Mengandung Benih Pangeran ( Istri Kembar Ceo 2)

Andra membaringkan badan nya saat ia baru saja memejamkan matanya tiba tiba bayangan wajah Julia melintas di pelupuk matanya . Andra langsung membuka kembali matanya , jantung nya juga berdetak sangat kencang padahal tadi baik baik saja . Entah kenapa ia jadi seperti ini .

"Julia , kenapa dia.menghubungi ku ." gumam Andra .

Andra beranjak dari tempat tidurnya dan pergi mencuci mukanya dan meminum air putih agar pikiran dan hatinya lebih tenang . Tapi apa boleh buat semalaman Andra bahkan susah tidur hingga pagi berangkat ke kantor dalam keadaan kusut dan lesu .

"Selamat pagi Pangeran , katanya mau nikah kok lemes begitu ." Ucap Andreas yang masuk ke dalam ruangan atasan nya sekaligus sepupunya itu dan mendapati wajahnya sangat kusut .

"Bisa diem tidak kamu jangan ember , nanti ada yang dengar kalau aku mau nikah , dan Sherly dengar pasti akan marah padaku ." ucap Andra .

"Astaqfirulloh , Takut apa bucin sih kamu , mana ada cewek yang mau nutupin pernikahan impian nya dengan laki laki yang di cintainya , kecuali cewek lu itu aneh atau mungkin ada udang di balik rempeyek ." ucap Andreas .

"Ck , dia melakukan itu karena pekerjaan dia , aku yang maksa dia untuk menikah siri dulu sebelum dia pergi ke UK .aku ngak mau dia lepas begitu saja ,kamu juga tau kan kalau aku serius sama dia ."

"Ya kamu serius , dia serius tidak . Apa gunanya nikah siri tidak ada kekuatan nya , di banding nikah secara sipil , dasar bucin .terus saja jadi budak cinta nya Sherly ,kalau aku sih ngak mau . Pernikahan di sembunyikan , kalau memang dia ngak siap ya udah mundur saja , atau nunggu sampai dia siap .aku ngak mau melakukan sesuatu atas nama cinta brother ." Andra hanya diam mendengar ejekan Andreas .

Andreas keluar dari ruangan Andra dengan perasaan kesal .entah kenapa sejak dulu ia tidak begitu menyukai Sherly , di tambah melihat kebucinan nya sepupunya itu seperti orang yang sangat bodoh dan seakan tidak ada wanita lain yang melebihi Sherly .

Julia menatap heran wajah Bosnya itu , sejak keluar dari lift wajahnya tidak enak di pandang seperti keong bersungut sungut . Padahal tadi baru saja berpamitan untuk mendatangi ruangan Andra .tapi kenapa sekarang wajahnya kelihatan kesal , apa mereka sedang ada masalah ?

"Bapak kenapa ? Wajah nya kelihatan kesal sekali ." Andreas menghentikan langkahnya mendengar Julia menyapanya .

"Tidak apa apa , aku cuma kesal sama Andra, bodoh banget jadi orang , umur sudah setengah abad tapi otaknya nol. Mau saja di bodohi sama Sherly ."

"Sherly ." Julia mengerutkan kening nya .

"Calon istri nya Andra , besok mereka mau menikah sebelum Sherly pergi ke Amerika , tapi nikahnya hanya nikah siri , juga tidak boleh di ketahui oleh publik , coba kamu pikir ada tidak udang di balik rempeyek eh balik batu .aish....kenapa aku malah curhat ke kamu ."

Julia terkekeh untuk menyembunyikan rasa yang tiba tiba sakit di hatinya ." kalau udang di balik rempeyek itu bikin gurih pak , kalau di balik batu mungkin ada yang di sembunyikan ." saut Julia .

"kamu juga berpikir begitu kan , aku juga. O ya Jul tolong jangan di sebar ya apa yang barusan aku katakan .jangan sampai ada orang yang tahu ." pesan Andreas .

Julia hanya mengangguk pelan .mendengar berita besok Andra akan menikah harapan nya jadi sia sia .

" bagaimana nasib janinku ." gumam Julia dalam hati .

Andra melihat Julia duduk melamun di pantry ,dengan tatapan mata kosong dan wajahnya sedikit pucat .beberapa malam ini Andra selalu kepikiran dengan julia .dan sekarang ia di pertemukan di pantry secara kebetulan .

walau berada di satu kantor , mereka tidak akan pernah bertemu bila tidak ada rapat penting . Andra juga tidak akan pernah bertemu dengan Julia .

Sepertinya Andra harus menyapa Julia , agar perasaan nya menjadi lega , di tambah semalam Julia ada menghubunginya . Entah kenapa Andra terus kepikiran terus dengan Julia . Andra berharap tidak terjadi apa apa dengan wanita itu .

"Mau bikin kopi atau mau melamun ." Julia tersentak mendengar suara Andra yang tiba tiba sudah duduk di sampingnya .

Jantungnya langsung berdebar kencang tidak karuan ,kenapa ia jadi seperti ini hanya karena melihat pria itu . Padahal biasanya juga biasa biasa saja . Apa karena janin yang sedang ia kandung .

"Maaf pak , tadi sebenarnya ingin buat kopi , tapi sekarang sudah tidak selera lagi ."Jawab Julia dan segera berdiri dari duduknya .

Dia hanya ingin cepat pergi dari sana , entah pergi kemana keberanian dia kemarin yang ingin memberitau kepada Andra tentang kehamilan nya . Setelah mendengar kabar kalau laki laki yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nya itu akan menikah besok . Julia tiba tiba berpikir untuk mundur saja .

Julia tidak mau menghancurkan hubungan sepasang manusia yang akan mengikat janji suci sebuah pernikahan . Karena Julia tahu bagaimana sakitnya di khianati . Julia pernah mengalami itu saat suaminya memilih menceraikan dirinya .dan memilih menikahi selingkuhan nya yang sekarang telah hamil .

"saya tidak boleh memberi tahu pak Andra tentang kehamilan ini. Bagaimana nanti nasib calon istrinya ." batin Julia.

"Saya pamit permisi dulu , pak ." ucap Julia sambil membungkukkan badan nya .

"Tunggu ." Andra meraih lengan Julia , seketika Julia menghentikan langkahnya .

"Ada apa pak ." tanya Julia sambil menatap lengan nya yang di pegang oleh Andra .

Andra yang menyadari arah tatapan Julia , ia segera melepaskan cekalan nya ." Ah maaf , aku hanya ingin bertanya sama kamu . Kenapa kemarin malam kamu menelpon aku .?"

Apa yang di takutkan Julia kejadian juga , Andra pasti bertanya mengenai telepon nya yang di angkat oleh kekasihnya .

"Ah itu pak , saya hanya salah sambung saja kok ." ucap Julia sambil menyembunyikan rasa gugupnya . Dengan mata yang terus menatap sepatu flatnya yang berwarna hitam ,tidak berani ia menatap ke arah mata Andra .

Namun bukan Andra namanya , kalau mudah percaya begitu saja dengan ucapan Julia .

"Benarkah ."

"Iya , benar pak ." jawab Julia sambil menahan dirinya , yang tiba tiba merasa kan kepalanya sangat pusing .padahal dia sudah meminum obat anti mualdan pusing yang telah di resepkan oleh Dokter . Juga obat penambah darah agar kondisinya cepat pulih dan bisa bekerja dengan maksimal. Tapi kenapa sekarang tidak bisa di ajak kompromi .

Andra melihat wajah Julia semakin pucat , ia percaya wanita itu pasti tidak baik baik saja .

"Maaf pak , saya permisi dulu . Saya...

BRUGG...

"Juliaaa...." Andra terkejut melihat badan Julia tiba tiba oleng , dengan reflek Andra segera menangkap badan Julia yang jatuh dalam dekapan nya dalam keadaan pingsan .

"Ternyata benar , kamu sedang tidak baik baik saja ." Akhirnya Andra menggendong tubuh Julia dan membawanya ke dalam ruangan nya .