Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang pria yang sedang kelaparan malah di suguhi pemandangan yang tidak menyenangkan.
Bagaimana kisahnya mari kita ikuti bersama.
Oh iya, ini cerita author yang perdana.. jadi maklumin ya kalau masih belepotan..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hum@ira211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjodohan
"Gawat Las, apakah kita harus segera kesana?" ucap Nina setelah membaca isi pesan itu..
"Kenapa Nin, ada apa??" tanya Sulastri penasaran.
"Salah satu klien kita rupanya inginkan perubahan tampak muka rumahnya, tapi ada perdebatan diantara mandor dan pengawas yg tak berujung.." terang Nina..
"Ok, sebaiknya kita segera berangkat saja.." Sulastri memutuskan..
Keduanya mengangguk, Nina segera mengambil berkas yang sudah diaiapkan, sementara Adi segera mengambil mobil di parkiran dan menantikan keduanya di depan pintu kantor.
Beberapa saat kemudian mereka telah meninggalkan gedung itu dengan cepat, tanpa disadari mereka telah diikuti dua pengendara motor yang sedari pagi terus saja mengawasi pergerakan mereka.
"Mereka keluar, ayo kita ikuti.." kata salah satu dari kedua pemotor itu
Di lain sisi..
" Kita masuk tol saja Bang, biar cepat sampai.." kata Sulastri
" Baik Non.." jawab Adi singkat
Setelah beberapa kilo melaju mobil yang ditumpangi Sulastri berbelok masuk ke pintu tol, sementara yang mengikuti mereka kecele karena otomatis mereka tidak bisa lagi mengikuti dari dekat, mereka hanya bisa memantau dari sisi luar jalan tol..
Meskipun keduanya terus berusaha mengikuti mobil Sulastri namun pada akhirnya mereka kehilangan jejak, karena di depan sana ruas tolnya bercabang dua dan juga laju mobil yang melesat cepat sehingga mereka tak mampu mengejarnya.
"Sialan.. Kita kehilangan mereka.." berkata salah satu kepada rekannya..
" Kita kembali saja ke kantornya..siapa tahu mereka segera kembali.." usul satunya lagi..
Mereka pun bersepakat untuk kembali..
***
Sementara itu mobil yang membawa Sulastri melaju kencang di tengah arus kendaraan yang tidak begitu padat, rasa lapar mereka seakan terlupakan dikalahkan oleh kekhawatiran yang sedang mereka hadapi jangan sampai membuat kecewa klien mereka.
Sulastri memang orang yang totalitas dalam pekerjaannya dan selalu memegang prinsip "kepuasan pelanggan adalah kesuksesan" dimana dia akan merasa berhasil hanya jika pelanggan nya sudah merasa puas, sehingga setiap ada masalah dengan pelanggan Ia ingin segera mencari solusi bersama.
Mobil itu melaju ke arah selatan ibukota, sepanjang perjalanan Adi hanya terdiam mendengarkan bos barunya itu bercakap cakap dengan asistennya yang sesekali membaca pesan singkat dan membalasnya.. Sesekali Nina berkata kepada Adi menunjukkan kemana arah yang mereka tuju.
...****************...
Rumah mewah itu lebih tepat disebut mansion, selain karena luasnya area juga karena fasilitas didalamnya tergolong lengkap, mulai dari kolam renang, ruang gym, studio pribadi dan lain lainnya. Di area luar bagian belakang juga terdapat jogging area yang memutari taman bunga dan air mancur.
Di sebuah kursi taman tampak seorang kakek sedang menikmati kesejukan pagi menjelang siang itu, secangkir teh herbal tersaji di atas meja berikut camilan ubi rebus kesukaannya, selain karena makanan sehat, ubi rebus juga yang selalu mengingatkan dia agar hidup tidak berlebihan dan berfoya foya.
Meskipun begitu Ia tidak pernah membatasi semua keperluan pelayan di rumah itu, mereka mendapatkan fasilitas yang layak dan kebutuhan mereka tercukupi.
Seorang pelayan tiba tiba datang dan memberitahukan bahwa ada seseorang yang mau menghadap..
" Maaf Tuan, di depan ada pak Edo ingin bertemu.." kata pelayan itu..
"Suruh masuk.." jawab si kakek singkat, Ia menyeruput teh hangat dan mengambil sebongkah ubi dan menikmatinya..
Sesampainya di depan si kakek, asisten Edo membungkuk hormat.
"Selamat pagi Tuan Soedono"..sapa Edo
"Pagi ... Ed... hal penting apa yang mau kau sampaikan?" tanya kakek yang bernama Soedono...
"Mengenai cucu Tuan.." kata Edo
"Baiklah,.. duduklah dulu.." pinta kakek Soedono..
Edo mengambil tempat duduk diseberang meja, sehingga mereka saling berhadapan.. tak lama kemudian seorang pelayan membawakan secangkir kopi untuk Edo .
"Bagaimana keadaannya, apakah dia baik baik saja?" tanya kakek.
"Bersyukur dia dalam keadaan baik, ada beberapa hal yang hendak saya ceritakan Tuan" jawab Edo
" Baiklah, saya mendengarkan..." ucap si kakek..
Edo pun mulai bercerita.
"Seperti yang sudah pernah saya laporkan, awalnya saya tidak sengaja melihat mobil Nona melintas didepan saya sewaktu saya membeli minum di pinggir jalan, saat itu juga saya mengikutinya hingga akhirnya Nona sampai di sebuah perumahan cluster, saat itu saya tidak berani terlalu dekat, tak berapa lama kemudian Nona kembali keluar rumah dengan terburu buru." Edo mengambil nafas sebentar
Edo kembali melanjutkan ceritanya mulai dari dia mengikutinya ke bengkel sampai kembali ke rumah dan mengawasinya sampai pagi..
Pada keesokan paginya ia melihat seorang laki laki datang disusul seorang perempuan yang beberapa hari belakangan Ia ketahui si lelaki adalah sang sopir, dan seorang lagi art Nona.
Hampir seminggu Edo mengawasi, pagi itu terlihat Nona keluar bersama sopir dan Edo mengikutinya sampai ke kantornya, dan melihat dua pengendara motor yang mencurigakan..oleh karena itu ia sempatkan menyampaikan secara langsung kepada si kakek tentang situasi ini dan minta petunjuk selanjutnya..
Mendengar laporan dari orang kepercayaan itu kakek Soedono tampak merenung, perasaan sedih sekaligus bangga menyeruak didalam hatinya, sedih karena dia harus terpisah jauh dari cucu kesayangannya tapi bangga dengan kemandiriannya.
"Jadi dia sudah memulai bisnisnya sendiri?" tanya kakek Soedono
" Begitulah yang saya lihat Tuan, perusahaannya memang terlihat tidak terlalu besar.. kalau tidak salah mengingat namanya Mandiri Jaya Property.." terang Edo..
"Hemmm..." Kakek hanya bergumam..
"Saya sudah menyelidikinya Tuan, perusahaan itu mengenai bangunan rumah menengah ke bawah" tambah Edo
"Cerdik sekali Edo, cucuku sangat cerdik.. Dia ingin bersembunyi dari kita, makanya dia mengambil bidang yang berbeda dengan kita.." senyum kakek Soedono melebar..
Rasa bangga jelas terlihat di wajahnya..
"Betul Tuan, Nona sekarang benar benar sudah dewasa dan mandiri.." ucap Edo menimpali..
Si kakek tidak menyahut.. Ia kini larut dalam kenangan masa lalunya..
...****************...
...Flashback ...
...****************...
Hari itu sangat cerah, Sulastri baru saja diangkat menjadi sorang manajer di perusahaan kakeknya, meskipun ia adalah cucu kesayangan dari pemilik perusahaan ternama di ibukota itu, namun Ia ingin merintis karirnya dari bawah sehingga bisa merasakan proses dari sebuah kesuksesan.
Kakek Soedono yang merasa bangga kepada sang cucu berniat membuat pesta kejutan untuk Sulastri dan mengundang beberapa kolega pentingnya.
Pesta itu di gelar di taman belakang sebuah mansion mewah milik si kakek, meskipun pesta kecil namun terlihat meriah, Sulastri mengenakan gaun terusan yang begitu elegan, warna terang gaunnya senada dengan warna kulitnya menambah kecantikannya uang sudah rupawan, sehingga membuat semua mata tertuju pada nya.
Nina sang sahabat sejati nya pun ada disana mendampinginya bersama beberapa teman lainnya, banyak dari tamu undangan yang menginginkan dalam hatinya bisa bersanding dengan salah satu dari para gadis itu, namuntak berani mengungkapkannya.
Tibalah saatnya sang kakek memberikan sambutannya kepada hadirin, Ia pun menyampaikan rasa terimakasih atas kedatangan mereka dan semua kerjasama yang mereka bangun selama ini, dan ia memperkenalkan cucu kesayangannya yaitu Sulastri.
"Tibalah saatnya saya umumkan.. .." kata kakek Soedono sambil memberi kode kepada seorang pemuda untuk mendekat..
"Saat ini cucu saya Sulastri sudah resmi menjadi seorang manajer umum, selamat cucuku.." ucap sang kakek
Sulastri hanya tersenyum..dan semua yang hadir memberi tepuk tangan..
" Dan ini yang sangat penting saya sampaikan, saya berniat untuk menjodohkan cucu saya Sulastri dengan nak David Sudewo" tambahnya..
Mendengar ucapan sang kakek, wajah Sulastri berubah, seolah tak percaya apa yang didengarnya , mengapa sang kakek tidak menanyainya terlebih dahulu dan memutuskannya sendiri..??
Dalam kebingungannya Sulastri hanya bisa terdiam...
Apa yang akan dilakukan Sulastri??apakah dia akan menerima perjodohan ini??
Nantikan terus kisahnya di episode selanjutnya... Okey??..