NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22nd : Rescue

Alya berjalan sambil mengendap - endap dan bersembunyi dibalik rerumputan liar yang cukup tinggi. Alya melemparkan sebuah batu berukuran sedang tepat pada kaca jendela yang pada dasarnya sudah pecah sebagian. Alya melemparkan baru tersebut ke jendela yang berada di sebelah kanan pintu masuk, sementara dirinya saat ini berada di bagian kiri pintu masuk.

Prang...

"Siapa itu?!" pekik keempat penjaga itu bersamaan lalu melihat ke sekeliling. Namun, mereka justru pergi menuju sebelah kanan.

Melihat itu, Alya pun mengambil kesempatannya dan menjalankan aksinya. Alya pun menarik seorang penjaga dari belakang yang kebetulan berdiri di tak jauh darinya dari membekap mulutnya kuat dengan sebuah kain. Alya mengikatkan kain itu dengan sangat kuat di wajah penjaga itu hingga membuatnya kesulitan bernapas. Setelah itu, Alya melingkarkan lengannya pada leher penjaga itu dan mencengkram kuat penjaga itu dengan lengannya hingga penjaga itu pingsan. Alya pun membaringkan tubuh penjaga itu dan kembali melangsungkan aksinya pada salah satu penjaga yang mulai mendekat ke arahnya. Alya terdiam di tempatnya membiarkan penjaga itu mendekat ke arahnya.

Selang beberapa detik, Alya kembali melancarkan aksinya sama seperti yang ia lakukan pada penjaga sebelumnya. Setelah memastikan penjaga itu tak sadarkan diri, Alya bangkit dari posisinya dan keluar dari tempat persembunyian.

"Serang dia?!" seru salah seorang dari dua penjaga yang masih tersisa.

Bukannya takut, Alya justru tersenyum miring dibalik slayernya dengan kedua tangan terkepal yang sudah terbalut handwrap berwarna hitam pemberian sang adik. Alya pun mempercepat langkahnya dan menendang kedua penjaga itu satu persatu. Tak sampai disitu, kedua penjaga itu bangkit dan kembali menyerang Alya. Tanpa ragu, Alya memberikan pukulan tepat di wajah salah satu penjaga dan menendang penjaga lainnya. Alya bergerak cepat hingga kedua penjaga itu kewalahan melawannya. Alya menonjok wajah mereka satu persatu lalu menyikut kuat dada mereka dan diakhiri sebuah tendangan yang terarah pada rahang mereka hingga mereka tersungkur di tanah dengan tubuh yang tengkurap. Alya menginjakkan satu kakinya pada punggung salah satu penjaga dan memutar tumit sepatu yang keras hingga membuat sang korban meringis tertahan.

"Dimana majikan kalian menyembunyikan adikku?!" ketus Alya. Tetapi, sama sekali tak mendapat jawaban sontak membuat Alya geram dan menjambak rambut penjaga tersebut masih dengan satu kaki di punggungnya. Dengan tubuh yang sedikit merendah Alya kembali mengulang ucapannya, "Dimana majikan kalian menyembunyikan adikku?!" ketusnya lagi.

"JAWAB!!!" tegas Alya dengan gerakan menekan kakinya sangat kuat di punggung penjaga itu dan tangannya yang memperkuat jambakannya.

"Arrggh..."

"Sialan!" umpat penjaga lainnya yang terbaring tak jauh dari posisi mereka. Dengan rahang mengeras dan tatapannya yang tajam, Alya mengangkat kakinya dari punggung penjaga itu dan mengayunkan kakinya ke arah wajah penjaga yang berani mengumpat di depannya. Yah, Alya menendang wajah penjaga itu tanpa rasa bersalah.

"Dimana majikan kalian menyembunyikan adikku?! Katakan!" tegas Alya lalu dengan tangannya yang bebas ia memegang rahang penjaga itu. Penjaga itu menyentakkan tangan Alya hingga terlepas lalu meludah ke sembarang arah saat darah mulai memenuhi mulutnya.

"Mereka.. Di sebuah ruangan... Di lantai lima..." ujarnya.

Mendengar itu, Alya segera bangkit dan berjalan memasuki bangunan tua itu. Alya mempercepat langkahnya saat ia mulai menaiki tangga. Alya terus melangkahkan tungkainya dan tak menghiraukan sekitarnya. Hingga ada sekitar 6 orang penjaga mulai mengejarnya. Tanpa pikir panjang, Alya mengeluarkan salah satu handgun miliknya dan merogoh gun suppressor dari saku dalam jaketnya lalu memasangkannya pada handgun miliknya.

Alya pun menembak para penjaga itu satu persatu tepat di kaki mereka. Setelah berhasil melumpuhkan pada penjaga itu, Alya kembali menaiki setiap anak tangga dengan cepat. Langkah Alya terhenti saat dirinya berada di lantai empat, seseorang yang ia kenali baru saja melewati tangga bersama seorang pria muda yang tak ia kenali. Alya menyipitkan matanya untuk memastikan jika kedua orang itu sudah menjauh dari tangga. Dengan gerakan yang pelan, Alya menaiki tangga dan mengantarnya di lantai lima.

Di sebuah ruangan di lantai lima.

Alya pun mengedarkan pandangannya ke segala arah sembari menyelipkan handgun yang sebelumnya ia gunakan pada pinggangnya. Tiba - tiba seorang wanita keluar dari sebuah ruangan dan berhenti di sekitar lorong menuju ruangan itu. Terlihat wanita itu mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu.

"Keluarlah!!! Aku tahu kau akan datang wanita arrogant!" seru wanita itu dengan cukup nyaring. Mendengar itu, Alya menyunggingkan senyumannya dibalik slayernya. Tanpa berkata apa - apa, Alya pun keluar dari persembunyiannya dan membuka slayernya.

"Ckck... Mudah bukan memaksamu untuk datang menemui ku" ucap wanita itu sambil terkekeh pelan.

"Aku tidak butuh, omong kosong mu itu! Dimana kau menyembunyikan adikku?!" timpal Alya to the point.

"Owh..owh... Calm down! Calm down!"  ceplos wanita itu dengan memasang wajah nyelenehnya.

"Urusanmu itu denganku bukan dengan adikku. Jadi lepaskan dia!" tukas Alya dengan rahang yang mengeras.

"Hahahaha... Alya.. Alya... Justru karena itu aku melakukan itu" tandas wanita itu dengan tatapan berubah tajam. "Karena gadis itu adalah umpan terbaik untukku" tambahnya.

"Beraninya kau!" pekik Alya lalu hendak mencengkram baju wanita itu. Namun, niatnya gagal saat sebuah nunchaku berhasil terlilit di tangan kanannya.

"Jauhkan tanganmu dari nona Vivian!" titah seorang pria muda yang berhasil melilit tangannya dengan nunchaku.

Dengan berat hati, Alya menurunkan kedua tangannya lalu mundur selangkah dan pria muda itu pun melepaskan nunchakunya dari tangan Alya. Melihat itu, tak pelak membuat wanita itu tertawa puas. Seakan ia baru saja melihat kemenangannya. Sementara Alya hanya menunjukkan smirk penuh maknanya.

Ini baru saja akan dimulai, tapi kau bertingkah seakan - akan ini sudah berakhir dan kaulah pemenangnya..

"Dimana kau sembunyikan Audrey?!" tegas Alya lagi dengan kedua tangan bersedikap di depan dada.

"Kalau begitu ikutlah denganku!" ajak pria muda itu.

"Tidak! Aku sendiri yang akan mengantarnya" tolak wanita itu lalu membalikkan tubuhnya dan melangkahkan tungkainya menuju sebuah pintu ruangan.

Alya menatap sekelilingnya dengan was - was, karena bisa saja wanita licik itu menjebak saat ini. Tetapi, bukan Alya jika ia mudah masuk dalam perangkap musuh meskipun saat ini sudah menempatkan dirinya dalam jebakan sang musuh.

Wanita itu terhenti tepat di depan pintu sebuah ruangan sontak membuat Alya ikut menghentikan langkahnya. Alya mengerutkan dahinya samar, dengan berbagai spekulasi bermunculan di pikirannya. Tiba - tiba pintu terbuka dan keluarlah dua orang yang Alya tahu sebagai anak buah wanita itu, tanpa berkata apapun wanita itu seakan memberi kode untuk melakukan sesuatu. Kedua orang itu pun memegang Alya dan memeriksanya.

"Dia membawa handgun bersamanya" seru salah seorang dari mereka lalu menarik paksa kedua handgun yang Alya selipkan di pinggangnya. Tanpa protes, Alya mengikuti pergerakan kedua orang itu yang memegang kedua tangannya dan membawa masuk ke dalam ruangan itu. Alya memejamkan matanya sejenak saat kakinya mulai memasuki ruangan itu.

Kedua orang itu menghentikan langkahnya lalu mendorong tubuh Alya cukup kuat hingga membuat hampir terhuyung ke depan jika saja ia tak menahan tubuhnya. Alya menegakkan tubuhnya dan menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya. Cahaya di ruangan itu sangat minim bahkan bisa dikatakan gelap. Hanya ada sebuah lampu pijar yang terpasang tepat diatas kepala seseorang yang terduduk di kursi dengan tubuh, tangan dan kakinya yang terikat.

"Audrey?!" gumamnya pelan.

Baru saja ingin menghampiri sang adik, wanita yang sejak tadi bersamanya sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Jangan sesekali berniat untuk mendekat! atau aku akan menembaknya dengan handgun-mu ini" ancam wanita itu sembari mengangkat handgun milik Alya tepat di depan mata gadis itu. Alya terdiam, napasnya seakan tercekat saat wanita itu mencoba untuk membunuh sang adik.

"Apa yang kau inginkan wanita licik?!" ketus Alya dengan tatapan dinginnya. Sementara, wanita itu hanya tertawa hambar lalu berpindah dari hadapan Alya dan berdiri tepat di belakang Audrey.

"Yang aku inginkan?!" ujar wanita itu dengan salah satu tangannya menjambak rambut Audrey hingga suara teriakan cukup nyaring, membuat Alya meremas kuat ujung jaketnya. Alya ingin beranjak dari tempatnya, namun sebuah suara kembali menginterupsi pergerakannya.

"Berhenti! Berani kau bergerak dari tempatmu, akan ku pastikan kau tidak bisa melihat adikmu lagi!" titah wanita itu membuat tubuh Alya membeku dan tak bisa berkutik sedikit pun.

"Alya?!" seru sang adik dengan suara yang terdengar parau. Alya dapat mendengarnya dengan sangat jelas. Alya memejamkan matanya saat sesuatu dalam dirinya seakan mulai mendidih.

Bertahanlah sedikit lagi! Kau tidak boleh gegabah, Alya! Kau harus tenang! Tenanglah!. Batin Alya seolah sedang berbicara dengan dirinya sendiri.

"Apa yang kau inginkan wanita licik?!" ujar Alya dengan penuh penekanan dengan kedua tangan terkepal kuat di sisi tubuhnya.

"Keinginanku?! Ckck.." decaknya sembari memutar bola matanya. "Keinginanku!.." ucapnya lagi dengan tatapan berubah tajam.

"Adalah membunuh mu! ALYA!!!" ucapnya dengan wajah yang mulai memerah dan menarik pelatuk pada handgun yang ia pegangnya.

Dorr...

💢💢💢

1
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
Nanaia
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!