Honey merasa jengah dengan kehidupannya yang maha sempurna. Ditengah rasa jengah yang melanda, ia mempunyai ide gila; mengajak teman daringnya bertukar posisi. Teman daringnya merupakan anak dari penyelam handal di Barcelona.
Ia pikir setelah bertukar tempat dengan temannya, kehidupannya akan berubah menyenangkan, nyatanya salah. Ia harus menghadapi berbagai masalah, termasuk masalah hatinya yang terpaut pada ayah teman daringnya.
Follow IG Author @ThalindaLena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Karena kedua gadis itu terus berseteru. Pada akhirnya James membawa keduanya masuk ke rumah. Duduk di ruang tamu.
"Bukankah kalian berteman baik tapi kenapa sekarang bermusuhan?" tanya James kepada Honey dan Anna secara bergantian.
"Dia yang memulai!" Anna menunjuk Honey penuh amarah.
"Aku sudah minta maaf tidak hanya satu kali tapi berulang kali!" balas Honey melotot jengkel.
"Meminta maaf pun tidak akan bisa mengembalikan harga diriku yang sudah di injak-injak kedua orang tuamu!" Anna membalas dengan nada telak. "Lalu untuk apa kau kembali ke sini, bukankah kau sudah bertunangan! Apa kau sengaja ingin menggoda daddy-ku?" lanjut Anna meluapkan marahnya sambil menunjuk-nunjuk wajah Honey.
Honey memejamkan matanya erat saat mendengar hinaan yang dilontarkan Anna padanya.
"Pertunanganku batal! Ya, mungkin saja ini karma yang aku dapatkan karena kedua orang tuaku menghinamu!"
Anna tersenyum puas menanggapinya.
James semakin tidak paham pokok permasalahan yang di alami kedua gadis itu.
"Tunggu dulu, maksud kalian apa? Kenapa sejak tadi membawa nama kedua orang tua Honey?" tanya James penasaran.
Anna tidak menjawab, tapi Honey menjelaskan. Dimulai ia berteman dengan Anna melalui aplikasi daring lalu mengajak Anna bertukar posisi untuk sementara waktu, hingga rencana mereka ketahuan oleh kedua orang tua Honey, dan Anna diamankan ke kantor polisi karena dianggap pencuri.
James kini sudah mengerti titik permasalahan mereka. Ia menghela nafas panjang, menatap keduanya dengan pandangan kecewa dan marah.
"Jadi kalian selama ini telah membohongiku?!" James menatap tajam keduanya.
Anna menundukkan kepala, seraya meletakkan kedua tangannya di belakang telinga. Sebelum ayahnya memberikan hukuman, ia sudah sadar diri dengan segala kesalahannya.
"Berdiri di pojokan!" titah James pada Anna dengan tegas. Ia seperti seorang guru yang sedang menghukum muridnya.
Tanpa membantah, Anna segera beranjak lalu berdiri di pojokan, mengangkat salah satu kaki, dan menghada ke tembok.
Honey melongo tapi juga ingin menahan tawa saat melihat hukuman manis yang diberikan James pada Anna.
"Kenapa kau masih di sini?!" ucap James pada Honey.
"Apa?"
"Segera ikuti Anna! Kau juga di hukum!" titah James sangat tegas.
"Aku juga?" Honey menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi terkejut.
"Apa ada orang lain di sini selain kau dan Anna?!"
Honey cemberut lalu segera berdiri di samping Anna.
"Jangan beranjak dari sana sebelum kalian berbaikan! Dan berdiri dengan satu kaki!" ucap James dengan tegas, sambil mengawasi keduanya dengan sorot matanya yang tajam.
"Ini gara-gara kau! Untuk apa kau bercerita pada Daddy!" sungut Anna dengan nada pelan pada Honey.
"Mana aku tahu!" balas Honey tak kalah kesal.
"Dasar bodoh!" maki Anna.
"Kau yang bodoh!" balas Honey melirik tajam temannya itu.
"Kau yang bodoh!!!"
Dan seterusnya dua gadis itu tidak ada yang mau mengalah, membuat James sakit kepala mendengar pertengkaran mereka yang kekanakan.
"Apa kalian ingin mendapatkan hukuman tambahan?!" tanya James dengan nada mengancam.
"Jangan, Dad!" jawab Anna dengan cepat.
"Maka dari itu segera berbaikan! Apa kalian tidak lelah berdiri dengan satu kaki?" tanya James meledek.
Anna dan Honey dengan kompak cemberut, kemudian saling melirik.
Honey mengulurkan tangannya pada Anna. Dan Anna akhirnya menyambutnya dengan menjabat tangan tersebut.
"Aku minta maaf," ucap Honey tulus.
"Hemm, iya!" balas Anna lalu melepaskan tangannya. Lalu menoleh ke belakang menatap ayahnya yang tengah mengawasi sambil memakan cookies.
"Kami sudah berbaikan," ucap Anna.
James meletakkan toples kaca yang ia pegang ke meja, menatap putrinya dengan datar. "Tapi, kau tidak benar-benar memaafkan Honey 'kan?"
"Ih, Daddy!" rengek Anna sambil manyun.
"Anna!" tegur James sangat tegas.
"Huh!" Anna mendengus lalu menatap Honey. "Aku juga minta maaf, Honey. Maafkan aku karena sikapku terlalu keras," ucap Ana dengan nada sangat muanis dan memasang senyuman cantik.
Honey tersenyum lalu memeluk Anna, "aku juga minta maaf,."
Anna mengangguk lalu melepaskan pelukan tersebut.
Kedua gadis itu akhirnya terbebas dari hukuman, lumayan pegal juga kaki mereka karena hampir satu jam berdiri dengan satu kaki.
"Anna! Ayo mencari kunang-kunang!!!" Suara Gail memanggil Anna dari luar rumah.
Anna memandang ayahnya seolah meminta izin.
"Jangan pulang larut malam!" tegas James, memberikan izin.
"Terima kasih, Dad." Anna tersenyum cantik lalu mengecup kening ayahnya dengan manis. "Kau ingin ikut Honey?"
"Tidak, terima kasih," jawab Honey terkekeh, karena Anna terlihat antusias mencari kunang-kunang.
Setelah Anna keluar dari rumah, James segera berdiri dan mendekati Honey.
"Hukumanmu belum berakhir," bisik James, lalu menarik Honey menuju kamar mandi.
...
IH, kok menuju kamar mandi sih? Otak volosku jadi traveloka dot kom nih, wk wk wk