Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
"Sebelum,aku berubah pikiran, sekali lagi aku bertanya padamu,ingin makan apa kau sekarang?"tanya Bara untuk yang terakhir kalinya.
"Mie instan,"jawab Sinta singkat."mie instan rasa kari ayam dengan kepedasan level tiga pulu,ucapnya memperjelas.
"Gadis gila! Apa tidak bocor lambungmu?"tanya Bara yang merasa heran.
"Lebih baik lambungku yang bocor dari pada hatiku yang bocor,sahut Sinta hanya bisa membuat Bara menepuk jidatnya.
Bara memanggil paman Sam lalu memintanya untuk memasak mie instan sesuai permintaan Sinta,entah ada atau tidak rasa yang di minta, Sinta sama sekali tidak peduli. Sinta melipat kedua tangannya di atas meja lalu merebahkan kepalanya begitu saja.
"sopan kah begitu?"tegur Bara yang merasa kesal.
"aku lelah,jawab Sinta singkat,kau menggantungku seperti binatang,ucapnya dengan mantap tajam kearah Bara.
"Turunkan pandanganmu, kenapa kau berani menatap ku seperti itu?"protes Bara yang sebenarnya merasa gugup.
Sinta menyunggingkan senyumnya kemudian menjulurkan lidahnya ke arah Bara.
"kenapa,apa kau mulai terpesona dengan kecantikanku yang pari purna sejagat raya ini?"tanya Sinta yang sangat percaya diri.
Sengaja Sinta bertingkah sangat menyebalkan agar Bara mau melepaskan dirinya.
"kau pikir kau cantik?"tanya Bara yang seolah mengejek Sinta.
"Aku memang cantik,apa ada masalah?"Sinta bertanya balik.
Sekali lagi, Bara hanya bisa membuang nafas kasar.
Karena paman Sam sudah datang membawa semangkuk mie instan, dalam keadaan panas. Sinta makan dengan lahapnya tanpa memperdulikan Bara saat ini yang masih duduk di hadapannya.
Tidak sampai sepuluh menit, semangkuk mie instan sudah habis masuk ke perut Sinta.
"Dasar rakus,"hardik Bara.
"dasar hidung jerapah,jawab Sinta yang tak mau kalah.
Setelah selesai makan,Sinta tidak tahu harus berbuat apa lagi sekarang.
"Aku sudah kenyang dan aku sudah siap untuk kau siksa lagi,"ucap Sinta dengan santai,
Sinta mengusap perutnya yang sudah terisi penuh.
Tapi, tiba-tiba saja ia menggaruk kedua tanganya dan yang lebih parahnya lagi Sinta saat ini mengalami sesak nafas. Bara yang melihatnya mulai panik apa lagi di wajah Sinta muncul ruam merah.
"Sinta,kau kenapa?"tanya Bara yang benar-benar panik.
Bara berteriak memanggil semua orang yang ada di rumah. Bergegas Bara menggendong Sinta lalu ia bawa ke ruang medis yang berada tak jauh dari ruang makan.paman Sam segera menghubungi dokter yang selalu bergantian berjaga di mansion.untung saja jarak paviliun dan ruang utama tidak begitu jauh.
Dengan napas yang terengah-engah,dokter Abas datang dan lansung memeriksa Sinta yang saat ini sudah tidak sadarkan diri.
Dokter Abas memasang alat oksigen sebagai alat bantu pernapasan.
"Apa yang sudah terjadi pada gadis ini?"tanya Bara yang merasa khawatir.
"Sepertinya dia mengalami alergi,aku akan mengambil sampel darahnya sekarang"jawab dokter Abas.
Bara menjawab dengan anggukan,ia meminta dokter Abas untuk segera mengetahui alergi yang menyerang Sinta secara tiba-tiba. Bara yang bingung ingin melakukan apa,hanya bisa menelpon Danil lalu memintanya untuk datang ke rumah malam ini.
"Maaf tuan,nona Sinta alergi putih telur,bisa jadi mie instan yang di makanya mengandung telur,"ucap dokter Abas memberitahu.
"di mana-mana,kalau alergi itu kuning telur,kenapa gadis aneh itu alergi putih telur?" Bara menggelengkan kepalanya.
Bara membuang napas kasar,ia pun meminta resep obat untuk Sinta yang baru saja sadar bahkan sibuk menggaruk tanganya yang terasa sangat gatal.
"sok perhatian,tadi siang kau menyiksaku,kenapa sekarang sibuk merawatku?"
"kau adalah jenis manusia yang tidak bisa mengucapkan kata terimakasih.seharusnya aku membiarkan kau mati,"ucap Bara yang merasa jengkel.
"Jika kematian adalah akhir dari sebuah penderitaan,lantas kenapa aku harus takut akan kematian?"siapa pun kau,aku sama sekali tidak takut."ucap Sinta dengan beraninya tanpa rasa takut melihat wajah dingin Bara.
Bara membuang napas kasar,pria ini melemparkan obat yang ada di tanganya dengan sangat kasar kemudian pergi begitu saja.tidak masalah bagi Sinta, tujuannya memang ingin membuat Bara merasa jengkel dan marah kepadany.
***
Hingga keesokan paginya, seperti biasa Bara berangkat ke kantor.pria ini memiliki showroom mobil terbesar di seluruh negara ini.duduk dengan santai sambil mendengarkan Danil membacakan jadwal Bara hari ini, tiba-tiba saja kedua pria ini di kejutkan dengan kedatangan Sofia.
"Bara,kenapa kau membatalkan acara makan malam kita?"kenapa kau tidak membalas pesanku?kenapa kau tidak menjawab panggilan telponku?"cecar Sofia yang merasa tidak terima di acuhkan.
"aku sibuk,"jawab Bara singkat.
Sofia membuang napas kasar,ia meminta Danil untuk keluar dari ruangan Bara.dengan perasaan jengkel,Danil pun keluar. Sofia pun duduk di kursi yang ada di seberang Wajahnya jelas menunjukkan kemarahan dan kekecewaan.
"Aku tidak mau tahu,malam ini kau harus menemani aku datang ke acara pesta ulang tahun temanku,"ucap Sofia yang menekan Bara.
"Sofia aku sibuk,"tolak Bara memberi alasan.
"Bara,aku ini kekasihmu,sejak kapan kau mengacuhkan aku?"tanya Sofia yang merasa tidak percaya dengan sikap Bara yang mendadak berubah acuh kepadanya.
Bara melipat kedua tangannya di atas meja, ia menatap dingin kepada wanita yang duduk di hadapannya sekarang.
"Sofia,hanya kau yang menganggap aku sebagai kekasih,sedangkan aku tidak.kita hanya teman biasa yang kenal saat kuliah," ucap Bara yang membuat dada Sofia terasa begitu sesak.
Matanya mulai berkaca-kaca,entah sampai kapan Sofia memperjuangkan cintanya yang hanya bertepuk sebelah tangan.
"Aku perna menunggu cintamu,setelah cinta itu bebas,kenapa kau tidak perna melihat ketulusanku?"tanya Sofia yang jelas kecewa pada Bara.
"Apapun pertanyaanmu,bukankah aku sudah menjelaskanya sejak awal?"Bara balik bertanya,"aku tidak akan perna menjawab pertanyaan yang sama,"ucap Bara tegas menolak Sofia yang entah sudah berapa banyak ia menyatakan perasaanya kepada Bara.
Bara meminta Sofia keluar dari ruanganya, dengan cepat wanita ini keluar dengan membawa tetesan air mata yang saat ini sudah jatuh membasahi pipinya.
"Sofia,panggil Danil.
Buru-buru Sofia menghapus air matanya,ia tidak mau orang lain melihat kesedihanya.
"berhenti mengejar Bara apa lagi mengharapkan cintanya.kau tahu sendiri jika Bara memiliki cinta yang tidak bisa ia jelaskan kepadamu.
Perempuan iblis mana yang tega menyakiti perasaan Bara sampai dia tega menutup hatinya seperti ini?"Danil, sebenarnya aku sudah lelah,tapi perasaanku menolak mundur,"ucap Sofia yang tegas pada hatinya.
Danil hanya bisa membuang napas kasar,ia membiarkan Sofia pergi membawa air matanya.jelas wanita itu sangat menyedihkan karna hampir sembilan tahun ia mengejar cinta Bara tapi tak sekalipun di hiraukan.