Bitcoin World Domination

Pagi dini hari, Val membuka matanya dan melihat Ilvy yg juga menatapnya. "Apa kamu juga baru bangun?"

"Aku terus menatap mu sampai lupa tidur." Jawab Ilvy tanpa ekspresi apapun di wajahnya.

"Jangan bercanda."

"Aku tidak bercanda, aku tidak yakin apa aku bisa bersama mu seperti ini lagi."

"Apa maksud mu?"

"Maksud ku adalah Carla, apa menurut mu aku bodoh dan tidak bisa menilai seseorang?"

"...." Val tidak bisa menjawab kata kata Ilvy.

"Kamu sudah membuktikan sendiri bahwa aku masih perawan di umur ku yg sudah 22 tahun yg artinya aku benar benar menjaganya demi seorang pria yg bagi ku layak mendapatkannya. Kamu juga harus mengerti betapa berharganya hal itu bagi ku."

"Aku tahu."

Ilvy tiba tiba tersenyum dan memberi ciuman ringan di bibir Val. "Aku tidak akan meminta mu memilih antara aku atau Carla, aku juga tidak akan mengikat mu pada suatu hubungan yg rumit, aku tahu bahwa kamu memiliki banyak rencana masa depan tapi..."

Ilvy memeluk tubuh Val dengan erat sebelum melanjutkan kata katanya. "Kamu harus ingat, aku adalah wanita mu dan selamanya akan seperti itu. Kemanapun kamu pergi, apapun yg kamu lakukan, kamu harus ingat aku selalu menunggu mu, memikirkan mu dan selalu setia pada mu."

"Kamu membuatku merasa pria paling jahat di dunia ini."

"Itu kamu dasar bodoh..." Kata Ilvy dengan nada tinggi sebelum dia membenamkan wajahnya di dada Val dan mulai menangis. "Sakit tau..."

"Maaf..." Val membelai rambut Ilvy dengan penuh kasih dan wajah yg penuh penyesalan.

"Bukan hati ku, tapi selangkangan ku brengsek... Aku ini pertama kalinya dan kamu melakukannya begitu keras seperti orang kesurupan. Aku benar benar ingin mencolok mata mu."

Tapi Val tidak percaya dengan kata kata Ilvy dan mencium dahinya dengan lembut sebelum berkata. "Katakan sejujurnya."

Ilvy tiba tiba terdiam sesaat sebelum mulai menangis lebih kencang seperti anak kecil. "Aku... hick hick... Aku ingin bersama mu... hick.. hick... Aku benar benar bosan hidup seperti ini.. Aku juga ingin berpetualang bersama mu... Aku juga ingin menjadi kuat..."

Val benar benar heran dengan sikap Ilvy yg selalu berubah ubah dan segera memastikan sesuatu yg membuat hatinya sedikit gelisah. "Ilvy, apa kamu seorang otaku?"

Tiba tiba Ilvy berhenti menangis dan saat Val melihatnya, Ilvy sudah menatap Val dengan mata memelas seperti anak anjing yg imut. "Ilvy..."

"Ya sayang..." Suara Ilvy tiba tiba menjadi lembut dan penuh godaan yg membuat Val menelan ludah.

"Apa kamu mau meninggalkan keluarga mu dan ikut bersama ku?"

Tanpa menunggu lama, Ilvy mengangguk dengan penuh semangat.

"Apa kamu keberatan Carla juga ikut bergabung?"

Ilvy menggelengkan kepalanya.

"Apa kamu mau menjadi Harem pertama ku." Ilvy kembali mengangguk dengan penuh semangat dan memberi ciuman agresif pada Val.

"Val, apa aku bisa menjadi seorang mage?"

"Bisa, tapi menjadi seorang mage memerlukan kecerdasan yg tinggi dan ahli dalam bidang pengkodean karena kehebatan seorang mage di tentukan dari bagaimana mereka mengkode sebuah susunan lingkaran sihir dan berbagai perhitungan lainnya."

"Benarkah, bisakah kamu membimbing ku untuk menjadi seorang penyihir?" Tanya Ilvy yg terlihat semakin bersemangat tapi malah membuat Val tak berdaya.

"Penyihir sama seperti seorang hacker, jadi belajarlah menjadi hacker dan ahli dalam coding serta programmer."

"Ya ya ya, aku akan belajar mulai sekarang lalu apa lagi selain itu?"

"Tentu saja latihan meditasi untuk meningkatkan sensitivitas mu terhadap energi dan juga fisik yg kuat untuk menutupi kelemahan terbesar seorang mage."

"Kalo begitu aku akan menjadi battle mage yg hebat." Kata Ilvy dengan sorot mata yg berapi api.

"Sudah banyak yg mencobanya tapi mereka semua gagal karena sihir atau penggunaan kekuatan elemen tidak seperti di film Avatar yg dengan mudah bisa mengendalikan api, air, angin, tanah dan petir hanya dengan sedikit gerakan kecuali kamu seorang penyihir yg memiliki sumber elemen tertentu dalam diri mu sendiri."

"Aku yakin bisa melakukannya jika aku berusaha keras di tambah dukungan dari mu."

"Jika begitu kamu harus memperbanyak jumlah bitcoin mu karena di awal kamu perlu membeli banyak."

"Dengan informasi yg kamu miliki, aku bisa mengembangkan aset bitcoin kita hingga ratusan kali lipat. He he he he..."

Val hanya bisa tersenyum masam mendengar Ilvy mengatakan aset kita yg artinya dia ingin mengatur semua keuangan Val.

"Sayang ku...." Tapi Ilvy dengan cepat mengeluarkan rayuan mautnya. "Aku akan menjadi pengatur keuangan sedangkan Carla mengatur urusan dapur. Bukankah itu cukup adil, bagaimana menurut mu?"

"Aku tidak keberatan, tapi kamu harus membiarkannya pada Carla."

"Itu tugas mu."

"Tapi apa kamu yakin dengan keputusan mu, karena semuanya mungkin tak akan seindah yg kamu bayangkan."

"Mungkin, tapi itu lebih baik dari pada harus menunggu mu bertahun tahun. Aku tidak suka terus melihat mu dari jauh, aku ingin melihat mu lebih dekat, mengetahui apa yg kamu lakukan, apa yg kamu makan dan segalanya tentang mu. Aku ingin mengetahuinya secara real time."

"Kamu benar benar penguntit."

"Itu bukan menguntit tapi mengamati."

Tiba tiba Tatapan Ilvy menjadi semakin tajam dan dia segera mendorong Val dari tempat tidur sambil berkata dengan nada kesal. "Cepat mandi dan siapkan sarapan pagi untuk ku."

"Ayo mandi bersama" Val bergegas menarik Ilvy dari tempat tidur dan menyeretnya ke kamar mandi.

"Tidak... aku masih mengantuk..."

"Jangan melawan dasar kucing nakal."

"Brengsek... lepaskan aku..."

Sayangnya semua perlawanan Ilvy sia sia dan Val segera mengunci kamar mandi setelah mereka memasukinya. Tapi teriakan Ilvy masih belum berhenti dan semakin menjadi jadi.

"Apa yang kamu lakukan..."

"Hentikan Val, aku bilang Aaahhhh."

"Brengsek... kamu benar benar brengsek Val..."

"Mmmm... Sial... cepat berhenti..."

"Tunggu Val... kamu tidak menggunakan... Mmm... Val... ah ah ah... jangan Val.... Mmm .. aaahh..."

Waktu berlalu....

Setelah mereka selesai mandi, Val mulai menyiapkan sarapan pagi sedangkan Ilvy terus mengganggunya seperti anak kecil. "Val, isi lebih banyak sayuran, aku tidak suka bawang bombai."

"Mmm.."

"Val, sosisnya sepertinya akan gosong."

"Warnanya memang seperti itu."

"Aku ingin telur setengah matang."

"Ini sudah matang tidak bisa lagi kembali menjadi setengah matang."

"Val...." Ilvy langsung terdiam saat Val menatap tajam ke arahnya sebelum tatapan Val turun ke bawah selangkangannya yg membuat Ilvy ketakutan dan segera berkata. "Aku akan menunggu di meja makan."