"Kau tidak bisa pergi dariku, mana mungkin aku melepasmu setelah aku bisa merasakan hasratku bangkit, kau tidak bisa hanya datang karena ingin merasakan kepuasan! Selena Agatha." Lirih Bentley Leister.
Selena Bianca Agatha seorang mahasiswi cantik berumur (22 tahun) ia terkejut tat kala orang yang begitu ia kenal dan sudah beristri menanyakan hal dewasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya baik dia maupun pria tersebut.
Di samping itu keanehan terjadi pada pria tampan berkuasa yaitu Bentley Max Leister (32 tahun) dimana hasrat bercintanya malah membara ketika bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri yang seharusnya ia rasakan bersama sang istri.
.
.
Lantas bagaimana hubungan Bentley dan Selena ke depannya? dan apakah Ben mampu menahan gejolak pada dirinya yang ia anggap bermasalah?
SIMAK KISAH LENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
"Aku paham kita saling membutuhkan om, setelah ini bagaimana?."
"Oh sh*t!!." Ben ragu pada dirinya sendiri yang akan bisa tetap bertahan.
"Apa di jaman sekarang hal seperti ini sudah sangat lumrah?." Tanya Selena, ia ingin tahu rasanya katanya sangat mendebarkan dan memunculkan sensasi lain.
"Selena..." Lirih Ben."Kau ini sengaja?."
"Tidak, aku hanya penasaran dengan rasanya bagaimana berdebar dengan posisi intim om. Tapi aku masih biasa-biasa saja sekarang." Jawab Selena jujur.
"Harus sama-sama memiliki perasaan, maka sensasinya terasa beda." Ujar Ben.
Selena peka arah pembicaraan itu. "Menurutku tidak harus begitu, banyak juga kan di luaran sana merasakan kenikmatan dunia hanya dengan satu kali pakai bahkan mereka tak saling kenal?."
"Beda lagi konteksnya bocil." Bantah Ben. "Kau menyamakan dirimu dengan wanita murahan diluar?."
"No!!."
"Iya makanya beda."
Ben dibuat kebingungan ia resah takut tak bisa menahan diri. "Akan ku beritahu rasa penasaran mu itu."
"Baiklah."
Ben membenarkan posisi duduk Selena, sehingga untuk kesekian kalinya bokong Selena bersentuhan kembali dengan benda pusaka Ben yang bereaksi.
"Om.."
"Kenapa?."
"Apa tidak akan bablas menusukku?."
"Fffttt!." Ben menahan tawa, polosnya Selena ini begitu menggemaskan.
"Jawab!."
"Tidak lah masih terhalang kain begini bocil! kecuali pakaiannya di lepas." Jawab Ben berbisik.
Selena merinding.
"Apa kau merasakan sensasi lain saat mengenainya?."
Selena tak langsung menjawab, jujur sebenarnya ia sudah gugup ada keinginan untuk berbuat lebih tapi ia tidak tahu itu apa. "Sedikit.."
Kini Ben melingkarkan tangan kekarnya memeluk tubuh Selena, tidak ada jarak diantara keduanya.
Dada Selena menempel dan Ben dapat merasakan itu, mata keduanya saling tatap dengan jarak yang begitu dekat.
Jantung Selena mulai berdebar, ia tidak pernah melakukan ini saat bersama Galang. "Om..."
"Bagaimana?."
"Milikmu."
Greph!
Ben tak membiarkan Selena melanjutkan ucapan, pria tampan itu langsung mendekapnya memeluk dengan erat membuat Selena sedikit kebingungan. "Sebentar saja."
Perasaan apa ini? Selena semakin deg-degan apalagi dengan nada bicara Ben yang lembut ditambah posisi keduanya.
"Lupakan milikku biarkan saja dan jangan takut juga, aku tak akan melakukannya apalagi sampai memaksamu bocil." Lirih Ben, ia tak mau Selena takut karena kelainannya juga.
"Oke om."
Sebelum melepas pelukan, tangan kekar Ben menyentuh tengkuk Selena.
"Apa kau pernah berciuman?."
Karena memang tidak pernah Selena menggelengkan kepala. "Belum pernah."
"Mau merasakannya juga?."
Dirasa Ben mengambil kesempatan dalam kesempitan, Selena tidak akan melewati batas. "Tidak om! itu untuk sepasang kekasih yang saling mencintai kita hanya terikat kesepakatan."
"Cih.." Bisik Ben. "Katanya penasaran bocil?."
"Dengan melihat dalam film aku juga sudah tahu dan pasti seperti itu, untuk ciuman aku tak se-penasaran itu om." Blak-blakan Selena.
"Justru karena lewat ciuman itu paling berbahaya."
"Kenapa??."
"Celana dan baju bisa terlepas."
Selena terdiam ia tahu maksudnya. Setelah dirasa puas memberi makan rasa penasarannya, Selena hendak melepaskan diri dari dekapan, namun tangan kekar Ben masih menahannya.
"Kau hanya bisa seperti ini kepadaku saja! tidak ada pria lain! jika membantah aku tak segan-segan menusukkan milikku ini secara paksa." Ujarnya serius sampai membuat Selena menelan saliva.
"Dan ingat di masa depan aku akan balas depan kepadamu!."
Selena mengerutkan kening. "Dendam apa?."
"Ku buat kau jatuh cinta dan bersedia menikah denganku, camkan itu dari mulai sekarang!." Lirih Ben.
"Kita lihat saja nanti."
.
TBC
Sebelum lanjut ingat! tinggalkan jejaknya ya😉🤗
kekurangannya menurutku pemilihan kata2 yg kurang sesuai dengan makna kata itu sendiri. bahasanya juga....😶🌫️
love sekebon deh