Pesona Mantan Istri
"Apa kurangku?" Tanya Riana saat dia memergoki suaminya tengah berciuman panas dengan seorang wanita disebuah cafe yang sudah didekorasi untuk ulang tahun suaminya Rendi.
Rendi hanya bisa diam, wanita cantik disampingnya juga turut diam, menatap istri sahnya yang kini juga tengah menatap mereka dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku dan Byan menunggumu dirumah untuk sama-sama merayakan hari ulang tahunmu, kami menyiapkan semuanya dari pagi sampai malam, tapi kamu malah asik disini bersama wanita lain." Riana tak mampu berkata-kata lagi, air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya luruh begitu saja membasahi pipi.
"Apa kesetiaanku selama ini masih kurang? Apa kamu masih kurang puas dengan pelayananku dirumah?"
"Aku bahkan tak pernah makan lebih dulu sebelum kamu makan, aku juga belum bisa tidur sebelum kamu pulang, aku juga tak pernah menelantarkan kamu dan anak kita, jadi dimana kurangku sebagai seorang istri Mas?" Teriak Riana dengan dada yang penuhi rasa sesak.
"Kamu nggak bisa memanjakan matanya ketika dia pulang kerja, kamu selalu berpakaian lusuh dan bau dapur, dan lagi coba lihat tubuhmu sekarang, tubuhmu bahkan sudah seperti karung beras!!!, jadi jangan salahkan dia jika dia melirik wanita lain yang lebih cantik dan seksi, percuma saja kamu terus menunjukan keahlianmu dalam mengurus suami dan anak kalau penampilanmu seperti itu." seorang wanita berparas cantik dan seksi yang bernama Jihan itu maju dan membuat Riana sedikit ciut.
"Lihatlah penampilanmu dari atas sampai bawah ? Apa ada yang bisa bikin suamimu betah dirumah?" Jihan menyeret Riana menghadap sebuah cermin. Jihan membandingkan tubuhnya dengan tubuh Riana.
Riana dengan cepat menoleh kearah Rendi yang masih mematung menatap mereka berdua.
"Apa benar kamu terganggu dengan penampilanku Mas?" Riana menatap lekat Rendi dengan mata yang masih basah. "Apa karena aku gemuk, kamu bahkan gak pernah menyentuhku selama sebulan ini? Atau hanya untuk sekedar mengajakku jalan-jalan bersama Byan?" Riana bertanya dengan raut wajah penuh harap jika Rendi tak akan mengiyakan pertanyaannya. "Jawab Mas!!!" Riana kini mulai meninggikan suaranya.
"Iya.. !!, aku jijik melihat penampilanmu, lihat tubumu sekarang? Baru anak satu aja tubuhmu udah melar gitu, coba kamu lihat Jihan, meskipun dia sudah beranak dua dia masih pandai merawat tubuhnya dan masih terlihat cantik dan seksi, jadi jangan salah aku jika aku berpaling darimu dan berpindah hati padanya." jawaban yang lontarkan Rendi membuat dunia Riana seakan runtuh seketika.
Jika orang lain yang mengatakan hal itu dia masih bisa menahannya, namun saat orang yang paling dia sayangi mengucapkan kalimat itu, membuat Riana seolah kehilangan pijakannya.
"Aku pikir kamu beda dari pria lain Mas, aku pikir kamu nggak akan mempersalahkan fisikku selama aku mengabdikan diri dan merawatmu dengan baik." ucap Riana diiringi isak tangis.
"Aku gak suka berdebat didepan umum, pulanglah, kita selesaikan ini dirumah." Jawab Rendi dengan meninggikan suaranya.
Riana sudah tak bisa berkata-kata lagi, ia akan segera menurut jika sang suami sudah meninggikan suaranya, ia bergegas keluar dari cafe itu, membanting pintu mobil dengan keras.
"Jalan Pak!" ucap Riana tanpa melirik kaca spion depan.
Air mata Riana terus mengalir disepanjang perjalanan, ia teringat gelagat aneh Rendi akhir-akhir ini yang menunjukan adanya sebuah perselingkuhan, namun ia tetap berusaha berprasangka baik terhadap suaminya dan menepis semua pikiran itu jauh-jauh.
Bahkan orang-orang disekitarnya kerap memperingatkan Riana jika suaminya ada main dengan wanita lain, namun ia sama sekali tak meperdulikan hal itu jika belum melihatnya langsung.
Dan sekarang, semua itu terbukti didepan mata.
"Maaf Pak, dia ... " ucap si pengemudi pada pria disampingnya.
"Udah gak papa, jalan aja."
"Baik Pak."
Karena pikiran Riana yang kalut, membuatnya salah menaiki mobil yang ia kira adalah sebuah taksi yang sedang mangkal, hingga akhirnya mobil yang tumpangi berhenti ditengah jalan.
"Stop..!!" Ucap pria disamping supir tadi.
"Turunlah, aku benci mendengar suara tangismu yang membuat sakit kuping."
Riana kini hanya bisa termangu saat mendengar bentakan pria didepannya itu, yang meminta dirinya untuk turun.
Melihat Riana yang masih mematung membuat pria tadi terpaksa turun dari mobilnya, membuka pintu belakang dan menarik tubuh Riana dari sana.
"Tadinya aku akan mengantarmu sampai rumah, tapi saat mendengar tangisanmu, aku benar-benar tak tahan, dan dengan terpaksa aku akan menurunkanmu disini" pria itu menghempas kasar tubuh Riana hingga sedikit terhuyung.
Riana kini masih termangu mencoba untuk mencerna keadaan.
"Wanita itu memang menyebalkan, bisanya bikin susah aja." pria tadi hanya bisa menggerutu lalu meminta supirnya untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah mobil tadi berlalu Riana kembali melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki, ingatan saat suaminya bermesraan dengan wanita lain kembali terlintas dibenak Riana, ia bahkan sudah lupa kapan terakhir kali dirinya bermesraan dengan Rendi.
Rupanya penolakan yang diberikan Rendi selama ini bukan semata-mata karena lelah, namun karena dirinya sudah muak dengan penampilannya yang sekarang.
Setibanya dihalaman rumah, mobil Rendi masih belum terparkir disana, sedangkan Byan ia titipkan dirumah ibu mertuanya ketika dirinya hendak berangkat kecafe.
Riana menyeret langkahnya memasuki kamar, menatap pantulan tubuhnya dalam sebuah cermin besar ditengah-tengah lemari pakaian.
Menatap setiap lekuk tubuh dan wajahnya yang selama ini jarang sekali ia perhatikan karena selalu disibukan dengan perkerjaan rumah dan mengurus anak.
Ia bahkan tak ada waktu hanya untuk sekedar berolah raga, baginya kebutuhan keluarganya lah yang paling penting, membuatnya selalu fokus mengurus rumah, suami dan anaknya, sampai dirinya lupa mengurus diri sendiri.
Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu kamar yang terbuka, Rendi melangkah begitu saja memasuki kamar tanpa sepatah katapun, ia lebih memilih meraih handuk dan segera masuk kekamar mandi.
Sementara Riana kini masih fokus menatap pantulan tubuhnya dalam cermin dan melirik aktivitas Rendi yang juga terlihat dalam pantulan cermin.
"Aku akan merubah penampilanku menjadi cantik dan seksi lalu membuatmu kembali bertekuk lutut dihadapanku." perkataan Riana berhasil membuat Rendi menghentikan langkahnya yang hendak keluar kamar.
"Gak usah ngimpi!!!" Jawab Rendi dengan sedikit berdecih.
"Dalam waktu tiga bulan aku akan menjadi lebih cantik dan seksi dari selingkuhanmu itu." ucap Riana sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Mustahil!!" Rendi menarik sudut bibirnya lalu menatap tubuh Riana dari atas sampai bawah yang sudah nampak seperti karung beras.
"Lihat saja nanti, aku akan membuktikan tekadku dan membuatmu kembali jatuh cinta padaku, dan selama aku memperbaiki tubuhku aku juga akan memproses perceraian kita."
"Terserah kamu saja." Rendi tetap berlalu meninggalkan kamar itu, kamar tempat mereka memadu kasih selama lima tahun lamanya dan segera berakhir selama beberapa bulan lagi.
"Lihat saja nanti, kamu akan menyesal setelah melihat perubahanku." tangan Riana kembali terkepal erat.
Menjatuhkan diri diatas ranjang yang kini terasa lebih luas dan segera terlelap disana.
*****
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
terkadang ada perselingkuhan bukan karena bodyshaming aja sih, tapi karena ga pandai bersyukur aja manusia itu,,,
2024-10-31
1
Kamiem sag
nyimak
2024-11-20
0
Sakura Sakura
otorr kerenn
2024-11-18
0