CINCIN AMERTHA

Setibanya dikotrakan, rudi segera membuka pintu dan menguncinya rapat-rapat.

Ia segera memasuki ruangan amertha, didalam ruangan itu kini tercium aroma durian yang harum, alangkah terkejutnya rudi melihat pohon yang sudah besar dan banyak buah diatasnya.

"Apakah aku sudah bisa memetiknya" tanya rudi.

[BISA TUAN, TUAN CUKUP TUNGGU DI BAWAH POHON DAN BUAH ITU AKAN JATUH SENDIRINYA] jawab suara.

Kemudian rudi berjalan menuju bawah pohon durian itu, kini hembusan angin sejuk dirasakan olehnya.

Ajaibnya satu persatu buah durian itu jatuh perlahan tepat di depan rudi, dan tersusun rapi.

Rudi segera mengambil buah durian itu namun langkahnya dihentikan oleh suara yang berkata.

[TUAN TAK PERLU MENGAMBILNYA, CUKUP LETAKKAN TANGAN DI ATAS TUMPUKAN BUAH LALU BANYANGKAN TEMPAT YANG AKAN DI TARUH BUAH ITU].

dengan penasaran rudi pun mencoba melakukan sesuai arahan suara tersebut.

Setelah meletakkan tangannya di atas tumpukan buah dan membayangkan ruang tamu dikontrakannya, cincin itu lalu mengeluarkan cahaya dan perlahan menghisap buah durian tersebut.

Dengan mulut yang menganga, rudi tak percaya keajaiban itu langsung dilihat dengan matanya.

Tak sampai waktu satu jam sepuluh pohon tersebut sudah menjatuhkan buahnya dan sudah pindah ke ruang tamu.

[TUAN, POHON INI AKAN TERUS MENGHASILKAN DURIAN TANPA HENTI JADI TUAN HARUS SEGERA MENJUALNYA DAN MENGAMBIL KEMBALI BUAH INI] ucap suara tersebut.

"Benarkah...baik kalau gitu terima kasih, besok aku akan kembali memetik buah ini" jawab rudi, sebelum keluar dari ruangan itu, dia terlebih dahulu meminum air itu dan menyiramkannya ke sepuluh pohon durian itu.

Lalu dirinya segera keluar dan mengecek apakah buah itu benar sudah ada di ruang rumahnya.

Cling!!

Kini rudi sudah berada di dapurnya, ia melihat buah durian sudah memenuhi sebagiam dari rumahnya.

"Aduh..semoga aja aku bisa beli rumah yang lebih besar" gumam rudi. Ia segera membuat jalan dengan menyingkirkan buah durian itu menuju keruang tamu.

Ia segera mengambil ponselnya yang berada di atas meja, lalu menghubungi truk yang ia sudah janji kemarin.

[Assalamualaikum mas adi..saya rudi yang kemarin sudah janji untuk sewa truknya] ucap rudi.

[Waalaikumsalam..oiyaa mas kebetulan saya lagi memanasi truknya..mau sewa sekarang ?] Tanya adi.

[Iyaa mas..sekarang yaa saya share lok alamatnya] jawab rudi, lalu kemudian ia mematikan panggilannya dan mengirimkan lokasi rumah kontrakannya.

Rudi kini tinggal menunggu truk yang sedang berjalan kekontrakannya.

25 menit kemudian, sebuah truk engkel yang sudah dipasangi tenda berwarna biru itu sudah tiba didepan rumah rudi.

Rudi pun segera membuka pintunya dan matanya melihat di belakang itu terdapat pak RT yang sedang berdiri di belakang truk namun rudi tak menghiraukan ia sedang menunggu sang sopir.

Sopir truk sudah turun dan menghampiri rudi yang lagi berdiri didepan pintu.

"Mana mas barang yang mau di angkut" tanya mas adi si pemilik truk.

"Ohh..ya..itu mas didalam rumah barangnya" jawab rudi sambil menunjuk tumpukan durian montong yang memenuhi ruangan kontrakannya.

"Wahh..durian montong yaa..pantesan dari tadi kecium aromanya..yaudah langsung angkut ya mas" ucap pak adi.

Rudi dan sopir pun kini mengangkut durian dari dalam rumahnya ke truk yang sudah terparkir.

Pak rt segera menghampiri rudi dan berkata.

"Durian dari mana mas?..kapan datangnya?" Tanya pak rt mengintrogasi.

"Tadi malam pak, teman saya dari kampung membawanya kesini" jawab rudi.

"Ohh..trus mau dijual kemana?" Tanya pak rt itu lagi.

"Ini udah ada yang pesen pak di pasar induk" jawab rudi berbohong.

"Enak tuh kayaknya durennya, semalam istrinya saya kepingin durian mas tapi saya sudah mencari kesana kemari tidak ada yang jual" ucap pak rt yang sengaja memancing.

"Ohh..gitu pak..yasudah ambil saja satu pak..pilih itu yang mana aja" ucap rudi yang sudah paham dengan rtnya.

"Dua yaa mas...takutnya istri saya mau lagi nanti" jawab rt itu segera mengambil durian yang sudah didalam truk.

Rudi mengabaikanya memilih segera membantu mas adi untuk membawa durian.

"Mas..terima kasih yaa...nanti kalau ada apa-apa lapor saja kesaya" teriak pak rt yang sudah menghidup kan motornya dan pergi membawa 2 durian.

"Mas..itu rt sini ya" tanya mas adi yang penasaran.

Rudi hanya tersenyum mengangguk sambil membawa durian ditangannya.

"Enak amat tuh dia..datang bukannya bantuin malah minta durian abis itu pergi" sahut supir yang geram melihat pria itu.

"Yaa...begitulah mas..kalau sudah sudah diatas mah suka seenaknya sendiri" jawab rudi.

1 jam sudah berlalu, kini semua durian sudah menumpuk seperti gunung di truk, rudi pun melihat jam diponselnya sudah menunjukan angka 10.00 pagi.

Ia segera mengajak sopir untuk berangkat menjalankan truknya menuju pasar induk.

*

*

Didalam mobil hitam berlogo dmw tengah berjalan dijalan raya kini terdapat seorang wanita yang memakai setelan blazer hitam serta rok mini, sedang menelpon dengan seseorang.

[Apa katamu!...kenapa buah itu bisa cacat semua..kalau begini saya bisa dituntut oleh klien] teriak wanita itu kesal.

[Iyaa bos..saya juga lagi meminta pertanggung jawaban kepada para petani itu..dan untuk mencari pengganti buah yang lain] jawab suara tersebut.

[Awas nanti kalau kamu tidak segera mengganti segera, kalian semua aku pecat secara massal] ancam wanita tersebut.

Ia langsung mematikan ponselnya dan melemparkannya ke belakang kursi pengemudi.

"Akhhh..sial..kenapa pas ada ekspor yang besar..lalu gagal semua, bisa..bisa gue dipenjara ini" ucap kesal wanita itu sambil memukul stir kemudinya.

Ia akhirnya mau tidak mau juga mencari buah pengganti di pasar induk.

Kini tepat dilampu merah, wanita itu melihat truk didepannya yang mengangkut buah durian yang menggunung serta buahnya sangat besar.

Wanita itu lantas tersenyum ia mempunyai ide di pikirannya.

Lampu kini sudah hijau, truk didepannya sudah melaju dengan cepat, wanita itu juga segera mengejarnya.

"Sepertinya dia mau kepasar induk" gumam wanita itu segera ia menancap gasnya dan ingin menyalip truk itu, didalam truk mas adi menyetel musik koplo yang membuat rudi hampir terlelap.

Cekittttt!!!

Truk itu berhenti mendadak dan rudi pun hampir terkena dashboard gara-gara truk itu berhenti mendadak.

"Sialan..itu mobil kenapa berhenti mendadak" umpat sang sopir yang kesal melihat mobil hitam didepan truknya yang hampir menabraknya.

"Untung kita ga nabrak dia mas" ucap rudi yang jantungnya hampir copot.

"Bentar mas..saya turun dulu..saya mau kasih pelajaran ke orang itu" kata mas adi yang mematikan mesinnya lalu turun sambil membanting pintu karna kesal.

rudi hanya diam saja melihat sopir itu marah.