Demi menjaga nama baik keluarga Adiguna, Sandra harus rela menjadi istri pengganti majikannya sendiri. Insiden mempelai wanita yang melarikan diri, justru membuat Sandra terseret dalam ikatan suci pernikahan dengan putra sulung keluarga Adiguna yang lemah lembut dan sangat ramah.
Namun sangat di sayangkan, akibat pelarian sang pujaan hati membuat sifat Harun Pradipta berubah sepenuhnya. Sifat lemah lembut dan ramahnya seakan terkubur dalam dalam bersamaan dengan perasaanya terhadap sang kekasih.
Penghinaan tepat di hari pernikahan merubah sosok Harun menjadi pria arogan dan dingin. Termasuk kepada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.
Lalu bagaimana dengan Sandra? Akankah dia bisa membawa Harun kembali dari jurang keterpurukannya.
Update setiap hari jam 12.00.
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Harun menendang meja dan kursi di sana, tak pernah terlihat sebelumnya sikap Harun saat ini. Terlihat matanya dipenuhi amarah ketika membaca surat yang Isabel tulis untuknya, ia sangat kecewa atas sikap Isabel yang mengambil keputusan sepihak tepat dihari pernikahan mereka.
Semua keluarga mencoba menenangkan Harun namun pria itu seakan bukan Harun yang mereka kenal. Harun tidak mendengarkan ucapan mama dan papa nya.
"Harun, marah pun tidak ada gunanya. Mamah sudah pernah katakan bahwa Isabel bukan gadis yang baik setelah pulang dari Paris," ucap Amira membuat amarah Harun semakin di ambang batas.
"Apa yang kau katakan pada Isabel, Ana?!!" tanya Harun membentak, ia kesal juga ada adiknya yang namanya seringkali disebut dalam surat Isabel.
"Apa kak? aku bahkan tidak pernah bertemu dengan nya. Aku memang membencinya dan selalu mengatakan hal buruk, tapi aku tidak pernah sekalipun memintanya pergi di hari pernikahan." Jawab Ana tak kalah membentak, ia tidak terima jika di salahkan oleh sang kakak.
"Lalu sekarang harus apa? semua tamu sudah menunggu acara tapi sang mempelai justru tidak ada?!" teriak Harun frustasi, entah mengapa Isabel melakukan semua ini padanya. 1 tahun ia menunggu dengan setia, beginikah balasan yang Isabel berikan padanya?
"Nama kita bisa rusak ketika para kolega bisnis dan masyarakat tahu jika pernikahan putra keluarga Adiguna batal melangsungkan pernikahan nya. Semua perusahaan bisa membatalkan kerjasama dengan perusahaan kita," ucap Adiguna sudah kebingungan dengan semua ini.
Tiba tiba pintu kamar dimana mereka berada di ketuk, Ana membuka pintu kamar dan melihat Sandra berdiri disana sambil menundukkan kepalanya.
"Maaf mengganggu tuan dan nyonya, penghulu meminta agar pernikahan segera dilangsungkan," ucap Sandra dengan kepala yang tertunduk.
"Bagaimana bisa dilanjutkan, mempelai wanitanya saja tidak ada," ujar Ana pelan.
"Sandra, masuklah." Pinta Amira yang tentu di iyakan oleh Sandra, gadis itu lantas mendekati nyonya besar Adiguna.
"Pah, Harun dan Ana. Entah apa yang sedang terjadi saat ini tapi pernikahan tetap harus di langsungkan demi menjaga nama baik keluarga Adiguna dan juga menjaga perusahaan dari kebangkrutan karena waspada kolega akan membatalkan kerjasama mereka," ucap Amira membuat Adiguna dan yang lainnya bingung.
"Maksud mamah apa?" tanya Adiguna tidak mengerti dengan ucapan istrinya.
"Pernikahan ini akan tetap di langsungkan namun Sandra lah yang akan menjadi pengantin pengganti untuk Harun," jawab Amira membuat Sandra dan Harun sama sama terkejut.
"Maksud mamah apa mah?! jangan bercanda di saat seperti ini." Sanggah Harun atasan ucapan sang mamah.
"Tidak ada pilihan lain, Harun. Kita harus menjaga nama baik keluarga Adiguna," jelas Amira mencoba memberi pengertian.
"Mamah tidak bisa mengambil keputusan sendiri mah, pikirkan juga perasaan Sandra. Dia tidak ada hubungannya disini, dan kenapa harus dia yang menjadi pengantin pengganti untuk kak Harun," cicit Ana merasa jika sang mamah terlalu cepat mengambil keputusan.
"Sandra, kamu mau kan menikah dengan Harun. Saya mohon Sandra, selamatkan nama keluarga saya." Pinta Amira menggenggam tangan Sandra yang masih bingung harus berkata apa.
"Mamah, apa yang Ana katakan itu benar. Kita tidak bisa menyeret Sandra dalam hal ini, dia tidak ada hubungannya disini." Ucap Adiguna menyetujui ucapan putrinya tadi.
"Lalu sekarang harus apa pah? kita keluar dengan muka malu lalu mengatakan jika pernikahan mereka batal karena mempelai wanitanya melarikan diri? begitukah pah?" tanya Amira sudah menangis karena khawatir dengan masa depan keluarganya.
"Kita masih bisa cari jalan keluar mah, aku tidak mungkin menikahi Sandra, aku tidak mencintainya dan lagi apa kata orang-orang ketika aku menikahi asisten rumah tangga dirumahku sendiri," tolak Harun membuat perasaan Diandra berdenyut seketika.
"Jalan keluar mana yang kamu bicarakan? kamu malu menikahi Sandra karena dia hanya Art, lalu apa kamu tidak malu jika orang-orang bertanya kenapa mempelai mu melarikan diri tepat di hari pernikahan?" tanya Amira membuat Harun bimbang, ia tidak menyangka hari dimana seharusnya ia bahagia justru berubah menjadi saat ini.
Amira kembali meraih tangan Sandra, di tatapnya mata gadis itu dengan dalam. Sandra sendiri tidak tega, keluarga ini sudah banyak menolongnya. Memberinya pekerjaan dan tempat tinggal, bahkan perlakukan keluarga ini terhadapnya melebihi kepada keluarga sendiri.
"Sandra, saya mohon sekali pada kamu." Ucap Amira sampai meletakkan tangan Sandra di kepalanya.
"Nyonya, jangan seperti ini. Saya ini hanya seorang pembantu dirumah Adiguna, anda tidak pantas memohon pada saya," ucap Sandra pelan seraya melepaskan genggaman tangan Amira di tangannya.
Sandra menarik nafas dalam-dalam, ia harus segera mengambil keputusan agar tidak dikira mempermainkan hati Amira, dengan niat membalas Budi pada keluarga Adiguna maka Sandra harus menerima pernikahan ini.
"Tuan dan nyonya, tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika saya harus berada di posisi ini. Posisi dimana saya harus memilih antara masa depan saya atau membalas Budi pada keluarga Adiguna. Namun saya teringat dengan semua perlakukan baik keluarga Adiguna, bagiamana nyonya Amira memperlakukan saya seperti anak sendiri dan semua itu benar benar membuat hidup saya jauh lebih berarti." Ucap Sandra sedikit kesulitan karena gugup.
"Saya hanya berniat untuk membalas Budi pada keluarga Adiguna dan menyelamatkan nama baik kalian. Saya mau menikah dengan den Harun, setelah menikah saya tidak akan menuntut apapun bahkan saya akan tetap menjadi Sandra sebagai asisten dirumah Adiguna," lanjut Sandra sungguh sungguh.
"Benarkah itu Sandra?!" tanya Amira berbinar.
Sandra menganggukan kepalanya, ia melihat pada Harun yang sudah tidak peduli dengan ini semua. Pernikahan sudah seperti mainan, entah akan seperti apa kedepannya karena yang terpenting saat ini hanyalah nama keluarga Adiguna dan Sandra tulus melakukannya.
GIMANA PERSIAPAN HARI RAYA KALIAN? OH IYA AKU MAU MINTA MAAF JIKA SELAMA INI PUNYA SALAH SAMA KALIAN, UDAH BIKIN KALIAN EMOSI DENGAN ALUR YANG TIDAK JELAS.
MINAL AIDZIN WALFAIZIN READERS TERSAYANG 😇😚😚
BERSAMBUNG.........
gantung ahhhh antara ana azka..
good job.../Kiss/
semangaaaaatttt
hihihi... mulai....
rasain tuh Harun...
semangat Sandra...