Jatuh cinta pandangan pertama bisa saja terjadi.
Dan katanya pacaran setelah menikah sangat indah.
Benarkah?
Simak yuk dan temukan jawabannya disini.
Seperti biasa cerita ini hanya fiktif, jangan dikaitkan dengan dunia nyata, oke!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
Pagi hari...
Ibra dan Viora pamit pulang, karena mereka mau bekerja. Setelah selesai sarapan keduanya bersalaman dengan Azizah dan Ghafur.
Sebenarnya Azizah masih ingin bersama sang menantu. Tapi mereka punya tugas masing-masing, dan Azizah tidak boleh egois.
"Nanti setelah Abqari menikah, kami akan pindah ke sini," kata Ibra. Dan diangguki oleh Viora.
Azizah tentu saja merasa senang, "sudah tidak sabar rasanya," kata Azizah.
Viora tersenyum, kemudian mendekati suaminya yang sudah menunggu didekat pintu mobil yang sudah terbuka.
Viora masuk, barulah pintu mobil tertutup. Ibra berpindah kepintu sebelahnya, yaitu tempat kemudi. Azizah melambaikan tangan dan dibalas oleh Viora. Hingga mobil mereka menghilang dari pandangan Azizah dan Ghafur.
Pasangan suami istri itupun masuk kedalam mansion. Dan duduk di sofa ruang tamu. Azizah merapatkan tubuhnya ke Ghafur. Dengan senang hati Ghafur merangkul tubuh istrinya itu.
"Sabar," ucap Ghafur. Azizah mengangguk.
Ibra menoleh ke istrinya, sedangkan Viora malah fokus melihat kedepan. Akhirnya mereka pun tiba di butik milik Viora.
Ibra keluar membuka pintu mobil untuk Viora. Viora tersenyum manis dan mengucapkan terimakasih. Barulah Viora juga keluar.
"Aku langsung ke kantor," ucap Ibra sambil mencium kening Viora.
Pegawai Viora yang melihatnya begitu baper. Jiwa jomblo mereka berontak. Kemarin setelah Viora dan Ibra pulang dari rumah sakit, pegawai Viora datang mengunjungi Meisya dan anaknya di rumah sakit.
Mereka begitu penasaran dengan pria yang bersama Cakra. Mereka ingin bertanya langsung ke Meisya, tapi tidak berani.
Ibra pun langsung pergi ke kantor, dan katanya akan datang saat makan siang nanti. Viora pun masuk setelah mobil Ibra sudah tidak terlihat lagi dari pandangan nya.
"Selamat pagi, Nona," sapa para karyawan.
"Selamat pagi," jawab Viora.
"Nona, ee itu ...."
"Katakan, jangan ragu," ucap Viora.
"Kami cuma mau bertanya, siapa laki-laki yang bersama anaknya Meisya?" tanya salah satu pegawai wanita.
"Dia ayahnya anak itu. Kenapa?" tanya Viora balik.
"Gak kok Nona, cuma penasaran aja," jawabnya.
Viora tersenyum, kemudian iapun naik keatas menuju ruang kerjanya. Tapi baru beberapa tapak ia menaiki tangga, Viora berbalik.
"Ini ada sedikit uang untuk kalian beli makanan siang nanti," kata Viora.
"Terima kasih Nona," jawab mereka bersamaan.
Mereka senang karena siang nanti dapat makanan gratis. Beruntung diantara mereka tidak ada yang curang. Meskipun mereka kepo setidaknya mereka jujur.
Viora masuk kedalam ruang kerjanya. Ia mulai mengerjakan pekerjaan. Viora melihat kertas hasil desain Ibra, Viora teringat kalau ia ingin membuat jas itu harus menggunakan kain berkualitas terbaik.
Viora keluar dari ruangannya dan meminta pegawainya mengecek kain yang sesuai keinginan nya.
Viora merasa lega karena kain itu ada, jadi Viora akan mengerjakan nya sendiri tanpa bantuan pegawainya.
Diruang kerjanya juga ada mesin jahit, jadi ia tidak perlu ketempat para pekerja dibagian menjahit.
Viora pun memulai memotong kain sesuai dengan ukuran yang ia inginkan. Dengan sepenuh hati Viora mengerjakan membuat pakaian untuk suaminya.
Sementara Ibra, tidak ada Aaron ia sedikit kerepotan. Biasanya pekerjaannya dibantu oleh Aaron. Tapi kini Aaron tidak masuk kerja.
Ibra menghela nafas panjang, "kalau begini, 3 hari terasa 3 bulan," gumam Ibra sambil menyandarkan tubuhnya disandaran kursi.
Iapun mulai mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk. Perlahan-lahan sedikit demi sedikit akhirnya dokumen tersebut pun berkurang.
Ibra melihat jam tangannya, baru jam 10. Menurutnya waktu terasa lambat berputar. Ia kembali memeriksa berkas-berkas penting yang biasa dikerjakan oleh Aaron.
"Sepertinya aku tidak bisa tanpa dia," gumam Ibra.
Ibra berpikir akan mencari asisten ke 2, agar beban Aaron bisa berkurang. Karena Aaron sekarang sudah punya tanggung jawabnya sendiri.
Ibra pun membuka lowongan pekerjaan untuk pria. Sebagai asisten pribadi ke 2 melalui sosial media. Dan dicantumkan persyaratan dan kriteria semua ada disitu. Dan yang paling penting jujur.
Ibra menghentikan pekerjaannya, dia akan menemui istrinya untuk makan siang. Padahal baru jam 11 siang. Ibra sudah tidak sabar ingin makan siang bersama istrinya.
Ibra keluar dari ruangannya dan berjalan menuju lift. Ibra masuk lalu menekan angka menuju lantai bawah.
Sampai dilantai bawah, Ibra disapa oleh resepsionis, tapi Ibra tidak menjawab. Mereka sudah biasa melihat bos mereka seperti itu.
Ada kalanya mau membalas sapaan mereka, adakalanya tidak. Jadi mereka sudah terbiasa.
Ibra masuk kedalam mobil dan segera pergi dari situ. Dengan kecepatan maksimal Ibra mengemudikan mobilnya. Sehingga dalam sekejap dia sudah tiba didepan butik Viora.
Ibra memarkirkan mobilnya sembarangan, kemudian keluar dari mobil, dan masuk kedalam butik tanpa menyapa siapapun.
Ibra langsung naik menuju ruangan Viora. Dilihatnya Viora sedang membuat jas untuk dirinya.
Ibra tersenyum, lalu menghampiri Viora. Viora sudah tau kalau itu suaminya. Meskipun tidak dilihatnya. Dari wangi parfumnya saja Viora sudah tau.
"Sayang, sibuk ya?" tanya Ibra.
"Sedikit, aku lagi buat pakaian untukmu," jawab Viora.
"Kita makan yuk!" ajak Ibra.
"Dimana?" tanya Viora.
"Terserah kamu, kamu yang pilih tempatnya," jawab Ibra.
"Sebentar, lima menit lagi," kata Viora.
Ibra pun menunggu lima menit seperti yang dikatakan oleh Viora. Setelah lima menit, keduanya pun keluar dari ruangan tersebut. Dan berjalan beriringan menuruni tangga.
"Kalian sudah pesan makanan?" tanya Viora pada salah satu pegawainya.
"Sudah nona, sebentar lagi ada kurir mengantar makanannya," jawabnya.
"Oya, aku mau makan diluar bersama suamiku," kata Viora. Mereka semua mengangguk.
Ibra menggandeng tangan istrinya, dan menuntunnya kemobil. Ibra membuka pintu mobil untuk Viora. Kemudian baru untuk dirinya.
"Uh so sweet banget mereka," ucap salah satu pegawai. Dan disetujui oleh yang lain.
Mereka senang melihat bos mereka bahagia, mereka menunggu undangan pernikahan mereka nanti.
Sedangkan Ibra dan Viora tidak peduli, meskipun mereka sempat mendengar pembicaraan mereka.
"Kapan kita akan mengumumkan pernikahan kita, sayang?" tanya Ibra.
"Nanti, aku masih sedang merancang gaun pengantin kita," jawab Viora.
Ibra tersenyum, ia sudah tidak sabar menunggu hari itu tiba. Rasanya ingin sekarang juga ia mengumumkan pernikahan mereka ke seluruh dunia.
"Kita makan disitu saja," tunjuk Viora pada sebuah warung makan pinggir jalan.
Ibra pun menepikan mobilnya dipinggir jalan, lalu memarkirkan nya dengan benar, agar tidak menghalangi jalan.
Keduanya keluar dari mobil, banyak pasang mata melihat kearah mereka. Karena mereka berdua yang terlihat mencolok.
Dari mobil dan pakaian yang mereka kenakan saja sudah berbeda dari para pengunjung. Terlihat jelas pakaian mereka, pakaian bermerek dengan harga fantastis.
Ibra menggesek kursi plastik untuk Viora duduk. Baru kemudian untuk dirinya. Ibra melambaikan tangannya kepada pelayan diwarung makan tersebut.
"Ya tuan, mau pesan apa?" tanyanya.
Pelayan wanita menunggu Ibra menyebutkan pesanan mereka. Ibra melihat ada beberapa gambar makanan yang tertempel di dinding warung tersebut.
"Ikan bakar saja mbak," kata Viora.
"Baik Nona, minum nya?" tanya wanita itu.
"Es jeruk," jawab Viora.
"Baik, ditunggu sebentar ya tuan, Nona," kata wanita itu.
Wanita itupun pamit untuk menyiapkan pesanan Ibra dan Viora. Keduanya menunggu sambil melihat sekeliling.
Viora melihat ada anak kecil sedang mengambil makanan sisa. Dan Viora pun menghampiri nya.