NovelToon NovelToon
Istri Penyembuh Luka

Istri Penyembuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:71.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yunis WM

Novel ini adalah sekuel dari Novel pertama ku yang berjudul Suami Penyembuh Luka.

Dimas yang akhirnya merelakan wanita yang sangat di cintainya menerima tawaran Ibunya untuk menikah lagi dengan wanita yang sudah di pilihkan untuknya.

Adalah Kasih Permata, seorang gadis yang ceria yang sedikit centil. Kasih yang awalnya menolak pun akhirnya menerima tawaran untuk menikah dengan laki-laki yang sejak awal sudah menyatakan tidak akan pernah memberikan dirinya pada Kasih.

Mampukah Kasih membalut luka yang masih basah di hati Dimas. bagaimana Kasih melindungi keluarga kecilnya saat keluarga mantan Istri Dimas ingin membalas dendam pada Dimas.

Bagaimana juga jika mantan istri Dimas kembali datang dan mengusik rumah tangganya?

Apakah ketulusan Kasih bisa menggerakkan hati Dimas dan membuka hatinya menerima kehadiran Kasih...?

Happy reading ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ban 11

Dimas kembali ke kamarnya saat jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Dia membuka pintu kamar dan tidak melihat ada Kasih di atas tempat tidur, lama Dimas menunggu di sofa karena mengira Kasih ada di kamar mandi. Tapi setengah jam lebih menunggu, tidak ada yang keluar dari ruang ganti.

Dimas lalu masuk ke dalam ruang ganti, ingin memastikan apakah Kasih ada di dalam atau tidak. Dimas membuka pintu kamar mandi, Kasih juga tidak ada di dalam kamar mandi. Dimas menghela nafas, dia merasa memang ucapan dan tindakannya pada istrinya itu tadi memang sedikit keterlaluan. Dimas lalu masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya lalu tidur, dia sudah sangat mengantuk sejak tadi.

Pagi-pagi sekali Kasih sudah bangun. Sejak masih gadis dia memang sudah terbiasa bangun pagi. Kasih kembali ke kamar utama, walaupun kesal dan marah pada Dimas tapi dia tetap inign melakukan tugasnya sebagai istri.

Saat Kasih masuk, dia tidak melihat Dimas di tempat tidur, laki-laki itu memilih tidur di sofa karena mungkin berfikir Kasih akan masuk ke kamar saat dia sudah tidur.

Kasih mengepalkan tangannya seolah ingin meninju wajah Dimas saat dia ingin membangunkannya. Tapi tentu Kasih masih waras hingga dia tidak melakukannya.

“Dasar gunung es jahat,” gumam Kasih.

“Kak Dimas, sudah pagi.” Ujar Kasih membangunkan suaminya. Dimas membuka matanya perlahan dan melihat Kasih yang sudah rapi.

“Aku sudah siapkan pakaian Kak Dimas, aku keluar dulu mau bantu Aurel.” Setelah mengucapkannya Kasih langsung keluar kamar.

Dimas masih memandangi Kasih hingga wanita itu menghilang di balik pintu. Tadi waktu Kasih masuk ke kamar, Dimas sebenarnya sudah bangun. Dia juga merasakan hembusan tangan Kasih yang hampir mengenai wajahnya, dan juga Dimas mendengar gumaman Kasih.

“Maaf,” ujarnya menatap pintu entah dia minta maaf pada siapa.

Dimas turun untuk sarapan. Kasih meliriknya, dia memutar bola matanya malas melihat wajah suaminya itu. Dimas mendapatinya saat Kasih meliriknya kesal.

“Sayang, kemarin kamu kemana sama Tante Kasih?” tanya Dimas. Dia pura-pura tidak tahu padahal Kasih sudah menceritakannya semalam.

“Ke mall, beli komik,” jawab Aurel singkat.

“Aurel harus sering jalan-jalan sama Tante Kasih biar tidak bosan di rumah terus,” uajr Muli. Aurel hanya menanggguk pelan dan tidak terlalu perduli yang di katakan neneknya.

Selesai makan, Aurel pamit pada Dimas dan Muli. Seperti biasa, Dimas memberikan kecupan di pucuk kepala putrinya sementara Kasih hanya seperti baby sitter yang berdiri di depan mereka.

“Tolong jaga Aurel,” uajr Dimas, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya. Mungkin Dimas sedang berusaha memperbaiki sikapnya pada Kasih. Wanita itu hanya mengangguk saja dan tidak menjawab.

Mobil Kasih lebih dulu meninggalkan halaman rumah, sementara Dimas baru saja di jemput oleh Harlan.

“Apa kau sudah tempatkan orang untuk menjaga Aurel?” tanya Dimas begitu mereka berada di dalam mobil.

“Sudah, Pak. Mulai pagi ini dia akan menjaga Aurel dari kejauhan.” Jawab Harlan.

“Awasi juga keluarga Ardi Wijaya, jangan sampai mereka mendekati Aurel. Aku tidak mau Aurel berhubungan dengan mereka.” Perintah Dimas lagi.

“Baik, Pak.”

Sementara itu di sekolah, Kasih yang tidak mau Dimas marah lagi padanya terpaksa menjaga Aurel di sekolah. Saat sedang sibuk dengan ponselnya, seorang pria mendekatinya.

“Lagi tunggu adiknya yah?” tanya pria itu sok akrab. Kasih yang mendengar seseorang bicara langsung menoleh dan mendapati seorang pria sudah duduk di dekatnya.

Kasih memicingkan matanya karena tidak mengenal pria itu.

“Anda bicara sama aku?” tanya Kasih menunjuk dirinya.

Pria itu menengok kiri kanan, “Memangnya ada orang lain di sini,” ujar pria itu.

“Lagi tunggu adik? Kelas berapa?” tanyanya lagi.

“Adik, saya anak tunggal, tidak punya adik,” jawab Kasih.

“Tunggu ponakan?”

“Tunggu anak, anak saya yang sekolah.”

Laki-laki itu memandang Kasih, dia sepertinya tidak percaya kalau Kasih sedang menunggu anaknya. Dia tidak nampak seperti seseorang yang sudah melahirkan. Bahkan terlihat masih seperti gadis polos.

“Masak sih, saya tidak percaya.”

Kasih yang mulai kesal lalu memperlihatkan cincin pernikahannya yang tersemat cantik di jari manisnya.

“Sudah percaya, atau mau saya perlihatkan buku nikah saya,” ujar Kasih ketus tapi laki-laki itu seperti tertarik pada Kasih hingga tidak mempermasalahkan sikap Kasih yang ketus padanya.

“Percaya-percaya,” uajr laki-laki itu sambil tersenyum.

Siapa sih, sok akrab sekali.

“Saya Lucas,” pria asing itu mengulurkan tangan memperkenalkan dirinya pada Kasih.

“Kasih,” jawab Kasih tanpa menyambut uluran tangan dari orang asing itu.

“Aku menemani anakku, kami baru pindah dari laur kota.” Pria itu menarik tangannya yang terulur lalu kembali memulai percakapan.

“Oh,” jawab Kasih singkat seperti tidak tertarik.

Pria yang bernama Lucas itu menyadari kalau Kasih tidak tertarik berbincang dengannya, dia lalu pamit pada Kasih untuk mencari sarapan.

“Mau sarapan bersama?”

“Tidak terima kasih.” Lucas lalu meninggalkan Kasih,

“Ishh, sok akrab. Untung ganteng.”

Sementara, sebuah foto pertemuan Kasih dan Lucas sampai di ponsel Harlan. Dia lalu masuk ke ruangan Dimas untuk memperlihatkan foto itu.

“Siapa laki-laki ini?” tanya Dimas.

“Tidak tahu, Pak. Dia terlihat berbincang sebentar dengan Ibuk Kasih.” jawab Harlan.

Dimas memperhatikan laki-laki yang ada di dalam foto itu, dia tidak mengenalnya sama sekali. Mungkin saja itu hanya kenalan Kasih.

Tidak berapa lama ponsel Dimas berdering, nama Kasih tertera di layar ponselnya. Dimas langsung menjawab panggilan dari istrinya itu.

“Halo,” ujar Kasih dari ujung telepon.

“Ada apa?” Dimas terbayang foto di mana istrinya itu sedang bersama laki-laki lain.

“Aku boleh kan keluar bersama temanku?” Dimas mengkerutkan keningnya. Baru saja dia melihat foto Kasih bersama laki-laki lain, sekarang istrinya itu malah minta izin untuk keluar bersama temannya.

“Halo,”

“Terserah padamu, pastikan Aurel sampai dengan selamat di rumah.” Ujar Dimas.

“Iya, aku pergi setelah mengantar Aurel pulang,”

“Satu lagi, jangan sampai kau mempermalukan aku. Aku tidak perduli apa yang kau lakukan di luar, tapi kau harus menjaga nama baikku. Kamu mengerti?” kasih di seberang sana mengulang perkataan Dimas dengan bibir komat-kamit tanpa suara.

“Iya.” Jawabnya lalu mematikan sambungan telepon lebih dulu.

“Memangnya aku mau melakukan apa sampai dia bilang begitu, aku kan hanya mau mengajak Raya jalan-jalan. Dasar gunung es sialan. Awas saja, aku pasti akan menghabiskan uangnya.”

Bel pulang sekolah berbunyi, Kasih sudah di depan gerbang sekolah menunggu Aurel. Gadis kecil itu keluar bersama dengan seorang anak laki-laki yang baru Kasih lihat.

“Sayang, ini teman kamu?” tanya Kasih yang baru kali ini melihat Aurel memiliki teman.

“Selamat siang, Tante. Saya Leon, saya murid baru di sekolah ini.” Kasih mengangguk saja.

“Ayo,” ajak Kasih.

“Aku pulang dulu,” ujar Aurel dalam bahasa asing pada Leon.

“Oke.” Jawab Leon sambil melambaikan tangannya.

“Senang deh kamu punya teman,” ujar Kasih saat mobil sudah melaju meninggalkan gerbang sekolah.

“Biasa aja.”

Kasih hanya bisa menelan salivanya, padahal dia hanya merasa ada perubahan pada anak sambungnya dan dia ikut senang dengan hal itu. Tapi reaksi Aurel benar-benar seperti Papanya.

Apa mereka janjian hari ini bikin aku kesal.

 

1
Janah Selaluinginsetia
Lumayan
Janah Selaluinginsetia
Biasa
Kholisa N Adinda
Luar biasa
Heri Wibowo
cobalah membuka hatimu cari jodohmu yang lain monica.
Ana
next kak🥰
Deuis Lina
karena mencintai dg tulus tidak harus memiliki Monic ,,melihat orang yg kita cintai bahagia kita juga ikut bahagia ,,,walau harus nahan beban d hati intinya kita harus ikhlas
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂я
begitu yang seharusnya Mia lakukan
jgn tunggu diancam...
Heri Wibowo
lanjut kak.
Deuis Lina
udah d kasih kesempatan sama Dimas malah berulah ya monica
Ana
next kak semangat 💪
Ana
ck ga jera juga ya ni Monika sama keluarga nya 😤
Four Lovely
bagus dimas tegas, jaga dgn ketat saja biar bgmn hubungan ibu n anak. peringatkan Monika utk tdk ulangi lg.
Deuis Lina
lanjut kak,,,
Ana
semoga selalu bahagia, Alhamdulillah Aurel anak yang pintar, kedepannya mungkin akan lebih baik menjaga jarak dengan Monika meskipun dia ibu kandung Aurel
Heri Wibowo
lanjut thor.
Rosita Rosdiana
bakalan rolling coaster nih ceritanya
Deuis Lina
berpikirlah bijak Monik jgn samakan Dimas yg dulu sama Dimas yg sekarang karena klu salah langkah lagi kamu akan tau akibatnya dan sangat fatal dan tunggu kehancuran keluargamu karena kecerobohan mu
Upi Raswan
kasih begitu peka yaa...moniiik moniik dah dikasih hati minta jantung..kamu lupa siapa sekarang dimas,, kamu ingin hancur untuk yang Kedua kalinya.
Ana
jangan egois dan serakah Monika jika tak mau kehilangan segalanya
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂я
gunakan kesempatan dgn baik
jgn serakah atau monika akan menyesal seumur hidupnya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!