NovelToon NovelToon
Istri Barbar Tuan Muda

Istri Barbar Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / CEO / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arsy Humaira

Gadis cantik bernama Alina Humaira, dinikahi Tuan muda tampan, bernama Jonathan Arya untuk memberikan seorang keturunan anak laki-laki dari keluarga konglomerat itu. Dia rela menjadi istri ketiga demi menyelamatkan ayahnya yang sedang sekarat.

Meski berat, gadis itu harus berani menghadapi segala resiko yang akan ia hadapi setelah terjadi pernikahan itu, termasuk meninggalkan calon suaminya yang sedang bekerja di luar negri.

Mampukan ia menjalani takdir, yang tak pernah terbayang sebelumnya? Apakah ia akan menjalani kehidupan seperti surga? Ataukah kehidupan seperti di neraka setelah kakinya menginjak rumah mewah bak istana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsy Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 17

"Tuan Muda… saya Mita," ucap Mita diluar ruangan kerja Arya, seraya mengetuk pintu.

"Ya. Masuk, nggak dikunci!" jawab pria itu dari dalam ruangannya.

Ceklek!

Minta perlahan membuka pintu ruangan majikannya itu.

"Tu-Tuan, maaf. Non Alina tidak ada di kamarnya Tuan, saya dan Sari, sudah membawa dokter Santi ke kamarnya. Tapi non Alina tidak ada di manapun," ungkap Mita sembari menunduk.

"Hah... Alina tidak ada di kamarnya?" Arya tampak begitu kaget. "Kamu sudah cek! Mungkin dia seorang di kamar mandi?"

"Sudah Tuan, tapi tetap tidak ada," jawab Mita.

Pria itu kemudian bangkit, lalu pergi menuju kamar istrinya.

Dan begitu sampai dia langsung bertanya kepada Sari."Sari, apa benar non Alina tidak ada?"

"Iya Tuan, saya juga bingung!" jawab Sari.

"Kemana gadis itu?" gumam Arya, sambil berpikir. Kemudian pria itu bergegas pergi.

"Dok, mohon maaf, Dokter gapapa kalau menunggu?" ujar Sari kepada dokter Santi.

"Iya, tidak apa-apa kok, kebetulan saya Dokter pribadi keluarga ini!" jawab dokter Santi tersenyum.

Arya, masuk ke sebuah ruangan, yaitu ruangan cctv. Tangan pria itu mengotak-ngatik untuk menemukan jejak, kemana istrinya pergi.

Kedua mata pria itu membulat, saat melihat sang istri, sedang mengendap-ngendap turun melalui tangga, dari layar cctv di hadapannya.

"Dia mau kemana? Dia kan sedang sakit?" gumam Arya tak habis pikir.

Namun tak lama, Arya melihat Alina mengendap-ngendap ke dekat kamar mamanya. Sampai terlihat kaki istrinya menyenggol guci di samping pintu kamar, mamanya sampai pecah berserakan.

Lalu tak lama, istri pertamanya, yaitu Sandra, menarik tangan Alina dan di bawa masuk ke dalam kamarnya.

Pria itu sejenak terdiam, lalu dia menghapus bagian Alina tadi, di rekaman cctv itu. Entah apa maksud pria itu, menghapusnya.

Arya kemudian naik lagi ke lantai dua, yaitu untuk menemui Alina ke kamar Sandra. Begitu sampai di depan kamar Sandra, Arya membuang Nafasnya. Karena jujur baru kali ini dia akan masuk ke kamar itu, setelah 6 tahun lamanya dia menikahi Sandra.

Tok tok tok

Arya mengetuk pintu kamar  Sandra.

"Al, siapa di luar?" tanya Sandra kaget.

"Mbak Sandra, apa jangan-jangan itu mama? Dia tahu tadi aku mecahin guci di dekat kamarnya?" Alina membekap mulutnya.

"Al, kamu sembunyi!"

"Dimana?"

"Disana saja, di dalam lemariku!"

"Apa? Di dalam lemari?"

"Iya, cepetan!"

Alina tak berlama-lama, dia langsung bersembunyi di dalam lemari Sandra. Sementara Sandra berjalan ke arah pintu, untuk membukanya.

Ceklek!

Deg!

Sandra terkejut, saat melihat siapa yang ada di hadapannya.

"Tuan Muda!" ucapnya seraya menelan salivanya. Pikirnya ada apa Arya menemuinya setelah sekian lama?

"Boleh saya, masuk?" ucap Arya.

"Bo-boleh, silahkan Tuan," jawab Sandra, meskipun bingung dan gugup

Arya kemudian masuk ke dalam kamar istri pertamanya itu. Lalu pandangan matanya dia edarkan ke seluruh ruangan itu. "Dimana gadis itu? Kok tidak ada?" batin pria itu seraya mengedarkan pandangannya di kamar Sandra.

"Tuan, mohon maaf, Tuan sedang mencari apa ya?" tanya Sandra, saat melihat suaminya terus saja mengedarkan penglihatan di dalam kamarnya.

"Apa Alina ada disini, tadi?" tanya Arya.

"Maaf Tuan, Alina?"

"Ya. Alina, tadi saya lihat dia kesini bersamamu." jawab Arya.

Sandra jadi serba salah. Wanita itu malah salah tingkah.

"Sandra, jawab! Dimana Alina? Kenapa kamu diam saja?" Arya sedikit meninggikan intonasi suaranya.

"A-aku ti-tidak tau Tuan, aku saja belum keluar kamar." jawab Sandra agak gelagapan.

"Kamu jangan bohong, Sandra?" Arya kini mulai kesal.

"Sebenarnya yang mengetuk pintu, siapa sih?" Alina bergumam di dalam lemari. Perlahan gadis itu hendak ingin mengintip, dia sedikit membuka pintu lemari Sandra.

"Kok, gak terlihat? Siapa sih?" gumamnya lagi.

Pandangan Arya sekarang tertuju ke sebuah lemari yang pintunya seperti goyang-goyang. Perlahan, pria itu mendekat ke arah lemari itu.

"Tuan, mau kemana?" Sandra mulai ketakutan, karena sepertinya Arya mengetahui Alina ada di dalam lemari itu.

Hatsyi!

Alina tiba-tiba bersin.

"Aduh, kenapa Alina pakai bersin, sih?" batin Sandra panik.

"Sandra buka! Pintu lemari itu!" suruh Arya.

"Tapi Tuan, untuk apa?"

"Buka!!, Saya dengar ada suara orang di dalam sana!" sentak Arya.

"Meong meong… " Alina menirukan suara kucing.

"Tuan, itu kucing… sudah aku bilangkan, tidak ada Alina disini! Lagian di dalam sana. Banyak pakaian dalamku, aku malu Tuan!" kata Sandra tersenyum getir.

"Ya sudah kalau begitu. Saya pergi!" jawab Arya, lalu berjalan menuju pintu keluar.

Sandra mengelus dadanya. Karena dia benar-benar takut, Arya tau dia ngumpetin istri ketiganya.

"Al, keluar, sudah aman!" ucap Sandra sembari membuka pintu lemarinya.

"Mbak, tadi itu siapa?"

"Tuan Muda!"

Sandra agak berbisik.

"Kirain mama mertua kita, kalau tau itu dia, aku gak bakal ngumpet!" ucap Alina.

"Serius kamu? Kamu gak, takut?"

"Nggak, memangnya takut kenapa? Aku tadi ngumpet itu dari mama, kirain mama, yang datang. Aku takut ketahuan mecahin gucinya. Memangnya Mbak Sandra, takut kenapa pada tuan muda dan mama? Mereka kan juga manusia?" tanya Alina.

"Iya juga sih, mereka juga manusia. Tapi entah mengapa baik aku maupun Sukma, kami benar-benar takut kepada mereka!" jawab Sandra seraya meremas jemarinya.

"Alina!!" ucap Arya, dengan tatapan tajam mengarah kepada dua istrinya.

Tanpa Sandra, dan Alina sadari Arya balik lagi, dan tak benar-benar pergi, dari kamar itu.

Sandra, hanya berkali-kali menelan ludahnya, sedangkan Alina terlihat biasa saja.

"Tuan Muda, kamu disini? Mau apa Tuan mencariku? Kangen ya?" tanya Alina seraya menaik-turunkan alisnya.

"Al, yang sopan kepada Tuan Muda!" bisik Sandra seraya menyenggol lengan Alina.

"Kamu sedang apa, disini? Cepat kembali ke kamarmu! Dokter sudah menunggumu!" suruh Arya dengan mode datarnya.

"Ah iya, aku lupa, Mbak Sandra, aku ke kamarku dulu ya!" jawabnya, lalu Alina kemudian berjalan menuju pintu keluar.

"Tuan, awas! Jika kamu memarahi Mbak Sandra, aku sunat burungmu!!! Ingat itu!" bisik Alina saat melewati sang suami.

Mendengar itu, Arya sedikit bergidik ngeri. Jujur tadinya dia akan memarahi Sandra. Karena sudah berani membohongi nya tadi. Tapi mendengar ancaman Alina, Arya jadi mengurungkan niatnya untuk memarahi Sandra.

Arya hanya menatap Sandra, lalu pergi menyusul Alina.

"Alina, apa kamu sudah sembuh? Kenapa kamu kelayapan?" tanya Arya, saat mereka akan menaiki tangga.

"Aku kan punya mata, dan punya kaki, juga punya kepala untuk berpikir, kenapa memangnya? Apa aku harus seperti tawanan, diam terus di dalam kamar?" jawab gadis itu ketus.

Arya dengan cepat mencekal tangan Alina. "Katakan! Apa saja yang Sandra katakan padamu? Kenapa sikapmu menjadi makin tidak sopan kepada saya?" tanya Arya menyudutkan tubuh sang istri ke dekat tembok.

"Lepas!!! Dengar Tuan Muda. Aku bukan mbak Sandra, dan juga mbak Sukma, yang bisa kalian perlakukan semena-mena di rumah ini! Kamu ataupun mama, tidak akan pernah bisa mengatur hidupku! Ya. Aku memang menikah dengan Tuan Muda, karena untuk menyelamatkan nyawa ayahku. Tapi itu tidak berarti, aku akan diam saja, diperlakukan seperti tawanan di rumah ini!" jawab gadis itu tak kalah menatap tajam suaminya.

"Ada apa, ini?" tanya Utami yang kebetulan melihat Arya dan Alina dekat tangga rumah.

"Alina, bukankah kamu sakit? Kenapa kamu ada disini?" tanya Utami lagi.

"Iya Ma, aku mencoba turun naik tangga, kakiku pegal," jawab Alina mencari alasan.

"Begitu ya? Baru dengar saya. Ah iya, Arya, tadi di dekat kamar Mama, ada yang mecahin guci, tapi saat Mama cari orangnya, tidak ketemu. Dan barusan Mama coca cek di cctv rumah ini. Tidak ada apapun. Dan rekaman saat guci Mama pecah, itu terhapus, bisa kamu bantu Mama cari tahu?" ucap Utami kepada putranya.

"Iya Mam, nanti saya cari tahu! Saya harus mengantarkan lagi Alina ke kamarnya!" jawab Arya, lalu mengajak Alina pergi.

"Dengar Alina, saya tau kamu yang mecahin guci mama, entah apa tujuan kamu tadi, mengendap-ngendap di depan pintu kamar mama. Tapi saya sudah simpan rekamannya. Jadi kamu jangan macam-macam dengan saya!" ucap Arya saat mereka sedang menaiki tangga.

"Kenapa Tuan, bicara begitu? Iya aku akui, aku yang tidak sengaja mecahin guci mama, dan soal kenapa aku ada di depan kamar mama. Karena aku mendengar, mama sedang bicara di telepon dengan seseorang. Dan mama sedang menyuruh seseorang untuk membuntuti papa saat ini. Jika Tuan ingin memberitahu mama soal itu, silahkan! Aku tidak takut sama sekali!" tegas Alina.

"Kamu ini, ya!" Arya mengeratkan giginya karena kesal.

"Apa, Tuan marah? Kenapa mesti marah? Memangnya salah apa yang aku katakan?"

"Sudah diam, bocah! Kamu terlalu banyak bicara! Nanti kamu mulut kamu berbusa, kebanyakan bicara!" cetus Arya kesal, jujur baru kali ini, Arya selalu kalah bicara hanya menghadapi seorang gadis, yang usianya terpaut delapan tahun dengannya.

"Tuan bilang apa? Aku bocah?" kedua mata gadis itu membulat, juga nafasnya terlihat memburu.

"Ya. Memangnya apa lagi? Kamu masih kecil. Tapi terlalu banyak bicara,"

"Jika, aku masih kecil, lalu Tuan apa? Apa Tuan mau disebut aki-aki?" ucap gadis itu, lalu melanjutkan langkahnya.

"Hah.. aki-aki?"

"Kenapa? Tuan marah? Dasar aki-aki!"

Ucap gadis itu, akhirnya terkekeh, meskipun sekarang tubuhnya, terasa semakin lemas.

"Dasar kamu ini ya! Gadis aneh, entah datang dari planet mana? Tiba-tiba datang di hidup saya!!" gerutu Arya, sembari mengikuti Alina dari belakang.

"Sepertinya, aku harus membantu mbak Sukma dan mbak Sandra, untuk bisa lepas dari pria macam dia. Dan mertua macam mama Utami,  agar mereka bebas dari hubungan sakit ini!" Alina membatin saat menuju kamarnya.

1
Niki astriani
hadeuh gak anaknya ga emaknya egois bukannya sadar diri.
jiee💚
heran dah kenapa Arya gak tegas sama mamanya padahal kan laki"harusnya jgn mau di perbudak meskipun dalih orang tua
Giselle Bustamante
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
Yue Sid
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Arasyi: Maaciw kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!