Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya memunculkan sifat yang berkamuflase. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Puteri menangis bukan main, ia pun sama terkejutnya dengan Selvi, berharap apa yang baru saja ia lihat hanyalah mimpi buruk.
Sayangnya itu adalah kenyataan yang pahit untuk Puteri, tanpa membuang waktu lagi, Puteri dan Selvi memutuskan untuk menemui Nino.
Ya, Puteri memang cerita kepada Selvi mengenai hubungan nya dengan Nino, bahkan Selvi tau hubungan mereka sudah sejauh itu, ia pun sudah berusaha untuk memperingatkannya, tapi apa yang bisa Selvi lakukan saat ini, sudah terlambat!! Tidak ada lagi, selain mensupport Puteri agar tegar manjalani semuanya.
Kemudian mereka pun menuju tempat kerja Nino, Puteri yang mata nya terlihat sembab pun, menarik perhatian Nino.
Nino yang melihat Puteri datang dengan Selvi kemudian tersenyum ramah dan menghampiri mereka.
"Kamu kenapa yank??, kok nangis??." Tanya Nino sambil menarik tangan nya untuk mengikutinya duduk di sofa.
" Yank.. Hmm aku... Aku mau bicara sesuatu sama kamu!!." Bisik Puteri
" Oke.. Oke bentar!!" Jawab Nino, tanpa banyak bertanya, seolah mengerti yang ingin dibicarakan oleh Puteri adalah hal penting.
Kemudian Nino pun meninggalkan Puteri dan menuju ke gudang, mengambil jaket dan waistbag nya.
"Vi, gw istirahat dulu ya,!!" Izin Nino kepada temannya, kebetulan hari itu Nino sedang lembur, jadi ia tidak bisa pulang bersama Puteri.
"Yoi No!!" Jawab Novi, sambil mengacungkan jempol.
Kemudian Nino, Puteri dan Selvi pun berjalan menuju foodcourt yang ada dilantai atas. Dikarenakan pembicaraan ini bersifat pribadi, Selvi pamit untuk menunggu di lobby saja, sambil menunggu mereka bicara, dan apabila Puteri sudah selesai, mereka bisa janjian lagi untuk pulang bersama.
Ya hari itu Selvi sengaja datang menemui Puteri karena ada sesuatu hal yang ingin ia bicarakan. Tetapi ketika melihat masalah yang dihadapi Puteri kini, ia mengurungkan niatnya.
Selvi kembali ke lobby meninggalkan Puteri dan Nino berdua saja. Kemudian mereka pun duduk di meja paling belakang, sambil memesan 2 minuman jasmin tea, Nino menarikan kursi untuk memudahkan kekasihnya duduk.
"Sini-sini yank.. Kamu kenapa sampai nangis begini??, coba cerita sama aku!!!." Tanya Nino sambil mengusap puncak kepala Puteri.
"Yank.. Aku.. ." Jawab Puteri terbata-bata dan menyodorkan sebuah benda kepada Nino.
"Hah maksudnya apa ini yank,??" Nino yang terkejut melihat benda tersebut, kembali bertanya, entah memang dia tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti.
" Aku hamil yank!!!," Jelas Puteri tanpa basa basi lagi.
" Kamu gak becanda kan??," Sambil menggeleng tak percaya Nino bertanya lagi.
"Apa kamu pikir ini becanda?? Ini bukan sesuatu yang lucu yang bisa dijadikan bahan candaan yank!!!." Tegas Puteri dengan ekspresi yang serius.
"Terus kamu yakin ini benar-benar hamil??," Tanya Nino memastikan.
" Hu'um, aku udah telat 2 bulan yank, dan terakhir itu kita selalu lakuin tanpa pengaman dan keluar didalem!!" Jelas Puteri lagi sambil menegaskan.
"Tapi kan itu juga karena tanggung yank, telat angkat bukan karena sengaja, dan aku lupa untuk beli pengaman!!!" Jawab Nino menjelaskan.
"Ya terus kenapa gak keluarin di luar???, sekarang kejadian begini, aku takut!!! Aku takut mamah pasti marah besar yank!!!," Lirih Puteri dengan mata yang sudah berkaca-kaca, seolah menyalahkan ini adalah kesalahan Nino.
"Ya gak enak yank, lagian kenapa kamu gak KB aja sih, kalo kamu KB kita gakan kebobolan sekalipun telat angkat!!!" Jelas Nino seolah tak terima di salahkan.
" Kamu masih sempet-sempetnya ya bahas itu, yang jadi pertanyaan aku sekarang, ini gimana??? Aku hamil yank, aku hamil anak kamu!!!" Puteri menjawab dengan kesal.
"Hmm, yakin itu anak aku yank???" Nino meragukan ucapan Puteri.
Puteri yang mendengar kata-kata Nino pun murka dan menampar pipi Nino dengan sekuat tenaga. PLAAAAAAAK!!!, kemudian ia pun berdiri sambil menunjuk-nunjuk wajah Nino.
"Jaga ucapan kamu ya Nino, aku cuma berhubungan dengan kamu, kamu tau sendiri kan saat kamu merenggut kesucian aku secara paksa kala itu, aku udah nolak, tapi kamu gak peduli, bahkan tetesan darah keperawanan aku aja masih nempel di sofa rumah kamu, apa kamu gak inget??," Kesal Puteri tak terbendung.
"Apa perlu aku perjelas lagi dengan siapa aku berhubungan selama ini??, setiap berangkat kerja, istirahat, pulang kerja aku selalu sama kamu. Bahkan hari libur pun aku sama kamu!!! Lalu kapan waktu aku untuk main serong sama laki-laki lain???," Jelas Puteri dengan menggebu-gebu.
"Sumpah, aku gak pernah menyangka, kata-kata itu akan keluar dari mulut kamu!!!." Ucap Puteri, sambil terduduk dan menutup wajahnya seraya menyembunyikan tetesan air mata yang sudah berlinang di pipinya.
"Ssssstttt.... Sssssstttttt... Aku minta maaf yank, aku gak bermaksud begitu, aku panik, aku gak bisa berpikir jernih, maafin aku!!!." Sesal Nino, sambil memegang tangan Puteri, mencoba menenangkan, karena takut menjadi pusat perhatian orang.
"Hiks.. Hiks.. Aku juga panik kala mengetahuinya, aku juga gak bisa berpikir jernih, sama seperti kamu, tapi aku gak pernah punya pikiran buruk apapun tentang kamu, walau sebenarnya banyak yang bilang, kalau kamu itu lelaki RED FLAG, tapi aku selalu berusaha positif thinking dan percaya semuanya sama kamu. Hiiiiks.. Hiiiiiiks... Hiiiiiiks!!!." Isak Puteri dengan terbata-bata.
"Maafin aku sayang, aku keterlaluan, tolong maafin kata-kataku tadi, terus sekarang kamu mau nya gimana??? Siapa aja yang udah tau soal ini???," Tanya Nino sambil menepuk puncak kepala Puteri, dan beranjak dari kursinya, mendekati Puteri seraya memeluk untuk menenangkannya.
" Baru kita dan Selvi aja!!!," Jawab Puteri yang mulai tenang dipeluk Nino.
Kemudian Nino pun melepaskan pelukannya. Kini duduk disamping, tangan yang satu memegang tangan Puteri dan tangan lainnya menyeka air mata yang menetes di Pipi wanita itu.
.
"Oke sayang dengerin aku baik-baik, aku mau tanya sama kamu!!!, apa kamu siap untuk mengandung anak ini???," Tanya Nino, dengan menatap penuh keseriusan.
********************
Sementara itu, Selvi yang sedang menunggu di lobby seorang diri, tiba-tiba merasa kebelet, karena memang AC di gedung itu cukup dingin dan hari juga sudah menjelang malam.
Pada saat ia sedang berjalan ke toilet, ia berpapasan dengan Wulan yang baru saja keluar dari toilet. Kemudian Wulan pun menyapa.
" Loh, ini Selvi sodarinya Puteri yang tadi kan?? Sendirian aja, Puterinya kemana??" Tanya Wulan sambil celingukan mencari sosok Puteri, pasalnya tadi Puteri hendak pulang bersama saudarinya itu, namun kini mereka bertemu lagi, tapi ia hanya melihat Selvi seorang diri.
"Puteri lagi ngobrol penting sama Nino teh di atas, aku gak mau ganggu, jadi aku jalan-jalan aja sambil nunggu mereka kelar!!! Dan kebetulan kebelet," Jelas Selvi.
"Penting?? Emang ada apa??," Tanya Wulan sambil mengeryitkan dahi.
"Hmm, Selvi gak berhak bicara apapun teh, nanti aja teteh yang coba tanya sama Puteri, tapi ini memang hal serius, jadi memang harus mereka bicarakan dulu untuk mendapatkan solusinya!!!". Jawab Selvi menegaskan. Selvi memang tidak mau gegabah, karena ia tahu, ia tidak punya hak untuk berkata apapun, jika belum mendapatkan persetujuan dari yang bersangkutan.
"Apa ini soal hasil tespek Puteri??" Tanya Wulan seolah menerka pembicaraan Puteri dan Nino.
"Teteh tau soal itu??" Jawab Selvi terkejut.
"Iya, Puteri cerita semua sama teteh, dan tadi kita yang beli tespeknya saat istirahat." Jelas Wulan membenarkan.
"Oh gitu teh,.. Tapi maaf Selvi takut salah bicara!! Biar nanti Puteri aja yang jelasin ke teteh ya." Jelas Selvi lagi.
" Iya gak apa-apa kok, teteh ngerti, yasudah kalo gitu teteh duluan ya.". Wulan pun pamit kembali ke toko, dan Selvi pun masuk ke toilet.