NovelToon NovelToon
Jevan Dan Para Perempuan

Jevan Dan Para Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Duniahiburan / Showbiz / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Sejak lahir, Jevan selalu di kelilingi oleh para perempuan. Ia tak pernah tahu dunia lain selain dunia yang di kenalkan oleh ibunya yang bekerja sebagai penari pertunjukan di sebuah kota yang terkenal dengan perjudian dan mendapat julukan The sin city.

Jevan terlihat sangat tampan sampai tak ada satupun perempuan yang mampu menolaknya, kecuali seorang gadis cuek yang berprofesi sebagai polisi. Jevan bertemu dengannya karena ia mengalami suatu hal yang tak lazim di hidupnya.

Peristiwa apakah yang telah di alami oleh Jevan? Ikuti ceritanya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Nino Tahu

Jevan tak tahu sudah berapa lama ia tertidur. Ia terbangun karena seseorang membangunkannya.

"Jevan... Ayo bangun, Jevan... Sedikit lagi mau sampai loh... "

Seseorang yang membangunkan tidurnya itu kemudian mengecup bibirnya dengan lembut.

"Mmm... Aku mau kalau setiap hari di bangunin kayak gini... "

"Aku juga mau. Sayangnya pekerjaanku membuatku tidak bisa selalu ada di rumah"

Jevan kemudian membuka matanya lebih lebar dari sebelumnya.

"Hai, Karen... "

"Hai, Jev... "

Seorang rekan kerja Karen kemudian memanggil Karen untuk memberi kode kepada Karen agar membantu penumpang lain.

"Sudah dulu ya, nanti kita bicara lagi"

Karen kemudian mengedipkan sebelah matanya kepada Jevan, yang di balas dengan senyuman oleh Jevan.

Sebelum pesawat yang di tumpangi oleh Jevan mendarat, Jevan mengabari ibunya. Kemudian ia mulai memeriksa barang-barangnya untuk memastikan kalau tidak ada yang tertinggal.

Pesawat melakukan pendaratan dengan mulus dan sesuai dengan jadwal. Karen kemudian menjajari langkah Jevan dan menyelipkan kartu namanya di kantong kemeja berlengan pendek yang Jevan kenakan.

"Aku berada di sini selama seminggu sambil menunggu jadwal penerbangan berikutnya. Kita harus bertemu lagi, Jevan. Karena melakukan percintaan singkat selama di pesawat itu kurang memuaskan bagiku"

"Begitu ya? Baiklah, kalau begitu kita akan bertemu lagi. Aku akan menghubungi kamu"

"Aku tunggu ya. Bye, Jev... "

Karen meniupkan ciuman di udara lalu pergi bersama rombongan kru pesawat lainnya sambil menyeret kopernya.

***

Jevan kira ia akan dijemput oleh Simone, karena satu-satunya orang yang tahu tentang waktu kedatangan Jevan memang hanya Simone. Tetapi ynag datang ternyata adalah Nino bersama seseorang yang belum pernah Jevan kenal sebelumnya. Nino punya banyak bodyguard, tetapi ia tidak mengenal yang ini. Orang itu membawa sebuah koper kecil yang ia taruh di salah satu bangku ruang tunggu yang ada di bandara. Jevan jadi curiga dengan orang itu.

"Selamat datang kembali, Jevan. Bagaimana Paris? Menyenangkan?"

Nino merangkul pundak Jevan. Ia tak pernah melakukan itu sebelumnya. Jevan jadi tambah curiga terhadap Nino.

"Yah, lumayan"

"Kau sudah menemukan yang kau cari?"

"Maksudmu klien aku? Tentu saja aku sudah bertemu dengannya"

"Bagaimana kalian berkenalan?"

Jevan memicingkan matanya. Sepertinya Nino terang-terangan menunjukkan kalau ia mencurigai Jevan.

"Dia adalah sahabat klien aku. Waktu klien aku dan sahabatnya sedang berlibur kesini, klien aku mengenalkan aku padanya"

"Oh, I see... "

"Nino, maaf tapi aku perlu bertanya dimana mommy aku? Seharusnya kan ia yang menjemputku ke sini"

"Mommy kamu mendadak dapat klien penting yang tak mungkin ia tolak, makanya ia memintaku untuk menjemput kamu"

"Begitu ya? Hmm... Baiklah"

"Oh iya, kenalkan ini temanku. Namanya Nick"

"Hai, Nick. Aku Jevan. Senang berkenalan denganmu"

"Yeah, aku juga"

"Apakah kau habis melakukan perjalanan juga?"

_

"Iya, sama seperti kamu. Aku juga habis dari Paris. Pramugari di pesawatnya cantik-cantik. Iya kan?"

"Eh... Iya benar. Berarti kita tadi satu pesawat ya?"

"Tentu saja. Kau sendiri baru berkenalan dengan seorang gadis di atas pesawat kan waktu berangkat? Lalu kau mengatur skenario agar kesannya dia memang klienmu"

"Apa maksudmu? Aku tak mengerti"

Tiba-tiba Nino menyergap Jevan. Ia meraih kerah kemeja Jevan dan memojokkan Jevan ke dinding terdekat.

"Jangan bohongi aku, Jevan! Kau sendiri tahu kan kalau aku tak suka di bohongi?"

Melihat aksi Nino, kedua petugas bandara kemudian mendatangi mereka.

"Maaf sir, jangan berkelahi di sini. Jadi sebaiknya kalian segera berdamai dan pergi dari sini"

"Ya, sir. Baiklah. Ayo, kita segera pulang"

"Kalau begitu kalian duluan saja. Aku akan memesan taksi dari sini"

"Oh, tidak bisa. Kau harus ikut denganku dan Nick. Ayo"

Jevan tak bisa berbuat yang lain selain mengikuti mereka dengan pasrah. Tapi saat ini yang ia khawatirkan hanya ibunya.

***

Di dalam mobil yang membawa Jevan, Nino, dan Nick, tanpa basa-basi lagi Jevan langsung menanyakan keberadaan ibunya.

"Katakan sejujurnya padaku Nino, dimana mommy-ku?"

"Aku tak bohong padamu, mommy kamu baik-baik saja dan dia benar-benar sedang menemui seorang klien penting, jadi aku menawarkan diri untuk menjemputmu"

"Sebaiknya kau berkata benar, Nino. Kalau tidak... "

"Kalau tidak apa? Hah? Kau berani melawanku?"

"Aku bisa saja berbuat nekat... "

"Sudahlah, Jevan. Kau anak kemarin sore, patuhi saja aku maka kau dan mommy kesayanganmu akan baik-baik saja. Oke?"

Setelah menghela nafas panjang, Jevan hanya menjawab dengan anggukan di kepala.

***

Nino menepati janjinya, Simone baik-baik saja. Ia pulang beberapa menit setelah Jevan tiba di rumah, atau lebih tepatnya di rumah susun tempat mereka tinggal.

"Dengarkan aku baik-baik dan ini berlaku untuk kalian berdua. Tak ada lagi jalan-jalan kemana pun tanpa sepengetahuan aku, kecuali untuk urusan pekerjaan. Oh ya, aku punya satu pertanyaan untukmu, Jevan. Pria yang kau temui di Paris, siapa dia?"

"Dia Francois LeVan, mantan klien mommy"

"Oh, ternyata dia"

Setelah itu Nino tertawa dengan sangat keras.

"Jadi kau kesana untuk menemui dia ya karena pasti kau penasaran dengan nama keluargamu yang sama dengan dia?" Nino bertanya di sela tawanya. Tapi bukannya menanggapi Nino, Jevan malah menanggapi ibunya yang menyela ucapan Nino.

"Jevan, maafkan mommy. Mommy lupa kalau Francois berambut pirang dan bermata biru seperti mommy"

"Tidak apa, mommy. Francois orang yang baik, dia bahkan bilang kalau punya anak seperti aku, dia pasti akan merasa bangga padaku"

"Tentu saja, kamu kan memang anak yang baik, Jevan"

"Ah, mommy berlebihan. Mommy kan tau itu tidak benar"

"Yeah, itu tidak benar. Kalau dia anak baik tidak mungkin dia ada main dengan seorang pramugari di pesawat" Nino yang merasa kesal karena di abaikan kembali menyela percakapan Jevan dan Simone sambil menunjukkan foto-foto bukti kedekatan Jevan dan sang pramugari yang bernama Karen. Simone tentu saja terkejut melihat foto-foto tersebut. Ia lalu memelototi Jevan sambil berteriak.

"Jevan, mommy kan sudah bilang sebelumnya jangan dekati pramugari di pesawat! Kamu ternyata ga dengerin mommy ya!" Simone lalu mendekati Jevan dengan maksud ingin menjewer telinga Jevan, tapi Jevan malah menghindar.

"Maaf mommy, aku hanya cari hiburan di atas pesawat!"

Simone dan Jevan saling berkejaran cukup lama, membuat Nino geleng-geleng kepala sampai akhirnya ia meninggalkan ibu dan anak tersebut secara diam-diam.

***

Karen merasa resah. Sudah 2 hari ini Jevan belum juga menghubunginya. Ia ingin sekali bertemu dengan Jevan, tapi sayangnya ia tidak mempunyai nomor telepon Jevan, jadi yang ia bisa lakukan hanyalah menunggu. Salah satu rekan kerjanya mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya jalan-jalan ke mall. Awalnya Karen ragu untuk ikut, tapi karena ia sedang tidak ada kegiatan lain, akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan rekan kerjanya.

Ketika sedang berkeliling di mall bersama teman-temannya, Karen terkejut ketika melihat Jevan sedang bersama dengan wanita lain yang kelihatannya umurnya lebih tua dari Jevan. Karen tak langsung muncul di hadapan Jevan, sebaliknya ia malah mengikuti Jevan yang sedang berjalan menuju hotel yang berada di sebelah mall tersebut.

Karen terus mengikuti mereka sampai di lantai tempat mereka telah membooking kamar. Dengan dikuasai emosi, Karen bermaksud untuk melabrak mereka. Tetapi belum sampai ia berjalan ke depan pintu kamar dimana Jevan dan wanita asing itu berada, seseorang menghalangi jalannya.

"Tolong jangan halangi jalanku, pak"

"Maaf aku harus melakukannya karena Jevan adalah pegawaiku, eh Karen... Itukan namamu?"

"Iya, itu namaku. Dari mana kau tahu namaku?"

Orang tersebut kemudian tersenyum santai.

"Tentu saja aku tahu. Mataku kan ada di mana-mana"

"Siapa kau? Kenapa kau menghalangiku?"

"Aku Nino, mu**ikarinya Jevan"

"Apa kau bilang?"

1
Ryan Hidayat
who???
Out on Corner: jawabannya ada di bab yang aku post hari ini ya 🙏
total 1 replies
anggita
klo lagi gugup... kadang juga bisa gagap😁
Out on Corner: /Grin/
total 1 replies
anggita
like👍+☝☝iklan.
anggita
🔥❤Louisa.. 😘Jevan... Jennie😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!