NovelToon NovelToon
The Blood Judgement I : Zero

The Blood Judgement I : Zero

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Sci-Fi / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi / Penyelamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Syarif Sang penakluk

volume 1 - Awal dari segalanya
volume 2 - kebenaran dunia
Volume 3 -

keinginan berjuang demi umat manusia penuh penderitaan dan melelahkan, tetapi masih ada secercah harapan untuk menyelamatkan dunia. yuk kita simak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syarif Sang penakluk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

PAGI HARI

Pagi harinya saat matahari muncul diufuk timur, suasana Neo Tokyo cukup sepi, hanya ada dua orang yang melakukan sesuatu. Namun, sangat berbeda dengan Neo Beijing, semua penduduk dari berbagai kalangan meski tidak akur tetap tampak selaras. Semenjak Dewan Penjabat Neo Tokyo di pimpin oleh pejabat korup berperut gendut, warga lokal di sini benar - benar menderita.

Aku yang introvert dan memiliki masalah trauma pada otakku tiba-tiba mengkhawatirkan sesuatu, untungnya pagi ini tidak terjadi lagi hal yang ku takutkan yaitu ditampar oleh gadis asing.  Semua pendatang asing dinegeri ini tidak akan segan-segan melakukan pelanggaran hukum bahkan dipagi hari. Dunia sedang tidak baik-baik saja. Alasan itu yang mereka gunakan untuk bekerja sama dengan oknum tak bertanggung jawab.

Pendatang asing dari negara barat dan asia tenggara bisa di kategorikan memiliki sifat sangat tidak sopan dan tidak menghargai budaya negeri ini sampai merusak properti di fasilitas umum. Pendatang asing pun bisa membentuk anggota berandalan demi bertahan hidup.

Belum lagi Para berandalan itu akan membuat resah masyarakat sekitar bahkan di pagi hari, memaksa seluruh masyarakat tidak berani melawan para berandalan. Karena jika mereka melawan maka akan disiksa dengan rasa sakit khusus laki-laki. Berbeda dengan perempuan yang akan menjadi santapan dan pemuas hasrat. Aku bergegas lari sekencang mungkin dari wilayah ini menuju ke Neo Tokyo. Tanpa sadar mata ku melihat Sebuah poster sekolah yang tertempel di dinding. Aku menoleh dan mencermati poster tersebut lalu membacanya dengan hati-hati.

Poster ini sangatlah menarik bagiku, aku pikir mungkin ini bisa menjadi tujuan bagiku untuk bersekolah daripada harus terus memikirkan sesuatu di otakku yang sudah rusak. Selagi aku masih berumur 12 tahun, masih bisa bersekolah di sini. Terlebih fasilitasnya sama persis dengan akademi gakuen.

Aku mengambil dan menyimpan poster itu di saku, lalu berjalan lagi ke area perkotaan. Aku benar-benar harus waspada pada valkries yang sepertinya mengincar ku disana nanti.

SORE HARI - NEO TOKYO

Setelah melakukan perjalanan Yang sangat melelahkan, aku merasa sudah melihat perkotaan dikejauhan. Sayangnya kondisi lingkungannya tidak sesuai ekspektasiku. Orang-orang melakukan kerusuhan antara mahasiswa dan polisi di perkotaan Neo Tokyo. struktur masyarakat di sekitar tidak teratur. Hampir setiap seperempat jam berjalan, ada saja hal yang tidak seharusnya terlihat tapi justru terlihat olehku. Meski begitu, instingku berkeras untuk terus berjalan ke arah sana.

Perkotaan ini cukup kumuh dan terpinggirkan. Kondisi sekitar cukup porak-porandakan tanpa jejak futuristik. Manusia melakukan hal tak senonoh dengan berbagai pose ditempat umum tanpa terasa takut ataupun malu.

Aku tak mengerti kenapa otakku sangat aktif jika memikirkan hal seperti ini, namun seperti macet saat memikirkan hal-hal serius. Apakah karena aku terlalu sering memikirkan hal-hal seperti ini?

Aku menampar kedua pipiku cukup keras berulang kali agar cepat sadar, kemudian tanpa sengaja aku melihat pistol tergeletak dilantai.  Ini tidak seperti senjata yang biasa digunakan oleh kepolisian. Terlebih sepertinya tidak ada siapapun yang melihatnya kecuali diriku. Aku berniat mengambilnya sebelum ketahuan oleh orang lain, terutama polisi.

Saat mengamati dan memperhatikan desain pistol dengan seksama, aku melihat logo " Made In Himetsugu". Rasa tertarik dihatiku terusik saat melihat pistol produksi perusahaan besar yang terkenal bisa membuat bentuk yang unik. Keduanya bukan pistol biasa yang memiliki pelatuk untuk dipicu. Tapi sayang sekali, aku tidak berani menarik pelatuknya, sebab sangat berbahaya dan tidak nyaman untuk menekan pelatuk dalam keadaan seperti ini. Semakin aku memeriksa mendetail kedua pistol, semakin aku merasa tertarik.

aku pun menyadari bahwa itu adalah jenis senjata rakitan. Jadi tanpa pikir panjang aku menyatukan dua pistol. Kemudian hal tidak terduga yang diluar nalar terjadi. Kedua pistol yang kusatukan itu berubah menjadi pedang.

Aku yang terkejut langsung jatuh tersungkur ke tanah dan menjatuhkan senjata itu. Sangat jarang aku merasa kaget. Momen ini memang sangat langka. Apalagi sejak awal aku sudah cukup curiga pada senjata yang memiliki desain cantik ini. Senjata ini jelas lebih mudah digunakan oleh valkries dibanding polisi.

Pistol yang berubah menjadi pedang besar sangatlah berat di tanganku karena masih belum terbiasa memegang senjata seperti ini. Aku pikir aku akan menggunakan senjata ini untuk berurusan dengan monster buas emperor.

Setelah beberapa saat aku memegangnya pedang yang tanpa sengaja aku ubah dari pistol ini ditangan kanan.

Aku jadi penasaran tentang kekuatan pedang yang kupegang ini. Aku pikir, jika kuayunkan sejenak di area pinggir perkotaan mungkin bisa mengetahui kekuatan sebenarnya dari pedang ini. Sayang sekali, aku dengan bodohnya mengayunkan Pedang besar di area yang merupakan pemukiman sampai merusak bangunan perkotaan menjadi puing – puing. Bangunan itu runtuh hingga pecahan kaca dan puing-puingnya bertebaran hingga melukai warga sipil di sekitar.

Aparat datang untuk memeriksa kekacauan akibat kesalahan yang kulakukan. Semua aparat melihat kearahku yang sedang memegang pedang. Karena tidak ingin ditahan, aku pun mulai kabur dengan para aparat mengejar dibelakangku.

Nasibku benar-benar penuh penderitaan.

MALAM HARI

Saat kegelapan turun menyelimuti, lampu-lampu mulai menyala satu persatu menerangi dunia.

Aku masih berjalan tanpa arah dengan memegang pedang besar ditangan kananku. Aku pikir aparat tidak akan mengejarku sampai sejauh ini. Karena terlalu emosi, aku meninju tembok sebagai pelampiasan. lalu melemparkan pedang besar. Sepertinya sampai hari ini nasibku masih menderita, entah bagaimana hari esok.

Tiba-tiba seorang Gadis cantik datang mendekatiku dengan ekspresi ceria dan lucu. Dia memegang bahuku.

"Halo!!" Ucap gadis tersebut.

"Heh?" Aku yang masih kesal merasa terkejut ada yang menyentuhku dari belakang.

Karena terlalu terkejut dan mengira jika aku tertangkap, aku hampir menggunakan jurusku pada gadis manis didepanku.

Aku mengamatinya gadis berambut biru yang memiliki wajah rupawan dan menarik itu dari bawah ke atas. Dia memiliki gaya rambut unik dan dadanya yang tidak begitu besar, hanya berukuran sedang.

Gadis di hadapanku memberikan ekspresi curiga dan waspada saat melihatku.

"Kenapa melihat ku dengan tatapan mesum seperti itu?" Ucapnya.

"Tidak ada apa-apa kok, aku hanya melihat pemandangan indah di malam hari." Sahutku sambil mengalihkan topik pembicaraan dengan asal-asalan.

"Malam hari? Apakah kamu bercanda?!" Tanyanya dengan tertawa terbahak-bahak.

Dia menertawakanku yang sedang kesal. Dia tertawa sembari mengambil senjata yang sudah ku lemparkan dan mengulurkannya padaku.

"Apakah kau pemilik dari senjata ini?" Tanyaku sambil menunjuk senjata yang di pegang oleh gadis itu.

"Iya, ini senjata memang milikku. Ada apa memang nya?" Tanyanya.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya membawanya ke pemilik yang sesungguhnya." Ucapku sambil  menghibur diri.

"Terima kasih sudah mengembalikan senjataku. Jika kau tidak mengembalikannya, aku tidak akan bisa bertarung lagi." Ucapnya sambil menarik tangan kananku sambil menatapku dengan wajah yang begitu kawai.

Ada hal yang ingin kutanyakan kepadanya mengenai dokter Mei, seorang ilmuwan yang menjadikanku sebagai subjek eksperimennya.

"Ituu, boleh tanya sesuatu?" Aku menatapnya tajam.

"Tanya saja. Selama aku bisa jawab, aku akan jawab kok" sahutnya dengan senyuman.

"Kamu tahu Dr Mei dan perusahaan himetsugu?” tanyaku.

Pertanyaanku seketika membuat ekspresinya berubah dari senyuman menjadi suram. Dia bahkan menatapku dengan tatapan mengerikan. Dia berbalik berniat pergi, namun aku menarik pakaiannya dan memaksanya untuk menjawab pertanyaanku.

Langkahnya terhenti saat aku menarik pakaiannya dan menoleh patah-patah padaku. Ekspresinya sangat mengerikan dibandingkan orang di sekitar.

"Kenapa kau memasang wajah mengerikan seperti ini? siapa kau sebenarnya?" Tanyaku dengan berani untuk mengetahui identitas gadis didepanku.

Gadis dihadapanku mulai memberikan tatapan mengerikan nya. Lalu terlihat aura sesosok makhluk yang berada dikejauhan. Makhluk itu merasa dicurigai karena tidak bebas menggunakan tubuh replika secara fisiknya sekarang, hingga dia tidak tahu caranya mengendalikan orang lain demi menjadi manusia untuk membaur, tetapi dirinya justru dicegat oleh pemuda yang berasal entah dari mana. Karena itu mahkluk bernama Valguamor itu mulai menyerangku dengan tentakel guritanya, dia juga menjatuhkan senjatanya.

Baru saat inilah aku baru sadar bahwa gadis yang mengobrol denganku hanyalah seorang monster yang menyamar sebagai manusia demi berbaur, bertapa mengerikannya dia.

........BERSAMBUNG........

1
Moon-Typestar
.
LyanaLyrashiaa_1805
bagus ni, semangat ya kak!!
Moon-Typestar: makasih, kak
total 1 replies
ChiArt_27
emang apa-apa masalah dari awal itu berasal dari diskriminasi. Penyakit paling umum dah🤏
ChiArt_27
Akio calon ngeharem💅
ChiArt_27
dia pasti trauma liat orang tuanya tewas di depan mata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!