*Harap bijak membaca. novel ini mengandung cerita dewasa*
Kisah cinta antara Alaska dan Kejora yang diawali dengan perjodohan
Alaska mahasiswa kedokteran tingkat akhir di Universitas terkenal di Bandung yang Gaul, ganteng dan terkenal, banyak gadis yang mengejarnya tetapi agak arogan dan dingin atau cuek dipaksa menikah dengan dengan seorang gadis 19 tahun yang tidak dia kenal sebelumnya bernama Kejora gadis dari Bali yang seorang anak pesantren yang lemah lembut, cantik dan mempunyai mata yang indah dan kulit yang putih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdua Di Rumah sakit
kriiing
suara alarm yang berbunyi kencang menembus ke alam mimpi seorang gadis yang bersembunyi dibalik selimut tebal
Kejora segera membuka mata lebar - lebar, gadis itu segera menyingkap selimut yang berwarna merah muda itu
ia langsung turun dari kasur dan berlari ke kamar mandi, perutnya sudah tidak terlalu sakit, mungkin ini efek obat yang si berikan Aska tadi malam atau mungkin efek ciuman pria itu.
Kejora mengeluarkan jurus Bebek ia mandi secepat kilat dan langsung berpakaian menuju ruang makan.
"Kejora nanti kamu berangkat bareng mama saja ya. tadi Aska bilang ada pasien di rumah sakit yang harus segera ditangani katanya gak sempat bilang kamu karna kamu di kamar mandi. "
"iya ma" kejora menarik kursi dan duduk di sebelah kursi kosong yang biasanya di duduki oleh Aska.
kenapa rasanya ada yang berbeda, seperti ada sesuatu yang tertinggal saat ia melirik ke arah kursi kosong itu.
...****************...
Hari kedua di kampus, masa masih ospek masih berlangsung.
Kejora mengikuti semua kegiatan bersama teman - temannya
Ia semakin akrab dengan Brian, Bara, Yasmin, dan Gadis.
bahkan kini mereka saling bertukar nomor telepon.
kegiatan di kampus tidak sampai full sehari. mereka sudah diperbolehkan pulang.
"Ra, lo pulang sama siapa?" tanya Bara ketika jam pulang tiba.
"Gue kayanya baik ojek online aja deh" jawab Kejora seraya mengeluarkan ponsel dadi dalam tasnya.
"Pulang bareng gue aja yuk, gue antar sampai rumah. "
"Gak ngerepotin Bar?" lo gak ada kegiatan lain gitu, setelah pulang dari kampus?"
"Rencananya gue mau ke rumah sakit, nyokap gue semalam dirawat. tapi, gak apa - apa gue ke rumah sakitnya ntar habis
nganterin lo" Bara mengambil dia helm sekaligus dari motornya
"Nyokap lo dirawat di rumah sakit mana?" tanya melodi, entah kenapa mendengar kata rumah sakit ia langsung teringat kepada Aska
"Rumah sakit Sejahtera Medika." Seketika mata Kejora terbuka lebar mendengar jawaban Bara
"Ya udah gue ikut lo jenguk nyokap lo dulu aja"
"lo yakin Ra?"
"Iya sebagai sahabat, gue juga pengen jenguk nyokap loe si rumah sakit"
"ya udah yuk"
Pemuda itu menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, lagi - lagi Kejora berpegangan pada pundak Bara.
Mereka tiba di rumah sakit, Kejora mengedarkan pandangannya ke rumah sakit yang cukup mewah itu.
"kita langsung masuk aja, Ra" ajak Bara yang langsung mengalihkan pandangannya.
"Yuk" Kejora mengikuti langkah Bara. Ia memperhatikan sekeliling ruangan yang dilewatinya.
"Nyokap gue ruangannya paling ujung" tutur bara seraya Bara menunjuk kedepannya.
"Eemmmm.... Bara gue ke kantin dulu ya!" Ucap Kejora seraya menghentikan langkah Bara
"Kenapa? lo haus apa mau makan? ucap Bara sambil mengangkat kedua alisnya
"Gue haus, gue mau beli minum, lo duluan aja ntar gue nyusul" cerocos Kejora dengan cepat
"Gue antar ya!"
"Gak usah! gue sendiri aja, nyokap lo pasti dah nungguin"
"Beneran nih?" Bara Menatap intens kepada Kejora
"iya beneran, ntar gue nyusul"
ya udah gue ke ruangan 011 dulu ya"
"sip! ntar gue nyusul"
setelah itu ia membalikkan badan meninggalkan Bara yang sudah melanjutkan langkahnya.
Gadis itu meneruskan langkahnya ke ruangan yang bertuliskan dokter umum
Ia ingat kalau Aska bekerja di rumah sakit itu sebagai dokter umum.
"Terlihat, didepan ruangan itu banyak yang ngantri untuk berobat.
"namun, yang membuat Kejora heran, dari semua yang mengantri itu semua wanita, tidak ada satupun laki - laki"
"Wah, jangan - jangan kak Aska cuma menerima pasien perempuan biar bisa dia cium - cium" Gumam Kejora dengan kaki melangkah semakin dekat ke arah ruangan tersebut.
Ia berjalan ke arah seorang wanita yang menggunakan dress dengan hanya sebatas lutut, dengan make up tebal, wanita itu tidak terlihat seperti orang sakit.
"Maaf mbak, apa yang praktek disini dokter Aska? dokter Aska Dirgantara maksudnya." tanya Kejora untuk memastikan
"iya dokter idaman saya, makanya banyak yang mengantri, saya aja mengantri dari pagi belum kebagian masuk. kamu mau berobat juga ya? tanya wanita itu seraya mengibaskan rambut pirang nya.
"kalau boleh tau mbak sakit apa? tanya Kejora sambil memperhatikan penampilan wanita itu yang tidak seperti orang sakit.
" Saya sakit hati akibat diputuskan, makanya mau berobat kepada dokter Aska, siapa tau hati saya dan hati dia menyatu" wanita itu tertawa sendiri.
"ya udah, jadinya hati - hati ya mbak" ucap Kejora
Gadis itu mendekat ke kaca jendela ruangan praktek yang gorden nya terbuka
terlihat seorang pria tampan dengan mengenakan jas dokter sedang memeriksa pasiennya.
Kejora memeriksa dengan detail, dia tidak salah lihat dokter itu adalah Aska
Namun tak lama kemudian Aska menyuruh pasien itu untuk merebahkan tubuhnya diatas branker
Aska menutup gorden samping branker sehingga membuat Kejora tak bisa melihat apa yang dilakukan dokter itu dengan pasiennya.
"Waduh, jangan - jangan dia mau cabul tuh! ini juga para pasien murahan banget. mau aja ngantri berobat sama dokter kaya gitu. mana dia udah nyium bibir gue lagi. Memang sudah nikah tapi kan belum cinta. Coba bayangkan setiap pasien yang gak mau minum obat dia cium kaya gitu. idiih! gumam Kejora menggerakkan bahunya merasa jijik.
ia terus berdiri didepan kaca jendela, melihat Aska memeriksa pasien yang terus keluar masuk.
Aan Aska sudah menyelesaikan tugas prakteknya hari ini.
Pria itu berjalan kearah pintu dan akan keluar bersama suster.
" Waduh, kok keluar!" Kejora segera membalikkan badannya.
mata gadis itu membulat ketika melihat di belakangnya sudah tidak ada siapa - siapa.
"Orang - orang pada kemana? apa mereka sudah selesai berobatnya? dan tiba - tiba
plaaak.
sebuah tangan kekar menepuk bahunya yang membuat jantung gadis itu seketika berdebar kencang.
"kamu sedang apa disini? " Suara berat itu membuat Kejora memejamkan kedua matanya. ia benar - benar seperti maling yang tertangkap basah
Tangan Aska memegang bahu Kejora dan membalikkan tubuh gadis itu sampai menghadap kepadanya.
"kak.. kah Aska" ucap Kejora tergagap.
"kamu kenapa disini? kembali tanya Aska dengan nada dingin.
"eeeemm..... aku"
"Kamu mencari aku?" tanya Aska santai membuat jantung Kejora semakin tidak normal.
Gadis itu terdiam mulutnya seketika membisu.
Tangan kekar Aska menarik tangannya
Aska membuka pintu ruangan itu dan menarik Kejora masuk ke dalamnya.
Aska menutup pintu ruangan itu juga gorden dan jendelanya.
"Kak Aska kenapa bawa aku kesini?" tanya Kejora yang masih berdiri di depan pintu.
"Kamu kesini ingin bertemu denganku kan?" Aska kembali mendekat kearah gadis itu.
Kejora tercengang mendengar pertanyaan Aska, apa pria itu cenayang?
"Kalau kamu ingin mencari ku, berarti kamu ingin menemaniku bekerja. kemarilah!" Aska menarik tangan Kejora kearah mejanya.
Dahi gadis itu mengerut melihat beberapa buket bunga dan coklat yang tergeletak diatas meja kerja Aska.
"kok banyak buket bunga dan Coklat kak Aska ulang tahun" tanya Kejora masih memperhatikan ke buket itu
"Bukan, itu bunga dan coklat dari pasien ku" jawab Aska yang lagi - lagi membuat Kejora tercengang.
"Dari pasien? mereka berobat, trus ngasih hadiah seperti ini?".
" iya, begitulah manusia, ada beberapa spesies unik" Aska menatap Kejora dengan bibir tersenyum tipis. senyuman yang mungkin bisa terlihat setahun sekali.
"Kak Aska belum selesai prakteknya?" Kejora masih menatap wajah dampak pria itu. entah kenapa matanya nyaman sekali melihat wajah tampan pria itu
"Sudah, tinggal praktek yang lain lagi" jawab Aska, entah kenapa membuat Kejora berpikir yang aneh - aneh.
"Kak Aska pulangnya jam berapa?" bibir gadis itu kembali melontarkan pertanyaan.
"jam 12 malam" jawab Aska santai
"What! kalau gitu aku pulang sekarang aja!" Kejora berjalan kearah pintu dan akan keluar dari ruangan itu, tapi tangan Aska malah menahannya.
Tanpa banyak bicara tangan Aska mengangkat tubuh Kejora dengan ringan.
"kak Aska... turunin aku!" teriak Kejora sambil memukul dada bidang pria itu.
Aska membawa Kejora kearah meja kerjanya dan mendudukkan tubuh gadis itu di mejanya.
setelah itu dia menarik kursi dan duduk di hadapan Kejora yang sedang duduk diatas meja.
Pria itu menengadahkan wajah, dan menatap ke wajah cantik Kejora istrinya itu
"Bagaimana perutmu? apa masih terasa sakit? ucap pria itu dengan nada ramah beda dari biasanya.
"Enggak sudah sembuh kok" jawab Kejora cepat.
ponsel Kejora berbunyi. gadis itu segera mengambil ponselnya dari kantong rok lebar yang dikenakannya.
Bara : "Ra lo dimana? kok dari tadi belum kesini juga.
jadi Kejora hendak membalas pesan sari Bara tapi Aska merampas ponsel Kejora
"Bara? siapa dia?" tanya Aska dengan dahi mengkerut saat membaca nama pengirim pesan pada ponsel Kejora
"Teman aku di kampus" jawab Kejora jujur
setelah itu jari gala mengetik cepat pada ponsel Kejora
"Simpan lagi ponselmu" Aska menyerahkan benda canggih itu kepada Kejora
gadis itu membaca balasan pesan buat Bara yang dikirim oleh Aska
Kejora : "Sorry gue sudah pulang duluan"
"Kak Aska kenapa balasnya begini?
"kenapa kamu mau pulang sama dia? kamu kesini menemui ku berarti kamu pulang sama aku"
"kak Aska kan gak mau kalau aku bareng, ya udah aku naik ojek aja" Kejora beranjak mau pergi dan Aska menariknya.
"Aduk sakit kak tangan kak Aska besar sekali kaya tangan kingkong"
"mulutmu itu kalau bicara nakal sekali" Aska kini berdiri tepat di hadapan Kejora bahkan wajah Aska begitu dekat sehingga hembusan napasnya pun terasa menyapu wajah Kejora
"kamu mau coklat?" tawar Aska seraya menunjuk sebatang coklat.
"Gak mau, aku udah manis, nanti diabetes" tolak Kejora
bibis pria itu tersenyum tipis mendegar ocehan Kejora
Aska membuka bungkus coklat tadi tanpa bicara.
Ia memasukkan sepotong coklat tadi ke dalam mulutnya.
Tangan kekar pria itu memegang dagu Kejora
Jari jempolnya menyentuh bibir bawah Kejora sehingga mulut Kejora sedikit terbuka
Aska semakin mendekatkan wajah nya kearah Kejora yang mematung
Pria itu memasukkan sepotong coklat yang diapit oleh kedua bibirnya ke dalam mulut Kejora
seketika kedua mata gadis itu membulat mendapat perlakuan seperti itu dari Aska
namun lagi - lagi ia tak menolaknya tubuhnya terasa melunak.
Ia malah memejamkan matanya, menikmati rasa manis sepotong coklat yang dilumat nya bersamaan dengan bibir Aska
padahal jangankan berciuman dipegang sama laki - laki aja biasanya Kejora akan marah besar.
keduanya menikmati sepotong coklat itu bersama.
Perlahan sepotong coklat kecil itu mulai habis. bibir keduanya saling beradu kembali san bertukar saliva yang terasa manis
Aska menekan tengkuk Kejora dan memperdalam ci*mannya.
begitupun dengan Kejora malah mengalungkan kedua tangannya ke leher Aska
keduanya berpa*utan cukup lama sampai pasokan oksigen terasa habis.
Kejora melepaskan bibirnya menjauhkan wajahnya
suhu di ruangan itu terasa panas
Aska mengambil selembar tisu dan mengelap bibir Kejora yang basah
keduanya terdiam sejenak, Kejora membeku napasnya memburu dengan jantung berdebar kencang.
"Kak Aska kenapa melakukan itu"
"Kenapa kamu gak suka?" jawab Aska dengan santai.
"kita pulang sekarang!" ajak Aska
"
maaf ya cuma koreksi dikit