan, kemudian mengusap pucuk kepala Aina lembut.

"A, aku...,"

Ucapan Aina tiba-tiba terhenti, seorang suster mendekat dan menaruh baby mungil itu di sampingnya.

"Selamat ya Ibu Aina, baby nya tampan sekali."

"Terima kasih Sus." jawab Aina, kemudian melepaskan tangannya dari lengan Arhan.

Setelah membersihkan baby boy dan Aina, kedua suster itu berlalu menyusul dokter yang sudah lebih dulu meninggalkan ruangan.

Darah Arhan mengalir cepat seiring detak jantungnya yang berdegup kencang menatap baby mungil Aina. Entah kenapa, perasaannya berubah aneh melihat wajah malaikat kecil itu.

Seakan tengah bercermin di depan kaca. Wajah itu sangat mirip dengan Arhan kecil, bahkan memiliki hidung yang sama persis dengannya.

"Selamat datang baby boy, kamu tampan sekali Nak." sapa Arhan, kemudian mencubit hidung mungil itu gemas.

"Aku keluar dulu memanggil Bastian. Dia pasti sudah tak sabar melihat baby nya yang tampan ini." ucap Arhan, dia tidak ingin Bastian salah paham terhadap dirinya.

"Tidak perlu, kamu di sini saja!" larang Aina sembari menahan tangan Arhan agar tetap berada di sampingnya.

Arhan menautkan alisnya, dia benar-benar bingung dengan keanehan ini. Kenapa Aina malah memilihnya ketimbang suaminya sendiri.

"Aina, aku tidak ingin Bastian salah paham padaku. Aku sudah merebut tempatnya, harusnya dia yang berada di sini bukan aku." ucap Arhan merasa tidak enak hati.

"Tidak ada yang merebut tempatnya, tempat ini memang seharusnya milikmu." jelas Aina, dia tidak ingin menyembunyikan kenyataan ini lagi dari Arhan.

Sudah cukup dia menderita selama ini, dia tidak ingin buah hatinya memiliki nasib yang sama dengannya. Anak itu berhak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya.

"Apa maksudmu?" tanya Arhan bingung, tatapannya tajam menuntut penjelasan.

Aina mengalihkan pandangannya ke arah baby boy yang tengah tidur di sampingnya. Air matanya kembali jatuh menatap wajah polos itu.

Perlahan Aina bangkit dari pembaringannya dan bersandar pada tampuk ranjang. Dia mengangkat tubuh mungil itu dan menghujaninya dengan ciuman bertubi-tubi.

"Mama sayang kamu Nak, tapi kamu lebih baik bersama Papa. Papa punya segalanya, Mama tidak ingin kamu menderita hidup bersama Mama." isak Aina mencurahkan isi hatinya.

Aina memberikan baby nya ke tangan Arhan. Meskipun berat, dia mencoba ikhlas melepaskan buah hatinya.

"Ambil baby ini, bawa dia bersamamu! Aku takut dia tidak akan bahagia jika tetap bersamaku."

"Cukup aku saja yang menderita selama ini, aku tidak ingin dia memiliki nasib yang sama denganku." isak Aina, kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.

Aina tak sanggup membendung air matanya, bukannya dia tidak menyayangi putranya. Tapi keadaan memaksanya melakukan ini.

"Aina, apa yang kamu katakan?" tanya Arhan bingung.

"Dia putramu, darah daging mu. Anak yang lahir karena kesalahan yang sudah kita perbuat di masa lalu."

"Aku tidak pernah menikah, aku melakukan hubungan terlarang itu denganmu saja." isak Aina pecah memenuhi seisi ruangan.

"Seeeeeer...,"

Bak ditusuk seribu pedang, dada Arhan sesak mendengar pengakuan Aina. Tak terasa air matanya kembali menetes menatap wajah polos yang ada di dalam dekapannya.

Arhan tak sanggup menahan luka yang mengiris relung hatinya. Dalam keadaan terisak, Arhan segera mengadzani putranya. Hatinya hancur menerima kenyataan ini.

Setelah mengadzani sang putra, Arhan menciumnya bertubi-tubi. Kemudian menaruhnya di dalam box bayi yang ada di samping ranjang Aina.

Arhan duduk di sisi ranjang, kemudian memeluk Aina erat sembari menelan tangisannya.

"Kenapa tidak mengatakannya dari awal, untuk apa berbohong padaku?" tanya Arhan sembari mengusap belakang kepala Aina.

"Aku takut, aku takut kamu tidak bisa menerimanya. Aku takut kamu menyuruhku menggugurkannya. Aku sudah berdosa sekali, aku tidak ingin menambah dosa lagi." isak Aina di dalam dekapan dada Arhan.

"Apa yang kamu pikirkan tentangku? Aku tidak sekejam itu." isak Arhan pilu.

Tangis keduanya pecah dan menyatu memenuhi seisi ruangan.

"Pergilah, bawa dia bersamamu! Aku takut jika terlalu lama melihatnya, aku tidak akan sanggup melepasnya." pinta Aina terisak.

"Aku tidak akan mengambilnya darimu. Kamu ibunya, kamu sudah berjuang mempertaruhkan nyawamu untuknya. Aku tidak sejahat yang kamu pikirkan." lirih Arhan.

"Tapi kamu lebih berhak membesarkannya, dia akan bahagia jika bersamamu." isak Aina.

"Cukup Aina, jangan bicara seperti ini lagi! Kita akan merawatnya bersama-sama. Dia tidak boleh kehilangan kasih sayang salah seorang diantara kita!" lirih Arhan.

"Tapi aku...,"

Arhan melepaskan pelukannya, kemudian mengecup bibir ranum Aina dengan lembut. Perlahan kecupan itu berubah menjadi luma*tan, Aina membeku menerima itu.

"Menikahlah denganku! Kita akan merawatnya bersama-sama." pinta Arhan setelah melepaskan luma*tannya.

Arhan menempelkan hidungnya di hidung Aina, deru nafas keduanya terdengar semakin memburu.

"Aku tidak bisa," jawab Aina, kemudian memalingkan wajahnya.

"Kenapa tidak bisa, apa kamu mencintai orang lain?" tanya Arhan, dia menyentuh wajah Aina hingga tatapan keduanya saling bertemu.

Aina menggelengkan kepalanya, bukan itu yang menjadi pertimbangannya. Tapi jarak diantara keduanya sangat jauh berbeda. Aina tidak ingin menjadi benalu di hidup Arhan.

"Aku tidak peduli siapa kamu dan dari mana kamu berasal. Perbedaan status tidak penting bagiku."

"Meskipun kamu membohongiku dengan mengatakan bahwa kamu sudah menikah, aku tidak mempermasalahkan itu."

"Selama tiga bulan terakhir aku menetap di Korea, aku berharap bisa melupakanmu seiring berjalannya waktu. Tapi perasaan itu tidak bisa hilang dariku."

"Aku kembali hanya untukmu, aku ingin sekali bertemu denganmu. Aku merindukanmu, sangat merindukanmu."

Arhan terisak mencurahkan seluruh isi hatinya. Hal itu membuat Aina terenyuh, dia tidak bisa menahan pilu di hatinya. Kemudian memeluk Arhan dengan erat.

Arhan membalas pelukan Aina, kemudian mengecup pucuk kepala Aina dengan sayang.

"Menikahlah denganku! Aku janji akan menjadikanmu ratu di dalam hidupku. Jika kamu tidak bisa melakukannya untukku, setidaknya lakukan demi putra kita, darah daging kita."

"Aku bukan Arhan yang dulu. Malam yang kita lalui berdua adalah malam terakhir aku menjadi pria bajingan. Kamu yang membuat hatiku tersentuh, kamu yang membuatku berubah menjadi lebih baik."

"Tolong beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahanku, aku janji akan membuatmu dan putra kita bahagia." isak Arhan memohon.

1
Sastri Dalila
👍👍👍
Nova Angel
keren
Dwi Estuning
Thor...tikus kecil...sgt tdk mendidik...bisa diganti...yg lain
Taufik Hidayat
kok didramatisir kayak sinetron..pertama gak ketemu2 si arhan dg aina..kedua masak gak ada feeling dr arhan kl itu anaknya
Chen Aya
baru mampir udah bikin mewek thor
Katherina Ajawaila
norak aina, lagunya malah kaya yg di pela2
Katherina Ajawaila
Aina sok kepede an, coba kalau bener kejadian. nyam2 loh di tinggal gitu aja. 😖
puji puput
seru.....ditunggu kelanjutan kisahnya.../Smile/
Nova Angel
keras kepala sih
Nova Angel
org jgn ambil kesimpulan gitu dl itu kan cuma masa lalu laki lo
Ananda Muthaharoh
lbih baik yg jadi istri si arhan sinayla aja, sikapnya dewasa, walau dia juga anak yg tertindas sm keluarganya, tp sikap nayla mencerminkan kedewasaan, ga kaya si aina, egois bin nyebelin.
Ananda Muthaharoh
si aina ini mesti dikasih jaran goyang kali ya biar dia lulut sm si arhan, kasian babang arhan pnya istri egois.
Nova Angel
mampus lo🤣🤣
Nova Angel
gila yg nyiksa ny bunuh kesel bgt
Nova Angel
jgn sampe celaka thor
Puji Utami
lama2 ga suka tokoh Aina
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Ananda Muthaharoh
udah arhan km tinggalin aja si aina itu, munafik jg egois, diksih hati sm jantug ga mau, mngkin lbih baik km ksih empedu aja kli arhan.
Nova Angel
ikut deg"🤣🤣🤣
Nova Angel
bodoh muda bgt percaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!