Gara, cowok dengan semangat ugal-ugalan, jatuh cinta mati pada Anya. Sayangnya, cintanya bertepuk sebelah tangan. Dengan segala cara konyol, mulai dari memanjat atap hingga menabrak tiang lampu, Gara berusaha mendapatkan hati pujaannya.
Tetapi setiap upayanya selalu berakhir dengan kegagalan yang kocak. Ketika saingan cintanya semakin kuat, Gara pun semakin nekat, bahkan terlibat dalam taruhan konyol.
Bagaimana kekocakan Gara dalam mengejar cinta dan menyingkirkan saingan cintanya? Akankah Gara mendapatkan pujaan hatinya? Saksikan kisah cinta ugal-ugalan yang penuh tawa, kejutan, dan kekonyolan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Menjadi Diri Sendiri
Setelah mengobrol penuh canda tawa, tiba-tiba Gara menampilkan ekspresi yang tak biasa. Ia menatap Anya dengan tatapan lembut penuh cinta yang belum pernah Anya lihat sebelumnya.
"Deg"
Entah mengapa, jantung Anya tiba-tiba berdetak semakin kencang saat tatapan matanya bertemu dengan netra Gara yang hitam pekat. Tanpa sadar, Anya terpesona menatap Gara. Ia baru sadar bahwa ternyata Gara cukup tampan; semakin dilihat, semakin terlihat pesonanya.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya Gara dengan suara lembut yang lagi-lagi baru Anya dengar.
"Ah, aku merasa kamu tiba-tiba berubah. Jangan bilang kamu kesurupan dan jadi berubah seperti ini," ucap Anya, merasa canggung.
Gara tersenyum lembut, masih menatap Anya dengan tatapan yang entah mengapa membuat detak jantung Anya semakin berdebar tak menentu.
"Percaya nggak, sebenarnya aku bersikap konyol dan ugal-ugalan ini bukan tanpa alasan. Aku ingin menemukan wanita yang mau menerima dan mencintaiku apa adanya," katanya, membuat Anya tertegun.
Anya terdiam sejenak, mencerna kata-kata Gara. Rasa canggung di antara mereka mulai memudar, tergantikan oleh ketulusan yang mengalir dari kata-kata Gara.
"Jadi, kamu sebenarnya serius tentang semua ini?" tanya Anya, sedikit ragu.
Gara mengangguk dengan tegas, senyumnya masih tak pudar. "Iya, Anya. Setiap kali aku berusaha untuk jadi lebih baik, itu bukan untuk menyenangkan orang lain, tapi untuk menunjukkan siapa diriku yang sebenarnya. Aku ingin kamu tahu bahwa aku tulus mencintaimu."
Anya merasa jantungnya berdebar kencang. Dia teringat semua momen konyol yang telah mereka lalui, semua kegagalan Gara yang justru membuatnya semakin tertawa dan semakin dekat. "Konyolmu itu yang justru membuatku suka padamu," jawab Anya sambil tersenyum. "Karena kamu menjadi dirimu sendiri."
Gara tersenyum lebih lebar, merasakan ada kelegaan dalam hatinya. "Anya, aku ingin hubungan kita ini bukan hanya sampai di sini. Aku ingin kita melangkah lebih jauh. Aku ingin menikahimu bila waktunya sudah tepat nanti, membangun kehidupan bersama, dan menghabiskan sisa umur kita bersama."
Mendengar itu, Anya terkejut dan jantungnya berdebar semakin cepat. "Kamu serius, Gara? Menikah?"
"Iya," kata Gara mengangguk dengan penuh keyakinan. "Aku ingin kita bersama dalam suka dan duka, saling mendukung satu sama lain hingga akhir usia kita."
Anya merasakan kebahagiaan yang tak terlukiskan. "Itu membuatku bahagia. Aku juga ingin kita menjalani hidup bersama, Gara."
Mereka saling menatap dengan penuh cinta, dan dalam momen itu, dunia seakan menghilang. Hanya ada mereka berdua, dikelilingi oleh tawa dan cinta yang semakin dalam di antara mereka.
Tiba-tiba, suara orang tua Anya memanggil dari dalam rumah. "Anya! Gara! Ayo masuk! Makan malam sudah siap!"
Gara tersentak sesaat mendengar ajakan ayah Anya, perasaan senangnya tak bisa ia sembunyikan. Bagi Gara, diundang makan malam bersama keluarga Anya adalah tanda baik, bahkan bisa dibilang lampu hijau dari calon mertua! Ia menoleh ke Anya sambil tersenyum penuh kemenangan, seolah-olah dia baru saja memenangkan medali emas.
"Iya, Pak! Terima kasih banyak!" seru Gara dengan suara sedikit bergetar, namun penuh antusias. Sambil menahan rasa senangnya, ia berbisik ke Anya, "Udah kayak mimpi nggak, sih? Siapa tahu, makan malam ini jadi jalan kita menuju pelaminan!"
Anya terkekeh menertawakan kekonyolan Gara lalu menyikut pelan Gara. "Kamu tuh ada-ada aja! Yuk, sebelum makanannya dingin." Mereka berdua beranjak dari tempat duduk, berjalan beriringan ke dalam rumah menuju ruang makan, dengan hati yang lebih ringan dan senyuman yang tak terhapuskan, siap untuk melangkah bersama ke masa depan yang mereka impikan. Di meja makan, suasana hangat dan aroma masakan ibu Anya sudah menyambut keduanya dengan ramah.
Di sepanjang makan malam, Gara menunjukkan sisi terbaiknya, atau setidaknya, versi terbaik dari dirinya yang biasanya ugal-ugalan. Semua orang di meja makan pun tak bisa menahan senyum melihat kesungguhan Gara yang kadang-kadang diselingi kekonyolan khasnya, membuat suasana jadi semakin hangat dan penuh canda tawa.
Di meja makan ini, Gara merasakan kehangatan yang berbeda. Canda tawa ringan dan obrolan sederhana mengalir di antara mereka, membuatnya merasa benar-benar diterima. Sekilas, ia melirik Anya yang tertawa mendengar cerita lucu dari ibunya, dan dalam hati ia berjanji akan menjaga kebahagiaan Anya seumur hidupnya.
Setelah makan malam selesai, Gara dan Anya berdua melangkah ke teras untuk menikmati udara malam. Dengan mantap, Gara menggenggam tangan Anya dan berkata, "Anya, aku tahu ini baru awal, tapi ... maukah kamu berjalan bersamaku, merangkai masa depan berdua?"
Anya tersenyum lembut, dan mengangguk tanpa ragu. Mereka berdua menatap bintang di langit, seolah-olah masa depan cerah terbentang di hadapan mereka.
Gara tersenyum puas. Dalam hati, Gara bergumam, "Sampai di titik ini, aku menyadari, jadi diri sendiri ternyata membawa aku sampai di sini, ke titik di mana mimpi-mimpi kecilku perlahan menjadi nyata. Usaha dan perjuangan yang tulus memang nggak pernah mengkhianati hasil. Jerih payah dan perjuangan gigihku selama ini, akhirnya membawaku ke tempat yang tak pernah kubayangkan. Melampaui ekspektasi." Rasa seperti mimpi yang menjadi nyata membanjiri hatinya. Gara merasa seperti sedang terbang di atas awan. Semua perjuangannya terasa sepadan saat melihat pencapaiannya saat ini.
Gara tak menyangka, dirinya yang ugal-ugalan dan konyol, tapi tetap menjadi diri sendiri bisa sampai di titik ini, mendapatkan pujaan hati. Senyuman lebar terukir di wajahnya. Siapa sangka, pemuda yang dulu sering ditertawakan karena kelucuannya, kini berhasil memikat hati gadis impiannya.
Gara menatap Anya yang tersenyum di sebelahnya, menyadari bahwa ini baru awal dari perjalanan mereka bersama. Dalam hati, ia berbisik, "Terima kasih untuk semua yang membawa aku sampai di titik ini."
The End
...🌸❤️🌸...
Pesan moral yang bisa disampaikan dari keseluruhan isi cerita ini antara lain:
Keberanian untuk Mencintai: Gara menunjukkan bahwa cinta memerlukan keberanian. Meskipun banyak kegagalan dan situasi konyol yang dialaminya, dia tetap berusaha untuk mendekati Anya, mencerminkan tekad dan semangat juang yang tinggi.
Menjadi Diri Sendiri: Kisah Gara mengingatkan kita tentang pentingnya menjadi diri sendiri. Meskipun dia memiliki kepribadian yang konyol dan sering kali mengalami kegagalan, ketulusan dan keaslian dirinya adalah daya tarik utama yang membuat Anya dan orang-orang di sekitarnya menyukainya.
Humor sebagai Jembatan: Gara menunjukkan bahwa humor dapat menjadi alat yang efektif untuk mendekatkan diri kepada orang lain. Dengan membuat orang lain tertawa, dia menciptakan suasana nyaman dan positif, yang membantu mempererat hubungan.
Menerima Kegagalan: Gara mengajarkan kita bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan. Daripada merasa putus asa, dia mampu melihat sisi lucu dari setiap situasi dan terus mencoba, yang merupakan sikap yang positif dalam menghadapi tantangan.
Dukungan Teman: Kisah ini juga menunjukkan pentingnya dukungan dari teman-teman. Darto, Yoyok, dan yang lainnya selalu ada untuk Gara, memberikan dorongan dan semangat, menyoroti nilai dari persahabatan yang solid.
Keluarga dan Nilai-Nilai Tradisional: Hubungan Gara dengan orang tua Anya menggambarkan pentingnya menghormati keluarga dalam konteks cinta. Keterbukaan dan interaksi yang baik dengan orang tua menunjukkan bahwa hubungan yang sehat juga melibatkan penerimaan dari pihak keluarga.
Menciptakan Kenangan Indah: Kisah ini menggarisbawahi bahwa momen-momen kecil dan konyol dalam hidup dapat menciptakan kenangan yang berharga dan berkesan, membuat perjalanan cinta menjadi lebih berarti.
Secara keseluruhan, kisah Gara menyoroti bahwa cinta sejati tidak selalu harus sempurna, tetapi harus tulus, penuh usaha, dan mampu menghadirkan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain.
Segi positif dari semua uraian di atas bisa disebut sebagai "Pelajaran Hidup tentang Cinta dan Ketulusan." Ini mencakup nilai-nilai seperti keberanian dalam mencintai, pentingnya menjadi diri sendiri, humor sebagai jembatan dalam hubungan, penerimaan terhadap kegagalan, dukungan dari teman, menghormati keluarga, dan menciptakan kenangan indah. Keseluruhan tema ini mengajarkan bahwa cinta yang tulus dan usaha yang konsisten dapat membawa kebahagiaan, meskipun perjalanan cinta tersebut penuh dengan konyol dan tantangan.
Terima kasih sudah mengikuti kisah roman picisan Gara dan Anya sampai akhir! Semoga perjalanan cinta mereka yang penuh tawa, jatuh-bangun, dan sedikit kegilaan ini bisa menghibur, atau setidaknya bikin kamu senyum-senyum sendiri.
Kalau masih belum puas dengan kekonyolan yang ada di cerita ini, jangan sungkan untuk mampir ke karyaku yang lain! Siapa tahu ada karakter yang bisa bikin kamu senyum, ketawa, atau mungkin … jatuh cinta (lagi).
Sampai ketemu di cerita berikutnya, dan jangan lupa bawa camilan!
The end.
Ditunggu launching novel terbarunya ya smg sehat sll dan sukses sll dan semangat sll terus berkarya.....