"Kenapa kau pergi, Al? Bagaimana nasib anak kita yang sebentar lagi akan lahir? Kenapa semesta sangat tega! Kenapa kau meninggalkan kami, Alan!" Angelina Blaire menangis histeris sembari memeluk kemeja yang biasa dipakai oleh suaminya.
Angelina yang terpukul mengalami gangguan mental di penghujung kehamilannya. Ia selalu menganggap bahwa Alan masih hidup. Bahkan, salah mengira jika Adam adalah suaminya.
Hal itu membuat Damian Jackson, menganjurkan agar putra pertamanya itu menikahi istri dari mendiang putra keduanya.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka selanjutnya, setelah Angelina menyadari bahwa selama ini suaminya bukanlah Alan, melainkan Adam?
Sekuel dari novel Salah Kamar ( Adik iparku, Istri ku )
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11. Selalu Dibayangi Ketakutan.
Pukk!
Banyak itu mendarat tepat di wajah Adam. Bahkan, dia sampai terhuyung karena tidak siap menerima serangan tersebut.
"Angelina kenapa kau teriak, sayang?" tanya Katie, seraya menghampiri dengan cepat. Sementara, Angelina tengah terduduk di samping tempat tidur.
Angelina tidak memperhatikan ataupun mendengar pertanyaan dari Katie. Dia justru bangun dan berjalan dengan cepat ke arah Adam. "Alan! Ku mohon jangan pergi lagi, aku takut sekali. Kau tau tidak!" rajuk Angelina sambil memukuli dada Adam.
Adam langsung memeluk Angelina erat. Tubuh wanita hamil itu bergetar hebat. Seperti baru saja melihat hantu. Adam sungguh tidak menyangka, keadaan psikologis dari Angelina bisa berubah secepat ini.
"Aku di sini. Aku tidak kemana-mana, An. Kau tidak perlu takut dan khawatir lagi. Mulai besok, aku hanya akan ke kantor setengah hari. Sisa pekerjaan akan ku bawa kerumah. Jadi, aku bisa melihat mu terus. Kau pun sama. Jika sewaktu-waktu, baby D lahir. Aku ada di sisi kalian," ucap Adam tulus penuh perasaan. Pelukannya semakin mendekap tubuh rapuh istrinya itu erat.
Hatinya turut sakit dan sedih. Melihat keadaan Angelina yang seperti ini. Namun, bagaimana lagi. Ia belum boleh menuruti apapun permintaan Angelina yang satu itu. Adam memutar otak mencari cara untuk mengalihkan pikiran Angelina dari hubungan seksual.
"Malam nanti, kita jalan-jalan ... mau?" bisik Adam. Sontak ucapannya itu membuat suasana hati Angelina seketika berubah. Wajah yang tadi pucat kini kembali berwarna.
"Aku mau, Alan. Aku sangat mau sekali!" pekik Angelina kegirangan. Bahkan, ia terlihat hendak melompat di depan suaminya. Adam seketika menahan bahu Angelina. Terlihat sekali jika wanita ini sangat senang. Seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah.
"Hei ingat! Kau sedang hamil dan perut mu sudah sebesar ini," ucap Adam seraya mengusap perut Angelina.
"Saking senangnya aku jadi lupa. Sudah lama sekali kita tidak keluar. Terimakasih!" seru Angelina, seraya menempelkan bibirnya di pipi Adam. Kemudian, ada suara deheman.
"Ehemm!"
Mendengar ada suara orang lain dalam kamarnya. Angelina sontak berbalik badan lalu membulatkan kedua mata dan juga bibirnya. Secepat kilat ia menurunkan kedua tangannya yang melingkar di leher kekar Adam. kemudian merapikan kimono mandinya yang sedikit tertarik ke atas.
"Mommy ... sejak kapan ada di sini?" tanya Angelina malu-malu. Kini karakter wanita itu berubah lagi. Dia yang tadinya sedikit ketus dan agresif berubah menjadi wanita pemalu yang manja. Trauma yang Angelina alami membuatnya memiliki kepribadian ganda.
"Tidak ada. Hanya kaget mendengar suara teriakan mu saja," jawab Katie dengan senyum lembutnya.
"Maaf, Mom. Aku hanya takut. Kalau Alan pergi meninggalkan ku selamanya. Seperti bayangan yang sering datang ke mimpiku. Aku tidak mau itu terjadi, aku tidak mau," ucap Angelina seraya menggelengkan kepalanya cepat.
Tangannya kembali merangkul pinggang suaminya erat. Adam mengelus punggung Angelina yang tertutup rambut panjangnya. Melabuhkan kecupan di pelipis dan juga pucuk kepala. Agar, Angelina percaya dan tidak ketakutan lagi. Karena, Adam sangat bisa merasakan energi ketakutan dari Angelina melalui sentuhan kulit mereka. Mungkin, karena perasaan Adam sangat tulus kepada wanita ini.
Perlahan terdengar suara Isak tangis kecil dari bibir Angelina. Katie seketika jadi merasa bersalah. "Sudah sayang. Sekarang tenanglah. Suamimu akan tetap disini. Jika kalian ingin pergi maka bersiaplah. Kau istirahat dulu, biar nanti tidak kelelahan. Atau mau makan, biar Mommy minta pelayan menyiapkan makanan," tutur Katie.
Angelina menggeleng. Padahal dia belum mengisi perutnya sejak siang tadi. Karena isi pikirannya yang mengatakan bahwa, sang suami mengajaknya makan siang di luar.
"Tapi, menurut para pelayan kau belum makan siang. Kasian baby D juga pasti lapar," ungkap Katie. Tentu saja hal itu membuat Adam kaget.
"Benarkah? Kenapa bisa belum makan sayang?" tanya Adam. Pria ini sepertinya mulai lancar menggunakan panggilan manis itu kepada istrinya. Katie tersenyum, karena Adam mulai faham menangani perasaan Angelina dan terbiasa untuk bersikap manis pada istrinya itu.
Putranya sangat berbesar hati, meskipun selama ini Angelina hanya menganggapnya Alan bukan Adam.
"Aku akan memasak untukmu, bagaimana?" ucap Adam lembut. Dan seketika lengkungan senyum lebar sekali tercipta di wajah Angelina. Hati wanita itu teramat bahagia. Karena, Alan begitu perhatian padanya.
Katie, sebenarnya ikut trenyuh memikirkan nasib menantunya ibu. Angelina yang memiliki otak pintar serta karir yang bagus. Mendadak harus kehilangan semuanya seiring kepergian mendadak Alan, putra keduanya. Katie, menelan ludahnya menahan isak yang kemungkinan ingin ikut keluar juga dari kerongkongannya.
Katie pun keluar kamar. Bersandar sebentar pada daun pintu. Mengusap kasar air matanya yang ikut tumpah seiring sesak yang kembali akibat kehilangan sang putra kedua. Meskipun, terbilang agak nakal karena suka membangkang dan sulit di atur, namun Alan adalah salah satu putra yang juga ia sayang. Kasih sayangnya antara kedua putra tampannya itu sama rata. Walaupun, Alan bukan terlahir dari rahimnya.
Katie menjauh dari kamar putra dan menantunya itu. Mempercayakan Adam untuk menangani semuanya. Semoga saja, dengan mengajak Angelina beraktivitas maka wanita itu akan lupa dengan keinginannya.
"Aku akan ke dapur. Kamu tunggu lah di taman belakang. Nanti kita makan di sana, bagaimana? Setuju?" tawar Adam. Ia harus memastikan keadaan Angelina itu sehat lahir dan batin. Agar bayi yang ada di dalam perutnya juga mendapatkan gizi yang baik dan benar.
Sesuai dengan saran dokter Netta. Ia mendapatkan rekomendasi dokter obgyn yang bagus ini dari salah satu partner bisnisnya yang bernama Arjuna. Pria luar biasa yang hebat dalam bisnis serta rumah tangganya.
"Aku sangat setuju. Tapi, aku mau ikut ke dapur saja, boleh ya?" pinta Angelina dengan mimik wajah yang sangat menggemaskan.
Adam pun jadi tak tahan dan kembali melabuhkan ciuman singkat di bibir Angelina. Sejujurnya, wanita dihadapannya saat ini sangat menggoda imannya. Jika saja boleh, bisa dipastikan Adam tidak akan pernah keluar kamar. Meskipun tengah hamil besar, akan tetapi bagi Adam, bentuk tubuh Angelina sangatlah seksi.
"Baik, ayo ke dapur. Dan kita masak bersama lalu makan di taman belakang. Gantilah pakaianmu aku tunggu di sana," titah Adam kemudian keluar dari kamar.
Angelina tertawa riang sambil berganti pakaian. "Mama sangat senang. Ternyata, papamu masih ada di samping kita. Mama sangat bahagia, nanti malam kita jalan-jalan. Kamu juga pasti senang kan sayang?" tanya Angelina seakan bicara dengan bayinya.
"Anda benar Nyonya. Akan lebih baik jika tuan muda menyenangkan hati nona Angelina dengan mengajaknya jalan-jalan santai. Kemanapun. Perlahan, carilah tempat yang private dulu. Perlahan, baru yang sekiranya banyak orang atau umum." Jelas Dokter Laura sang psikiater yang memang secara khusus menangani Angelina.
Katie memutuskan untuk menghubungi dokter cantik itu terlebih dulu. Sebelum membiarkan Adam mengajak Angelina keluar rumah.
"Baiklah, Dokter. Saya menjadi lebih tenang sekarang. Jangan lupa, besok datang ya," ucap Katie dari balik telepon.
"Baiklah, Nyonya. Akan saya usahakan," jawab Laura. Hingga pada akhirnya sambungan telepon mereka pun di tutup bersamaan.
"Kenapa aku harus menangani wanita yang menjadi istrimu?" Laura menghela napasnya kasar.
...Bersambung ...
akhir yg membahagiakan utk semuanya
terimakasih author
Author kreji up hari ini .
Mohon dukungannya ya, like, komen, gift dan juga votenya.
Beri rating bintang lima juga.
Terimakasih.
Nantikan sekuelnya yang akan menceritakan tentang Laura dan Asisten kaku Aziel.
Sayang kalian banyak-banyak.