NovelToon NovelToon
Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Jangan Tuduh Aku Selingkuh

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Penyesalan Suami
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Puput

Arnav yang selalu curiga dengan Gita, membuat pernikahan itu hancur. Hingga akhirnya perceraian itu terjadi.
Tapi setelah bercerai, Gita baru mengetahui jika dia hamil anak keduanya. Gita menyembunyikan kehamilan itu dan pergi jauh ke luar kota. Hingga 17 tahun lamanya mereka dipertemukan lagi melalui anak-anak mereka. Apakah akhirnya mereka akan bersatu lagi atau mereka justru semakin saling membenci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

"Kenapa? Kalau Arvin berhasil masuk agency, dia bisa sukses," kata Gita

Arnav menggelengkan kepalanya dan menatap Gita. "Dia boleh bermain musik untuk hobinya, tidak untuk pekerjaan. Kalau dia masuk ke dalam agency, akan sulit untuk keluar. Pihak agency akan terus mengatur Arvin dan mendongkrak popularitasnya demi keuntungan agency saja. Aku tidak akan mengizinkan itu dan satu lagi, sudah cukup berhubungan dengan perusahaan Gibran."

Gita tersenyum kecil mendengar hal itu. "Ya sudah, bilang saja baik-baik sama Arvin. Pasti dia mengerti."

Arnav tersenyum sambil mengalihkan pandangannya dari Gita. Entah mengapa tiba-tiba dia merasa salah tingkah. Dia harus ingat, dia tidak boleh emosi lagi. Satu tangannya kini menggenggam tangan Gita, meski awalnya ragu tapi dia akan memulai hubungan yang manis lagi dengan Gita.

Gita menatap tangannya. Rasa hangat genggaman tangan itu kembali dia rasakan. Dia merasakan butterfly era lagi. Rasanya seperti saat dia baru jatuh cinta dengan Arnav semasa sekolah dulu.

Vita yang berada di sebelah papanya hanya tersenyum melihat genggaman tangan itu. Akhirnya harapan dan doanya selama ini terwujud.

Hingga akhirnya pertunjukkan Arvin dan teman-temannya selesai. Tepuk tangan meriah mengiringi salam perpisahan mereka. Setelah mengemasi peralatannya, Arvin mendekati papanya.

"Papa kita menginap di rumah Mama ya," bisik Arvin yang membuat Arnav melepas genggaman tangannya pada Gita.

Arnav menyugar rambutnya dan semakin salah tingkah. "Menginap di rumah Mama? Tapi ...." Arnav menarik lengan Arvin agar menjauh dari Gita. "Mama kamu gak mungkin izinin Papa. Nunggu Papa sah sama Mama kamu dulu baru kita bisa menginap bersama."

"Ya udah kalau Papa gak mau, aku saja yang menginap. Papa pulang saja."

Arnav mencubit pipi Arvin. "Kamu tega sama Papa?"

"Tadi katanya Papa gak mau."

Arnav masih bingung. Dia menggaruk tengkuk lehernya. Sebenarnya dia juga ingin menginap di rumah Gita.

"Semalam saja. Kita rayakan kebersamaan ini kembali. Nanti aku akan beli makanan dengan Vita. Papa tunggu saja di rumah Mama. Nanti biar aku yang atur. Jangan lupa transfer juga." Kemudian Arvin meninggalkan papanya yang hanya tersenyum malu.

"Vita, pulang bareng Mama ya?" ajak Gita pada Vita.

Vita menggelengkan kepalanya. "Aku mau pulang bareng Kak Arvin. Mau bantu sebentar. Mama dan Papa pulang duluan saja." Kemudian Vita berlari menghampiri Arvin.

"Pulang sekarang?" tanya Arnav sambil mendekati Gita.

Gita menganggukkan kepalanya lalu berjalan menuju tempat parkir bersama Arnav. Tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka hingga akhirnya mereka masuk ke dalam mobil.

"Sudah berapa bulan kamu pindah ke kota ini?" tanya Arnav memulai obrolannya agar mereka tidak hanya diam sepanjang perjalanan pulang ke rumah.

"Baru sebulan. Setelah Vita lulus SMP. Kebetulan aku akan mengawasi jalannya syuting film yang aku tulis."

Arnav tersenyum. Sesekali dia menatap Gita yang duduk di sampingnya sambil mengemudikan mobilnya. "Film dari novel kamu yang berjudul Bukan Cinta Abadi?"

"Kamu tahu?"

Arnav menganggukkan kepalanya. "Aku sudah baca."

"Siapa yang beritahu? Vita?"

Arnav menganggukkan kepalanya lagi.

Gita merasa malu. Dia mengalihkan pandangannya dari Arnav. "Vita kenapa kasih tahu novel yang itu."

"Tidak apa-apa, Vita ingin kita bersatu. Dari novel itu aku tahu semuanya. Perjalanan hidup kamu setelah bercerai, sampai hamil Vita, dan membesarkannya. Kamu hebat, dan satu lagi yang membuatku tersentuh, tidak ada ungkapan kebencian untukku. Kamu tetap menghargaiku sebagai Papa dari kedua anak kamu. Terima kasih."

Gita menganggukkan kepalanya. Dia kembali meluruskan pandangannya sambil tersenyum kecil.

"Lokasi syutingnya sesuai realita?" tanya Arnav.

"Iya. Tapi ditambah beberapa adegan yang tidak ada di novel biar lebih ngedrama."

"Endingnya kamu ubah?"

Gita terdiam beberapa saat. Dia memang sudah memikirkan hal itu tapi belum memiliki ide dan sekarang ending dalam cerita itu sepertinya sudah diatur oleh takdir. "Belum aku ubah."

"Kamu harus mengubahnya karena aku yakin kita akan bersama lagi."

"Iya, aku lihat saja nanti." Gita meremat tangannya sendiri. Lagi-lagi dia dibuat salah tingkah oleh Arnav. Hingga akhirnya mobil itu berhenti di depan rumahnya. Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan ke teras rumah Gita.

Gita mengambil kunci lalu membuka pintu rumah itu. "Mau menunggu Arvin atau langsung pulang?" tanya Gita.

"Mau menunggu Arvin," jawab Arnav dengan cepat. Bahkan dia kini duduk di ruang tamu tanpa dipersilakan oleh Gita.

"Aku siapkan makanan dulu ya."

"Tidak usah. Arvin sudah beli makanan untuk kita. Kita tunggu saja, kita makan bersama di sini," kata Arnav.

Sebenarnya Gita masih canggung terus berada di dekat Arnav. Dia hanya melihat Arnav yang sedang sibuk dengan layar ponselnya. Entah kenapa pikirannya melalang jauh kemana-mana.

"Ya, lowbath. Gita aku butuh charger. Kamu punya charger type c?" tanya Arnav.

"Hem? Apa? Charge?" Gita tersadar dari lamunannya. Saat Arnav bilang charger, pikirannya justru mengartikan lain.

"Iya, charger." Melihat ekspresi Gita, Arnav tertawa kecil. Iya, tentu saja dia masih ingat masa-masa indah dulu saat dia membutuhkan charge dalam artian lain. "Maksudku charger hp. Hpku lowbath."

Buru-buru Gita mengambil charger ponselnya.

Bodoh! Bisa-bisanya aku punya pikiran lain.

"Kenapa? Mau charger dengan tipe lainnya?"

Gita sampai menjatuhkan kabel charger yang dia ambil setelah mendengar pertanyaan itu tepat di belakangnya. "Maksudnya?"

💕💕💕

🤣🤣

Pepet terus.

Jangan lupa komen.

1
May Keisya
gapp dong pa arnav klo masih hal positif mah...jgn semuanya di kekang yg ada anak makin jadi
Setianingrum Ningrum
Luar biasa
Jar Waty
keren kak lanjut
Maria Magdalena Indarti
baguss
Maria Magdalena Indarti
waduh siapa yg nabrak
Maria Magdalena Indarti
vita hamil
Maria Magdalena Indarti
ayooo vita semangat
Maria Magdalena Indarti
wow..... Shaka ..... sweet
Maria Magdalena Indarti
pasti Sakha
Maria Magdalena Indarti
puji Tuhan Shaka selamat
Maria Magdalena Indarti
waduh Arnav ngebet nih
Maria Magdalena Indarti
nah gitu dong langsung tembak
Maria Magdalena Indarti
masih canggung. pepet terus Arnav
Maria Magdalena Indarti
Luar biasa
Maria Magdalena Indarti
wow..... Salting ya..... hehehe
Maria Magdalena Indarti
wow....... ketemu...... deh sth 17 thn
Maria Magdalena Indarti
berhasil nih
Maria Magdalena Indarti
Arnav selalu emosi
Maria Magdalena Indarti
wah seruu nih ketemuan sth 17 thn
Maria Magdalena Indarti
arvita cerdas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!