Seorang pendekar hebat mengalami peristiwa tragis, yang membuatnya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang bayi. Dengan ingatan masa lalu yang kuat, pendekar itu memadukan keahlian bela diri yang luar biasa dengan pengetahuan medis dan alkimia yang ia kuasai di kehidupan sebelumnya.
Dengan tekad untuk memanfaatkan kemampuannya demi kemanusiaan, pendekar ini merajut kembali jaringan yang terputus, menciptakan pil-pil tingkat tinggi yang dapat memulihkan bahkan orang-orang yang hampir mati. Dengan pil-pil ajaibnya, jiwa-jiwa yang hampir terlepas dari tubuh mereka diambang kematian, diberi kesempatan kedua untuk hidup. Kekuatan alkimia dan medisnya menjadikan pendekar ini sebagai penyelamat bagi banyak nyawa yang terancam lenyap.
Namun, dengan kekuatan besar dan tanggung jawab yang tak terelakkan, pendekar ini harus menghadapi konsekuensi moral dari tindakan-tindakannya yang mengganggu keseimbangan hidup dan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemampuan Strategi Dan Pasien Pertama
Salah seorang pria tiba-tiba saja berdiri, dia merupakan seorang komandan prajurit kekaisaran Zhao, sambil membungkuk di hadapan Jendral Wang, pria itu pun segera bertanya.
"Mohon maafkan kelancangan hamba, jenderal. Betulkah jika Tuan muda Wang memiliki kemampuan dalam alkemis?" tanyanya sambil menatap ke arah Jenderal Wang.
Sang Jenderal hanya tersenyum tipis, kemudian menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Komandan prajurit itu dengan sangat tenang. "Orang yang telah menyembuhkanku saat keracunan beberapa hari yang lalu adalah cucuku sendiri, bahkan para tabib yang diundang untuk datang tak mampu mendeteksi penyakit yang menimpaku, namun dia telah membuatku benar-benar kembali sehat dan terasa lebih muda 10 tahun."
Mendengar jawaban dari Jenderal Wang, semua orang yang hadir di aula itu langsung tercengang, mereka tak menyangka jika ternyata keturunan Wang Zeming telah menunjukkan kemampuannya, dia bahkan jauh lebih jenius dibandingkan sang ayah, yang telah berhasil menjadi seorang alkemis tingkat 3 di usia 28 tahun.
Komandan prajurit itu langsung tersenyum dengan sumringah, ternyata kedatangannya di kediaman keluarga Wang mendapatkan sebuah manfaat tersendiri. Saat ini salah seorang anggota keluarganya tengah mengalami luka dalam, akibat serangan dari beberapa binatang spirit yang dijumpai saat berada di dalam hutan, bahkan dia telah kehilangan salah satu tangannya, saat bertempur melawan monyet api tingkat 7.
"Bisakah tuan muda memberikan satu pil untuk hamba? Saat ini hamba memiliki saudara yang tengah terluka dalam," ucap komandan itu sambil menatap Wang Taoran penuh harap.
"Bisakah komandan membawa saudara itu ke tempat ini? Izinkan aku untuk memeriksanya terlebih dahulu, sebelum memberikan pil tersebut padanya." ucap Wang Taoran penuh keyakinan.
Komandan itu pun langsung menganggukan kepala, dia bergegas meninggalkan aula untuk kembali ke kediaman, menjemput salah seorang saudaranya yang terluka. Sementara semua orang yang hadir di aula itu nampak menunggu dengan harap-harap cemas, mereka juga ingin menyaksikan kehebatan yang dimiliki oleh Wang Taoran.
"Apa itu, kakek?" tanya Wang Taoran sambil melirik ke arah kertas yang berada di atas meja, tepat di hadapan Jenderal Wang.
Sang Jenderal hanya tersenyum kemudian menjawab pertanyaan yang diajukan oleh cucunya itu dengan sangat tenang dia ingin agar ruang tawuran memahami apa yang saat ini ada di hadapannya dengan sempurna agar di masa depan cucunya itu bisa menjadi seorang ahli strategi yang sangat baik.
"Ini adalah peta kekaisaran Zhao, beberapa orang mata-mata telah berhasil menemukan keberadaan ayahmu, dia disekap di salah satu goa yang ada di hutan ini," ucap Jenderal Wang sambil menunjuk ke arah peta.
Wang Taoran mengikuti arah pandang dari kakeknya, sambil berjalan perlahan, tak lama keningnya terlihat berkerut, melihat banyaknya coretan-coretan yang dibuat oleh Jenderal Wang.
"Untuk apa kakek mencoret-coret tempat ini?" tanya Wang Taoran.
"Ini adalah tempat di mana pasukan kita berada, mereka akan kita tempatkan pada posisi yang telah diberi tanda tersebut," jawab Jenderal Wang. Beberapa orang yang hadir di aula itu nampak heran, ini adalah pertama kalinya seorang jenderal Wang bersedia untuk menjelaskan pekerjaannya terhadap orang lain.
"Bukankah itu merupakan sebuah pemborosan? Lihatlah ini kakek, di sini adalah bukit, kita bisa menyimpan beberapa orang prajurit di sini, mereka harus merupakan orang-orang yang terlatih dalam menggunakan senjata busur. Sedangkan di arah sebelah sini merupakan sungai, pasukan tombak sangat cocok ditempatkan di sini. Dan untuk goa, kita bisa menyiapkan beberapa orang prajurit yang mahir dalam berpedang, dengan begitu kemungkinan besar kita bisa menyelamatkan ayah dengan sangat cepat, tanpa harus mengorbankan terlalu banyak nyawa." ucap Wang Taoran.
Jenderal Wang beserta orang-orang yang hadir di aula itu pun seketika terpaku, mereka tak menyangka jika bocah kecil itu memiliki kemampuan yang sedemikian besar, tak hanya mahir dalam pembuatan pil, namun dia juga seorang ahli strategi. Bahkan hanya dengan sekali lihat saja, Wang Taoran berhasil membuat sebuah strategi perang yang jauh lebih praktis, dibandingkan dengan yang dibuat oleh Jenderal Wang.
"Hahaha... Kau memang cucuku yang paling pandai. Aku bahkan tidak berpikir seperti itu, sepertinya mulai hari ini aku harus benar-benar berguru padamu, agar bisa menjadi seorang jenderal yang hebat dan bisa membaca situasi dengan cepat." ucap Jenderal Wang sambil tertawa dengan sangat puas.
Semua orang yang berada di aula itu langsung saling memandang, mereka begitu takjub dengan kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh Wang Taoran. Ternyata bocah itu benar-benar luar biasa, pantas saja jika Jenderal Wang memberikan dia izin untuk memasuki aula rapat.
Beberapa saat berlalu, semua orang kini mulai bercengkrama dengan Wang Taoran, mereka bahkan bertanya tentang teknik pedang dan juga hal-hal yang lainnya, dengan senang hati bocah itu pun membagikan teknik-teknik tertentu, hingga membuat semua orang yang hadir di aula langsung menatap penuh harapannya.
Drap...
Drap...
Drap...
Terdengar langkah kaki dari luar ruangan, saat ini komandan prajurit telah kembali bersama seluruh anggota keluarganya, diantara mereka ada satu orang pria yang datang dengan menggunakan tandu, dia merupakan saudara dari Komandan pasukan yang saat ini tengah mengalami luka dalam.
"Salam tuan muda!" komandan itu membungkuk di hadapan Wang Taoran, diikuti oleh keluarga yang lain. Namun salah seorang diantara mereka memandang sinis ke arah bocah itu, dia tak yakin jika Wang Taoran memiliki pil yang berguna untuk kesembuhan salah seorang saudaranya.
"Benarkah dia memiliki kemampuan untuk membuat pil penyembuh tingkat tinggi? Jika dilihat dari usianya, itu tak lebih dari bocah berusia 10 tahun." ucap pria itu yang diketahui memiliki nama Ahn Lun.
Komandan prajurit nampak memicingkan mata ke arah saudaranya, dia ingin sekali menyumpal mulut Ahn Lun yang telah berani berbicara tidak sopan di hadapan Wang Taoran, padahal Jenderal Wang sendiri bahkan telah menjelaskan sebelumnya, jika dia disembuhkan oleh cucu kandungnya sendiri yang masih berusia 10 tahun itu.
"Saudara Lun! Tolong perhatikan ucapan anda, jika memang merasa sangsi dengan kemampuan yang dimiliki oleh cucu kesayanganku, maka silahkan bawa kembali saudaramu yang saat ini tengah terluka dalam itu dan carilah tabib yang memiliki kemampuan lebih hebat dibandingkan dengan Taoran'er!" jawab jendral Wang sambil menatap tajam ke arah pria itu.
Ahn Lun hanya bisa menelan salivanya dengan susah payah, sepertinya saat ini dia telah salah berkomentar, sehingga menyinggung seorang jenderal besar seperti Jenderal Wang. Namun untuk mengatakan sebuah kata maaf, ternyata sangat sulit untuknya. Dia hanya bisa menundukkan kepala, sambil berharap semoga saja ucapannya tadi tidak salah.
Wang Taoran menatap tajam tubuh pasiennya, meski sekilas, dia telah mengetahui jika keadaan pria itu saat ini benar-benar sangat parah, luka dalamnya masih belum bisa disembuhkan, meskipun telah di obati dengan berbagai macam pil dan juga cairan obat.