NovelToon NovelToon
Jerat PINJOL

Jerat PINJOL

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Pihak Ketiga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / trauma masa lalu / Slice of Life
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Setia Anak mihaw

Hanya tulisan yang diangkat dari cerita sekitar saya, mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan waktu.

"Rumah tangga adalah Ibadah terpanjang," mungkin kalimat baik itu sering kita dengar.

Cobaan dan ujian rumah tangga setiap keluarga pastilah berbeda, dan yakinlah kita mampu melewatinya tapi ada saat manusia itu menyerah, diam lalu akhirnya mundur untuk menjaga kewarasannya sendiri.

Hal ini yang terjadi pada Pasangan Dea dan Andi, Di usia perkawinan yang sudah berjalan 17 tahun, sudah di lengkapi dan di Anugerahkan 3 anak yang luar biasa, Ujian rumah tangga nya terasa lebih berat.

Apa yang menjadi keputusan Dea selanjutnya?

Silahkan dibaca di bab-bab selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setia Anak mihaw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa ini Alasannya???

Hari Rabu pagi datang rutinitas Dea masih sama, sendiri di rumah, merapihkan rumah, memasak juga jantung yang berdetak-detak tidak karuan lagi karena tagihan-tagihan dari pinjol yang sudah jatuh tempo.

Binggung, tentu saja Dea bingung saat ini.

Dea sedang menimbang aplikasi pinjol mana yang harus Dea bayarkan hari ini, ada 2 tagihan yang harus Dea bayar dengan total hampir 3 juta rupiah.

"4 juta 6 ratus di kurang 3 juta, sisanya kurang dari 2 juta dong," ucap Dea sendiri, uang di mbangking nya memang belum terpakai sama sekali kecuali untuk membayar uang nya Lili 2 hari yang lalu dan pagi ini pasti akan berkurang karena harus membayar cicilan pinjol.

"Bayar dulu si Opipay sama Akusudahlaku,"

"Mereka berisik banget, ribet kalo gak dibayarin cepet-cepet," monolog Dea lagi.

"Berarti sisanya cuma ini doang dan ini uang sekolah anak-anak,"

"Dan uang belanja harian artinya udah abis," ucap Dea lagi. Dea menepuk kepalanya, cacian bodoh untuk dirinya sendiri terus Dea umpatan.

Dan benar saja, Chat masuk datang penagih hutang, berkali-kali dari nomor yang berbeda-beda dan saat ini bukan waktunya untuk Dea berpikir atau memaki dirinya sendiri yang harus Dea lakukan adalah membuka aplikasi mbangking dan membayar tagihan 2 pinjol.

Tenang, rasa tenang Dea dapatkan saat Dea melihat 2 aplikasi sudah Dea bayar.

Tapi kemudian Dea kembali binggung, bagaimana cara mengatur sisa uang ini, apalagi uang spp anak-anak juga uang jemputan yang harus segera dibayarkan oleh Dea sebelum tgl 10 nanti.

"Tenang, De. Tanggal 10 masih 5 hari lagi, please berpikir tenang dulu, jangan dulu panik dan panik," ucap Dea menyemangati dirinya sendiri.

Malam hari datang, Anak- anak Dea sudah tertidur, lelah dengan aktifitas mereka hari ini.

Dea menatap wajah Nina, anak kecil ini selalu bertanya kapan Papanya pulang kerja sebelum dia tidur.

Kadang Dea merasa bosan menjawab pertanyaan Nina untuk hal ini tapi Dea selalu menjawab pertanyaan anak-anaknya dengan baik, terutama pertanyaan mengenai Papa mereka, Dea akan menjelaskan hal-hal baik tentang Papa mereka itu.

Sudah jam 9 malam tidak kabar dari Andi, Dea duduk di belakang rumah, membakar rokoknya.

"Gue udah mirip penjaga rumah aja,"

"Sebenernya apa yang tunggu sih? Ini udah malem, orang normal harusnya udah tidur tapi gue masih mikir, mikir dan mikir buat sesuatu hal yang harusnya gak gue pikirin," keluh Dea.

"Kalo gue yang nanya duluan Bang Andi pulang jam berapa, dia pasti jawab gak perlu tunggu aku, aku masih di kantor, jalanan macet," ucap Dea lagi, Dea hapal betul kejadian ini dan Dea mengeluh lagi, mengeluh lagi dan hanya bisa mengeluh di dalam hatinya saja.

Malam ini hujan turun, Dea memilih masuk ke dalam rumah, duduk di sofa ruang keluarga dengan lampu yang sudah redup.

Jam 11 malam suara mesin mobil berhenti, pintu pagar di buka sendiri oleh Andi, Dea membukakan pintu rumah.

"Kok belum tidur? Nunggu aku? Ada yang mau di tanyain?" tanya Andi pada Dea, Dea berdecak pelan, awal obrolan saja Andi sudah membukanya dengan kalimat yang tidak menyenangkan.

"Mau kopi atau jahe?" tanya Dea, Dea malas menanggapi pertanyaan Andi tadi.

"Susu aja, Dingin di jalan, Ujan nya lumayan gede. yuks masuk kamar aja," ajak Andi sambil meraih tangan Dea, Andi langsung membuka pintu kamar, membuka kemejanya dan Dea duduk di tepi tempat tidur.

"Gak mau?" tanya Andi pada Dea.

"Kamu kenapa sih, aneh banget pertanyaan dari pertama datang," tanya balik Dea pada Andi.

"Yah lagi kamu, udah aku bilang ayo, bukan nya buka baju sendiri," jawab Andi sambil melempar celana hitam formal nya ke keranjang baju kotor, suara Andi terdengar kesal.

Dea mematikan lampu kamar lalu melepaskan pakaiannya sendiri.

"Kalo kamu gak mau gak usah deh, aku ilfil duluan," ucap Andi kemudian dan Dea kesal walaupun hanya di dalam hatinya.

Dea langsung menarik tangan Andi, Andi kini terbaring di tempat tidur.

"Aku bukan gak mau, aku gak nolak permintaan kamu, Bang, tapi please jangan aneh-aneh kalo ngomong, aku bingung sendiri," jawab Dea, Dea seketika menaiki tubuh Andi tanpa banyak bicara lagi Dea mulai berkerja, di bukanya celana dalam milik Andi, Dea berkerja untuk melayani kebutuhan biologis suaminya tanpa memperdulikan perasaan dirinya sendiri, sudah mirip pel4cur saja, Dea bercinta tanpa perlu memperhatikan rasa dan hati, semua Dea lakukan agar Andi terpuaskan, berbagai gaya Dea lakukan sampai akhirnya Andi mencapai kenikmatan dunianya sendiri.

Andi mulai terlelap setelah puas bercinta, Andi puas dengan pelayanan Dea dan Dea hanya bisa memaki dirinya sendiri.

"Harusnya kalo lu gak mau, lu tolak, De,"

"Jangan mau dianggap pel4cur,"

"Lu itu Istrinya, bukan pel4Curnya,"

kalimat-kalimat itu datang begitu saja masuk kedalam pikiran dan hatinya Dea.

"Tapi kalo gue tolak, gue Dosa," dan meneteslah air mata Dea, Dea merasa dirinya bukanlah orang yang baik, Dea mengakui tingkat keImanannya kadang pasang surut tapi Dea selalu ingin belajar untuk bisa hidup lebih baik, melayani dan menjaga keluarganya agar tetap harmonis apalagi Andi ini adalah laki-laki yang Dea pilih sendiri untuk menjadi teman hidupnya.

Dea memilih untuk keluar kamar, duduk lagi di kursi coklat dan hatinya masih bersedih.

Malam, udara semakin dingin, hujan masih menetes walaupun tidak sederas 1 jam yang lalu.

Dibakarnya 1 batang rokok, di hirupnya asap rokok dalam-dalam sambil memperhatikan air hujan yang memetes.

"Ada apa sama perasaan gue sendiri?"

"Kenapa gue selalu merasa serba salah?"

"Kenapa terlalu sulit buat gue ngertiin bahasa-bahasa dia,"

"Sebenernya apa sih masalahnya?"

"Apa gue yang terlalu sensi dan lebay?"

Dea terus bertanya pada dirinya sendiri tentang hal yang membuatnya tidak nyaman tapi kadang Dea merasa apa yang di ucapkan Andi kemarin itu benar, dirinya selalu over thingking dan itu sebenernya tidak baik dalam menjalani sesuatu hal.

"Tapi hati gue gak enak, hati gue kok ngerasa ada yang beda, ada yang lain dari sikap Bang Andi ini,"

"Gue kenal dia 19 tahun, gue kenal dia hampir setengah bagian dari umur gue,"

"Dan dia dulu gak seperti ini,"

"Dia sekarang bukan Andi Wiraguna yang gue kenal dulu," ucap Dea dengan sungguh-sungguh.

"Pah, apa ini yang menjadi alasan Papa enggak restuin aku nikah dengan Bang Andi?"

"Apa ini alasannya Pah?" ucap Dea dan air matanya semakin mengalir deras teringat Sosok laki-laki yang menjadi Ayah kandungnya, Seorang laki-laki yang 17 tahun lalu berteriak lantang dan memaki saat Dea mengenalkan Andi sebagai kekasihnya.

Bayangan kejadian itu terlintas lagi, masih selalu Dea ingat dengan baik sampai dengan hari ini, bagaimana Papanya menolak mentah-mentah permintaan Andi untuk menikahi dirinya saat itu.

"Kalian beda kebiasaan, Adat Istiadat kalian berdua itu beda, kamu tidak akan sanggup," ucap Mama Dea saat Papanya tidak bisa menjelaskan alasan karena menolak Andi.

1
Tutik Sriwahyuni
jeratan setan kotak sungguh meresahkan..... jd hidup kudu ati-ati
Kanaya: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Hkaaid Anz
/Facepalm/
Siti Sugiarti
si andi bener2..bukannya jagain anak
Siti Sugiarti
mantap bun..selamat idul adha..
Umma Nina: selamat idul adha juga kak...sehat terus yah kak, titip salam buat jagoan🥳 nya kakak
total 1 replies
Siti Sugiarti
mantep banget dah si andi..
aku selalu suka sama tokoh karakter utama nya bunda..disemua cerita bunda tokoh utamanya selalu kuat ..tangguh ..gak menye2...kayak si dea ini keren banget tenang..semangat dea ..
Siti Sugiarti
semangat mama dea..
Siti Sugiarti
kaya pinjol ilegal begitu bun..
temeku pernah ngalamin..semua no kontak di teror..temenku cuma bayar uang yg di pinjam doang..bunganya ga dibayar..jadilah semua orang di teror..
Siti Sugiarti
bikin curiga aja andi..jangan2 bukan duit vendor lagi..duit buat selingkuhanya..
Siti Sugiarti
makasih bun udah update lagi..
☠⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ ᵗⓂꪶꫝ 𝐀⃝🥀
hem betul pinjol tuh sangat menggiurkan bagi mereka yang hobi utang sana sini,😁 tanpa sadar telah melompat kedalam lubang sebenarnya. tak jarang yang suka terlibat pinjol tuh stress kadang berujung Bundir😱 serem amat dah yg namanya pinjol tuhhhh
☠⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ ᵗⓂꪶꫝ 𝐀⃝🥀: Aamin terimakasih 🙏 Doa yang sama buat akak dan keluarga ya
pasti bisa kak. semangat terus ya
Umma Nina: terima kasih buat dukungan nya Kakak, semoga saya bisa ikutin jejak kakak dalam menulis novel...

sukses selalu buat kakak❤️❤️❤️❤️❤️
total 2 replies
Siti Sugiarti
apa jangan2 andi selingkuhnya ama ifa ya ??
Siti Sugiarti
uodate lagi ya bun ntar malem..
Siti Sugiarti
semangat terus dea..and happy
birthday.
Siti Sugiarti
sabar ya de..insya allah ada jalan keluar klo niat kita emang baik de..
Siti Sugiarti
semangat bun...
Siti Sugiarti
sungguh seperti kisah nyata..gali lobang tutup lobang bun..
semangat .
MindlessKilling
Karya ini adalah perpaduan sempurna antara bakat penulis dan ide cerita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!