Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
"Aku masih ada kerjaan!" kilah Devita ingin masuk kedalam pagar rumahnya yang lansung di ikuti Dafa,bahkan Dafa mendahului Devita masuk kedalam rumahnya.
hal itu membuat Devita melototkan matanya lalu segera mengejar Dafa dan lansung menarik belakang baju Dafa yang membuat Dafa terhenti di ambang pintu rumahnya.
"Siapa yang suruh kamu masuk..?" Dafa membalikkan tubuhnya tepat di depan Devita kemudian perlahan menundukan wajahnya kearahnya membuat Devita perlahan mundur dan saat itulah Dafa mengambil kesempatan lansung masuk kedalam rumah Devita.
Yakk.. Triak Devita kesal karena Dafa sudah menipu dirinya.
"Kemarilah.." Dafa menepuk bangku sofa yang dia dudukinya menyuruh Devita duduk mendekati dirinya,namun Devita tetap berdiri dengan memangku kedua tangannya.
"Tuan yang terhormat,ini sudah malam.. Tidak baik anda bertamu di rumah orang bahkan seorang wanita..aku tidak mau menjadi bahan gunjingan orang- orang.." Ucap Devita tampa keramahan lagi.
Dafa bangun lalu berjalan mendekati Devita berdiri membuat Devita bersiaga takut Dafa akan mengerjai dirinya lagi.
"Aku akan pulang tapi kau harus menyetujui permintaanku..!"Ucap Dafa dengan posisi kedua tangannya,dia masuk kedalam saku celananya.
"Aku baru mengenalmu,bagaimana kau bisa percaya aku bisa mematuhi ucapanmu itu?" Tanya Devita sudah sangat kesal.
"Kamu tidak akan bisa menolak..,pilih menerima tawaranku atau pekerjaan Doktermu itu akan berahkir.!" Ancam Dafa dengan begitu seriusnya.
"Kau..." Kesal Devita.
"Tawaranku tidak terlalu susah,cukup kamu ikut bersamaku besok siang menemui Rekan bisnisku.setelah itu selesai..!!" Ucap Dafa serius.
"Selesai!!" Ck.."Aku tidak percaya kau hanya menyuruhku itu saja..!" slidik Devita curiga yang saat itu mendapatkan senyuman tipis dari Dafa.
"Besok aku akan menjemputmu..!" Dafa lansung ingin keluar dari rumah Devita.
"Besok pagi sampai siang aku ada acara disekolah adikku!!" pekik Devita.
"Aku tau!!"tampa menoleh Dafa terus melanjutkan langkahnya keluar dari halaman rumah Devita menuju mobilnya terparkir di luar.Dafa pun lansung melajukan kendaraannya pulang menuju Apartemennya.
Akkkh...triak kesal Devita.
"Dasar pria kayu balok..!!kenapa aku harus bertemu dengan pria seperti kamu hah..ngeselin banget main ancaman segala.."Gerutu Devita lalu berjalan kedepan mengunci pintu pagar rumahnya lalu mengunci pintu rumahnya.Devita masuk kedalam kamar adiknya yang saat itu adiknya sudah tertidur lelapnya.Devita membaringkan tubuhnya di samping adiknya lalu memeluk tubuh adiknya dan tidak lama Devita terlelap tidur.
Di lain tempat,Dafa sudah sampai di Apartemennya.
Dia tengah berbaring telentang diatas tempat tidurnya dengan matanya menatap langit kamarnya.
"Apa-apaan aku,kenapa aku terus mengingat wajah wanita itu..!" Guman Dafa mengusap wajahnya dengan kasar ingin mengikis ingatannya mengenai Devita namun tidak bisa.
"Tidak..itu tidak mungkin..Wanita itu pasti akan sama seperti Alira..!" Dafa bangun menuju ruang gantinya lalu membuka semua pakaiannya dan kembali lagi menuju tempat tidurnya dengan hanya mengunakan Boxernya. Dafa membaringkan lagi tubuhnya dengan masih memainkan ponselnya dan tidak lama matanya mulai mengantuk,Dafa pun memilih memejamkan matanya dan tidak lama dia tertidur lelap.
***
Pagi kembali tiba.
Devita sudah bangun sejak jam 4 tadi. saat ini Devita tengah sibuk membersihkan rumah sambil mengeringkan pakaiannya.setelah semuanya selesai,Devita duduk di depan teras rumahnya.jika waktu Libur seperti ini Devita baru bisa mengurus rumahnya dan juga perkarangan rumahnya seperti bunga-bunga di halaman rumahnya.
"Pagi kak..."sapa adiknya baru saja bangun..
"Pagi Dek,udah cuci muka belum kamu..?" Ucap Devita.
"Udah kak.." sahut Dika berlalu menuju tempat minum untuk mengambil minum lalu meminumnya.
"Acaranya jam 8 kan mulainya dek..?" Tanya Devita.
"Ia kak..,"jawab Dika lalu berjalan keluar menghampiri kakaknya dan duduk mendekati kakaknya yang saat itu tengah duduk di teras rumah sambil meminum Tehnya.
"Kak aku kangen Bunda kak.." Devita memeluk erat tubuh adiknya sembari mencium kepalanya.
"Habis dari sekolahan kamu,kita kemakam Bunda,mau..?" Dika menoleh kearah kakaknya dengan menganggukan kepalanya.
"Mau kak..nanti kita beli bunga kesukaan bunda ya kak.." Ucap Dika senang.
"Ia...,"Jawab Devita masih memeluk erat tubuh adiknya.
"Dika..kakak mau ngasi tau kamu." Devita mengangkat tubuh adiknya keatas pangkuannya.
"Semantara ini kakak tidak bekerja dirumah sakit,tapi kakak bekerja di rumahnya Kak Dafa untuk merawat Omanya yang sedang sakit,yang waktu itu kakak tolongin itu.jadi kakak ngak tau siangnya nanti kakak bisa pulang atau nggaknya.Dika nggak apa-apakan Kakak titipkan di susteran,Habis pulang kerja baru Kakak jemput kamu.. Gimana?" Ucap Devita memberitahu adiknya.
"Ia kak,nggak apa-apa kak,aku mau kak sekalian belajar juga sama suster bahasa ingrisnya..!" Devita mengusap kepala adiknya bahagia,adiknya begitu memahami mengenai keadaan mereka.
"Terimakasih dek,kamu mau mengerti keadaan kakak.." Devita kembali memeluk erat tubuh adiknya.
"Kakak sangat mencintai dan menyayangi kamu.." Ucap Devita.
"Aku juga kak.." sahut Dika memeluk erat tubuh kakaknya.saat bersamaan, ponsel Devita berdering.Devita melihat ayahnya yang menghubungi dirinya. Dada Devita lansung bergemuruh tau ayahnya menghubungi mereka setelah sekian lamanya.
"Devi..Ayah mau bertemu sama kamu!" Terdengar suara ayahnya seperti sedang marah.
"Katakan saja,apa mau anda.aku tidak ada waktu bertemu dengan anda! Ops..salah,anda yang tidak punya waktu untuk orang yang tidak penting seperti aku ini!!"
"Bicara dengan orangtua itu sopan sedikit Devi,aku ini ayah kamu..!"
"Oh Ayah!!Ayah yang mencampakan anak kandung demi memelihara seorang ****** di rumahnya!! Ia..!! Maaf ayah kami sudah mati!!!" Ucap Devita membuat Pak Burhan memerah padam wajahnya disana.
"Devi..kau..anak tidak tau diri ya..."
"Bukan aku tapi anda.!!" lanjut Devita lagi.
"Tidak ada guna ayah bicara baik sama kamu.kamu kenapa mengubah kartu keluarga tidak memberitahu ayah,apa kamu tidak menganggap aku ayah kamu..!" Ucapnya marah.
"Menurut anda?,apa kami pantas memanggil kamu ayah kami,Tidak!! Kami bukan anakmu lagi.sudahlah jangan ganggu kehidupan kami lagi, berbahagialah dengan istri baru anda itu.aku tidak mengharapkan sepeser pun uang anda untuk menghidupi kami,uangku cukup untuk kami makan dan hidup..!, aku tidak akan melupakan penghianatan anda dengan Bundaku!!" Devita lansung mematikan telepon dari ayahnya itu.
Devita kembali memeluk erat tubuh adiknya lalu meneteskan air matanya namun saat itu di hapus Dika.
"Kakak jangan nangis,kakak masih punya aku.." Ucap pilu Dika tau kalau kakaknya barusan sudah di hubungi ayah mereka.Dika juga sangat membenci ayah mereka karena ayahnya sudah membuat bunda mereka jatuh sakit lalu meninggal.
"Kita masuk ya,kamu mandi dan siap-siap ya..kakak siapkan sarapan untuk kita dulu.."Ucap Devita mengalihkan pembicaraan mereka mengenai ayah mereka.
"Baik kak.."
Devita dan Dika masuk kedalam,Dika masuk kedalam kamarnya untuk segera mandi sedangkan Devita menuju dapur meletakan makanan yang dia masak tadi keatas meja makan.setelah selesai, Devita juga menuju kamarnya lalu membersihkan tubuhnya juga.
Setelah menyelesaikan sarapan mereka, Mereka berdua lansung berangkat menuju sekolahan Dika.Dika sekolah di yayasan,dimana sekolah itu tidak pernah membicarakan masalah pribadi masing anak-anak bersekolah disana. Dika cukup nyaman sekali sekolah disana,makanya Devita sedikit lega adiknya dia tinggalkan bekerja.
jadi oma punya anak pada saat usia 15thn, dan anaknya melahirkan cucu oma di usia 15thn juga😱😱😱