SYAHNALA
...Di Senin pagi tepatnya di rumah Nala.......
pagi hari ini Nala bangun lebih awal, karena dia takut untuk bertemu dengan seseorang yang satu atap dengannya.
Ia berjalan menuruni tangga, saat ia sampai dibawah ia bertemu dengan BI Inah yang sedang memegang sebuah paperbag, yang ia yakini bahwa paperbag itu berisi makanan untuknya.
"ini non Nala,bibi tau non Nala pasti bakalan pergi jam segini" ucap bi inah pada
Nala mengambil paperbag itu dari tangan BI Inah, lalu pergi meninggalkan BI Inah yang masih berdiri di sana, Tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"hati-hati non...." teriak BI Inah pada Nala, namun Nala tak menghiraukan nya
Nala berjalan menuju halaman, yang dimana disana ada pak Pardi yang sedang menyiapkan mobil untuknya dan dini.
"ehh non Nala, udah mau berangkat?...tapi non dini belum keluar non, dan ini juga masih pagi banget non pasti sekolahan masih sepi.." ucap pak Pardi pada Nala tetapi lagi-lagi Nala mengacuhkan pak Pardi
Tapi apa yang pak Pardi katakan itu benar, ini masih begitu pagi untuk Nala berangkat sekolah, tapi rasa takut menyelimuti Nala, ia ingin segera pergi ke sekolah tanpa memperdulikan orang lain.
Tanpa menjawab ucapan pak Pardi padanya, ia langsung masuk kedalam mobil dan duduk di kursi penumpang.
Pak pardi yang melihat itu tak ada pilihan lain selain membawa Nala ke sekolahnya segera, walaupun itu pasti akan menjadi sangat capek baginya.
Karena jarak sekolah Nala dan rumahnya begitu jauh, belum lagi dia harus bergegas kembali untuk mengantar dini, mau tidak mau pak Pardi harus segera mengantarnya agar dia bisa membagi waktunya dengan baik.
"ehm.....yasudah kalo gitu, pak Pardi antar non Nala dulu, nggak apa-apa deh bolak balik, lagian bensin mobilnya masih banyak" ucap pak Pardi sembari memasuki mobil dan duduk di kursi pengemudi.
Mobil itu pun bergegas menuju sekolah Nala, Nala dan dini beda sekolah, dini disekolahkan disekolah internasional sedangkan Nala sekolah di sekolah swasta. Hal ini dikarenakan mamahnya tidak mau Nala bersekolah, disekolah elite seperti sekolah dini.
Bahkan biaya sekolah Nala pun ia bayar sendiri, menggunakan uang yang ia dapatkan dari warisan kakeknya, karena sekolah itu impian dari kakeknya.
...***********...
Waktu berlalu cukup lama Nala akhirnya tiba di sekolah, Nala membuka pintu mobil dan pergi meninggalkan pak Pardi di mobil sendiri tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"non Nala hati-hati yah sekolahnya" ucap pak Pardi padanya, tetapi ia tak memperdulikan nya dan malah masuk kedalam sekolah tanpa berpamitan.
Pak Pardi pun akhirnya pergi meninggalkan sekolah, Nala berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya, di tengah perjalanan ia tak sengaja menabrak seseorang.
"ehh.... astaga maaf gue nggak lihat" ucap seorang pria yang menabraknya, pria itu mengulurkan tangannya bermaksud ingin membantunya berdiri.
Namun Nala hanya melihat sekilas ke tangan pria tersebut, ia pun bergegas berdiri sendiri, Nala memperlihatkan pria didepannya.
Tubuh pria itu lebih tinggi darinya dengan wajah yang bersih, kulitnya yang putih, senyuman yang manis, dengan almamater biru menghiasi seragamnya.
Nala yakin bahwa pria ini salah satu anggota OSIS, tanpa mengucapkan sepatah kata pun Nala pergi meninggalkan pria itu dengan wajah bingung dan uluran tangannya yang tak dibalas oleh Nala.
"hah....dia nggak marah kan" ucap pria tersebut dia berlari pelan mencoba menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki Nala.
"ehh.... aku minta maaf kamu nggak kenapa-napa kan kamu marah yah?" tanya pria tersebut sembari menyamakan langkah mereka
Tetapi Nala hanya membalas nya dengan gelengan kepala, yang membuat pria itu semakin bingung.
"terus kalo nggak marah kenapa pergi? dan nggak nge balas uluran tangan ku?" ucapnya pria itu pada Nala
Nala menghentikan langkahnya begitupun pria tersebut, Nala menoleh ke arah pria tersebut lalu berkata.
"aku bisa berdiri sendiri" ucap nya dengan wajah tanpa ekspresi itu.
"ya....tapi...aku cuman mau bantu kok, sebagai ucapan maaf....oh iya aku hidan ketua OSIS" ucap pria itu sembari kembali mengulurkan tangannya bermaksud mengajak Nala berkenalan.
"Nala...." ucapnya tanpa membalas uluran tangan hidan lalu berlalu pergi
Ini pertama kalinya hidan melihat Nala, bagaimana tidak Nala hanya menghabiskan waktunya di dalam kelas ataupun perpustakaan.
Tetapi bagi hidan namanya seperti tak asing baginya, apa mungkin karena dia ketua OSIS? Ia mungkin memiliki data-data siswa?
Tapi di pertemuan pertama mereka ini, hidan terpana dengan tatapan mata Nala, walaupun itu terjadi sangat singkat, bagi hidan Nala itu lucu, walaupun wajahnya terlihat selalu datar.
"sayang banget,orang imut kayak dia memiliki sifat yang cuek,dasar gadis freak...." ucap hidan sembari tersenyum kecil.
Hidan segera pergi ke ruang osis, karena hari ini anak osis mengadakan rapat begitu awal.
Tak lama lagi sekolah mereka akan berulang tahun yang ke 10 tahun, pastinya ini sudah menjadi tugas anak OSIS untuk melakukan sebuah kegiatan untuk mengisi acara nantinya.
HIDAN kini telah sampai di ruang osis, beberapa anggota osis sudah berkumpul dan dia rasa ini sudah cukup.
Rapat osis pun dimulai, hidan memberikan beberapa penjelasan kepada anggota-anggota osis nya dan ia juga meminta bantuan pada anggotanya tentang hal apa saja yang akan mereka lakukan nantinya.
"kak hidan, gimana kalo kita buat lomba untuk setiap ekskul kak...." seru salah satu anggota osis yang baru kelas 10 itu.
"ekskul.... tapi di sekolah kita ini hanya ada 5 ekskul saja! mungkin saran kamu bisa saya terima" ucap hidan sembari menunjuk ke arah anggota OSIS yang memberikan saran tadi.
"ekskul di sekolah kita ini kan ada bola basket, sepak bola, badminton, seni musik, dan seni tari. Seharusnya kita juga menambah beberapa acara lagi bukan? Siapa tahu salah satu siswa/siswi mau berpartisipasi pada acara ini"ucap salah satu anggota osis yang tidak lain adalah Alya.
"bisa aja sih...mungkin kita akan mengadakan acara selama 3 hari, dimulai dari lomba basket sebagai pembukaan dan sepak bola penutupan dan di isi oleh beberapa siswa/siswi yang ingin menunjukan bakatnya" ucap hidan pada merek, yang membuat mereka semua bersorak.
"iya kak setuju" ucap anggota OSIS serentak.
...***********...
Nala memasuki ruang kelasnya dan hendak duduk di bangkunya, Nala mengambil sebuah novel favoritnya dan mulai membacanya sembari menunggu bel upacara hari Senin akan di mulai.
Nala terlalu sibuk membaca novel sampai-sampai ia tak menyadari keberadaan Tasya di sampingnya.
"hai Nala... seperti biasa ya.... Lo selalu datang cepat dan sibuk baca buku Lo itu" ucap Tasya padanya tetapi ia masih tak menghiraukan nya, dan malah fokus pada novelnya itu
"ehm....Nala Lo mau ke lapangan bareng nggak nanti?" ajak Tasya yang masih tak di hiraukan olehnya
...Tak lama bel pun berbunyi tanda upacara hari Senin akan dimulai....
"(SEMUA SISWA SISWI SMA MERDEKA SEGERA BERKUMPUL DILAPANGAN UPACARA HARI SENIN AKAN SEGERA DIMULAI)" ucap seorang guru menggunakan mic.
Nala pun kembali menaruh novel favoritnya ke dalam tas dan bergegas menuju lapangan tanpa memperdulikan Tasya.
"susah banget yah.... berteman sama Lo Nala" ucap tasya.
...Seluruh siswa siswi sma merdeka sudah berkumpul di lapangan upacara, dan berbaris sesuai kelas mereka masing-masing....
...Upacara hari Senin pun akhirnya dimulai...
"saya Toni Setiawan selaku kepala sekolah SMA merdeka, ingin berterima kasih kepada guru-guru sekalian karena sudah mendidik anak SMA merdeka, sehingga mereka mampu menjadi anak-anak yang pintar dan juga berbakat. saya juga ingin menyampaikan bahwa tak lama lagi sekolah kita akan berulang tahun yang ke 10 tahun, tak terasa SMA merdeka sudah berdiri sejauh ini dan melahirkan anak-anak berbakat seperti kalian semua, satu persatu tujuan hidup bapak mulai terpenuhi. sedari kecil saya ingin mendidik dan melihat anak-anak penerus bangsa menjadi sangat berbakat berkat naungan saya, dan sekarang impian itu sudah tercapai!! kedepannya saya memiliki tujuan hidup untuk melihat anak-anak ku sekalian menjadi sukses dan mengharumkan nama sekolah kita....hanya itu yang bisa saya sampaikan kepada anak-anak ku sekalian, karena saya tahu kalian pasti capek dan panas yah? berdiri dilapangan sedari tadi.... untuk itu saya akhiri.....wasalam mu Alaikum" pidato panjang dari kepala sekolah.
Mendengar pidato yang di sampaikan kepala sekolah membuat Nala bertanya-tanya? apa itu tujuan kehidupan? bukan kah kita hidup hanya untuk merasakan rasa sakit? Dan untuk apa kita memiliki itu
Sebenarnya apa arti kehidupan itu? mengapa kita harus hidup? dan mengapa kita harus punya tujuan hidup?
...Tak terasa upacara hari Senin itu selesai, seluruh murid masuk kedalam kelasnya masing-masing, jam pertama akan segera dimulai....
"eh.....Nala, Lo mau ikut lomba nggak? Tapi gue nggak pernah lihat dan tau Lo ikut ekskul apa?" Tanya Tasya padanya, Nala menoleh ke arah Tasya lalu berkata.
"aku tak ikut hal semacam itu, karena aku tak tahu apa bakat ku!"ucapnya pada Tasya sembari mengambil buku pelajaran yang ada di dalam tasnya.
"hem....kenapa Lo nggak coba cari tahu bakat Lo aja,? kan Lo itu peringkat satu di kelas kita! masa Lo nggak punya bakat sih! apalagi Lo itu pintar banget, bisa jadi bakat Lo nyanyi atau nari bisa juga main badminton kan? kenapa nggak coba cari tahu saja" ucap Tasya panjang lebar padanya.
"untuk apa mencari sesuatu yang tidak berguna untukku" ucapnya tanpa melihat ke arah Tasya, dan membuka lembaran bukunya.
"bakat itu berguna Nala buat kita semua Lo har......"belum sempat Tasya menyelesaikan ucapannya Bu Eka sudah masuk ke dalam kelas.
...kelas di jam pertama pun mulai....
...Bu Eka menjelaskan pelajaran tentang norma dan hukum....
"ada yang tahu tujuan norma Dibuat?"tanya Bu Eka kepada murid-muridnya
"Nala, Lo tahu jawabannya nggak?"tanya Tasya padanya, ia pun mengulurkan tangan ke atas, ibu eka yang melihat itu langsung menunjuk ke arahnya.
"yah Nala, apa tujuan norma di bentuk kamu tahu?" tanya Bu Eka padanya
"Untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat" jawabnya tanpa ekspresi
"yah benar, segala sesuatu pasti punya tujuan, dan norma di bentuk tujuannya untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. kalian di buat juga pasti punya tujuan kan? misalnya orang tua kalian ingin kalian jadi penerusnya, dan juga contohnya sekolah ini di buat tujuannya untuk melahirkan anak-anak berbakat seperti kalian ini" ucap Bu Eka menjelaskan.
Segala sesuatu yang di buat pasti punya tujuan apa maksudnya? Apakah itu semua benar? atau hanya ucapan untuk memberikan kita semangat untuk hidup?
Nala berfikir, jika ia tak mempercayai adanya tujuan kehidupan. Karena sekarang yang ia inginkan hanya ketenangan, mau hidup dengan adanya tujuan atau tidak itu tak akan mengubah apa-apa bukan? Pikirnya.
...Jam pelajaran pertama, kedua, dan ketiga tiga telah usai tiba lah waktunya istirahat....
Nala masih memikirkan apa yang dikatakan Bu Eka dan kepala sekolah tadi, ia tak tahu apa tujuan hidupnya, selama ini dia hanya menjalani kehidupannya mengikuti alurnya, tanpa memikirkan tentang masa depannya.
Nala yang masih berfikir tentang ucapan kepala sekolah dan Bu Eka, tak menyadari jika kini di depannya sudah ada Alya dan Tasya yang hendak mengajaknya ke kantin bersama.
"nala, Lo nggak mau apa sekali-kali ke kantin bareng kita?" tanya Tasya padanya
"gue tahu Lo bawa bekal... tapi Lo juga harus berbaur oleh orang-orang....Lo harus tau siapa aja penghuni sekolah ini, bukannya cuman diam di kelas pergi ke perpustakaan hanya untuk membaca buku yang sama" ucap Alya padanya, mata Alya fokus melihat novel yang ada di tangan Nala.
"iya....Lo selalu baca buku itu emangnya nggak bosan yah?" tanya Tasya sembari menunjuk ke arah novel miliknya
"Lo baca berulang-ulang emang udah tau makna novelnya?" tanya Alya padanya, tanpa menjawab pertanyaan dari mereka berdua, Nala segera berdiri dan pergi meninggalkan mereka
"dasar Nala aneh....." ucap Alya kesal
"udah Al.... kita ke kantin berdua aja" ucap Tasya
"kan gue dari tadi juga bilang!!! jangan ajak anak aneh itu....!" ucap Alya sembari menunjuk ke arah luar.
"ya...tapi nggak ada salahnya kan" ucap Tasya pada Alya.
Alya dan Tasya pun pergi ke kantin berdua, sedangkan Nala?
Sebenarnya Nala hendak pergi menuju perpustakaan, tetapi ia tahu jika di perpustakaan kita tidak beloh membawa makanan, biasanya Nala menghabiskan makanannya di dalam kelas sendiri setelah itu baru dia ke kantin.
Tetapi karena Alya dan Tasya tadi mengajaknya, ia jadi merasa tak nyaman dan pergi meninggalkan kelas.
Nala mencoba berfikir kemana ia akan makan sekarang, ia melihat ke atas dan berfikir menuju rooftop.
Disana pasti sepi dan tenang pikirnya, Nala pun mulai menaiki anak tangga menuju rooftop.
Setibanya di rooftop, Nala membuka pintu rooftop perlahan dan langsung di sambut oleh terpaan angin yang begitu sejuk.
Nala melangkah kan kakinya masuk kedalam rooftop, dan menutup pintu rooftop, ia melihat ke sisi rooftop disana terdapat sebuah bangku, ia pun berfikir untuk pergi kesana.
Nala pun memakan bekalnya bersama dengan angin yang nyaman di atas rooftop, kini bekalnya telah habis dan waktunya untuk membaca novelnya.
Ia membaca novelnya sembari mendengarkan lagu perfect Ed Sheeran, mengunakan earphone, tanpa ia sadari kini ada dua pria yang berdiri tepat di belakangnya sembari memandanginya.
Setelah menghabiskan makanannya, dia menaruh kembali kotak bekalnya ke dalam paperbag dan mengambil earphone yang ada di saku bajunya dan menaruhnya di telinganya.
Dia membaca novel sembari mendengarkan lagu (perfect -ed Sheeran) tanpa dia sadari bahwa ada dua orang yang memasuki rooftop.
Ia yang merasakan ke hadiran seseorang dibelakangnya pun menoleh kebelakang.
Ia kini melihat dua pria yang ia yakini adalah kakak kelasnya, bisa dilihat dari lambang kelas mereka yang berwarna merah, yang artinya mereka dari kelas 12.
Pria disebelah kiri dengan rambut yang rapi, wajah yang bersih, kulitnya yang terlihat agak putih, dilengkapi dengan cara berpakaiannya juga yang begitu rapi.
Dan pria disebelah kanan yang terlihat lebih tinggi dari pria dengan tampilan rapi itu, kulit sawo matang, wajahnya juga begitu bersih, tetapi tidak dengan pakaiannya, seragam putih yang tak di kancing, dan kaos hitamnya yang terlihat, rambut yang terlihat berantakan tetapi itu membuatnya terlihat tampan
"hai..... kita ganggu yah... saran gue sih kalo Lo mau nenangin diri di rooftop pintu nya jangan di tutup nanti bakalan susah di buka" jawab seorang laki-laki dengan seragam rapi itu sembari tersenyum manis ke padanya
melihat senyuman itu Nala terasa seperti terhipnotis, tetapi dia begitu cepat menganggukkan kepalanya dan segera berdiri hendak meninggalkan rooftop.
Sebelum salah seorang pria dengan wajah juteknya itu memegang pergelangan tangannya.
...^^^Happy reading ^^^...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Bening
bagus ceritan nya
2024-06-08
0
piyo lika pelicia
semangat kak ☺️
2024-05-11
1
piyo lika pelicia
kalau bisa jangan sepanjang ini kak buat 6 atau 8 paragraf aja supaya enak di lihat ☺️
2024-05-11
1