NovelToon NovelToon
Agent UnMasked

Agent UnMasked

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Roman-Angst Mafia
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

“Namamu ada di daftar eksekusi,” suara berat Carter menggema di saluran komunikasi.

Aiden membeku, matanya terpaku pada layar yang menampilkan foto dirinya dengan tulisan besar: TARGET: TERMINATE.

“Ini lelucon, kan?” Aiden berbisik, tapi tangannya sudah menggenggam pistol di pinggangnya.

“Bukan, Aiden. Mereka tahu segalanya. Operasi ini… ini dirancang untuk menghabisimu.”

“Siapa dalangnya?” Aiden bertanya, napasnya berat.

Carter terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Seseorang yang kau percaya. Lebih baik kau lari sekarang.”

Aiden mendengar suara langkah mendekat dari lorong. Ia segera mematikan komunikasi, melangkah mundur ke bayangan, dan mengarahkan pistolnya ke pintu.

Siapa pengkhianat itu, dan apa yang akan Aiden lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Ketidakberdayaan

Aksara duduk di lantai dingin ruangan itu, tubuhnya lemas, tapi pikirannya tidak berhenti berputar. Ia menatap tangan yang terkepal erat di pangkuannya, merasakan denyut nadi yang semakin cepat seiring ketakutan dan kemarahan yang bercampur aduk. Pikiran tentang orang tuanya dan Paulus terus menghantui. Ia tidak bisa membayangkan bahwa semua ini adalah hasil dari orang tuanya bekerja sama dengan pria yang kini berdiri di hadapannya.

Paulus menyeringai, menatap Aksara seperti seseorang yang baru saja memenangkan permainan besar. “Jadi, bagaimana rasanya, Aksara? Mengetahui bahwa darahmu—dan hanya darahmu—adalah kunci dari semuanya?”

Aksara tidak menjawab. Ia hanya menatap Paulus dengan mata penuh kebencian. Di dalam hatinya, ia menolak semua yang dikatakan pria itu. “Orang tuaku tidak mungkin menyetujui ini. Mereka tidak mungkin mengorbankan aku atau siapa pun demi ambisimu yang gila.” Namun, keraguan perlahan merayap masuk. Jika itu benar, mengapa orang tuanya ada di dalam tabung kaca itu?

Paulus mendekat, melangkah perlahan dengan sikap percaya diri. “Kau tahu, Aksara, terkadang kita harus melakukan sesuatu yang sulit demi kebaikan bersama. Orang tuamu mengerti itu. Mereka adalah ilmuwan yang brilian, tetapi mereka juga realistis. Mereka tahu bahwa darahmu adalah satu-satunya cara untuk mewujudkan visi mereka.”

“Visi?” suara Aksara pecah, suaranya rendah tapi penuh amarah. “Mereka tidak pernah memberitahuku tentang ini. Mereka tidak pernah mengorbankan keluarga mereka demi hal yang tidak masuk akal seperti ini.”

“Tidak masuk akal?” Paulus tertawa kecil, penuh ejekan. “Kau tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan. Dunia ini sedang berada di ambang kehancuran, dan darahmu adalah satu-satunya harapan. Orang tuamu tahu itu, dan kau juga akan menyadarinya segera.”

Aksara menggertakkan giginya, mencoba menenangkan dirinya. Ia tidak bisa membiarkan emosi menguasai dirinya sekarang. Ia harus berpikir, harus menemukan celah.

Saat itu, dua penjaga memasuki ruangan dengan membawa alat suntik besar dan tabung kecil berisi cairan bening. Aksara langsung menyadari apa yang akan terjadi. Mereka akan mengambil darahnya—mungkin lebih banyak daripada sebelumnya. Ketakutan mulai merayap di dadanya, tapi ia mencoba untuk tetap tenang.

Paulus memberi isyarat kepada penjaga. “Lakukan dengan hati-hati. Kita tidak boleh kehilangan dia.”

Penjaga mendekati Aksara, dan ia berusaha melawan. Namun tubuhnya masih terlalu lemah akibat injeksi sebelumnya. Ia hanya bisa meronta lemah saat salah satu penjaga memegang lengannya dan yang lainnya menyiapkan alat suntik.

“Aku tidak akan membiarkan kalian memanfaatkanku,” geram Aksara, meskipun suaranya terdengar lemah.

Paulus hanya tersenyum dingin. “Kau tidak punya pilihan, Aksara. Ini adalah takdirmu.”

Namun, saat jarum suntik mendekati kulitnya, tiba-tiba sesuatu yang tak terduga terjadi. Alarm berbunyi kencang, memecah keheningan. Lampu di ruangan itu berkedip-kedip, dan suara pengumuman terdengar di seluruh gedung.

“Peringatan! Sistem keamanan telah dilanggar. Semua personel siaga!”

Paulus langsung memutar tubuhnya, wajahnya berubah serius. “Apa yang sedang terjadi?” teriaknya kepada salah satu penjaga.

Penjaga itu menggeleng panik. “Kami tidak tahu, Tuan. Sepertinya ada penyusup.”

Aksara melihat kesempatan itu. Dengan sekuat tenaga, ia meronta dan berhasil melepaskan tangannya dari genggaman penjaga. Dalam sekejap, ia meraih alat suntik yang hampir menyentuh kulitnya dan menggunakannya sebagai senjata. Ia menodongkan alat itu ke salah satu penjaga, memaksa mereka mundur.

Paulus menatap Aksara dengan tatapan tajam, tetapi ia tidak mendekat. “Kau pikir kau bisa kabur dari sini, Aksara? Tidak ada jalan keluar.”

Aksara tidak menjawab. Ia hanya menatap Paulus dengan penuh tekad, lalu berbalik dan berlari keluar dari ruangan itu. Di lorong, ia melihat tanda-tanda kekacauan. Penjaga berlarian ke sana kemari, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Ia terus berlari, meskipun tubuhnya terasa lelah. Ia tahu bahwa ia tidak punya banyak waktu. Jika ia tidak bisa keluar dari tempat ini, semuanya akan berakhir di sini.

Namun, saat ia berbelok di salah satu lorong, ia tiba-tiba berhenti. Di depannya, ada dua tabung besar yang sangat ia kenali—tabung yang berisi orang tuanya. Ia tidak bisa meninggalkan mereka. Tapi bagaimana caranya ia bisa menyelamatkan mereka?

Hatinya bergolak. Ia ingin menghancurkan tabung itu, ingin membawa mereka keluar. Namun, ia tahu bahwa itu tidak mungkin dilakukan sekarang. Jika ia berhenti di sini, ia akan tertangkap lagi.

Di tengah kebimbangannya, suara langkah kaki terdengar mendekat. Ia tidak punya banyak waktu. Dengan berat hati, ia memutuskan untuk pergi, tetapi tidak sebelum ia berjanji kepada dirinya sendiri.

"Aku akan kembali untuk kalian. Aku bersumpah."

Saat ia melanjutkan pelariannya, ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mengawasinya dari bayangan. Sosok itu tersenyum tipis, lalu menghilang di kegelapan.

Bersambung...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hi semuanya, jangan lupa like dan komentarnya ya.

Terima kasih.

1
Riezki Arifinsyah
met Knal Thor
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Erik Andika: mampir di channel ku kak kalo berkenan juga
ziear: oke kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!