syahnala (Nala) gadis yang dulunya periang berubah menjadi gadis pendiam karena trauma masa kecil dan penghianatan oleh orang-orang terdekatnya, menyebabkan dia hidup dalam kegelapan. hingga suatu hari Nala menemukan cahaya kehidupan tentang tujuan hidup Nala selalu berfikir dan mencari tahu apa tujuan dia hidup, jika sedari kecil dia tak di inginkan dan kenapa orang-orang bisa tersenyum dengan manis padanya sedangkan dia lupa bagaimana caranya tersenyum dan berterima kasih.
Nala harus mendapatkan senyumannya kembali dia juga harus berusaha sendiri untuk menghindari rasa traumanya mampukah dia menghilangkan kesedihannya. Perlahan Nala mulai
menemukan arti kehidupan tetapi jika dia ingin kehidupan seperti mimpinya itu dia harus menemukan rumah yang layak dia tinggali, rumah yang membuat nyaman yang membantunya menghilangkan rasa takutnya.
Mendapatkan rumah yang layak di
Cover by =pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bluefly9, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mulai terbuka
Nala berjalan menuju kelas, sesampainya di kelas, dia duduk di bangkunya.
"hai Nala, apa kabar kenapa 3 hari ini Lo nggak masuk" ucap Tasya padanya yang tak di hiraukan
"cih..... dasar bisu" ucap Alya kesal
"jadi 3 hari ini aku alpa ya?" tanyanya pada Tasya tanpa melihat ke arahnya
Bagaimana tidak Nala di berikan hukuman, selama 3 hari terkurung di dalam ruang gelap, walaupun Nala memiliki hp, tetapi ponselnya tak memiliki baterai yang cukup, terlebih lagi Nala tak memiliki kontak mereka.
" ehh iya, emang kamu kenapa nggak masuk sih, aku jadi kesepian nggak ada teman" Jawab Tasya
"aku ada urusan penting dan nggak sempat titip absen" ucapnya tanpa melihat kearah Tasya
"ehmm gimana kalo gue minta no hp lo, jadi kalo Lo nggak masuk Lo bisa tipsen sama gue" ucap Tasya sembari menyodorkan handphone nya pada nala, Nala melihat ke arah Tasya
"kenapa kamu sangat peduli padaku, bahkan kau menganggap ku teman bukan?" tanya Nala
"ehmm karena aku rasa kita itu sama" ucap Tasya tersenyum
"kita nggak sama, kamu masih bisa tersenyum sedangkan aku, bahkan aku sudah lupa bagaimana caranya tersenyum" ucap Nala
"Nala walaupun jarang senyum tetap manis bagaimana kalo Nala sering senyum pasti makin tambah manis, lagian setiap senyuman itu bukan berarti dia nggak punya masalah loh" ucap Tasya
Nala mengambil ponsel yang tasya berikan padanya, dan mulai mengetikkan angka no hp miliknya pada hp Tasya
Nala mengembalikan ponsel Tasya padanya.
"terimakasih" ucap Tasya tersenyum,
Hal itu membuatnya teringat akan kejadian di lapangan tadi, bahkan ketika Tasya mengucapkan terimakasih dia merasa begitu lega, dia rasa apa yang dini katakan ada benarnya, mungkin akan lebih baik jika dia mulai terbuka dan berteman pada seseorang.
Menurutnya Tasya juga anak yang baik, apakah dia bisa mempercayai nya? dan menjadi kan nya temannya? saat asik berfikir Nala tak sadar jika guru sudah masuk, jam pertama pun di mulai.
...TRINGGG TRINGGG TRINGGG...
Suara bel istirahat terdengar, Nala ingin mengajak Tasya untuk ke kantin bersamanya tetapi Nala begitu takut.
"Nala, mau bareng nggak ke kantin"ajak Tasya
Sebenarnya dia sangat ingin ikut dengan Tasya dan Alya tetapi mulutnya malah berkata lain.
"nggak" ucapnya singkat, namun hatinya ingin berkata ya
Hingga seseorang memegang pergelangan tangannya, Nala melihat ke arah orang itu, dia melihat Arya dan Raka di sebelahnya, saat melihat ke Raka dia langsung memalingkan pandangannya ke arah lain, karena dia masih memikirkan kejadian waktu di lapangan tadi, mungkin beberapa orang menganggap itu hal biasa tetapi baginya itu seperti membuka aib sendiri tanpa sengaja.
"kamu dari mana aja nal, 3 hari nggak masuk? Nggak ada kabar juga, bikin khawatir tau nggak, bahkan kemarin aku kerumah kamu katanya kamu nggak ada, karena kamu nggak mungkin bilang maaf jadi sebagai permintaan maafnya kamu harus ikut kita ke kantin"ucap arya dengan lembut padanya
"aku ke ruang osis dulu" ucap Alya sembari berlalu pergi dengan wajah kesal
"kakak, kerumah?" tanyanya
"iya, tapi kata mamah kamu, kamu lagi nggak dirumah" ucap arya
"iya kak, kata Nala tadi dia kemarin ada urusan penting makanya nggak sekolah, terus karena nggak ada satupun kontak di HP nya jadi dia nggak bisa tipsen ataupun ngabarin kita" jelas Tasya
"gitu yah, kalo gitu Lo harus punya no kita" ucap Arya
"aku udah ada kok kak" ucap Tasya sembari menunjukkan hp nya pada Arya
"kalo gitu kirim aja no nya tasya ke kakak" ucap Arya
"kak Raka kok dari tadi diam tumben" tanya Tasya penasaran
"nggak kenapa-napa kok, udah ayok ke kantin lapar nih" ucap Raka sembari berjalan di depan
Setelah sampai di kantin, Arya langsung memesankan mereka ber 3 makanan, Nala duduk tepat di depan Raka, hal itu benar-benar membuatnya menjadi canggung bahkan ini pertama kalinya dia merasa seperti ini.
"nih makanannya" ucap Arya sembari meletakkan makanannya di meja.
Nala melihat sekilas ke arah Raka, hal itu membuat pandangan mereka bertemu, menyadari akan hal itu Nala dan Raka langsung membuang muka.
"ada apa nih, kok tumben lo sama Nala nggak debat" tanya Arya penasaran
"iya yah, biasanya kak Raka bakalan langsung nge roasting Nala begitu pun sebaliknya, ini kok malah canggung kaya baru pertama kali ketemu aja" ucap Tasya penasaran
"nggak ada apa-apa kok, mungkin Nala lagi suka sama gue makanya dia jaga image" ucap Raka, kembali lagi ke mode Raka yang super PD dan garing.
"kurang kerjaan banget kalo aku harus suka sama orang aneh kaya kak Raka" ucap nala kesal
"aneh-aneh gini gue idaman cewek-cewek"ucap Raka sembari memainkan rambutnya kebelakang.
"cewek-cewek yang suka sama kak Raka itu mungkin lagi sakit mata" ucap Nala membalas tatapan Raka jengkel
"eits Lo bilang apa cewek-cewek yang suka gue sakit mata semua? Yang ada Lo tuh dasar bocah TK" ucap raka dengan nada ngeledek
"daripada kak Raka aneh, FREAK" ucapnya sambil menekan kata freak
"ehh ngaca kali Lo tuh yang aneh habis ngucapin terimakasih malah lari kaya orang habis ketahuan maling" ucap Raka yang membuatnya semakin kesal pada Raka.
Arya dan Tasya hanya bisa melihat perkelahian mulut mereka dengan menggelengkan kepala, mereka sepertinya sudah terbiasa akan hal ini.
"bentar jadi maksud Lo rak, Nala tadi ngomong TERIMA KASIH ke Lo" ucap Arya sembari menekan kata terimakasih, yang di balas oleh anggukan kepala dari Raka
"apaan sih kalian aneh" ucapnya kesal sembari pergi meninggalkan mereka.
Hal itu membuat ketiganya menjadi bingung, ada apa dengan Nala? Ini hal yang biasa bukan? Mengapa dia harus malu.
...Happy reading...
kunjungi karyaku jg ya
jgn lupa mampir ya thor