NovelToon NovelToon
Peak Of Martial Art : Mortal World

Peak Of Martial Art : Mortal World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Mengubah Takdir / Ahli Bela Diri Kuno / Pusaka Ajaib
Popularitas:202k
Nilai: 4.6
Nama Author: YanYan.

Di dunia di mana kekuatan adalah segalanya, Liu Han hanyalah remaja 14 tahun yang dianggap aib keluarganya. Terlahir dengan bakat yang biasa-biasa saja, dia hidup dalam bayang-bayang kesuksesan para sepupunya di kediaman megah keluarga Liu. Tanpa ayah yang telah terbunuh dan ibu yang terbaring koma, Liu Han harus bertahan dari cacian dan hinaan setiap hari.

Namun takdir berkata lain ketika dia terjebak di dalam gua misterius. Di sana, sebuah buku emas kuno menjanjikan kekuatan yang bahkan melampaui para immortal—peninggalan dari kultivator legendaris yang telah menghilang ratusan ribu tahun lalu. Buku yang sama juga menyimpan rahasia tentang dunia yang jauh lebih luas dan berbahaya dari yang pernah dia bayangkan.

Terusir dari kediamannya sendiri, Liu Han memulai petualangannya. Di tengah perjalanannya menguasai seni bela diri dan kultivasi, dia akan bertemu dengan sahabat yang setia dan musuh yang kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Jalan yang Berbeda

Pagi itu, Liu Han baru saja bangun dari tidurnya yang panjang setelah hari yang melelahkan sebelumnya. Dia merasa lebih segar dan siap menghadapi latihan keras yang sudah dijanjikan oleh Ling Yan di Puncak Xihe.

Namun, sebelum dia sempat bersiap, pintu tempat tinggalnya diketuk dengan keras.

“Saudara Liu! Kau di dalam?” Suara ceria Li Cao terdengar dari luar.

Liu Han membuka pintu dan menemukan Li Cao berdiri dengan wajah penuh semangat.

“Saudara Li, pagi-pagi begini kau sudah ke sini. Ada apa?” tanya Liu Han sambil tersenyum.

Li Cao mengangkat selembar gulungan misi yang dia bawa. “Aku punya kabar baik! Ada misi berkelompok yang baru saja diumumkan, dan aku berpikir kau pasti tertarik untuk ikut.”

Dia membuka gulungan itu, memperlihatkan detail misi: Mengumpulkan Batu Bintang dari Hutan Langit Kelam.

- Jumlah Peserta minimal : 5 orang.

- Tingkat Kesulitan : Menengah.

- Poin Kontribusi : 50 per orang.

“Misi ini cukup menantang, tapi tidak terlalu berbahaya,” lanjut Li Cao. “Kita hanya perlu mencari Batu Bintang, yang biasanya dijaga oleh beberapa spiritual beast. Tapi yang lebih menarik, timku sudah hampir lengkap. Aku hanya butuh satu orang lagi, dan aku langsung berpikir tentangmu!”

Liu Han tersenyum simpul, tetapi dia menggeleng pelan. “Saudara Li, terima kasih atas undanganmu, tapi aku harus menolak kali ini.”

Li Cao terdiam sejenak, ekspresi semangatnya berubah menjadi kebingungan. “Kenapa? Ini kesempatan bagus untuk mendapatkan poin kontribusi dan pengalaman.”

Liu Han menepuk bahu temannya dengan lembut. “Aku akan menuju Puncak Xihe hari ini. Kak Ling Yan akan melatihku secara langsung, dan dia mengatakan bahwa latihannya mungkin akan memakan waktu beberapa hari.”

Li Cao menatap Liu Han, sedikit kecewa tetapi akhirnya tersenyum tipis. “Jadi kau benar-benar akan dilatih oleh Kak Ling Yan? Kau memang beruntung, Saudara Liu. Dengan bimbingannya, aku yakin kau akan semakin kuat.”

Liu Han mengangguk. “Latihan ini adalah kesempatan besar bagiku. Tapi aku yakin kau bisa menyelesaikan misi itu dengan baik, bahkan tanpa aku.”

Li Cao tertawa kecil, meskipun dia masih terlihat sedikit kecewa. “Baiklah, aku akan mencari orang lain untuk menggantikanmu. Lagipula, ada seseorang di kelompok ini yang mungkin membuat misi ini lebih menarik.”

Liu Han menaikkan alisnya. “Seseorang? Maksudmu siapa?”

Li Cao tersenyum lebar, pipinya sedikit memerah. “Ada seorang murid bernama Ruo Lan. Dia sangat berbakat, dan… yah, aku merasa ingin mengenalnya lebih baik.”

Liu Han tertawa kecil, mengerti maksud Li Cao. “Kalau begitu, semoga berhasil, Saudara Li. Mungkin ini kesempatanmu untuk menunjukkan kemampuanmu di hadapannya.”

Li Cao mengangguk penuh semangat. “Tentu saja! Kalau begitu, sampai jumpa nanti, Saudara Liu. Aku akan kembali dengan cerita hebat setelah misi ini selesai.”

Dengan itu, Li Cao pergi dengan semangat baru untuk mencari anggota terakhir timnya, sementara Liu Han mulai bersiap untuk perjalanannya menuju Puncak Xihe.

Liu Han berjalan menuju Puncak Xihe dengan langkah mantap. Perjalanannya kali ini terasa lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Kali ini, dia tidak hanya membawa harapan untuk mendapatkan bimbingan dari Ling Yan, tetapi juga rasa tanggung jawab untuk membuktikan bahwa dia layak atas perhatian dan pelatihan dari kakaknya.

Di sepanjang perjalanan, pikirannya dipenuhi dengan rencana. “Latihan ini pasti akan sulit,” pikir Liu Han. “Tapi aku tidak bisa membuang kesempatan ini. Kompetisi antar sekte sudah semakin dekat, dan aku harus mempersiapkan diriku sebaik mungkin.”

Ketika dia akhirnya tiba di Puncak Xihe, Ling Yan sudah menunggunya di lapangan latihan utama. Aura Earth Realm lapisan kedua Ling Yan terasa begitu kuat dan stabil, membuat Liu Han merasakan tekanan hanya dengan berdiri di dekatnya.

“Xiao Han,” panggil Ling Yan dengan nada serius. “Kau siap untuk memulai?”

Liu Han menatap kakaknya dengan penuh tekad. “Aku siap, Kak.”

Ling Yan mengangguk, senyum tipis muncul di wajahnya. “Bagus. Kalau begitu, kita tidak akan membuang waktu lagi. Latihan ini akan jauh lebih berat dari apa pun yang pernah kau alami sebelumnya.”

Dengan semangat yang berkobar, Liu Han mempersiapkan dirinya untuk tantangan besar yang akan datang, menyadari bahwa ini adalah langkah berikutnya dalam perjalanannya untuk menjadi lebih kuat.

Setelah tiba di lapangan latihan utama di Puncak Xihe, Liu Han berdiri dengan sikap siap di hadapan Ling Yan. Cahaya matahari pagi yang menerobos kabut puncak membuat sosok kakaknya tampak semakin agung, tetapi juga mengintimidasi.

“Latihan ini akan berbeda dari apa pun yang pernah kau alami, Xiao Han,” kata Ling Yan dengan nada dingin. “Jangan berharap aku akan bersikap lunak hanya karena kau adikku.”

Nada suaranya berbeda dari sebelumnya, jauh lebih tegas dan dingin dibandingkan ketika mereka berada di Pegunungan Huosu. Liu Han merasa sedikit gugup, tetapi dia menyembunyikannya dengan anggukan pelan.

“Aku mengerti, Kak. Aku siap,” jawabnya dengan suara mantap.

Ling Yan tidak berkata apa-apa lagi. Dalam sekejap, dia menghunus pedangnya yang memancarkan aura ungu, dan tanpa peringatan, dia meluncur ke arah Liu Han dengan kecepatan luar biasa.

Liu Han nyaris tidak sempat bereaksi ketika pedang Ling Yan meluncur ke arahnya. Dengan gerakan cepat, dia mengaktifkan Langkah Matahari Emas untuk menghindar, tetapi serangan Ling Yan lebih cepat daripada yang dia duga.

Pedang ungu itu berhenti hanya beberapa inci dari leher Liu Han, tekanan auranya cukup untuk membuatnya sulit bernapas.

“Lambat,” kata Ling Yan dingin, menarik kembali pedangnya sebelum melancarkan serangan berikutnya tanpa memberi Liu Han waktu untuk bernapas.

Serangan itu datang dari segala arah, cepat dan mematikan. Liu Han mati-matian bertahan, menggunakan kombinasi Langkah Matahari Emas dan gerakan pedangnya untuk menghindar dan menangkis, tetapi tekanan dari serangan Ling Yan terasa seperti badai yang tak ada habisnya.

“Apakah ini semua yang kau punya?” tanya Ling Yan dengan nada dingin sambil melayangkan tebasan horizontal yang membuat Liu Han terlempar beberapa meter ke belakang.

Liu Han mendarat dengan keras di tanah, dadanya terasa sesak. Tetapi dia segera bangkit, meskipun tubuhnya mulai terasa kaku.

“Kak…” Liu Han terengah-engah, tetapi matanya tetap menunjukkan tekad. “Kau benar-benar tidak menahan diri.”

“Kenapa aku harus menahan diri?” Ling Yan menjawab dengan nada dingin. “Dunia tidak akan menahan diri padamu, Xiao Han. Jika kau ingin bertahan, kau harus bisa menghadapi tekanan yang jauh lebih besar dari ini.”

Dia melanjutkan serangannya, kali ini dengan kombinasi teknik pedang yang lebih kompleks. Setiap serangan terasa seperti ujian bagi Liu Han, memaksa dia untuk menggunakan semua yang dia miliki hanya untuk bertahan.

Pelatihan berlangsung selama beberapa jam, dan Liu Han merasa tubuhnya semakin berat dengan setiap serangan yang dia hindari atau tangkis. Dia mulai memahami apa yang dimaksud oleh Ling Bai tentang reputasi Ling Yan.

“Tarian Pedang Ungu Langit…” pikir Liu Han sambil menahan serangan berikutnya. “Teknik ini… tidak ada celahnya.”

Dia hanya pernah mendengar desas-desus tentang teknik pedang Ling Yan, tetapi sekarang dia mengalaminya secara langsung. Setiap gerakan Ling Yan penuh dengan kecepatan, ketepatan, dan kekuatan, membuat Liu Han merasa seperti menghadapi badai tanpa akhir.

Namun, di tengah tekanan yang luar biasa itu, Liu Han merasakan sesuatu yang berbeda.

“Setiap serangan ini… adalah pelajaran,” gumamnya dalam hati.

Dia mulai memperhatikan pola dalam serangan Ling Yan, belajar dari setiap gerakan dan mencari cara untuk merespons lebih efektif. Sedikit demi sedikit, dia menemukan ritmenya sendiri di tengah badai pedang.

Ketika matahari mulai tergelincir ke barat, Ling Yan akhirnya berhenti menyerang. Dia berdiri tegak, memandang Liu Han yang terengah-engah tetapi masih berdiri dengan pedang di tangannya.

“Kau bertahan lebih lama dari yang aku harapkan,” kata Ling Yan, suaranya masih dingin tetapi dengan sedikit nada penghargaan.

Liu Han menghela napas panjang, menegakkan tubuhnya meskipun rasa sakit menyelimuti seluruh tubuhnya. “Kak, aku mulai mengerti kenapa reputasimu begitu luar biasa. Kau benar-benar… mengerikan di medan perang.”

Ling Yan tersenyum tipis untuk pertama kalinya hari itu. “Dan kau mulai menunjukkan potensimu, Xiao Han. Tapi ini baru permulaan. Latihan kita baru akan dimulai.”

Meskipun kata-kata itu terdengar seperti ancaman, Liu Han merasa semangatnya semakin membara. Dia tahu bahwa di balik sikap keras Ling Yan, ada keinginan kuat untuk melihatnya menjadi lebih kuat.

“Baik, Kak,” jawab Liu Han dengan tekad baru. “Aku akan melakukan yang terbaik.”

Ling Yan mengangguk. “Istirahatlah sebentar. Kita akan melanjutkan setelahnya.”

Sambil menonton kakaknya berjalan pergi, Liu Han menarik napas panjang. Dia tahu latihan ini akan menjadi salah satu ujian terberat dalam hidupnya, tetapi dia tidak akan mundur.

Bersambung...

1
Rozali Bz
mantaaaap.
lanjut lg dong thor!
koen
keren thor
Dewo Bumi
Ini ceritanya mirip-mirip film dragon ball 🤭
Dewo Bumi
wah sepertinya MC bakalan pingsan terus-terusan kalau bertarung dengan musuh 🫣
Ridu Suadi
lanjut thor
Mas Trisno Trisno
lnjut
Saiful Badri
Mantap
Saiful Badri
Lanjutkan
Mas Trisno Trisno
update p g tour
tiga benua
tll lambat alurnya...!!! mc nya msh ank sklh kayanya
Dewo Bumi
biasanya monster punya sesuatu di dalam tubuhnya yg bisa membuat MC berlatih 🤔
Dewo Bumi
masa tidak ada warisan tenik bertempur untuk MC berlatih 🤔
Dewo Bumi
masih di pantau alur ceritanya 🙏
medya afdhalin
Lumayan
Hendra Saja
mantap Thor walau tanggung kali..... semangat Thor.....
إندر فرتما
mantul
Mas Trisno Trisno
lnjut
Raysonic™
Feng li.. mana FengLi dan cao li
Halu
lemah sok pahlawan kocak lu
Raysonic™
sepupu MC kayaknya yg akan menjadi cangkang Mofu jendral iblis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!