NovelToon NovelToon
Masinis, I Love You!

Masinis, I Love You!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Redchoco

Pernikahan Serena dan Sabir terjalin karena keduanya sepakat untuk pulih bersama setelah dikhianati kekasih masing-masing. Terbiasa berteman selama ini membuat perasaan cinta tumbuh serta-merta. Namun, di saat semua nyaris sempurna, Tuhan memberikan Sabir cobaan dalam urusan kerja. Di mulai dari sini, akan mereka temukan arti cinta, pertemanan dan keluarga yang sebenarnya.

Mari, ikuti lika-liku perjalanan Bapak Masinis dan Ibu Baker yang ingin menjadi pasutri apa adanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redchoco, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Antek-anteknya Sabir

Di lain tempat, ada Saman yang sibuk mencari-cari alasan untuk bisa menahan orang-orang di depannya ini melanjutkan niat bertamu ke rumah kakaknya.

"Enggak boleh! Pokoknya enggak boleh!"

"Kenapa, sih? Eren ulang tahun, juga! Kita kan mau rayain bareng-bareng." Jizzy tentu yang paling tidak terima di sini. Selain karena Saman adalah juniornya yang paling resek di kantor, mengetahui fakta jika laki-laki itu menyukainya pun menjadi alasan ia dongkol.

Ayah yang masih setia di kursi kemudi mobil, melongokkan kepala. "Woi, ente-ente pada mau ikut kite apa enggak, nih?!"

Emak di kursi penumpang menyahut, "Ingat tempat kalau mau ribut, jangan nyuruh berhenti di dekat kuburan, juga! Merinding, nih!"

Ulah Saman yang kebut-kebutan setelah tidak sengaja memergoki kakaknya hihi-hihi, begitu melihat mobil Ayah yang mengangkut seluruh antek-antek -yang tadinya memang mengatakan akan menyusul segera- Saman langsung menghentikan motor tepat di depan mobil seakan menghantarkan nyawa. Untung saja Ayah punya SIM-A bukan hasil merayu petugas tes, jadi masih cukup handal untuk mengelakkan kecelakaan maut -untung Tuhan juga masih sayang.

"Ngapain, sih?" Mama Sulastri ikut heran. Ia duduk paling belakang bersama Nana, sebab di tengah ada Cahyo dan Papa Arifin.

Jangan tanya kemunculan Jizzy dari mana, sebab ia datang dengan taksi dan supir taksinya pun masih menunggu perdebatan di tengah jalan yang kebetulan berdekatan dengan TPU itu diselesaikan.

"Pokoknya enggak usah ke rumah Mbak Eren sama Bang Sabir malam ini! Dosa! Haram hukumnya!"

"Dih... ente datang-datang kayak begal, pakai acara melarang kite sampai ke tujuan? Yang bener aje!" Ayah keukeuh ingin melanjutkan perjalanan.

"Ada apa ini sebenarnya?" Bak bunga di tengah kegersangan nan hampa, turunlah Papa paling kalem sejagat raya. "Saman, sebaiknya dijelaskan baik-baik... kenapa om dan yang lain enggak boleh berkunjung ke rumah anak kami?"

"Temen kami juga, Om!" sahut Cahyo dari balik pintu mobil.

Tidak peduli, Papa yang paling bijaksana melanjutkan, "Malam ini kan kita mau syukuran kecil-kecilan juga buat rumah baru mereka, kebetulan Serena-nya juga ulang tahun, masa' kita mesti batal berkunjung dengan alasan enggak jelas? Enggak etis ini namanya. Sampai rombongan Pak Ustadz sama anak-anak masjid udah mau datang sedangkan kita enggak ada, gimana? Siapa yang mau menyambut?"

Mendengar itu, Saman membulatkan matanya. "Oh iya!!! Anak-anak pengajian juga diundang, ya! Waduhhhh, alamat runtuh dunia."

"Kenapa jadi lebay begini, dah?" heran Cahyo.

"Bang Saman! Ngapain, sih? Mencak-mencak kagak jelas! Mau lomba pencak silat, apa?" komentar Nana yang lama-lama bosan juga menunggu orang-orang di sana selesai debat.

Mau tidak mau, Emak turun tangan. Mama sebenarnya pengin nimbrung, tapi keburu malas karena duduk paling belakang jadinya susah mau keluar.

"Coba kasih tahu jelas-jelas apa alasannya atau Emak masukkin lagi kamu ke dalam perut!"

"Emang muat, Tante?" Jizzy menyeletuk. Sayangnya hal itu tidak diindahkan, yang ada ia mendapat cubitan kecil di tangan.

Saman memerhatikan semua orang. Setelah menghirup udara yang entah kenapa ada bau-bau kemenyan, ia berkata, "Abang sama Mbak lagi dinas malam ini, demi meluncurkan produk unyu yang nantinya kita sebut cucu dan juga ponakan," jelasnya. "Ada paham ape saya cakap ni?" tandasnya ala uncle Muthu dalam serial Upin Ipin.

Kurang dari lima detik, masing-masing dapat pencerahan. Bak muncul alarm darurat, Ayah kocar-kacir masuk mobil, diikuti Emak dan juga Papa. Sementara Jizzy meluncur pula menuju taksi yang sopirnya sejak tadi berulang-ulang baca Al-fatihah sebab bau kemenyan yang menyengat. Nampaknya penghuni kuburan tertarik dengan perdebatan orang-orang di jalanan.

Tinggallah Saman yang bengong di motornya. Masih tidak mengerti, sampai Ayah berteriak lantang,

"Putar balik! Bubar jalan! Pulang, pulang!!!!"

"Lho, Om! Rombongan Pak Ustadz sama remaja masjid itu bagaimana?"

"Kamu!" tunjuknya. "Jizzy yang urus bareng Saman! Tancap gas!!!!"

Ayah tidak ingin nengok kanan-kiri, dalam otaknya hanya ada satu pikiran : sebentar lagi gendong cucu. Pipinya mengembang akibat tersenyum lebar. Emak pun sama. Berpikir penuh keyakinan, nampaknya jamu kuat yang dihadiahkannya akan manjur.

Mobil melaju mengguncangkan jiwa Nana dan Cahyo yang masih syok mencerna keadaan. Mama sih aman-aman saja sambil membuka internet mencari rekomendasi nama untuk calon cucu yang masih dalam proses pembuatan. Jika Mama begitu, lain lagi Papa yang mengirimkan doa dalam hati semoga anak-anak mereka dilindungi Tuhan saat hihi-hihi.

Sedangkan di jalanan, supir taksi kaget begitu Jizzy menyentuh pundaknya.

"Astaghfirullah, Neng. Punggung Eneng enggak bolong, kan, yak?"

Jizzy tidak menggubris, langsung ke tujuannya yakni membayar ongkos -sengaja diberi lebih karena mengapresiasi kesabaran sang supir dalam hal menunggu-, kemudian berterimakasih dan segera turun untuk meloncat ke jok belakang motor Saman.

Ada satu misi malam ini yang dengan berat hati harus dilakukannya berduaan : mencegah rombongan Pak Ustadz—yang diundang untuk memimpin acara syukuran rumah baru— tiba di kediaman Sabir-Serena yang mungkin tidak tahu apa-apa.

Benar saja. Di rumah, Sabir merasa bingung sebab tidak ada satu pun yang datang lagi. Hal ini lantas disimpulkan oleh Serena : mungkin yang diundang ada kesibukan lain. Walaupun keduanya sama-sama tahu, nampaknya ini berkenaan dengan siapa pun yang memergoki mereka tadi.

***

1
Mamaqilla2
tumben belum update kaka
Mamaqilla2
𝒘𝒊𝒅𝒊𝒊𝒊𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏 𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒌 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒊𝒊𝒓𝒓𝒓𝒓 😍
𝒂𝒌𝒖 𝒚𝒈 𝒃𝒂𝒄𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒎𝒍𝒆𝒚𝒐𝒐𝒐𝒕𝒕... 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒈𝒊 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒊𝒉𝒊 😂
𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒚𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏.. 𝑺𝒖𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖𝒑𝒖𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒐𝒗𝒆𝒍 𝒕𝒑 𝒌𝒆𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒔𝒕𝒂𝒈𝒂𝒂𝒂 🥰
𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒐𝒕𝒉𝒐𝒐𝒓 𝒖𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 ❤
Mamaqilla2
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒔𝒂𝒋𝒂..
Mamaqilla2
𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒂𝒉 𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒍𝒂𝒌𝒊 𝒊𝒅𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕... 🤗
𝒌𝒆𝒌 𝒈𝒂𝒓𝒆𝒍𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒐 𝑺𝒂𝒃𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕𝒊 𝒉𝒊𝒚𝒂𝒂𝒂𝒂 𝒉𝒂𝒉𝒂𝒉 😂
dewi
keren pak sabir
Mamaqilla2
Ningsih kah yg motret mereka??
duuuuh apakah akan terjadi huru hara 🤔
Mamaqilla2
hwaaaaa saingannya si Sabir dah muncul 😂
Mamaqilla2
wkkwkwkkwwk ngakak di akhir 🤣
Mamaqilla2
apa mungkin Cindy sebenrnya menaruh hati sm Sabir.. hmmmb
Mamaqilla2
keren ceritanya baru mampir thor 🥰
Redchoco: terima kasih, semoga betah :)
total 1 replies
Mamaqilla2
selalu suka kalo ada novel berbau abneg 🥰
Protocetus
Kunjungin ya novelku Bola Kok dalam Saku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!