NovelToon NovelToon
ZAREENA

ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Setelah ibunya tiada, Zareena hampir dijadikan jaminan untuk melunasi utang-utang judi Sang Ayah.

Dia marah pada Ayahnya, tapi kasih sayang dalam hati Zareena jauh lebih besar, sehingga apapun akan Zareena lakukan untuk menyelamatkan sosok Ayah yang ia sayangi. Namun segala usaha Zareena pada akhirnya sia-sia, Ayahnya meninggal dan dia harus merelakan satu-satunya rumah peninggalan kedua orang tuanya jatuh ke tangan Sang bandar judi.

Saat itu, Zareena sudah putus asa dan hampir menyerah. Tapi takdir berkata lain, di tengah ketidak pastian akan hidupnya, Zareena justru terselamatkan oleh kehadiran Ethan, putra tunggal sekaligus pewaris keluarga Hawkins.

Siapa Ethan dan kenapa dia menolong Zareena? lalu bagaimana kisah keduanya berlanjut?. Yuk, baca kisah lengkapnya dalam novel ini.

Jangan lupa tinggalkan komentar dan like sebagai dukungan kamu, ya. Selamat membaca, terima kasih 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertanda Baik

Sejak kejadian tadi sore, Zareena memilih untuk membersihkan diri di kamarnya yang dulu. Dia benar-benar merasa malu untuk bertemu muka dengan Ethan.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Zareena bergegas membuka pintu itu dan dilihatnya Elis di sana.

"Nona, Tuan Ethan sudah menunggu Anda untuk makan malam".

"Baiklah, aku akan segera ke sana. Terima kasih".

Elis menganggukkan kepalanya dan berlalu dari hadapan Zareena.

Zareena masuk kembali ke dalam kamar. Dia lalu mematut dirinya di depan cermin.

"Bagaimana bisa aku makan satu meja dengan Ethan?", gumam Zareena sendiri.

Ingatannya kembali ke kejadian tadi sore. Dia benar-benar merasa malu saat mengingat kejadian tersebut.

"Ok, tenang Zareena. Ingat, isi perjanjian pernikahannya. Anggap saja kejadian tadi sore tidak pernah ada", Zareena berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Setelah merasa cukup mengumpulkan keberanian untuk bertemu dengan Ethan, Zareena pun keluar dari kamar dan menuju ruang makan.

Ethan sudah duduk di sana. Lelaki itu melihat kedatangan istrinya.

"Ayo, kita makan", ajak Ethan santai seolah tidak terjadi apa-apa.

Zareena hanya bisa menganggukkan kepalanya. Jantungnya mendadak berdegup kencang saat tadi matanya beradu tatap sejenak dengan Ethan.

Meski gugup, Zareena dengan sigap mengambilkan lauk pauk untuk Ethan dan untuk dirinya sendiri.

Sejenak ruang makan itu hening. Baik Ethan maupun Zareena saling terdiam satu sama lain, mereka fokus menghabiskan menu makan malam di piringnya masing-masing.

Ethan lebih dulu selesai dengan makan malamnya. Setelah dia minum, dia duduk dengan santai dan memperhatikan Zareena yang masih menghabiskan makanan di piringnya.

"Kenapa kamu pindah ke kamar bawah?", tanya Ethan to the point.

Zareena yang baru saja menelan makanannya hanya bisa terdiam, dia tidak berani menatap suaminya.

"Apa kamu sudah lupa dengan isi perjanjian yang sudah kita sepakati?", tanya Ethan lagi.

"Maaf, aku ... aku tidak lupa. Aku hanya membersihkan diri saja di kamar bawah", jawab Zareena gugup.

Ada senyum tipis yang tersembunyi di bibir Ethan. Dia bisa membaca dengan jelas rasa gugup bercampur malu dari sikap istrinya itu.

"Kalau begitu, setelah kita selesai makan kembalilah ke kamar kita di atas. Jangan pernah berpikir untuk pindah ke kamar lain. Ingat, kamu adalah istriku. Milikku, Zareena!", tegas Ethan memberikan penekanan.

Zareena menelan salivanya dalam-dalam. Dia hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Tepat pukul delapan malam acara makan malam Ethan dan Zareena selesai. Sesuai dengan kesepakatan dan perintah, Zareena mengikuti langkah kaki Ethan untuk kembali ke kamar mereka di lantai tiga.

"Jika kamu lelah, beristirahatlah lebih dulu. Jangan menungguku. Aku masih harus memeriksa beberapa pekerjaan di ruang kerjaku. Tidurlah di sana", Ethan menunjuk ranjang besar di depannya.

Sebetulnya selama ini Zareena sudah mematuhi kesepakatan yang mereka buat. Zareena sudah bersedia tidur satu ranjang dengan Ethan. Hanya saja gadis itu selalu memilih terjaga jika Ethan belum selesai dengan pekerjaannya atau dengan sengaja menumpuk banyak bantal di tengah-tengah tempat tidur untuk memisahkan dirinya dan Ethan jika ia tertidur lebih dulu.

"Baik. Terima kasih", jawab Zareena pendek.

Ethan tersenyum, "Terima kasih juga untuk tadi sore", ucapnya sambil lalu dari hadapan Zareena.

Wajah Zareena memanas. Ada semburat merah jambu di kedua pipinya. Ucapan Ethan barusan terdengar ambigu di telinga Zareena.

"Apa maksudnya?. Apa dia berterima kasih untuk pijatanku atau ...", Zareena mengetuk kepalanya yang mulai tidak beres.

Ingatannya kembali ke kejadian tadi sore. Bukan momen pijat memijat yang terbersit, melainkan momen Ethan mencuri ciuman pertamanya.

"Ya Tuhan, pikiran macam apa ini?", batin Zareena.

Dia merasa malu dengan isi kepalanya sendiri. Jantungnya juga mendadak berdegup kencang seperti tadi. Tapi jauh di lubuk hatinya, Zareena tidak bisa memungkiri momen tadi sore memang sangat mengesankan. Ethan adalah lelaki pertama yang menyentuhnya hingga sejauh itu.

Dulu, Zareena sempat memiliki hubungan dengan seorang lelaki, teman sekantornya. Tapi selama mereka bersama, keduanya tidak pernah melakukan hal yang macam-macam.

Mantan kekasih Zareena bisa dibilang lelaki yang baik. Dia tidak pernah mau menyentuh Zareena secara berlebihan. Tidak ada pelukan, apalagi ciuman. Sentuhannya hanya sekedar memegang tangan saja.

Sayang, hubungan mereka tidak direstui pihak orang tua kekasihnya karena latar belakang keluarga Zareena yang dinilai buruk. Ibunya yang saat itu sakit-sakitan dan ayahnya yang seorang penjudi juga pemabuk membuat Zareena dipandang hina dan rendah.

Terkadang Zareena sedih mengingat masa lalunya. Padahal saat itu, dirinya dan Sang mantan sudah berkomitmen untuk segera bertunangan lalu menikah. Tapi takdir memang tidak bisa ditebak. Setelah hubungan mereka berakhir, Zareena memilih untuk menutup hatinya dan fokus bekerja untuk menghidupi keluarganya. Hingga akhirnya Tuhan membawa Ethan datang dan masuk dalam kehidupannya.

Zareena tidak ingin larut lebih lama dengan ingatannya tentang kejadian tadi sore. Dia memilih untuk membersihkan diri sebelum tidur dan beranjak untuk tidur lebih dulu sesuai dengan perintah Ethan.

Jam menunjukkan lewat tengah malam saat Ethan menyelesaikan pekerjaannya. Dia meregangkan sedikit tubuhnya yang terasa kaku sebelum akhirnya kembali ke kamar.

Suasana kamar remang seperti biasa. Dari pintu masuk dia bisa melihat tubuh Zareena yang terbungkus selimut sedang tertidur dengan nyenyak.

Ethan menutup dan mengunci pintu perlahan, lalu berjalan menuju tempat tidur. Sejenak, dia berjongkok di samping tempat tidur, memperhatikan Zareena yang tampak begitu lelap.

Ethan kembali menelisik setiap bagian wajah istrinya yang semakin dilihat lebih dekat, semakin nyata kecantikannya.

Senyum manis terulas di wajah Ethan saat kedua matanya berhenti di bibir Zareena. Bibir yang tetap terlihat ranum dan menarik bagi Ethan meski pemiliknya tengah tertidur lelap bahkan mungkin sedang bermimpi indah.

"Aku bisa merasakannya, Zareena. Tadi sore adalah ciuman pertamamu. Setelah ini, kamu harus mulai terbiasa dengan hal-hal manis yang aku lakukan padamu, bahkan mungkin lebih dari sekedar ciuman saja", batin Ethan dalam hati.

Sebagai laki-laki normal, terlebih dirinya mencintai Zareena, ada hasrat yang tiba-tiba menyeruak dalam diri Ethan saat ia semakin lekat memperhatikan wajah Zareena yang sedang tertidur lelap. Tapi Ethan berusaha meredamnya, dia tidak ingin egois dengan hal itu.

Jikapun nanti terjadi hal yang dia inginkan, Ethan berharap bisa melakukannya saat Zareena sudah siap dan menerima dirinya dengan utuh sebagai seorang suami dan ia juga berharap momen penting mereka berdua akan terjadi benar-benar karena cinta, bukan karena keterpaksaan.

"Aku mencintaimu, Zareena", bisik Ethan sambil memberikan kecupan kecil di kepala istrinya sebelum merebahkan diri di samping Sang istri.

Zareena yang tertidur begitu lelap tidak menyadari sentuhan tangan Ethan yang menariknya ke dalam pelukan. Beberapa kali Ethan mencium lembut pucuk kepala Zareena, menghirup aroma khas milik istrinya di sana.

Zareena masih tak bergeming. Kedua matanya benar-benar tertutup rapat. Ada rasa bahagia yang kini Ethan rasakan. Kemarin-kemarin dia masih ragu untuk bersikap seberani ini pada Zareena.

Setiap kali tidur pun Zareena akan menumpuk banyak bantal yang memisahkan dirinya dengan Sang suami. Tapi entah kenapa malam ini Zareena tidak melakukannya. Ethan menganggap hal itu sebagai pertanda baik.

"Aku harus menahannya sampai dia benar-benar siap", lagi, Ethan meredam hasrat dirinya yang semakin menggebu saat Zareena ada dalam dekapannya.

1
Dwi anggun
sangat oke sekali😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!