NovelToon NovelToon
Semesta Kaviandra

Semesta Kaviandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Riunakim

Banyak yang bilang jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan sekarang Savinna sedang terjebak dalam perkataan itu. Ya, gadis yang baru saja menduduki bangku SMK itu tiba-tiba jatuh hati pada seorang anggota futsal yang ternyata memiliki banyak sekali kesamaan dengannya. Mulai dari hobi hingga makanan favorit. Akankah dengan kesamaan yang mereka punya akan menyatukan keduanya? Apakah dengan banyaknya kesamaan diantara mereka turut menimbulkan perasaan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riunakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tersudutkan

Emosi Bima masih belum stabil sampai sekarang. Apalagi saat ia dapati anak gadisnya itu tak kunjung pulang bahkan hingga malam akan datang. Mira sebagai seorang ibu yang mengerti akan perasaan anak perempuannya mencoba untuk memberikan pengertian pada suaminya itu, tapi ternyata hal itu sama sekali tidak membuahkan hasil. Mira malah dituduh telah bersekongkol dengan Savinna untuk menutupi hubungan anaknya bersama seorang laki-laki yang sama sekali belum Bima kenal, yakni Kavi. Meskipun tuduhan itu benar adanya, Mira tetap merasa kesal telah dituduh seperti itu oleh suaminya sendiri. Padahal Mira yakin betul jika Kavi adalah laki-laki yang baik untuk Savinna.

"Jadi benar kan, dugaan Reza selama ini?" tanya Reza yang belum sempat mengganti kemeja kerjanya. "Kalo Mama bilang laki-laki yang jadi pacarnya Savinna itu adalah laki-laki yang baik ... seharusnya dia gak tersandung kasus pengeroyokan kayak begini, Ma," sambungnya lagi.

"Mungkin aja memang ada yang iseng sama anak itu. Sifat baik pun gak menjamin semua orang akan suka sama kita ‘kan?" tanya Mira mencoba untuk mencari pembelaan.

"Udah lah. Intinya sekarang Papa mau Savinna pulang. Hubungi dia sekarang juga dan suruh anak itu untuk pulang," desak Bima, entah sudah yang ke berapa kali.

"Silakan aja Papa hubungi Savinna sendiri. Kalo dia mau pulang, itu tandanya Papa hebat," tantang Mira.

Bima terlihat tersenyum miring ke arah istrinya, "Haruskah kita pakai kekerasan disini?" ancamnya.

"Savinna itu sudah besar, dan Mama percaya sepenuhnya dengan dia. Dia pasti tau gimana caranya untuk menjaga dirinya sendiri. Mama juga yakin, keluarganya Kavi adalah orang baik-baik yang menerima kehadiran Savinna. Itu sebabnya Savinna mati-matian menentang Papa demi menjenguk pacarnya itu. Tolong kalian berdua jangan egois,  jangan sampai anak kita lebih sayang sama mereka ketimbang kita, keluarganya sendiri," jelas Mira panjang lebar sebelum memutuskan untuk pergi meninggalkan suami beserta putra sulungnya itu.

"Bakal susah buat misahin mereka kalo Mama ada di pihak Savinna, Pa."

"Kita lihat aja, sampai mana hubungan mereka bisa bertahan. Pokoknya setelah Papa lihat Savinna nangis karena laki-laki itu, gak akan ada ampun buat dia," tegas Bima.

***

Savinna kembali menangis saat dirinya dipersilakan untuk menjenguk Kavi ke dalam ruangan pasca operasi itu. Tidak tega sekali rasanya melihat laki-laki yang ia cintai itu tergeletak tak berdaya di atas ranjang pasien dengan kondisi yang teramat mengenaskan. Wajahnya dipenuhi memar keunguan, hingga kepalanya yang sudah plontos yang kini juga terdapat beberapa beberapa bekas jahitan disana.

Tidak bisa dibayangkan seberapa sakitnya Kavi saat kejadian itu, karena dokter bilang terdapat sebuah retakan pada tengkorak kepalanya yang membuatnya menjadi tak sadarkan diri sampai saat ini.

"Harusnya Kak Fazriel gak usah nganterin aku pulang, Kak," ucap gadis itu sambil terisak.

"Aku nyesel udah biarin Kak Fazriel pulang sendirian ... Seharusnya aku ada disana dan ikut jadi korban pengeroyokan itu, dan kalo perlu kita mati sama-sama aja, Kak."

Savinna meraih tangan Kavi pelan-pelan lalu menciumnya.

"Tolong pulih demi aku, Tante Rami dan Om Anton ya. Aku mau lihat Kak Fazriel sembuh. Ayo kita buktiin ke orang-orang jahat itu kalo Kak Fazriel adalah laki-laki yang kuat. Pokoknya kesayangan aku gak boleh pergi."

***

Sementara itu, di luar ruangan pasca operasi, Kylie dan Cherry baru saja datang setelah mendengar kabar buruk tersebut dari Nauval.

"Gimana kronologinya si Kavi bisa jadi korban pengeroyokan kayak gini? Sampai masuk media televisi juga lagi. Apa dia punya masalah sama salah satu anggota geng motor gitu?" tanya Cherry penasaran.

Kylie yang sedang memperhatikan Savinna dari jendela kaca pun mengalihkan perhatiannya ke Nauval dan Alvero selama beberapa detik, "Kira-kira sampai kapan Kavi koma? Gue gak tega banget ngelihat Savinna sedih begitu."

"Kita masih belum tau mulai dari kronologi sampai pelaku pengeroyokan itu. Dan kata dokter pun mereka gak bisa kasih waktu perkiraan yang pasti tentang kapan Kavi bisa bangun dari komanya. Intinya tuh anak emang lagi berjuang antara hidup dan mati," jelas Nauval.

"Berengs*k banget orang-orang yang udah ngeroyok Kavi itu, dasar banci! Beraninya main keroyokan," geram Cherry.

"Gue sama Vero lagi coba buat cari tau siapa pelakunya."

"Kalo kalian udah tau pelakunya, tolong kasih tau ke gue juga please ... gue kepingin banget jambak rambut mereka sampai botak."

Berbeda dengan Cherry yang terlihat penuh amarah, Kylie justru malah terlihat sangat sedih. Dua sahabat Savinna itu memang memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Kylie yang memiliki sifat lembut dan mudah menangis tak jauh berbeda dari Savinna, sementara Cherry memiliki sifat yang barbar dan tak segan untuk balas mengusik orang yang sudah mengusik kedua sahabatnya.

***

Tiga jam setelah operasi, Kavi baru bisa di pindahkan ke ruang perawatan khusus dimana semua sudah bisa menjenguknya kapan saja. Tapi selama tiga jam itu, Kavi sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar dari komanya.

Savinna dan yang lainnya pun masih berada disana dan enggan untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Padahal Savinna sudah sejak tadi dihubungi oleh sang Papa dan sesekali dikirimi pesan perintah untuk pulang, namun Savinna malah memilih untuk tetap disana dan menonaktifkan ponselnya.

***

Anton terlihat baru kembali dari luar sambil membawa banyak sekali makanan untuk Savinna dan yang lainnya makan malam.

"Kalian semua harus makan malam dulu ya sebelum pulang," ucap Anton sembari mengeluarkan satu persatu makanan itu dari dalam sebuah tas plastik.

"Om pakai repot-repot segala nih," ucap Alvero tidak enak. Pasalnya makanan yang di beli oleh Anton saat itu bukanlah makanan yang murah.

"Gak repot kok. Ayo silakan dimakan, setelah ini kalian bisa langsung pulang ya ... besok kan kalian semua masih harus sekolah. Oh iya, khusus Savinna, Om Anton yang antar pulang sampai rumah ya?" ucap Anton menawarkan diri.

"Eh? Gak usah, Om ... nanti aku pulangnya sama Kylie dan Cherry aja. Mereka sahabat aku dan rumah kami bersebelahan. Jadi, Om disini aja temenin Tante Rami sambil nungguin Kak Fazriel," tolak Savinna halus.

"Tapi Om harus pastiin kamu sampai di rumah dengan selamat. Karena yang Om tau dari Kavi, kamu itu anak strict parents, jadi biar Om bantuin kamu buat jelasin semuanya ke orang tua kamu, seandainya mereka salah paham."

"Mereka udah tau kok Om, kalo aku pergi kesini. Jadi, Om gak usah khawatir mereka salah paham."

Savinna seolah mendesak Anton untuk tidak mengantarnya pulang karena Savinna tahu jika dirinya akan menjadi bahan omelan sang Papa setibanya di rumah nanti. Dan Savinna tidak mau Anton sampai menyaksikan hal itu.

***

Benar saja, setibanya Savinna di rumah sekitar pukul setengah sembilan malam, ia langsung dimarahi habis-habisan oleh Bima, persis di ruang tamu. Tak hanya Bima, Reza pun ikut andil menceramahi adiknya itu tanpa memikirkan posisi adiknya yang sudah merasa sangat tersudutkan.

"Mau jadi apa kamu? Pulang ke rumah jam segini. Di telepon gak di angkat-angkat. Udah berani melawan Papa ya?"

Savinna hanya menghela napas, enggan untuk membalas ucapan Papanya sama sekali. Karena Savinna tahu jika ia menyahuti ucapannya tersebut, ia akan kalah, kalah dan kalah.

"Kamu ini kenapa jadi berubah kayak gini sih, Dek? Pasti pacarmu itu kan yang udah jadi pengaruh buruk buat kamu?"

"Gak usah nyalahin orang lain, Mas. Dia sama sekali gak bawa pengaruh buruk buat aku," bantah Savinna.

"Terus kenapa kamu berubah jadi pembangkang kayak gini? Savinna yang Mas kenal gak kayak gini lho," tanya Reza heran.

"Untuk saat ini, dia adalah sumber kebahagiaan aku, Mas. Dia udah jadi support system buat aku. Apa aku salah kalo aku khawatir sama dia? Papa sama Mas Reza juga dulu pernah muda kan? Seharusnya kalian ngerti—"

Plak

Belum sempat Savinna selesai berbicara, Bima sudah terlanjur melayangkan tamparan ke pipinya membuat gadis itu terbungkam.

"Papa?!" teriak Mira yang terlihat berlari menghampiri Savinna dari arah dapur.

"Anak ini sudah mulai tidak sopan!" geram Bima.

"Tapi gak perlu pakai kekerasan juga! Savinna kan perempuan, Pa!" protes Mira sambil memeluk putrinya.

"Mulai sekarang, terserah kamu mau berbuat apa. Papa udah gak peduli sama kamu lagi! Ingat itu!"

1
cikuaa
suka banget lanjut trs
call me una
🤩🤩
Rodiyah Tamar Diyah
😘😘😘
Rodiyah Tamar Diyah
😚😚😚
Rodiyah Tamar Diyah
/Wilt//Wilt//Wilt/
cinta cahaya putri
/Rose//Rose/
meltedcheese
likeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!