NovelToon NovelToon
Rebirth And Redemption

Rebirth And Redemption

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Showbiz / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Dalam kehidupan sebelumnya, Xin Yi tidak pernah mengerti. Mengapa Gu Rui, yang disebut sebagai Putri satu-satunya keluarga Gu, selalu membidiknya.

Selalu merebut apa yang jadi miliknya, dan berusaha mengalahkan nya disetiap hal yang ia lakukan.

Tidak sampai suatu hari, Xin Yi menemukan catatan lama ibunya.

Dia akhirnya mengerti, bahwa yang sebenarnya anak kandung Tuan Gu adalah dirinya...

" Xin Yi, matilah dengan tenang dan bawa rahasia itu terkubur bersama tubuhmu. "

Gu Rui membunuhnya dengan kejam, merusak reputasinya, mencuri karya miliknya, dan memfitnah nya sebagai putri palsu yang hanya ingin menipu harta ayahnya.

....

" Tunggu, jadi maksudnya aku adalah Xin Yi itu sekarang.. "

Xi Yi, seorang pemenang penghargaan aktris terbaik selama lima tahun berturut-turut.

Harus kehilangan nyawanya akibat ditikam sampai mati oleh fans fanatiknya.

Dia kemudian terlahir kembali sebagai Xin Yi didunia yang lain.

Dia adalah seorang aktris, mampukah dia berubah menjadi Xin Yi Idol.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Ketika Hati terisi dan Badai Mengintai

Hari-hari di rumah sakit membuat Xin Yi merasa bosan luar biasa. Setelah berminggu-minggu hanya berbaring di tempat tidur dengan rutinitas yang monoton, ia mulai merasa seperti burung yang terkurung dalam sangkar emas. Ayahnya telah kembali ke luar negeri untuk mengurus pameran seni, dan ketiga kakaknya yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing harus meninggalkannya meskipun terlihat enggan.

"Kenapa mereka semua sibuk, sementara aku terjebak di sini?" gumam Xin Yi sambil memainkan ponselnya.

Sebuah ide tiba-tiba muncul di benaknya, membuat bibirnya melengkung menjadi senyum nakal. Dia membuka aplikasi panggilan video dan menekan nama yang sudah sangat familiar di layar: Huo Qian.

***

Di sisi lain, Huo Qian sedang memimpin rapat penting dengan para eksekutif perusahaan. Suasana di ruangan itu hening, penuh ketegangan, hanya suara langkah Huo Qian yang sesekali terdengar saat ia berjalan mengitari meja panjang. Para bawahan menunduk, mencatat dengan serius setiap kata yang diucapkannya.

Namun, suasana itu pecah seketika saat suara dering ponsel Huo Qian menggema di ruangan. Semua kepala langsung menoleh ke arahnya dengan ekspresi terkejut.

Mata Huo Qian menyipit saat melihat nama yang muncul di layar. Senyum kecil—yang jarang terlihat—tersungging di wajahnya. Tanpa ragu, dia mengangkat panggilan itu.

"Xin Yi," ucapnya dengan nada rendah namun lembut, yang langsung membuat semua orang di ruangan itu menegang.

Namun, apa yang muncul di layar ponselnya membuatnya terdiam sejenak.

Xin Yi, dengan wajah polos namun penuh keusilan, menatapnya sambil berkata dengan nada manja, "Sayang, apakah kau sangat sibuk? Aku merindukanmu. Bisakah kau datang ke sini? Aku tidak bisa tidur jika tidak memelukmu."

Ruangan itu seketika sunyi. Semua bawahan Huo Qian membeku, mata mereka membelalak kaget, dan beberapa bahkan hampir menjatuhkan pena mereka. Asisten pribadinya, yang biasanya tenang, menutup mulutnya untuk menahan tawa.

Huo Qian, yang awalnya terkejut, perlahan-lahan menunjukkan senyum tipis yang berbahaya. Tatapannya menjadi lembut saat melihat wajah Xin Yi di layar, tetapi ada kilatan jahil di matanya.

"Gadis ini," gumamnya pelan, hampir seperti bisikan.

"Xin Yi," ucapnya dengan nada lebih dalam, "kau tahu aku sedang rapat, bukan?"

Xin Yi memiringkan kepalanya, pura-pura tidak tahu. "Oh? Aku tidak tahu. Tapi apa kau benar-benar tidak bisa datang? Aku merasa sangat kesepian di sini."

Huo Qian menghela napas pendek, tetapi senyum itu tidak pernah hilang dari wajahnya. "Kau benar-benar mencari masalah, hm?"

"Masalah apa? Aku hanya merindukanmu," balas Xin Yi sambil mengedipkan matanya, senyum jahil menghiasi wajahnya.

***

Di sisi lain, para bawahan Huo Qian hampir tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka terbiasa melihat bos mereka sebagai sosok dingin, otoriter, dan tak tergoyahkan. Tetapi sekarang, dia terlihat seperti pria biasa yang tersenyum lembut pada seorang gadis.

"Siapa dia? Apa dia pacar bos?" bisik salah satu eksekutif kepada rekannya.

"Kurasa iya. Lihat cara bos tersenyum. Aku bahkan tidak tahu dia bisa tersenyum seperti itu," balas yang lain.

Asisten pribadinya, yang berdiri di sudut ruangan, hampir tidak bisa menahan tawa. Dia berbisik pada dirinya sendiri, "Bos kita benar-benar berubah. Semua karena gadis itu."

Huo Qian, menyadari suasana di ruangan, menatap para bawahannya dengan tatapan tajam. "Kalian tidak dibayar untuk bergosip," ujarnya dingin.

Semua orang langsung menunduk, pura-pura sibuk dengan catatan mereka. Namun, senyum kecil di wajah mereka sulit disembunyikan.

Huo Qian kembali menatap layar, dan kali ini senyumnya berubah menjadi lebih lembut. "Aku akan ke sana nanti. Tapi kau harus berjanji tidak membuat masalah lagi, mengerti?"

Xin Yi tertawa kecil. "Baiklah, aku janji. Tapi cepat datang, ya."

Panggilan berakhir, meninggalkan suasana yang canggung di ruang rapat. Huo Qian meletakkan ponselnya dan menatap semua orang.

"Rapat selesai. Kalian boleh pergi," ucapnya tegas.

Para eksekutif saling bertukar pandang sebelum buru-buru membereskan barang-barang mereka dan keluar dari ruangan. Asisten pribadinya, yang masih menahan tawa, berjalan mendekat.

"Bos, Anda benar-benar pria yang berbeda saat bersama gadis itu," komentarnya dengan nada bercanda.

Huo Qian hanya menatapnya dingin. "Kau masih ingin bekerja di sini, bukan?"

Asisten itu langsung menunduk, meski senyumnya tidak pernah hilang. "Tentu saja, bos."

***

Di rumah sakit, Xin Yi menutup ponselnya dengan senyum puas. Namun, dia tidak menyadari bahwa seseorang sedang memantau aktivitasnya dari jauh.

Di layar komputer, sebuah rekaman panggilan video antara Xin Yi dan Huo Qian sedang diputar berulang kali.

"Sangat menarik," gumam suara pria dari dalam ruangan gelap. "Sepertinya aku harus mulai bergerak lebih cepat. Gadis itu terlalu banyak menarik perhatian."

Senyum licik menghiasi wajahnya, menandakan bahwa rencana baru sedang dirancang untuk menghancurkan Xin Yi dan orang-orang yang melindunginya.

***

Di rumah sakit, Xin Yi menutup ponselnya dengan senyum puas. Namun, dia tidak menyadari bahwa seseorang sedang memantau aktivitasnya dari jauh.

Di sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi cahaya layar komputer, seorang pria duduk dengan posisi santai namun aura mengancam menyelimuti sekelilingnya. Di layar, rekaman panggilan video antara Xin Yi dan Huo Qian diputar berulang kali, setiap detailnya diamati dengan saksama.

Pria itu tersenyum tipis, senyum yang tidak menyiratkan kebahagiaan melainkan obsesi yang mengerikan. Jari-jarinya yang ramping mengetuk-ngetuk meja kayu di depannya dengan irama lambat, menciptakan suara yang menggema di ruangan sunyi.

"Xin Yi..." gumamnya pelan, seperti berbicara pada seseorang yang sangat dekat dengannya. "Kau hanya milikku. Hanya milikku."

Nada suaranya terdengar lembut, namun ada sesuatu yang salah—terlalu lembut, seperti belaian halus sebelum cengkeraman maut. Matanya yang tajam menatap layar dengan intensitas yang membuat bulu kuduk meremang.

"Aku telah menunggu terlalu lama untuk ini. Kau tidak akan bisa melarikan diri dariku lagi. Tidak sekarang, tidak selamanya," lanjutnya, suaranya kini dipenuhi nada obsesif.

Pria itu berdiri, mengambil langkah-langkah perlahan menuju jendela besar di belakangnya. Di luar, gemerlap lampu kota terlihat seperti bintang yang tak terjangkau. Dia menyentuh kaca dengan ujung jarinya, membayangkan wajah Xin Yi di sana.

"Huo Qian... dia hanya gangguan kecil. Aku akan menyingkirkannya, seperti yang lainnya. Tidak ada yang boleh mendekatimu, Xin Yi. Kau milikku. Selalu milikku."

Dia menghela napas panjang, senyum di wajahnya berubah menjadi lebih menyeramkan. "Kita akan segera bertemu, Xin Yi. Sangat segera."

Di meja kerjanya, terdapat foto lama Xin Yi dari kehidupannya sebelumnya. Foto itu sudah lusuh, dengan beberapa bekas lipatan dan noda, namun pria itu memandangnya seolah itu adalah harta paling berharga di dunia. Di sebelahnya, terdapat foto terbaru Xin Yi dari dunia ini, diambil secara diam-diam.

Dia mengambil foto lama itu, membelainya dengan lembut, lalu tiba-tiba meremasnya dengan kekuatan yang membuat kertas itu robek.

"Jika aku tidak bisa memilikinya saat itu, aku akan memastikan kali ini tidak ada yang bisa merebutmu dariku," desisnya dengan suara rendah.

***

Gangguan Manis di Tengah Kesibukan

Huo Qian baru saja menyelesaikan rapat pentingnya dan berniat mengunjungi Xin Yi di rumah sakit. Namun, sebelum dia sempat beranjak, asistennya datang dengan setumpuk dokumen dan laporan mendesak yang membutuhkan tanda tangannya segera.

"Ini benar-benar mendesak, Tuan Huo. Jika tidak ditangani hari ini, proyek kita bisa terancam," ujar asistennya dengan nada cemas.

Huo Qian menghela napas panjang, menyesap kopi dinginnya, lalu mulai memeriksa dokumen tersebut. Dia merasa kesal karena tidak bisa segera menemui Xin Yi.

Sementara itu, di rumah sakit, Xin Yi yang merasa bosan memutuskan untuk mengusik pria itu dengan pesan-pesan manisnya.

Xin Yi: Sayang, kau sudah selesai rapat, kan? Aku menunggumu. Jangan lupa kau janji datang ke sini!

Huo Qian: Aku sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan mendadak. Bersabarlah sedikit.

Xin Yi: Bersabar? Kau tahu aku sedang bosan setengah mati di sini, kan? Kalau kau tidak segera datang, aku akan terus mengganggumu.

Huo Qian menghela napas lagi saat membaca pesan itu. Senyum kecil tersungging di bibirnya. Gadis itu benar-benar tidak tahu bagaimana dia bisa meluluhkan hatinya hanya dengan beberapa kata sederhana.

Xin Yi terus mengirimkan pesan:

Sayang, apa kau sudah makan? Jangan sampai sakit karena terlalu sibuk bekerja.

Bagaimana kalau aku kirim foto selfie lucu? Mungkin itu bisa menghiburmu!

Tak lama kemudian, sebuah foto selfie Xin Yi dengan ekspresi menggemaskan masuk ke ponsel Huo Qian. Dia memandangi foto itu beberapa detik, lalu mengetik balasan:

Huo Qian: Kalau kau terus mengirim foto seperti itu, aku mungkin akan meninggalkan semua pekerjaan ini dan langsung ke sana sekarang juga.

Xin Yi tertawa terbahak-bahak membaca balasan itu. Dia bisa membayangkan wajah dingin Huo Qian yang mulai retak oleh senyuman kecil saat mengetik pesan itu.

Xin Yi: Kau benar-benar tidak bisa menolak aku, ya?

Huo Qian: Jangan terlalu percaya diri. Aku hanya tidak ingin kau menangis karena kesepian.

Xin Yi: Huo Qian! Kau ini benar-benar...

Dia terus tertawa sampai perawat yang masuk ke ruangannya terkejut melihatnya.

"Xin Yi, apa kau baik-baik saja? Apa yang membuatmu tertawa seperti itu?" tanya perawat itu.

"Ah, tidak apa-apa! Aku hanya sedang menggoda seseorang," jawab Xin Yi sambil menutup mulutnya, berusaha menahan tawanya.

***

Di sisi lain kota, pria misterius itu memandangi layar laptopnya. Rekaman panggilan video dan pesan-pesan Xin Yi dengan Huo Qian diputar ulang berulang kali. Tatapan matanya penuh obsesi yang mengerikan, senyum dingin terukir di wajahnya.

"Kau pikir kau bisa bahagia seperti itu? Kau pikir dia bisa melindungimu dariku?" gumamnya dengan nada rendah namun mengancam.

Dia mengetik pesan singkat yang ditujukan langsung ke ponsel Xin Yi. Beberapa detik kemudian, pesan itu terkirim.

Di rumah sakit, ponsel Xin Yi bergetar. Dia membuka pesan itu dan membaca kata-kata yang membuat senyum di wajahnya memudar.

"Xin Yi, kau hanya milikku. Jangan lupa itu. Kita akan segera bertemu."

Wajah Xin Yi berubah pucat. Dia memandang layar ponselnya dengan bingung, mencoba memahami siapa yang mengirimkan pesan itu.

Di tempat lain, pria misterius itu tersenyum puas, menatap layar laptopnya dengan tatapan penuh kegilaan. "Permainan baru saja dimulai."

1
Batara Kresno
bagus alur ceritanya suka banget
Batara Kresno
keren lanjut thor
Xin Lian
mantap
Hyun Ji
lanjut
Ao_Ao_
Lanjuttttt kk
Ao_Ao_
Bagus
Ao_Ao_
kk banyakin momen uwu ny dong
Grace_
Semangat kakkkkk, ayok update banyak2 yahh
Grace_
Stalker? 🤔
Grace_
Kuat bukan berarti gak butuh masih sayang ya Xin Yi, kamu berhak bahagia
Jasmin Melor
Luar biasa
Serendipity_
Huo Qian modus banget ye 🤣
Duh siapa itu kak, apa bakal ada penguntit dirumah xin yi?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!