Dalam sebuah pesta seorang gadis bernama Elis sengaja di tugaskan oleh sang ayah untuk menggoda para pengusaha muda yang kaya raya. Namun siapa sangka Elis malah terjebak dengan seorang pria yang paling di takuti di dunia bisnis.
Louise Mahendra Maxim adalah CEO dari Boison Grup terkenal dingin dan kejam. Seseorang yang pintar dan juga cerdas namun sayangnya malah jatuh hati pada Elis putri seorang pengusaha licik dan serakah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seandainya Kau Selingkuh
Elis yang awalnya bingung mau menjawab apa tiba-tiba tersenyum ketika ingat sesuatu.
"Seandainya kau selingkuh maka pernikahan kita akan berakhir." jawab Elis yang membuat Louise terkejut.
"Sesuai perjanjian yang sudah kita sepakati, kau tidak boleh memiliki hubungan dengan wanita lain. Begitu juga aku. Dan jika kau melanggarnya aku berhak menuntut cerai." lanjut Elis lagi mengingatkan Louise tentang perjanjian pernikahan yang mereka buat dulu.
Louise tidak menyangka Elis akan berkata demikian dengan begitu semangat. Sepertinya wanita itu sangat berharap pernikahan ini akan berakhir.
"Ya, kau benar. Kau boleh menceraikan aku jika aku melanggar perjanjian itu." balas Louise.
"Sekarang tidurlah. Ini sudah malam." kata Louise lagi sambil merebahkan tubuhnya berbaring memunggungi Elis.
Kemudian Elis juga ikut merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Terbesit di pikiran Elis mengapa Louise tidak pernah menyentuhnya padahal sudah hampir dua bulan mereka menikah. Apa Louise tidak normal ? Tapi tidak mungkin Louise tidak normal. Ciumannya saja sangat menggairahkan. Elis menjawab sediri pertanyaannya.
Mereka memang sudah pernah berciuman beberapa kali tapi belum pernah melakukan hubungan suami istri. Tak ingin pusing memikirkan tentang Louise, Elis kemudian memejamkan matanya berharap agar segera tidur karena ini memang sudah larut.
*
Saat ini Elis sedang berada di cafenya. Menghitung pendapatan dan pengeluaran cafe bulan ini. Ponsel Elis tiba-tiba berbunyi dan Elis segera menjawab panggilan yang ternyata dari sang ayah.
"Halo, pa."
"Elis bagai mana kabar mu ?" tanya Aryo dari seberang sana.
"Aku baik pa. Papa apa kabar? Maaf aku belum sempat mengunjungi papa."
"Papa baik, nak. Jika kau tidak sibuk ajaklah Louise datang ke rumah. Kita makan malam bersama."
"Ya, pa. Nanti aku sampaikan pada Louise." jawab Elis.
Sebenarnya Elis merasa tidak enak pada papanya karena sudah beberapa kali memintanya membawa Louise datang berkunjung tapi suaminya itu selalu sibuk.
Pukul tiga sore Elis memutuskan datang ke perusahaan Boison Grup untuk menemui Louise. Meski berstatus sebagai istri sang CEO tak membuat Elis semena-mena di kantor suaminya. Elis tetap menemui resepsionis terlebih dulu.
"Selamat sore nona." sapa staf resepsionis memberi hormat.
"Sore. Apa Louise ada di kantor ?" tanya Elis yang membuat staf wanita itu terkejut.
Istri CEO mereka menanyakan keberadaan suaminya. Apa nona Elis tidak memberitahukan pada suaminya akan datang kesini ? batinnya.
"Tuan Louise ada di ruangannya." jawab staf wanita itu.
"Boleh aku bertemu dengannya ?" tanya Elis lagi.
"Tentu saja, nona. Mari saya antar ke ruangan beliau."
"Ah, tidak perlu. Aku sendiri saja. Terima kasih." balas Elis sambil berlalu.
Staf resepsionis menggelengkan kepala melihat sikap istri CEO nya yang seperti orang lain. Begitu formal.
Elis masuk ke dalam ruangan CEO setelah mengetuk pintu. Louise yang sudah diberitahukan tentang kedatangan sang istri pun menghentikan pekerjaannya. Namun pria itu tidak beranjak untuk menyambut istrinya. Louise tetap duduk di kursi kebesarannya.
"Ada apa sampai membuat mu datang kemari ?" tanya Louise yang tak ada romantis -romantisnya.
Mereka berdua masih saja bicara seperti dua orang asing. Karena yang sebenarnya mereka memang jarang bertemu, selain waktu sarapan pagi. Louise sering pulang larut malam atau lebih banyak menghabiskan waktu di ruang kerjanya ketika berada di rumah
"Papa mengundang kita untuk makan malam di rumahnya malam ini. Aku harap kali ini kau bisa datang." kata Elis dengan nada sedikit memohon.
Elis sangat berharap Louise bisa meluangkan waktunya malam ini untuk datang. Dia tidak mau membuat papanya sedih karena menganggap hubungannya dengan Louise tidak baik karena mereka jarang sekali pergi berdua. Elis tahu papanya mungkin masih bersedih atas perceraian Lidia dan Firman dan Elis tidak mau menambah beban pikiran sang ayah.
