Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.
Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.
Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Xan Tiandi
Feng Feng dan Qian terus berjalan ke arah sungai, namun Feng Feng merasakan jika ada orang yang sedang mengikutinya dari belakang.
"Qian, sepertinya ada sesuatu yang tertinggal di belakang, kamu duluan saja dan tunggu aku di rakit kita," kata Feng Feng.
"Baiklah Kek!" jawab Qian dengan patuh.
Feng Feng berbalik dan kembali menuju ke Desa, sedangkan Song Lin Qian melanjutkan pergi menuju ke tempat Rakit nya berada.
Setelah Song Lin Qian dirasa sudah jauh dan tidak lagi terlihat, Feng Feng berhenti dan berdiri dengan tenang seraya berkata, "Siapa kalian? Keluarlah dari tempat persembunyian kalian," kata Feng Feng.
Setelah Feng Feng berkata demikian, dari semak-semak muncul sepuluh orang berpakaian serba merah, mereka semua juga menggunakan ikat kepala dari kain merah dengan gambar dua pedang yang bersilangan.
"Hahaha! Sudah kuduga jika itu adalah kamu Gui Shan. Penyamaran mu memang benar-benar sempurna."
Sesosok pria tua gemuk yang terlihat seusia dengan Feng Feng berjalan dari balik semak-semak dan berbicara kepada Feng Feng. Di wajah pria tua itu ada bekas goresan pedang, dan dia juga memiliki dua pedang yang terikat satu di punggung dan satu lagi di pinggangnya.
"Xan Tiandi! Sejak awal aku sudah curiga jika kamu masih hidup," kata Feng Feng.
"Begitukah sikapmu setelah lama kita tidak bertemu juniorku? Aku lihat tadi kamu bersama dengan seorang pemuda, jangan bilang itu adalah anakmu atau cucumu," kata Xan Tiandi.
"Tidak perlu banyak bicara Xan Tiandi, katakan apa tujuanmu datang ke Daratan Barat ini?" tanya Feng Feng.
"Benar-benar tidak ada yang berubah, sikapmu itu yang membuatku sangat merindukanmu, dan dengan alasan itulah aku datang dari jauh hanya untuk bertemu dengan adik seperguruanku," jawab Xan Tiandi.
"Omong kosong! Jika kamu datang dari jauh hanya untuk mengejar Kitab Naga Langit, sayang sekali kami sudah membakar kitab pembawa sial itu," kata Feng Feng.
"Hahaha! Kamu pikir aku ini bodoh? Aku tahu kitab itu tidak akan bisa dibakar oleh api manapun, walau aku tidak pernah membukanya, aku tahu jika kitab itu adalah satu-satunya kitab yang tahan terhadap api, jadi cepat berikan kitab Naga Langit itu padaku, dan aku akan melupakan semua masa lalu kita," ucap Xan Tiandi.
"Melupakan masa lalu katamu? Penghianatan mu dan nyawa saudara-saudara kita serta anak kami tidak akan pernah bisa dibayar dengan nyawamu!" ucap Feng Feng.
Xan Tiandi menyeringai, dia berjalan menghampiri Feng Feng seraya berkata, "Hari ini kamu hanya sendirian, jika ada adik Sue Xien mungkin aku akan berpikir dua kali untuk menemuimu, anggap saja hari ini adalah hari sialmu, dan aku akan membalas atas apa yang kalian lakukan kepada ku dulu," kata Xan Tiandi lalu dia menarik pedangnya lalu menyerang Feng Feng.
Feng Feng segera menghindari serangan pedang tersebut, dia yang tidak memegang senjata apapun bergerak melompati dedaunan untuk menghindari serangan Xan Dong.
"Ilmu meringankan tubuh mu semakin melemah junior, sepertinya kamu tidak pernah lagi melatih kemampuan beladiri mu! Tapi itu bagus, dengan demikian aku akan dengan mudah membunuhmu," kata Xan Tiandi lalu dia kembali melepaskan serangan pedangnya.
"Tebasan Pedang Kembar."
Xan Tiandi menebaskan dua pedangnya dengan sangat cepat ke tubuh Feng Feng, sedangkan Feng Feng yang tidak memiliki senjata apapun untuk menangkis serangan itu akhirnya mengubah kuda-kudanya dan mulai menggunakan jurus yang tidak asing bagi Xan Tiandi.
"Hentakan Kaki Naga Bumi."
"Bangg!!!"
Feng Feng menghentakkan kakinya dengan kuat ke tanah yang membuat seluruh tanah sedikit berguncang, akibatnya Xan Tiandi tidak bisa menstabilkan tubuhnya akibat guncangan itu.
"Dia sudah berhasil mencapai ke level ini?" batin Xan Tiandi.
Feng Feng mengambil kesempatan untuk menyerang Xan Tiandi yang sedang berusaha menstabilkan tubuhnya.
"Tendangan Kaki Naga Bumi."
Tendangan Feng Feng dengan cepat menuju ke perut Xan Tiandi, namun sebelum tendangan itu mengenai perutnya, Xan Tiandi dengan cepat memutar tubuhnya dan dia menginjak sehelai daun lalu melompat mundur ke belakang.
"Aku kira kamu tidak pernah melatih ilmu beladiri mu lagi, tidak tahunya kamu sudah mencapai ke Tingkat Jiwa Kaisar," kata Xan Tiandi yang baru sadar jika Gui Shan sudah menjadi seorang Pendekar Jiwa Kaisar, semua itu dapat dirasakan saat Feng Feng menggunakan jurus Hentakan Kaki Naga Bumi yang membuat tanah sedikit berguncang, sebab hanya Pendekar Jiwa Kaisar lah yang mampu menciptakan fenomena seperti itu.
Gui Shan atau Feng Feng sebenarnya belum sepenuhnya menjadi Pendekar Jiwa Kaisar, dia baru hampir akan memasukinya, namun karena Tenaga Dalam nya tidak sebanyak Pendekar Jiwa Kaisar yang sesungguhnya, akibatnya saat dia menggunakan Jurus Hentakan Kaki Naga Bumi, Feng Feng telah menggunakan Tenaga Dalam yang cukup banyak.
"Kalian semua, cepat serang dia!" seru Xan Tiandi.
Kesepuluh pendekar berpakaian serba merah itu mencabut pedang mereka dan akan bersama-sama menyerang Feng Feng, namun sebelum mereka bergerak maju, tiba-tiba saja ada sarang lebah yang dilempar oleh seseorang ke arah mereka.
Sarang lebah itu membuat ribuan lebah datang menyerang mereka semua, termasuk Feng Feng dan Xan Tiandi, namun saat semuanya sibuk melindungi diri dari serangan lebah itu, Song Lin Qian datang dan dengan cepat mengajak Feng Feng untuk pergi.
"Ayo kek, kita tinggalkan tempat ini," ajak Song Lin Qian.
Feng Feng jelas terkejut dengan semua itu, namun dia juga tidak ingin Xan Tiandi mengetahui tentang Song Lin Qian dan juga tempat tinggalnya sehingga dia segera meninggalkan tempat itu selagi semuanya disibukkan oleh serangan ribuan lebah yang marah.
Tidak peduli sehebat apapun pendekar tersebut, melawan serangan ribuan lebah juga tidak akan mungkin mampu untuk di kalahkan dengan jurus apapun, bahkan Xan Tiandi yang juga sudah menjadi Pendekar Jiwa Kaisar sekalipun harus kerepotan untuk melindungi dirinya dari amukan lebah.
"Sialan! Gui Shan jangan pergi, urusan kita belum selesai," teriak Xan Tiandi sembari melepaskan tebasan dua pedangnya yang mampu membelah pohon besar menjadi dua, namun serangan sedahsyat itu juga tidak berguna terhadap lebah-lebah yang tak terhitung jumlahnya.
Xan Tiandi dan kesepuluh anggotanya memilih untuk pergi, beberapa sengatan sudah mereka terima, sedangkan Xan Tiandi yang sangat kesal dan marah meraung keras lalu dia menebas salah satu pohon besar hingga tumbang.
"Gui Shan, sampai ke ujung dunia sekalipun, aku akan tetap mengejarmu!" kata Xan Tiandi.
Xan Tiandi teringat saat dulu dirinya sudah hampir mati oleh tusukan pedang Gui Shan dan Sue Xien, saat itu dia masih memiliki sedikit kesadaran, sedangkan Gui Shan dan Sue Xien yang mengira dirinya mati sudah pergi meninggalkan dirinya di reruntuhan Perguruan nya sendiri.
Saat itu Pemimpin Perguruan Kabut Hitam yang memang menjadi sekutunya datang dan menolongnya sehingga Xan Tiandi berhasil lolos dari kematian, hanya saja luka-lukanya sangat serius sehingga membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi Xan Tiandi untuk memulihkan diri.
Selama masih dalam pemulihan, Xan Tiandi melalui hari-hari yang sulit, dia tidak bisa pergi kemana-mana karena beberapa perguruan aliran putih mulai mencarinya.
Perguruan-perguruan tersebut adalah Perguruan yang pernah diserang oleh Xan Tiandi saat baru mendirikan Perguruannya, dan setelah mendengar jika Perguruan Pedang Darah hancur, perguruan-perguruan yang memiliki dendam pada dirinya mulai mencarinya untuk dibunuh sekaligus membalas kematian rekan-rekan mereka yang dibunuh oleh Perguruan Pedang Darah.
Xan Tiandi seperti orang yang terasingkan, walau dirinya berhasil diselamatkan oleh Perguruan Kabut Hitam, namun mereka seperti tidak lagi menghormati Xan Tiandi dan menganggap jika Xan Tiandi sudah tidak sehebat yang dulu, hal itu membuat Xan Tiandi merasa seperti sendirian.
Alih-alih menyadari semua kesalahannya dan bertobat, Xan Tiandi justru semakin dendam terhadap Gui Shan dan Istrinya sehingga dia berusaha untuk bersabar dan akan kembali berlatih untuk mencapai ke masa kejayaannya lagi.
Dengan penuh kesabaran dan kegigihannya yang didorong oleh keinginan untuk balas dendam, Xan Tiandi akhirnya bisa pulih setelah tiga tahun menderita, setelah pulih kembali, Xan Tiandi segera melatih kemampuannya kembali lalu mulai merekrut murid-murid serta orang-orang yang tersesat menjalani kehidupannya.
Xan Tiandi mulai mencari keberadaan Gui Shan setelah dia menghancurkan Perguruan Kabut Hitam yang pernah menolongnya, rasa sakit hatinya terhadap perguruan Kabut Hitam yang pernah mengucilkannya menciptakan kehancuran Perguruan itu sendiri.
Xan Tiandi memang terkenal dengan sosok yang tidak tahu balas jasa, jika ada yang berani menyinggungnya tidak peduli itu adalah teman atau saudara, mereka akan tetap di bunuh.
Setelah bertahun-tahun mencari keberadaan Gui Shan, akhirnya Xan Tiandi berhasil mendapatkan beberapa informasi jika ada yang pernah melihat sepasang pendekar tersebut pergi ke Daratan Barat.
Xan Tiandi memutuskan untuk pergi ke Daratan Barat, dan dia menyebarkan semua murid-muridnya untuk mencari keberadaan Gui Shan.
Seperti yang telah dikenal sebelumnya, Xan Tiandi sudah menanamkan kekejian terhadap para murid-muridnya, murid-muridnya yang mulai menanyakan informasi ke beberapa Pendekar tetap akan membunuh pendekar tersebut, tidak peduli apakah pendekar itu memberikan informasi atau tidak, mereka akan tetap dibunuh, karena itu keberadaan mereka mulai disebut sebagai orang-orang misterius berpakaian serba merah.
Xan Tiandi memperhatikan wajah anggotanya yang bengkak akibat tersengat lebah, dia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya, namun dia segera mengendorkan genggamannya karena rasa sakit di telapak tangannya yang mulai membengkak, karena tangannya juga terkena sengatan lebah.
Bukan dengan kemampuan ya Thor 😁😁😁😁.?????
PD kali bilang Qian teman 🤣🤣🤣
Dia itu malaikat maut yang datang menjemputmu, Zhiu Fan.
😇
Siapa yang menitipkan sedikit keangkuhan...?!
Pelit amat angkuh sedikit aja pakai di titipkan 🤣🤣🤣