EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Geana adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya. Ia menikah dengan seorang pria bernama Bion.
Awal pernikahan mereka baik-baik saja, kedua orang tua Bion menerima Geana dengan senang hati. Tapi sampai akhirnya, Geana melahirkan 2 buah hati yang di mana kedua anak itu cacat.
Mulai saat itu Mama mertuanya selalu menyinggungnya secara terang-terangan, bahwasanya jika ia malu punya cucu cacat.
Pada akhirnya, ia pun meminta anaknya untuk menikah dengan anak temannya yang saat itu janda anak satu.
Geana merasa sakit hati dan ia pun terpaksa memutuskan hubungan ayah kepada kedua anaknya karena dari Bion maupun keluarga besarnya tidak menyukai keberadaan kedua anaknya yang cacat itu. Geana akhirnya bertemu dengan pria lain, tapi siapa sangka jika pria itu adalah seorang pengusaha kaya dan kedua anaknya disembuhkan dan keduanya menjadi anak Genius.
Akhirnya Bion melihat kedua anaknya di TV dan su
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
...☃️☃️☃️☃️ Happy reading ☃️☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️☃️...
Saat itulah akhirnya Albezro menduda. Ia akhirnya membangun perusahaan lebih besar lagi, ia bekerja dan terus bekerja memutar otak bagaimana agar perusahaannya me jadi besar.
3 tahun berlalu begitu saja, akhirnya perusahaannya menjadi besar, kalau itu ia bertemu dengan seorang anak kecil dan ternyata anak itu adalah anak mantan istrinya bersama pria itu.
Mulai saat itu, ia melupakan masa lalunya dan lebih fokus dengan perusahaan, hingga akhirnya ia pun di angkat menjadi direktur rumah sakit.
"Yuda, bawakan piring ini ke dapur," pinta Albezro.
"Baik Tuan." Yuda bergegas mengambil piring di depan Zeco dan ia terkejut karena melihat kaki Zeco yang tidak seperti anak normal.
Tapi ia diam saja dan mengambil piring itu lalu membawanya ke dapur.
"Ayo, kamu mau main apa?" tanya Albezro mengangkat Zeco ke lantai dan memberikan semua mainan itu.
"Maacih Papa," ucap Zeco amat senang.
"Ya udah kamu main ya, Papa ada pekerjaan," ucap Albezro.
Zeco mengangguk dan ia bermain sendiri.
Albezro mengambil laptop dan ia bekerja di samping Zeco yang sedang bermain.
Sedangkan saat ini Geana tidak bisa tidur, karena memikirkan Zeco. Bagaimana tiba-tiba Zeco merengek dan berbuat keributan di sana yang membuat pria itu marah. Apa anaknya akan baik-baik saja atau jangan-jangan ia juga ikut di marahi.
"Zeco, jangan bikin Mama khawatir donk," ucap Geana berharap semoga anaknya secepatnya kembali.
☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️
Ke esokkan harinya.
Geana berdiri di depan pintu berharap secepatnya ia melihat Zeco datang.
"Oke, kita sudah sampai," ucap Albezro memberhentikan mobilnya di parkir rumah sakit.
Albezro pun mengendong Zeco masuk ke dalam rumah sakit.
Dari jauh, ia melihat seorang wanita yang mondar mandir karena khawatir. Geana melihat Albezro yang masih di ujung sana ia langsung berlari.
"Maafkan saya Direktur, maaf kan anak saya," ucap Geana yang langsung membungkukkan badannya, ia harus minta maaf sebelum ia mendapatkan amarah dari pria itu.
"Kenapa minta maaf, Anda kan tidak bersalah," ucap Albezro.
"Maaf untuk anak saya," ucap Geana.
"Tidak, dia sangat baik dan penurut, kapan-kapan aku bisa main bersama dengannya lagi," ucap Albezro.
"Eh."
"Kembali sama Mama kamu ya, lain kali Papa akan datang melihatmu," ucap Albezro.
"Iya." Angguk Zeco.
Albezro pun memberikan Zeco kepala Geana dan ia pun mengambilnya.
"Bagaimana keadaan anak ibuk yang satu lagi?" Tanya Albezro.
"Panasnya sudah mendingan," jawab Geana menundukkan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu, semoga anaknya cepat sembuh ya," ucap Albezro.
"Terima kasih Direktur."
"Baiklah, saya permisi dulu," ucap Albezro berpamitan.
"Iya Direktur." Angguk Geana.
Geana berlarian membawa Zeco masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Zeco tadi malam nggak nakal kan Sayang?" tanya Geana menatap mata Zeco dalam.
"Enggak, ada ainan anyak," ucapnya terbata-bata.
"Oh Om itu beli mainan yang banyak untuk Zeco?" tanya Geana.
"Iya, Papa ainan anyak."
"Dia bukan Papa Zeco, dia Oom lho, bukan Papa ya Sayang," ajar Geana.
"Enggak, Papa, ukan Oom," ucap Zeco bersikeras.
Geana menepuk keningnya, mau iya sebutkan berapa kali pun Zeco tetap saja bersikeras jika itu Papanya.
"Ya udah Papa ya Papa ajalah. Moga aja kita nggak ketemu dia lagi," ucap Geana berharap. Mau bagaimana pun takutnya pria itu sudah punya istri, takutnya ia di Katai penggoda.
Hidupnya sudah cukup sulit bersama Bion, semoga saja tidak ada masalah yang timbul lagi.
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
Beberapa hari kemudian, Zeky dinyatakan sehat dan ia dibolehkan pulang. Pria itu tidak ada datang lagi ke rumah sakit, untuk melihat Zeco.
Ya, seharusnya memang begitu, Geana juga merasa tidak nyaman karena ada orang asing.
"Buk, karena hari ini anak Zeky boleh pulang langsung ke kasir ya," ucap perawat itu mengingatkan.
"Iya Sus," jawab Geana mengangguk.
Suster itu pun keluar dari ruangan Geana dan menutup pintu kamar. Geana menarik nafas dan duduk di sisi ranjang, uang yang ada di tangannya sisa penjual ponsel itu mana cukup untuk bayar ruang sakit.
Apa ia harus pulang dulu minta uang kepada Bion? Geana menggeleng kepala, ia pergi bertanya dulu di kasur berapa yang harus ia bayar lalu mencarikan sisanya.
Geana meminta perawat untuk menjaga anaknya sebentar.
"Sus, saya atas nama Zeky kira-kira berapa pembayarannya?" tanya Geana kepada pegawai rumah sakit bagian kasir.
"Berapa tanggal lahirnya Buk?" tanya kasir itu.
"20 Juni 20xx."
"Zeky Geana ya?" ucap pegawai itu.
"Iya." Angguk Geana cepat.
Hey reader, ayo mampir di novel teman ku ya, di jamin bagus👍
...☃️☃️☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️ Bersambung ☃️☃️☃️☃️...