NovelToon NovelToon
Memeluk Luka

Memeluk Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta setelah menikah / Pengganti / Cerai / Keluarga / Angst
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: fromAraa

terkadang tuhan memberikan sebuah rasa sakit kepada para hambaNya sebagai perantara, agar mereka lebih dekat dengan tuhannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fromAraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

masalalu

Entah apa yang sedang difikirkan oleh ayah beranak 1 itu. Seumur hidupnya, ia tak pernah menginjakkan kakinya di sebuah gedung dimana orang-orang berkumpul untuk berfoya-foya, menenggak cairan yang bisa membuat mereka melayang, hingga ada pula yang hanya mencari sebuah kesenangan disini.

Setelah lembur, entah bagaimana dan angin apa yang membuat jovandra mau menapakkan kakinya di sebuah club malam yang ada di jakarta.

Ia tak sendiri, ada dua orang teman kerjanya yang lain di sana, kemal dan gala. Tanpa basa-basi, ketiga laki-laki itu mulai memasuki area gedung tersebut.

Suara dentuman musik yang begitu memekakan gendang telinga menyapa pendengaran ketiganya. Kemal, salah satu teman jovandra itu sudah bercampur baur dengan manusia-manusia lainnya yang sedang asik meliuk-liukan tubuh mereka di sana.

"Kita ke sana jo, biarin aja kemal"

Jovandra mengikuti langkah temannya yang lain. Duduk di salah satu kursi yang ada di depan meja bartender di sana.

"Yang segeran dikit, 2 gelas ya" ucap temannya memesan sebuah minuman kepada bartender.

Keduanya menunggu minuman itu datang, jovandra membawa matanya berkeliling dari ujung ke ujung, sedikit menyipit karna terasa silau saat lampu-lampu malam itu menyorot matanya.

Benar-benar seperti lautan manusia...

"Silahkan..." Ucap seorang bartender yang tadi melayani mereka.

"Minum dulu jo"

Tanpa basa-basi, jovandra menegak sedikit sebuah minuman yang sudah disediakan diatas meja bar itu. Rasanya begitu asing ketika masuk ke dalam tenggorokan jovandra.

Ia sudah pernah beberapa kali mencoba anggur, tapi rasanya tak seperti ini. Meskipun rasa dari sebuah minuman anggur sedikit berat dan pekat, namun mereka terasa lebih sopan saat masuk ke tenggorokan ketimbang yang satu ini.

Namun jovandra tak ambil pusing, laki-laki itu tetap menyesap minuman miliknya perlahan. Lagipula, banyak jenis minuman dengan rasa yang berbeda kan?

"Gimana sekarang jo?"

Jovandra mengerutkan keningnya, tak mengerti dengan pertanyaan laki-laki yang kini duduk berhadapan dengan dirinya itu.

"Gimana apanya gal?"

Gala menyesap minuman miliknya sebelum berniat menjawab pertanyaan temannya itu.

"Gimana hidup lo sekarang? Lo udah nikah lagi kan? Gue denger-denger, lo juga udah punya anak?"

Jovandra tak menjawab, ia malah mengambil sebuah ponsel di dalam saku celana yang ia kenakan saat ini. Mengutak-atik ponsel itu sebentar lalu memberikannya kepada gala.

Gala memperhatikan sebuah foto yang diberikan oleh jovandra. Sekian detik kemudian, mata laki-laki itu melotot setelah tau siapa yang ada di dalam foto itu.

"LO NIKAH SAMA SERAYU???"

Ucap gala terkejut hingga suaranya terdengar seperti sebuah bentakan. Untung saja suara musik di sana sangat keras hingga suara galih pun masih tak bisa mengalahkan kerasnya musik di sana.

"Lo tau serayu?"

Gala mengangguk, sedikit berfikir tentang apa yang ingin ia katakan kembali. Namun seperkian detiknya, ia tetap mengatakan hal itu karna begitu penasaran.

"Serayu denada dokter psikiater kan jo?"

Lagi-lagi jovandra mengangguk

"Kenapa sama istri gue?"

"Seingat gue, dulu serayu pernah punya hubungan sama jerry?"

Deg

Jovandra diam, tak berniat menanggapi ucapan yang keluar dari mulut teman masa SMA nya dulu. Otaknya masih mencerna perkataan gala barusan.

"L-lo tau darimana?"

"Serayu sama jerry emang udah deket dari SMA. Gue denger-denger, hubungan mereka masih berlanjut sampe serayu jadi dokter"

Darah jovandra mulai berdesir hebat disana. Nafasnya mulai tak bisa diatur oleh sang pemilik raga itu. Gala yang memperhatikan ekspresi milik temannya, seketika mengerti keadaan saat ini.

"S-sory jo, gue pikir..."

Jovandra menggelengkan kepalanya, memberi isyarat kepada gala bahwa dirinya tak masalah.

Bohong, jovandra bohong...

Laki-laki itu sedang menahan sebuah perasaan yang tak bisa ia yakini perasaan apa disana. Darahnya berdesir, suhu tubuhnya meningkat seketika, tubuhnya mulai sedikit bergetar, kepalanya mulai memikirkan segala hal yang mungkin terjadi dalam perkiraannya.

Tapi ia tak ingin seperti ini. Ia tak ingin gegabah hanya karna mendengar sebuah cerita dari sebelah pihak saja. Ia perlu bertanya sendiri kepada serayu, harus...

Jovandra meminta segelas kecil minuman beralkohol, berniat untuk menghilangkan segala pikiran konyol yang ada dalam benaknya. Ia menegak semua minuman itu dalam sekali, membuat gala tak habis pikir dibuatnya.

"U okay jo?"

Jovandra mengangguk, lalu berpamitan untuk pulang terlebih dahulu kepada gala. Gala jadi merasa tak enak kepada jovandra. Jika saja ia tak membahas hal ini, mungkin laki-laki jangkung itu masih duduk disini bersamanya guna melepas penat setelah seharian bekerja.

Jovandra mulai mengendarai sebuah mobil lexus ES berwarna silver miliknya. Membelah jalanan kota jakarta yang sudah mulai sepi. Menginjak gas mobilnya dengan begitu tajam.

Rasa bingung, marah, sedih, sesak dan sakit bercampur menjadi satu di dalam sana. Ia tak tau penyebab datangnya semua rasa itu.

Ia benci harus mengakui hal ini. Tapi, apakah ia sudah mulai menaruh hatinya untuk serayu? Wanita yang sudah hampir 8 tahun menjadi pendamping hidupnya.

.........

Pukul 23.40

Serayu masih menunggu suaminya pulang di ruang tamu. Tak biasanya jovandra pulang larut malam tanpa memberi kabar padanya.

Mata serayu mulai tak bisa ditahan. Saat matanya mulai terpejam, serayu mendengar suara mobil milik suaminya di luar sana.

Wanita itu berjalan ke arah pintu depan. Matanya menangkap sosok laki-laki jangkung yang sedari tadi ia tunggu kepulangannya.

"Tumben baru pulang jo?" Tanya serayu

Namun jovandra tak bergeming, laki-laki itu malah terus berjalan melewati sang istri yang sudah menunggunya pulang. Serayu menatap bingung ke arah jovandra.

Langkah jovandra berhenti ketika jarak mereka tak jauh, "ada yang perlu saya tanyakan sama kamu, ra"

Setelah mengatakan itu, jovandra langsung bergegas menuju kamar mereka yang berada di lantai 2. Serayu masih mematung ditempatnya. Bingung akan sikap jovandra kepadanya.

Apakah aku membuat kesalahan?

Atau ada yang tak aku tau disini?

Serayu segera menyadarkan diri, mengunci pintu rumah mereka lalu menyusul jovandra masuk ke kamar.

Sesampainya di kamar, serayu bisa melihat punggung milik jovandra yang membelakangi dirinya. Duduk ditepi ranjang dengan posisi yang menghadap ke balkon kamar mereka.

Serayu mendudukkan dirinya disamping jovandra,

"Kenapa jo? Kamu mau tanya apa?"

Jovandra belum menjawab, netranya menatap sosok wanita yang beberapa tahun ini menjadi pendamping hidup serta ibu dari darah dagingnya sendiri.

"Kamu kenal jerry?"

Deg

Serayu mematung, tubuhnya panas dingin seketika. Kenapa jovandra bertanya tentang jerry? Kenapa suaminya menanyakan satu hal yang sudah berhasil untuk ia kubur dalam-dalam sejak dulu?

Serayu meneguk salivanya, menarik nafas dalam...

"Apa kamu punya alasan yang signifikan, kenapa tanya kaya gini ke aku?"

"Berarti bener kamu kenal jerry? Atau kamu pernah punya hubungan sama dia?"

Serayu memejamkan matanya, kala jovandra mencerca wanita itu dengan rentetan pertanyaan.

"Aku akan jawab semuanya, tapi...apa aku boleh tau alasan kamu nanyain semua ini dan, kamu denger dari siapa?" Ucap wanita itu lembut dengan sedikit mengecilkan suaranya pada akhir kalimat itu.

"Saya tau dari siapa itu ngga penting ra, yang terpenting sekarang itu, kamu jawab pertanyaan saya. Ngga mungkin kan ra, kalau saya mengambil perempuan milik sahabat saya sendiri?"

"Kalau seandainya ketidak mungkinan itu ternyata memang benar, tapi dengan cara yang berbeda. Kamu mau apa jo?" Ucap serayu masih dengan tutur kata yang begitu lembut.

Jovanda terdiam, masih mencerna apa yang dikatakan oleh istrinya barusan.

"J-jadi bener, kalo dulu kamu punya hubungan sama jerry?"

Serayu mendekati suaminya, mencoba untuk meraih tangan itu, namun sang pemilik segera menjauh dari wanitanya. Serayu tersenyum lembut, ia bertekad akan menjelaskan semuanya malam ini juga, apapun resiko yang akan di terima.

Serayu sudah siap...

"Aku bakal ceritain semuanya sekarang. Entah kamu denger dari mana dan siapa, serta cerita apa yang masuk ke dalam telinga kamu. Jo...memang benar kalau dulu aku sama jerry itu punya hubungan. Bahkan kami sudah bertunangan saat itu"

Jantung jovandra ingin melompat dari tempatnya saat ini juga, isi kepalanya semakin tak beraturan. Namun ia tak mau kalah dengan semua itu, ia masih ingin mendengarkan penjelasan serayu, ia tak ingin menjadi egois.

"Tapi, jerry memutuskan buat melepaskan aku demi kamu, demi kesembuhan kamu. Aku menolak mentah-mentah waktu itu, kepalaku sama sekali ngga bisa buat diajak berfikir jernih. Gimana bisa, seorang yang kita cintai rela melepaskan hatinya cuma buat orang lain? Aku pikir jerry cuma bercanda bilang kaya gitu. Sampai waktu jerry pamit ke aku bakal balik ke amerika dan memutuskan hubungan kami, dari situ aku tau kalau ucapan geri ngga main-main. Aku ngga bisa kalau harus kaya gini, aku itu cuma seorang anak perempuan yang kehilangan peran seorang ayah di hidup aku. Dari kecil, aku cuma hidup sama ibu jo...sampai saat aku ketemu sama jerry, dan laki-laki itu bisa membuat aku merasa layak dicintai oleh seorang laki-laki" serayu berhenti sejenak, dadanya merasa sesak karna harus membongkar sebuah kuburan yang telah lama ia pendam sendirian.

Jovandra mendekati istrinya yang terlihat sedang menahan tangis. Kenapa sakit sekali melihat serayu seperti ini? Apakah ia memang benar mencintai serayu?

Tangan jovandra terlihat ragu untuk menggapai tangan istrinya, namun ia tetap berusaha untuk itu. Menyalurkan rasa tenang kepada serayu, seperti yang selalu dilakukan oleh serayu ketika selalu berusaha memberi ketenangan untuk dirinya.

"Setelah jerry pergi, aku coba buat menghindar dari kamu. Pergi dari jakarta dan cari kehidupan baru diluar sana. Tapi entah kenapa kamu selalu bisa punya jalan buat ketemu aku. Setelah itu, kamu tau kan apa yang terjadi? Kita mengucapkan janji suci di atas altar tanpa tau perasaan kita masing-masing saat itu. Tapi aku ngga bisa menyerah begitu aja, dunia tetep akan terus berjalan meskipun kita lagi berduka sekalipun. Aku selalu berusaha buat bertahan demi kamu, demi aku, demi kita juga...mungkin awalnya karna sebuah keterpaksaan lalu jadi terbiasa, tapi sekarang...semuanya aku lakuin dengan tulus jo, aku rela mengorbankan bagian hidup aku cuma buat kamu. Apalagi setelah ada geri di hidup kita, aku semakin yakin buat bertahan disini..."

Ternyata serayu tak sekuat itu. Wanita yang selalu terlihat kuat dan serba bisa, ternyata ia juga punya sisi rapuhnya sendiri yang tak pernah terlihat di mata orang lain.

Isakan serayu pecah saat jovandra merengkuh tubuh nya.

"Maaf bu, maaf..."

Serayu mengangguk ribut, melepaskan pelukan jovandra dan mengusap air matanya.

"Maaf jo karna aku udah terbawa suasana"

Ucap serayu sebelum dirinya berdiri dan berniat keluar dari kamar nya bersama jovandra. Namun niat itu urung saat jovandra tiba-tiba saja menarik tangannya. Mencium bibir ranum serayu tanpa aba-aba.

Serayu yang semula kesulitan menerima ciuman milik jovandra, perlahan bisa mengimbangi ciuman itu. Keduanya larut ke dalam suasana malam ini.

Pintu balkon kamar mereka terbuka, namun suasana di sana semakin terasa panas. Jovandra membawa tubuh serayu ke atas ranjang kamar itu, mengukung tubuh istrinya tanpa melepaskan pagutan mereka berdua.

Didalam sana, ada sebuah hasrat yang begitu besar ingin dituntaskan segera. Jovandra mulai mengecup serta menggigit kecil leher jenjang nan putih milik serayu. Sang empu yang merasa geli bergelinjang dibawah kukungan sang suami.

Kini keduanya sudah benar-benar naked. Jovandra masih terus membawa serayu dalam permainannya malam ini.

"Ila..."

Jantung serayu berdenyut nyeri saat jovandra memanggilnya dengan nama orang lain. Air matanya turun tanpa diminta. Masih dalam kegiatan malam keduanya, jovandra tak memperdulikan serayu yang merasakan sakit di dasar hatinya.

Seakan tutup mata, jovandra terus menyebut nama ila di sana.

Setelah hubungan keduanya selesai, jovandra menyelami alam mimpinya sembari memeluk pinggang serayu dari belakang karna posisi serayu yang membelakangi jovandra.

Hati serayu masih merasakan sakit yang sangat hebat. Ia ingin menyangkalnya, tapi tak bisa. Ia ingin berhenti menangis, tapi air mata itu seolah enggan untuk berhenti melewati kedua sisi pipinya.

Sakit, sangat sakit...

Serayu tak pernah berfikir sejauh ini, bahwa jovandra masih tak mau bangkit dari masa lalunya. Ia bukan tak mau jika jovandra masih menyimpan kenangan bersama ila, karna jujur saja serayu juga masih menyimpan sebuah kenangan bersama jerry di benaknya.

Tapi, apakah novandra benar-benar tak bisa menganggap dirinya sebagai serayu denada? Bukan orang lain, bahkan nilam agatha.

Ternyata seberat ini, bertahan dengan laki-laki yang belum selesai dengan masa lalunya...

Ternyata sesakit ini ketika jiwa kita dianggap sebagai jiwa orang lain di hidupnya...

Ternyata se sulit ini untuk menerima segalanya...

.........

Jovandra mengerjap kala sinar mentari pagi menyapa penglihatannya. Ia mendudukan dirinya di atas ranjang, mencoba untuk mengumpulkan nyawanya kembali.

Tumben sekali serayu tak membangunkan dirinya?

Jovandra berjalan menuju kamar mandi guna membersihkan diri. Baru saja ia menerima sebuah pesan dari jafran kalau hari ini ada meeting mendadak jam 9 nanti.

Pintu kamar itu terbuka, menampilkan sosok serayu yang masuk ke kamar. Menyiapkan baju kerja untuk suaminya nanti. Meskipun jovandra belum memberi tahu bahwa hari ini ada meeting, tapi serayu tau kalau suaminya itu pasti akan ke kantor pagi ini.

Karna sudah mandi, biasanya kalau tidak ke kantor kan jovandra mandinya siang..

Serayu tak lama di dalam kamar, setelah menyiapkan semua kebutuhan suaminya, serayu kembali turun ke lantai bawah untuk mengurus anak mereka.

"Ayah belum bangun bu?"

"Ayah lagi mandi mas, mamas sarapan dulu saja ini sudah siang, nanti mamas terlambat ke sekolah"

Geri mengangguk, menuruti perintah sang ibu. Serayu sudah memasukan geri ke sekolah, karna wanita itu ingin anaknya bisa bersosiali sasi dan belajar berinteraksi dengan orang lain diluar sana.

Tak lama, serayu melihat sosok jovandra yang menuruni tangga sedang berjalan ke aras meja makan.

"Selamat pagi jagoan ayah, selamat pagi ibu serayu" sapa jovandra sembari mencium kedua pipi mereka secara bergantian

"Selamat pagi ayah jo" jawab geri antusias, sedangkan serayu hanya tersenyum

"Duduk dulu jo, mau sarapa apa?"

"Roti selai sama susu aja boleh bu, sya hari ini ada meeting"

Serayu mengangguk, menyiapkan sarapan untuk jovandra sesuai permintaan laki-laki itu.

.........

"Bu, dasi saya tolong" ucap jovandra sembari memberikan selembar dasi kepada serayu.

"Sudah"

"Terima Kasih" ucap jovandra lalu mencium kening serayu sebelum berangkat.

Serayu mengantarkan anak dan suaminya sampai ke depan rumah, geri bilang kalau ia tak mau diantar oleh sang ibu. Cukup menjemput saja kalau sudah waktunya untuk pulang. Serayu pun menuruti perintah anak itu yang sudah disetujui oleh sang ayah sebelumnya.

Serayu masuk kembali ke dalam rumah. Berjalan menuju kamar utama, dan mengemasi beberapa baju yang hendak ia bawa.

Serayu tak marah kepada jovandra. Hanya saja, rasa sakit itu masih saja ada di hatinya sejak malam tadi. Serayu sudah mencoba mengusir rasa sakitnya, namun mereka masih enggan untuk pergi dari sana.

Serayu membutuhkan sesuatu yang bisa membuatnya merasa tenang kembali, ia ingin pulang ke rumah sang ibu di padang. Sudah lama ia tak mengunjungi ibunya semenjak sudah disibukan kembali dengan jadwal kerjanya.

Sebelum pergi, serayu menatap sebentar sebuah foto dirinya bersama jovandra yang ada di atas nakas kamar itu. Mengusapnya lembut lalu membalikkan foto itu.

Sebelum take off, serayu sempat mengirimkan sebuah pesan kepada jovandra.

.........

"Jo, tolong jemput mamas ya. Aku ada pekerjaan mendadak di rumah sakit"

Tepat setelah meeting, jovandra menerima pesan yang serayu kirimkan tadi. Ia bergegas untuk menjemput sang buah hati karna memang sudah waktunya bagi geri pulang dari sekolah.

Setelah menjemput geri, jovandra membawa anak itu ikut ke kantor karna ia pikir serayu masih sibuk di rumah sakit.

"Ayah, kenapa bukan ibu yang jemput mamas?"

"Ibu ada pekerjaan di rumah sakit mas, jadi tidak sempat buat jemput kamu"

Geri mengangguk

"Mamas lapar?"

"Belum, tapi mamas ingin makan ice cream yang ada di toko depan kantor ayah itu. Tadi waktu kita turun dari mobil, mamas lihat orang keluar dari sana bawa ice cream yah, apa boleh?"

Jovandra terkekeh melihat tingkah geri yang meminta izin tapi malah terkesan lucu dimatanya.

"Tentu mas, lets go!!!"

Cukup lama geri menunggu ayahnya bekerja di kantor. Anak itu mulai sedikit merasa bosan karna tak ada mainan disana.

Geri berkeliling di dalam ruangan sang ayah. Ia membuka laci yang ada di meja kerja ayahnya dan tak sengaja melihat sebuah foto terbalik disana.

Geri mengambil foto itu, dahinya mengerut ketika melihat siapa yang ada di dalamnya. Ia tak pernah melihat sosok yang ada di dalam foto yang sedang ia pegang.

Sangat terasa asing.

.........

Sekitar jam 16.00, jovandra telah selesai dengan pekerjaannya. Ia berniat mengajak geri untuk pulang, namun anak itu sudah tertidur pulas di atas sofa ruangan miliknya.

Jovandra berjongkok, menyamakan tingginya dengan geri di sana. Mengusap lembut surai milik anaknya lalu menggendong tubuh yang sudah bertambah tinggi itu.

Saat sampai rumah, jovandra dibuat bingung dengan keadaan rumah yang sepi. 

Apakah serayu belum pulang?

Jovandra membuka ponselnya, namun ia tak mendapat pesan apapun dari serayu. Nomor serayu juga tak bisa di hubungi olehnya.

Tak biasanya serayu seperti ini...

Jovandra meletakan geri yang masih tertidur diatas sofa ruang keluarga sementara. Ia bergegas naik ke lantai atas dimana kamar nya berada.

Sepi...serayu juga tak ada di sana.

Jovandra mengelilingi segala sudut rumah itu, namun ia masih tak bisa menemukan serayu di sana. Ia mulai lelah dan duduk di atas ranjang kamarnya dan serayu.

Apa serayu marah karna hal semalam?

Jovandra menggeleng, matanya tak sengaja menangkap sebuah bingkai foto yang posisinya sengaja dirobohkan. Jovandra mengambil bingkai itu, bibirnya menyunggingkan senyum kala ia melihat wajah serayu didalamnya.

Tunggu, 

Tiba-tiba saja jovandra mengingat sesuatu.

"Ila..."

Matilah kamu, jovandra!!!

Jovandra segera berlari menuju walk in closet. Melihat beberapa pakaian serayu yang taka da di sana dan sebuah koper yang tak ada wujudnya.

Jantung jovandra berdetak tak karuan. Ini salahnya!!! Semua ini salahnya!!!

Ia segera berlari menuju kamar geri, mengambil beberapa baju ganti untuk anak itu dan memasukannya kedalam koper yang telah ia siapkan sebelumnya.

Ia segera turun kebawah, memasukan koper yang sudah ia siapkan lalu menggendong geri yang masih tertidur, dan membawanya masuk ke dalam mobil.

Sesampainya di bandara, jovandra segera mengurus tiket untuknya dan geri ke padang. Geri yang melihat itu kebingungan. Sejak kapan ia sudah berganti baju? Dan sejak kapan ia sudah berada di bandara dengan sang ayah?

"Ayah, kita mau kemana?"

"Kita mau jalan-jalan mas"

"Tapi kenapa tidak sama ibu?"

"Ibu sudah nungguin kita di sana" ucap jovandra menenangkan geri.

.........

"Mohon ampuni saya bu..."

Jovandra bersimpuh di hadapan serayu. Sedangkan geri bersama oma nya diluar. Begitu jovandra dan geri tiba di kediaman ibu serayu (mertua jovandra), laki-laki itu langsung mencari istrinya. Bersimpuh meminta ampun kepada sang istei di sana sembari terisak.

Serayu yang melihat itu terkejut. Kenapa jovandra bisa tau ia ada disini?

Tapi saat melihat suaminya seperti itu, hati serayu semakin merasa sakit. Ia berusaha menahan air matanya agar tak jatuh membasahi pipinya.

Serayu hanya diam, tangannya mengusap lembut surai milik jovandra

"Aku mengampuni segala hal tentang jiwa kamu, jovandra...semoga kelapangan jiwaku mempermudah jalan hidupmu disini..."

Jovandra tak kuasa, ia menghamburkan diri ke dalam pelukan serayu. Tangisan keduanya pecah saat itu juga.

"Maaf bu...maaf..."

Serayu tak menjawab. Ia masih terisak dalam pelukan keduanya.

"Kalau memang saya sudah membuat kamu sakit hingga lebur, tolong ampuni saya setidaknya untuk gerriando..."

Sudah cukup!!!

Hati serayu tak kuasa jika sudah menyangkut soal anaknya. Seorang malaikat kecil yang selalu menjadi alasannya untuk tetap bertahan disini.

"Oma, kenapa ayah menangis di kamar?"

"Mamas...mungkin ayah rindu sama ibu"

"Tapi kenapa harus menangis oma? Tidak hanya di rumah oma saja. Ayah juga sering menangis di rumah kami, terutama saat ibu sedang tidak ada di rumah"

Seseorang harus tau, bahwa tak semua sakit ada obatnya...

Tak semua rindu ada penawarnya...

Tak semua orang bertemu jodohnya...

Dan, tak semua pertanyaan memiliki jawabannya...

To be continued...

1
Yaka
best quote🖐️🔥
Tajima Reiko
Aku jadi terbawa suasana dengan ceritanya, bagus sekali! ❤️
fromAraa: terima kasih/Pray//Pray//Pray/
total 1 replies
Shinn Asuka
Kakak penulis, next project kapan keluar? Aku udah kangen!
fromAraa: nanti yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!