Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
si usil neo
Allena berjalan cepat , menghindar dari kejaran Neo ,yang membawa 4 bungkus mie ayam bakso juga 4 cup es.
"awas aja gue aduin Lo Neo lampu neon," ucap Allena menggebu gebu ,
"hey , Ale Ale bantuin gue lah, malah makin cepet jalannya tu bocah," Neo berteriak nyaring , tangannya sungguh terasa ribet dan agak berat , ingin membuangnya tapi perut Neo juga keroncongan.
brakk
Pintu di dorong keras hingga menabrak tembok , di dalam Sean dan zevan yang masih mengobrol tersentak kaget ,
untung di ruangan itu hanya di isi Sean seorang , dan khusus untuk Sean tentunya.
"kenapa?" tanya Sean heran ,
mimik wajah Allena sudah merengut cemberut , bawah matanya sudah memerah bisa Sean pastikan sebentar lagi Allena pasti menangis.
"Neo suneo lampu neon jahaaaaat,," jeritnya , benar saja air mata Allena langsung mengalir deras , bahkan sekarang Alena terduduk di lantai dan menggoyangkan badan serta kakinya.
"mampus!" Neo yang baru saja berdiri di depan pintu , meringis melihat Allena menangis dan mengadukan ulah nya kepada Sean dan zevan.
Zevan melangkah dan jongkok di hadapan Allena , merapihkan rambut yang menjuntai menutupi wajah Allena.
"kenapa ? Di apain lagi?" tanya zevan lembut ,
Allena masih terisak dan menangis , menunjuk pahanya yang banyak sekali bekas gigitan.
zevan yang melihat langsung syok , ini paha loh ya , paha mulus Allena,
"Neo," tegas zevan , matanya melirik Neo yang berdiri mematung di depan pintu.
Neo yang mendengar suara zevan sontak memegang,
ia siap kalau harus kena Bogeman dari zevan atau Sean nantinya , memang ulah nya keterlaluan kali ini , ia akui itu , itu juga karna Allena sendiri yang terus menyebalkan.
"gendong," pinta Allena yang masih menangis , tangannya terulur minta zevan untuk menggendong nya.
Zevan mendengus tapi tetap menggendong Allena , membawa nya duduk di kursi samping tempat tidur Sean ,
Sean langsung melihat ke arah paha Allena yang memang banyak bekas gigitan gigi tajam Neo,
Sean menggeleng tak habis pikir , Neo ini manusia atau kucing ? apa vampir? Ko suka sekali menggigit Allena.
Zevan berjalan ke arah Neo , Neo mengeratkan pegangan pada plastik yang ia genggam.
"maaf zev, Allena nya yang mancing mancing tadi , sengaja banget bikin gue emosi dan gemes jadi gue gigit pahanya dia," ucap Neo menunduk , bak anak yang sedang di marahi induknya.
"masuk" tegas zevan , Neo ikut melangkah masuk , menyimpan bawaan nya di atas meja.
Zevan masih diam memperhatikan Neo, ya dia akui Allena memang kadang menggemaskan dan kadang mengesalkan sekali, jadi wajar jika orang seperti Neo akan menggigit nya ,
Berbeda dengan Neo , jika sedang kesal ke Allena zevan akan menciumi seluruh wajah Allena bertubi tubi hingga rasa kesal itu hilang.
"minta maaf sama Allena, kali ini gue baik," pungkasnya , duduk di sopa ,
Neo menatap Allena yang masih sesegukan di samping Sean , bahkan sekarang wajah Allena terpejam di samping bahu Sean.
"Ale , gue minta maaf,"cicitnya pelan, berjongkok di depan wajah Allena.
Nafas nya masih tersendat , Neo menggoyangkan nya pelan.
"tidur kayaknya" Sean bersuara , tangannya terulur mengusap rambut hitam Allena,
Neo merasa sangat bersalah , perut Allena masih kosong dan ia menangis sampai tertidur itu karna ulah nya.
"bangun dulu Allena. Gue suapin."menggoyangkan bahu Allena lebih kencang .
Mata Allena terbuka , menatap malas Neo.
"ngapain, makan aja sana, Lo abisin gue udah nggak laper."ketusnya membalikan wajahnya enggan menatap Neo yang memelas.
"Allena," panggil zevan tegas.
Sontak Sean Neo dan allena langsung menatap ke arah zevan , bisa mereka pastikan kalau zevan sedang memendam kekesalan. Tidak biasanya ia memanggil Allena dengan nama panjang nya begini.
"sana , lea samperin zevan lagi capek banget kayaknya," titah Sean lembut , Allena mengangguk dan berjalan ke arah zevan,
zevan menatap Allena yang berjalan menghampiri nya,
"sini duduk dan makan , abis itu Lo bisa tidur di mana pun Lo mau," ucap nya menyodorkan satu kotak mie ayam bakso, dan juga satu cup es jeruk.
ia menuruti perintah zevan , Neo pun mengambil mie untuk nya dan juga Sean ,mereka makan dalam diam , hari sudah semakin malam , dan mereka harus sekolah besok kecuali Sean tentunya,
"sini boboknya bareng gue ," ucap Sean menepuk kasur di sebelahnya ,
Sean meminta satu kasur untuk teman temannya tidur , mereka menggelar kasur itu di samping ranjang Sean, bahkan Sean ikut tidur di bawah bersama mereka ,
"Allena di tengah," ucap Sean ,
di tengah berarti di antara dirinya dan Neo , karna zevan sudah tertidur di samping nya ,
Allena manut , hari ini cukup melelahkan untuk nya ,
orang tua mereka sudah tau Sean di rawat di rumah sakit dan tentu saja mereka semua akan ikut tidur di rumah sakit juga .
"hati hati infus Lo Sean," ucap Allena membenarkan posisinya takut kena infus di tangan Sean,
"iya , selamat tidur Allena ku," bisiknya di samping telinga Allena ,dan ia ikut memejamkan mata.
"iya Sean," balas Allena , cepat sekali tidak sampai lima menit mereka semua sudah tertidur pulas,
pukul 6 pagi Allena menggeliat kecil , matanya perlahan terbuka , melihat ke sekeliling tak ada Sean Neo maupun zevan.
Allena bangun dan menyibak gorden di depannya , di sopa sana Neo sedang menunduk , Sean dan zevan seperti sedang menasehati Neo entah tentang apa ,
Allena masuk ke dalam kamar mandi , tentu saja untuk mandi.
Keluar kamar mandi menggunakan seragamnya lengkap, ya mami mengantarkan seragam nya malam tadi.
"kenapa?'" tanya Allena ikut duduk di sopa ,
matanya menatap satu persatu temannya ,
"maaf Ale , gue janji gak bakalan jahatin Lo lagi" ucap Neo , bersungguh sungguh.
Tadi malam tidur mereka terusik karna Allena menangis dan meracau dalam tidur nya , mengatakan jika Neo jahat suka sekali menggigitnya , tangannya bahkan memukul dan kaki nya menendang seakan akan di mimpinya Allena benar benar sedang melakukan itu,
dan Neo melihat itu hatinya sedih sangat amat menyesal perbuatannya ,
"lah , santai aja kali, itu cuma mimpi kyaknya Neo , kalo Lo anteng gini yang ada gue takut." ucap nya , merangkul Neo , yang sudah menggunakan seragam sekolahnya.
" bercanda boleh Neo lea, tapi jangan sampe main pisik ya , gue titip Lea, Neo zevan ,jagain." pesan Sean , karna hari ini ia tak masuk sekolah , siang nya Sean sudah di perbolehkan pulang.
'"iya , gue pasti jagain lea , terutama dari si suneo ini," seru zevan,
Allena terkikik geli , mendorong bahu Neo , Neo hendak membalas namun urung karna di kaget kan suara Sean.
"MULAI" gertak Sean. Dan berhasil membuat Neo dan allena berhenti membeku di tempatnya.
***
Allena sama Neo kayak tom and Jerry, author aja sampe gemes pengen nyubit ginjal nya. Heheh canda .
Se you
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪