Hati Kasandra sangat hancur ketika di hari pernikahannya menonton di layar lebar yang berisi rekaman video tentang perselingkuhan calon suaminya dengan Adik Tirinya.
Kasandra berjalan meninggalkan panggung namun ketika sampai di depan pintu Kasandra melihat seorang pria duduk di kursi roda dan memakai topeng yang menutupi setengah wajahnya yang buruk rupa.
Entah keberanian dari mana Kasandra nekat mengajukan lamaran ke pria tersebut untuk menikahi dirinya dan pria itupun menerima lamarannya. Apa yang terjadi selanjutnya?
Apakah mereka hidup bahagia atau berakhir perceraian mengingat Kasandra seorang gadis cantik dan sangat pintar. Ikuti yuk novelku ini.
Tolong jangan boom like / lompat baca / nabung bab. Diusahakan baca setiap kali update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tatapan penuh kebencian
"Apakah bunga itu hadiah dari kekasihmu?" Tanya Ririn sambil tersenyum.
"Aku tidak tahu siapa yang memberikannya kepadaku. Jika di antara kalian yang menyukai buket bunga ini, silakan kalian mengambilnya." Jawab Kasandra.
"Kalau bukan dari kekasih mu berarti hadiah dari pengagum rahasia. Lebih baik terima saja buket bunga itu karena pengagum rahasia pasti kecewa ketika mengetahui kalau kamu menolak pemberian bunganya." Ucap Ririn.
"Lebih baik membiarkan bunga itu ada di atas meja ini agar orang lain bisa mengambilnya dan itu lebih bermanfaat di ambil orang yang menyukai bunga itu." Ucap Kasandra.
"Selain itu, Aku bahkan tidak tahu siapa yang memberikannya kepadaku terlebih Aku tidak ingin suamiku salah paham denganku." Sambung Kasandra dengan nada tegas.
Kemudian Kasandra membalikkan badannya dan berjalan ke arah ruang kerjanya. Namun baru dua langkah dirinya di panggil membuat Kasandra membalikkan badannya. Kasandra menatap ke arah sumber suara begitu pula dengan semua orang yang ada di ruangan tersebut.
"Manager Kasandra, lihatlah bunga-bunga ini khusus untukmu? Pasti harganya sangat mahal." Ucap Amanda.
"Wowww ..." ucap mereka serempak kecuali Ririn dan Veni.
Di mana mereka melihat dua puluh empat buket bunga mawar dengan berbagai model. Hal itu membuat Ririn dan Veni sangat iri melihat keberuntungan Kasandra membuat mereka menggenggam erat ke dua tangannya.
Kasandra melihat ada kartu warna merah muda membuat Kasandra mengambilnya lalu membaca tulisan Raynald.
"Aku harap kamu menyukai buket bunga yang Aku kirimkan."
Kasandra tersenyum membaca isi pesan tersebut kemudian mengambil salah satu buket yang di sukai sambil tersenyum bahagia.
"Berikan sisanya untuk rekan-rekan wanita di departemen perusahaan." Ucap Kasandra sambil menatap satu persatu para karyawatinya.
"Terima kasih, Manager." Jawab mereka dengan serempak sambil tersenyum bahagia.
"Manager Kasandra baik." Ucap salah satu karyawati ketika mengambil buket bunga.
"Manager Kasandra sangat baik." Sambung karyawati lainnya ketika mengambil buket bunga.
Pujian demi pujian dari para karyawati membuat Ririn dan Veni hanya bisa menahan kebencian dan iri hati terhadap Kasandra. Ririn dan Veni sama sekali tidak mengambil buket bunga tersebut hingga buket bunga tersebut habis tanpa sisa. Termasuk buket bunga pemberian seseorang yang tadi diletakkan di atas meja oleh Kasandra.
Tanpa mereka ketahui seseorang menatap Kasandra dengan perasaan kecewa karena Kasandra tidak menyukai buket bunga yang diberikannya.
Kasandra tersenyum melihat para karyawati menyukai buket bunga hingga beberapa saat seseorang menghubungi dirinya. Kasandra menatap ke layar ponselnya dan melihat ada panggilan masuk dari Kevin.
'Hallo, Aku ada di cafe di lantai bawah perusahaanmu.' Ucap Kevin.
'Baik.' Jawab Kasandra dengan singkat.
Kemudian Kasandra memutuskan hubungan komunikasi secara sepihak lalu meletakkan buket bunga ke atas meja lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Tanpa diketahui Kasandra kalau ada tiga orang yang menatap kepergiaan Kasandra.
Mereka adalah Ririn, Manager Alex dan Veni, Veni yang penasaran mengikuti Kasandra secara diam-diam untuk mengetahui siapa orang yang akan ditemui Kasandra.
Kini Kasandra berada di cafe dan melihat Kevin duduk di sudut sambil memainkan ponselnya. Kasandra berjalan ke arah Kevin kemudian duduk saling berhadapan yang hanya dibatasi oleh meja.
Kevin yang melihat Kasandra datang langsung meletakkan ponselnya di atas meja kemudian menatap ke arah Kasandra yang sedang menatap dirinya.
"Silahkan di minum es kopi latte kesukaanmu." Ucap Kevin yang sudah memesan dua cangkir es kopi latte.
"Aku tidak akan meminumnya jadi katakan padaku ada apa kamu memintaku datang ke sini?" Tanya Kasandra tanpa basa basi.
"Kasandra, Kamu tidak akan jatuh cinta pada Kakak sepupuku, kan?" Tanya Kevin memastikan.
"Terlebih kamu belum pernah mengucapkan sepatah kata pun cinta kepadaku seperti kamu mengucapkan kata cinta untuk Kakak sepupuku." Sambung Kevin.
"Kamu belum lama menikah dengan Kakak sepupuku jadi tidak mungkin kalau kamu jatuh cinta dengan Kakak Sepupuku." Sambung Kevin lagi.
Kasandra hanya diam sambil menunggu kalimat selanjutnya di mana Kasandra melihat kalau wajah Kevin frustrasi.
"Dari segi penampilan, wajahnya yang cacat tidak bisa dibandingkan dengan wajahku." Ucap Kevin sambil menunjuk ke arah wajahnya.
"Jika kamu mempunyai keberanian di depan Kakak sepupumu maka tanyakanlah. Karena Aku tidak ingin mendengarkan omong kosongmu." Jawab Kasandra yang tidak menjawab pertanyaan Kevin.
"Aku tidak tahu apakah kamu akan terus mencintainya setelah kamu membaca dokumen ini." Ucap Kevin sambil memperlihatkan dokumen yang di ambil dari dalam tasnya lalu diletakkan di atas meja.
Tanpa menjawab Kasandra mengambil dokumen tersebut kemudian membaca isi dokumen tersebut.
"Dokumen ini dari dokter pribadi Kakak sepupuku. Di mana Kakak sepupu ku lolos dari kebakaran beberapa tahun yang lalu. Di mana Kakak sepupu ku mengalami cacat wajah dan ke dua kakinya tertimpa balok." Ucap Kevin.
"Akibatnya ke dua kakinya mengalami patah karena terlalu lama berada di dalam api. Kakak sepupu ku mengalami koma karena kebanyakan menghirup asap yang menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru dan saluran pernapasannya." Sambung Kevin.
"Hal ini tidak dapat di ubah di mana Kakak sepupu ku selalu mengandalkan obat-obatan untuk menjaga kesehatannya selama beberapa tahun terakhir. Kini kondisinya tidak bisa bertahan selama sepuluh tahun akibat kebakaran. Sekarang sudah enam tahun, kan?" Tanya Kevin.
"Kasandra, menurutmu berapa lama Kakak sepupu ku bisa bertahan hidup? Empat tahun atau lima tahun?" Tanya Kevin yang ingin Kasandra melupakan Raynald.
Kasandra terdiam sambil berpikir hingga beberapa saat Kasandra teringat di mana Kasandra melihat Raynald sedang minum obat tanpa sepengetahuan orang lain termasuk Kasandra.
"Dengan karakter keluarga besar ku, seharusnya kamu sudah tahu kenapa keluarga besar ku menerima cinta kalian berdua." Ucap Kevin.
"Atau jangan-jangan kamu benar-benar berpikir kalau kamu begitu tinggi dan menawan sehingga keluarga besarku sangat menyukaimu?" Tanya Kevin yang berusaha agar Kasandra menceraikan Raynald dan menikah dengan dirinya.
"Karena semua orang di keluarga Alexander tahu bahwa Kakak sepupu ku tidak berumur panjang dan mereka ingin kamu punya sepasang bayi kembar untuk meneruskan garis keturunan keluarga Alexander." Sambung Kevin.
"Jika Aku jadi kamu maka Aku akan menceraikan Kakak sepupu ku sekarang juga dan meminta bagian harta, jadi kita bisa menikah dan hidup bahagia." Sambung Kevin lagi.
"Lebih baik kamu menyerah saja pada ide ini. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi dengan suamiku nantinya dan Aku tidak akan melakukannya. Kecuali suamiku tidak menginginkan Aku atau suamiku bertemu dengan wanita yang dicintainya maka Aku akan pergi dari kehidupan keluarga Alexander tanpa meminta satu sen pun." Ucap Kasandra dengan nada tegas sambil berdiri.
Selesai mengatakan hal itu Kasandra pergi meninggalkan cafe tersebut tanpa berpamitan dengan Kevin. Sedangkan Kevin yang berbicara tidak jadi karena Kasandra sudah keburu pergi.
'Apakah benar kamu tidak akan meninggalkan Kakak sepupuku? Apakah benar apa yang barusan kamu katakan? 'Bukankah semua wanita sangat menyukai harta?' Tanya Kevin dalam hati yang sangat terkejut dengan perkataan Kasandra.
Tanpa mereka ketahui kalau seseorang menatap kepergian Kasandra lalu menatap ke arah Kevin yang masih duduk seorang diri.
'Bukankah mereka benar-benar sudah putus?' Tanya wanita itu dalam hati.
Kemudian wanita tersebut berjalan ke arah Kevin hingga wanita tersebut berdiri tepat di depan Kevin. Kevin yang merasa diperhatikan langsung mengangkat kepalanya dan melihat wanita tersebut dengan tatapan penuh kebencian.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Terima kasih sudah membaca novelku. Silahkan tinggalkan jejak berupa bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar.
Bagi Author bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar sangat berarti agar novel ini bisa masuk bab terbaik.
Terima kasih atas kebaikan para pembaca dan semoga Tuhan membalas kebaikan kalian. Amin.
kalau kaya gini tambah ribet.kasian Kasandra,dia merasa ngga punya harga diri.