NovelToon NovelToon
Sweet Marriage With You (Season 1)

Sweet Marriage With You (Season 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sendu

Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 15

"haaaaaaa......"

Mesya menarik nafas dan terbangun dari tidurnya.  Nafasnya terengah-engah bahkan seluruh tubuhnya berkeringat, Mesya melihat sekeliling dan menyadari jika dirinya telah berada di dalam kamarnya.

"Apa yang sudah terjadi?!...."

Sandi yang melihat Mesya terbangun pun menghampiri Mesya dan langsung memeluknya, Mesya yang sejak tadi masih linglung baru menyadari jika seluruh keluarganya ada di sana.

"Mesya!! Akhirnya kamu sadar juga nak. Mamah sangat khawatir sama kamu" Nur berjalan mendekati Mesya dengan mata berkaca-kaca

Mesya mencoba mengingat apa yang sebelumnya terjadi kepada dirinya, namun hal terakhir yang ia ingat adalah dia dan Dinda sedang berada di kedai kelapa di tepi pantai. Bagaimana bisa dia sudah ada di rumah.

"Apakah aku sedang bermimpi?!" Gumam Mesya

"Kak Mesya!!...."

Mesya melihat Dinda berlari ke arahnya dengan wajah yang sudah berlinang air mata, meski mendapat guncangan dari Dinda yang terus berbicara kepadanya Mesya hanya melamun kebingungan.

"Kak Mesya!! Syukurlah kamu baik-baik saja. Aku benar-benar sangat takut" Ucap Dinda

Mesya menoleh ke arah seluruh keluarganya dan berharap salah satu dari mereka bisa menjelaskan apa yang sudah terjadi kepadanya. Bahkan Dinda yang selalu bersikap jutek dan dingin kepadanya tiba-tiba menangis dihadapannya karena mengkhawatirkan dirinya.

"Ada apa ini?!" Ucap Mesya

"Lebih baik kamu istirahat dulu, nanti Sand ceritakan semuanya ya" Ucap Sand yang merangkul Mesya dan menuntun Mesya untuk kembali berbaring.

Seluruh keluarga meninggalkan kamar dan membiarkan Mesya bersama dengan Sandi. Bahkan Dinda yang tidak ingin beranjak dan ingin terus menemani Mesya pun diminta keluar oleh Sandi.

"Tapi Kak Sandi!!..."

"Keluar dulu Dinda" tegas Sandi

Dengan wajah sedih Dinda hanya bisa menurut dan keluar kamar meninggalkan Sandi dan Mesya berduaan di dalam kamar.

"Kenapa aku tak ingat apapun?" Ucap Mesya  memegangi kepala yang terasa sakit.

Mesya menatap wajah Sandi yang menyimpan kesedihan, meski berusaha menutupinya Mesya yang memiliki perasaan peka itu mengetahuii jika Suaminya itu tengah gelisah.

"Kak Sand....."

Mendengar suara Mesya memanggil namanya Sandi pun tersungkur di tubuh Mesya dan memeluknya dengan erat.  Bahkan Sandi nampak menangis dan terus menggenggam erat tangan Mesya.

"Ada apa Kak Sand?! Apakah kak Sand bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi. Aku benar-benar tak ingat apapun"

Namun pria berusia 33 Tahun itu tak berkutik dan terus memeluk Mesya sambil menangis.

"Kak Sand..."

"Maafin Sand...maafin Sand Mesya!! Sand belum bisa jadi suami yang baik untuk kamu. Sand belum bisa menjaga kamu dengan baik. Sand juga....." keluh Sandi

"Kak Sandi!!" Potong Mesya

Mesya mendorong tubuh Sandi dan ia pun kembali duduk. Melihat Sandi yang duduk di tepi tempat tidur dengan wajah tertunduk membuat Mesya mencoba menenangkannya dengan memeluk Sandi.

Sandi tersentak saat mendapati Mesya tiba-tiba memeluknya. Karena untuk pertama kalinya setelah mereka menikah Mesya berinisiatif memeluk dirinya.

"Kak Sand... Kak Sand sangat baik. Kak Sand selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk aku. Aku bangga sama kak Sand, kak Sand selalu berusaha memenuhi tanggung jawab kak Sand sebagai suami"

"Mesya...."

"Kak Sand pria terbaik yang aku temui, aku beruntung bisa menikah dengan kak Sand. Aku tahu awalnya aku tidak terima karena harus berhenti kuliah jika aku menikah dengan kak Sand, tapi sekarang aku gak akan menyesalinya kak Sand....."

Mendengar ungkapan dari Mesya membuat Sandi kembali meneteskan air matanya dan memeluk Mesya dengan erat.

Setelah suasana mulai tenang Sandi menceritakan bagaimana ia bisa menemukan Mesya dan Dinda. Sandi yang saat itu tengah mengendarai mobil menuju pelabuhan mendapatkan mereka tengah dikerumuni orang-orang di tepi pantai. Dari kesaksian semua orang ada beberapa orang yang mencoba membawa dan menyeret mereka berdua dengan paksa, namun saat mencoba kembali melarikan diri Mesya terkena pukulan di kepala oleh salah seorang penjahat yang mengejarnya. Beruntung ada penduduk yang melihat hal itu dan membantu Mereka.

Setelah mendengar cerita dari Sandi, Mesya merasa jika hal itu yang menjadi alasan kenapa kepalanya terasa sakit. Namun anehnya Mesya tak sedikitpun mengingat kejadian yang diceritakan oleh Sandi.

"Sudah ya, sekarang kamu istirahat saja"

Mesya hanya mengangguk. Sandi kembali membaringkan Mesya dan menutup pintu kamar untuk membiarkan Mesya beristirahat. Sandi yang keluar dari kamar melihat seluruh keluarganya tengah menunggu dan menatap dirinya dengan wajah gelisah.

Sedangkan di dalam kamar Mesya yang mendengar pintu kamar telah ditutup langsung kembali membuka matanya. Meski ia tak ingin meragukan Sandi, namun Mesya merasa ada hal yang aneh dengam cerita Sandi. Karena Mesya tak mengingat sedikitpun kejadian setelah ia dan Dinda berada di kedai kelapa.

"Apa yang sebenarnya terjadi?!...apakah aku melewatkan hal yang penting?!"

***

"Sudahlah Jiz!! Salah lu sendiri juga sejak awal lu ngedinginin si Mesya yang terus ngejar loh. Padahal effort dia udah serius banget sama lu, tapi gue liat lu malah dingin ke dia. Sekarang si Mesya punya cowok lain lu malah galau" Terang Yuda

"Berisik lu Yud, gue lagi males denger ocehan lu ya"

"Yaelah.. baru sekarang lu nyesel haa?? Kemarin lu kemana aja oi, si Mesya udah banyak ngasih effort nya buat ngebuktiin perasaannya. Jam tangan lah, kemeja lah....."

Yuda tersentak dan tak melanjutkan ucapannya.

"Apa yang barusan lu bilang?!" Tanya Ajiz

"Iya lu baru nyesel kan sekarang sat si Mesya udah milih cowok lain...."

"Gaak!! Bukan itu. Tapi lu bilang apa tadi soal jam tangan, kemeja?? Apa maksud loh"

Yuda hanya bungkam, ekspresinya menunjukkan kepanikan.

"Jawab Yud!!..." Ajiz mencekram kerah baju Yuda

"Oke, oke.. sebetulnya jam tangan, kemeja, bahkan makanan yang pernah gue kasih ke lu...itu sebenarnya pemberian dari si Mesya. Tapi si Mesya meminta gue gak bilang kalau itu semua dari dia makanya gue bilang itu kiriman dari orang tua lu..."

Ajiz melepaskan cengkramannya, ia merasa terpukul dan tak percaya jika selama ini Mesya selalu memberikan banyak hal kepadanya. Bahkan di saat Mesya mencoba mendekatinya ia selalu menghindar dan bersikap dingin keadanya. Hingga waktu dimana ia mulai merasakan getaran cinta terhadap Mesya, semuanya terlambat.

"Sejak kapan?!...."

"Apa?!"

"Sejak kapan si Mesya menitipkan banyak barang sama lu!?" Teriak Ajiz kepada Yuda

"Saat lu pulang dari Banten...tunggu, enggak!! Bahkan sebenarnya saat lu masih di Banten yang sering transfer uang ke rekening lu juga sebenernya si Mesya"

"Apaaa?? Jadi itu bukan transferan dari kakak senior kita?!"

"Ada, tapi sebagian besar si Mesya yang transferin lu uang"

Mendengar hal itu Ajiz semakin terpukul. Selama di Banten Ajiz memang mendapatkan banyak pesan dari Mesya, namun Ajiz sering langsung menghapusnya bahkan sebelum membacanya karena merasa risih dengan Mesya yang terus mengejarnya.

"Sejak saat di Banten?!... Itu udah satu semester yang lalu. Kenapa lu gak cerita sama gua sih Yud"

"Kan gua udah bilang si Mesya gak ngizinin gue untuk bilang ke lu kalau itu semua pemberian dari dia"

Ajiz menghela nafas kasar, mendapatkan fakta yang sebenarnya Ajiz kulai menyesal dan ingin mencoba untuk memperbaikinya.

"Lu mau kemana Jiz?!..."

Ajiz mengendarai sepeda motornya dengan cepat. Niat hati ingin mencari Mesya, namun tiba-tiba di tengah jalan Ajiz mendapatkan telepon dari ibu nya yang memintanya untuk segera pulang. Dengan sedikit kesal Ajiz memutar balik sepeda motornya dan melaju pulang menuju Bogor.

Setelah menempuh waktu kurang lebih dua jam Ajiz masuk ke dalam rumah dan melihat sepupunya tengah tertunduk menangis di samping ibunya.

"Ada apa ini?!"

Melihat kepulangan Ajiz semua keluarga meminta Ajiz utuk duduk dan berbiara dengan mereka. Jantung Ajiz berdebar kencang saat seluruh keluarganya terlihat ingin membicarakan hal yang serius, bagaimana pun Ajiz sampai-sampai diminta untuk langsung pulang.

"Begini Jiz, sepupu kamu tak sengaja menjatuhkan kamera milik kamu. Jadi kira-kira tante harus ganti berapa untuk memperbaiki kamera kamu"

"Kamera?!.... Tapi Ajiz gak punya kamera. Kamera siapa yang tante maksud"

"Maafin aku Bang Ajiz, sebetulnya aku sudah lama meminjamnya tanpa izin dari Bang Ajiz. Waktu itu Bang Ajiz tidak ada karena lagi kuliah, waktu aku liat ada kamera di kotak hitam yang disimpan di atas lemari bang Aziz aku liat itu kamera yang bagus dan aku bermaksud meminjamnya. Tapi...."ucap Rina, sepupu Ajiz.

"Tunggu!! Kotak hitam di atas lemari?!"

Rina hanya mengangguk.

"Itu kan....."

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!